Pagi itu Hana baru membuka pintu rumahnya,ia berencana hari ini ingin ke kantin gor untuk melihat barang-barang apa saja yang sudah habis walau dia belum bisa berjualan untuk beberapa hari ini,tapi ia ingin melengkapi barang dagangannya.
Saat di bukanya pintu rumahnya Lucky sudah ada di balik pintu.
"Hai..."kata Lucky sambil melambaikan tangannya dan tersenyum.
Hana melihatnya malas.
"Mau kemana pagi-pagi?"tanya Lucky.
"Mau ada perlu lah"Hana sebenarnya malas meladeni temannya yang satu ini.
"Gue ikut ya?"
"Gue mau ke kantin gor bulutangkis mau lihat stok barang yang habis,lu yakin mau ikut?"tanya Hana.
"Ya...gue ikut kayanya gue bisa cari inspirasi disana"Lucky seolah menemukan ide untuk tulisannya.
"Ya udah ayo..."Hana mengajaknya berjalan.
"Kok jalan gue bawa mobil kita naik mobil gue ajah"kata Lucky yang menghentikan langkah Hana.
Dan Hana pun mengikuti Lucky menaiki mobilnya.
Lucky mempunyai ide untuk menulis sebuah karya yang bertemakan bulutangkis,menceritakan seorang atlet yang tidak mudah untuk mencapai cita-cita dan juga cinta,oleh karena itu dia butuh survei dan sedikit mengetahui bagaimana sepak terjang seorang atlet.
"Oia...temen lu si Bintang itu bukannya atlet bulutangkis juga?"tanya Lucky.
"Iya...lu mau wawancara dia?"tanya Hana santai.
"Boleh kita nanti ngobrol-ngobrol gitu"
"Nggak tau juga dia mau apa nggak"Hana terlihat malas.
"Ya coba lu telpon dia"
Dengan malas Hana pun menuruti kemauan Lucky,ia menelpon Bintang Hana fikir Bintang masih di rumah sakit menunggu Omanya Hana tidak tahu kalau Bintang sudah kembali ke asrama atlet.
Tuuutttt...tuuuttt
Ponsel Bintang berdering saat ia sedang siap-siap ingin keluar kamar menuju tempat latihannya.Dilihatnya layar ponsel tersebut tertera nama Hana.Matanya langsung berbinar senang melihat nama yang tertera di layar ponselnya tak perlu ragu dan menunggu lama ia pun segera menangkat telpon tersebut.
"Ya...Hana ada apa?"tanya Bintang di telpon.
"Kamu masih di rumah sakit Bi?"tanya Hana.
"Nggak aku semalam balik ke asrama,ada Mama ku yang menunggu Oma di rumah sakit"
"Ada apa memangnya?"lanjut Bintang.
"Ini ada teman ku ingin wawancara kamu,kira-kira kamu mau nggak?"Hana berbicara sambil melihat ke arah Lucky yang sedang menunggu jawaban dari Bintang.
"Kamu punya teman wartawan?"tanya Bintang penasaran.
"Hehehe"Hana tertawa kecil.
Hana tahu kalau Bintang pasti tidak percaya kalau dirinya mempunyai teman seorang wartawan.
Hana pun menggaruk-garuk dahinya yang tidak gatal.
"Kamu nggak percaya ya kalau aku punya teman wartawan?"sambung Hana di sela tawanya.
"Bukan begitu aku hanya baru dengar saja"
"Aku serius Bi...kamu mau nggak di wawancarai teman ku?"tanya Hana serius.
"Baiklah nanti setelah selesai latihan ajaklah teman mu kesini".
"Jadi kamu mau?"tanya Hana senang.
"Ya..."Bintang tersenyum di telpon.
"Terima kasih Bi..."Hana terdengar senang.
Telpon pun mereka akhiri.
Lucky yang mendengar pembicaraan mereka pun ikut bersorak kegirangan.
Sementara Bintang tersenyum setelah mendapatkan telpon dari Hana,semangatnya bertambah berkali-kali lipat untuk melaksanakan latihan.Karena dia sempat berfikir kalau Hana marah dengannya karena kejadian semalam.
...***...
dr.Akam masuk kedalam kamar Oma Lina,Oma yang melihat Akam datang sendirian bertanya,kemana Bintang kenapa Bintang tidak datang bersamanya, dr. Akam pun menjelaskan kalau Bintang saat ini sedang di asrama atlet Bintang ingin fokus latihan karena minggu depan sudah mulai ada turnamen antar negara. Oma Lina pun memakluminya.
Mama Bitha sempat menayakan perihal hubungan Bintang dengan Hana pada Akam.Mama Bitha tidak setuju bila Bintang harus menjalin hubungan dengan Hana.
"Kenapa Mah?"tanya dr. Akam.
"Kenapa Mamah tidak setuju bila Bintang dengan Hana,Hana wanita baik Oma pun suka dengannya sebelum Clara datang kemarin"Akam mencoba membujuk Mamahnya.
"Bintang lebih pantas dengan Clara Akam"Nada Mama Bitha terdengar tegas.
"Tapi apa Bintang bisa bahagia bersama Clara?"dr. Akam mencoba memberi penjelasan pada Mamahnya.
"Pasti dia bahagia,punya istri cantik pintar dan bermartabat"
"Mah apa Mamah tidak lihat semalam Bintang terlihat tidak suka dengan ini semua,tolong Mah jangan paksa Bintang untuk menerima perjodohan ini,biarkan dia memilih pilihan hatinya sendiri" dr. Akam mulai meninggikan suaranya.
"Tidak...Mamah tidak akan merestui bila Bintang memilih wanita biasa itu"Mamah Bitha menekan setiap kata-katanya.
"Sudah...sudah biar semua ini Bintang saja yang memutuskan dia akan lebih memilih Hana atau Nadia"Oma menyela pembicaraan mereka.
Akh...Oma...semalam saja Oma seperti menyetujui Bintang dengan Clara,kemarinnya setuju dengan Hana,gerrrrrr apa sebenarnya yang ada di fikiran dan di inginkan Oma.
dr.Akam pun akhirnya memilih pergi dari kamar Oma menghindari perdebatan dengan Mamahnya.
Saat dr. Akam membuka pintu untuk keluar ternyata dibalik pintu ada Clara,dr. Akam pun hanya menganggukan kepalanya kemudian ia pergi keruangannya.
Clara memiringkan kepalanya saat melihat dr. Akam dan berkata dalam hatinya sambil tersenyum licik.
Ternyata anda tidak setuju bila adik anda bersama saya,kita lihat sampai dimana anda akan mendukung adik anda.
...***...
Mobil Lucky pun tiba di parkiran gor bulutangkis,Hana dan Lucky pun keluar dari dalam mobil,mereka langsung menuju kedalam gor lapangan,Hana pamit sebentar untuk ke kantin setelah mengantar Lucky ke lapangan,Lucky pun menunggu Hana di sisi lapangan.
Bintang yang melihat kedatangan mereka berdua,sempat tidak fokus.
Apa teman wartawan Hana itu Lucky?
Bintang berkata dalam hatinya saat melihat kedatangan mereka berdua.
Saat Hana di kantin ternyata Dini sudah sampai lebih dulu darinya.
"Kamu sudah lama sampai?"tanya Hana saat melihat Dini sudah berada di kantin.
"Nggak aku juga baru sampai kok".
Hana langsung menarik tangan Dini mengajaknya kedalam lapangan,Hana memberitahu kalau ada Lucky disana,dia ingin mewawancarai Bintang.ketika Hana dan Dini tiba di lapangan ternyata Bintang sedang berbicara dengan Lucky.
"Sudah istirahat kah?"tanya Hana saat menghampiri mereka berdua.
Bintang hanya mengangguk.
Lucky yang melihat Dini bersama Hana langsung menegurnya.
"Halo...pacar ku yang cantik sudah lama nggak ketemu"
Dini risih mendengar Lucky bicara omong kosong.Sementara Bintang terlihat bingung dengan tingkah Lucky.Hana yang melihat kebingungan di wajah Bintang langsung menjelaskan.
"Hehe Bi...jangan bingung Lucky memang begitu orangnya suka asal bicara sama perempuan,jangan kan sama aku dan Dini sama curut di bedakin juga di rayu"
Mendengar ucapan Hana Bintang tambah bingung.
"Eits...tenang aja bro nggak usah ilfeel"kata Lucky saat melihat keraguan di wajah Bintang.
Apa benar dia ini wartawan,tingkahnya sungguh konyol.
Ucap Bintang dalam Hati.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments