Sesampainya dirumah sakit Oma langsung ditangani oleh tim medis, selang oksigen di pasangkan,jarum infus pun ikut dipasang di tangan Oma dan mesin EKG atau alat pendeteksi kecepatan jantung pun di pasang di tubuh Oma.
Bintang, Opa dan Hana menunggu di luar ruangan tindakan. Terlihat wajah cemas dan khawatir Bintang. tindakan medis pun selesai tapi Oma belum sadarkan diri. dr. Akam yang melihat Hana sedang bersama Bintang menghampiri mereka.
"Bagaimana keadaan Oma ka? " tanya Bintang cemas.
"Oma sudah di tangani dengan baik, hanya menunggu siuman saja"
terlihat kelegaan di wajah Bintang dan Opa.
"Boleh aku temani Oma? " tanya Bintang dan dr. Akam pun hanya mengangguk saja.
Bintang dan Opa pun masuk kedalam ruangan Oma.
"Hana... "panggil dr. Akam.
Hana pun menoleh.
"Bisa ikut saya sebentar?" pinta dr. Akam.
"Ya... Ka.. "Hana pun mengikuti langkah dr. Akam.
dr. Akam membawa Hana keruangan prakteknya yang sudah tutup malam ini. dr. Akam pun menyuruh Hana duduk di sofa ruangannya.
"Ka... ada apa mengajak saya kesini? " tanya Hana bingung ada raut ketakutan di wajahnya.
"Tidak usah takut,saya hanya ingin bicara sama kamu"
Hana pun duduk wajahnya tertunduk.
"Hana... "dr. Akam mulai bicara lagi Hana terdiam.
"saya mohon kamu turuti saja permintaan Oma"
Hana yang tertunduk langsung mengangkat wajahnya.
"Maksud Kakak aku harus menikah dengan Bintang? ".
dr. Akam hanya mengangguk.
"Tapi aku tidak bisa ka..."
"Karena punya pacar? "dr Akam langsung memotong perkataan Hana dan membuat Hana terdiam dan tertunduk lagi.
"Hana...apa kamu tidak lihat tadi saat makan malam,Oma sangat senang melihat kalian berdua, maaf kalau kami egois tapi ini semua untuk Bintang,kalau sampai terjadi sesuatu dengan Oma Bintang pasti menyalahkan dirinya sendiri"
Hana meremas bahan celana yang diposisi lututnya, ingin rasanya ia menangis tapi tidak bisa.
"kamu sahabat Bintang sedari kecil kamu pasti hafal betul sifatnya,dan kamu tau betul kalau Bintang sangat menyangi Oma"
"Tapi apa Bintang mau menikah dengan saya? " Tanya Hana ragu.
"Menurut mu? " dr. Akam bertanya balik.
"Berikan saya waktu untuk berfikir ka" Hana langsung bangun dari duduknya.
"permisi" Hana pun pamit dari ruangan dr. Akam.
...***...
Saat Bintang menutup telpon dari Hana, Akam berbicara serius dengan Bintang tentang masalah kesehatan Oma yang sebenarnya. Akam menjelaskan bahwa selain darah tinggi jantung Oma pun sudah lemah, Akam khawatir kalau Oma terkena serangan jantung tiba-tiba bila mendengar kabar yang kurang baik.
Mengingat Bintang sekarang adalah atlet pro yang sudah di kenal dunia, mungkin memang sebaiknya Bintang lekas menikah dengan wanita pilihan Oma.
Karena pembicaraan dengan kakaknya tadi siang,Bintang jadi serba salah bila berhadapan dengan Hana. Dia berfikir bagaimana caranya ia berbicara dengan Hana, walau mereka berteman sejak kecil tapi ini masalah pernikahan yang tidak bisa di bawa main-main.
...***...
Hana melangkah menuju ruang rawat Oma, di bukanya pintu perlahan dilihatnya Bintang sedang duduk berdampingan dengan Opa Jaya di samping kasur pwrawatan, tangannya memegang dan menciumi tangan Omanya.
"Oma... maafkan Bintang, Bintang tidak bisa membahagiakan Oma, padahal Oma sudah merawat dan membesarkan Bintang hingga Bintang sukses mencapai cita-cita,tapi Bintang belum bisa mewujudkan permintaan Oma untuk menikah, maafkan Bintang Oma"Bintang berbicara sambil menangis.
Opa jaya yang melihat keadaan istrinya pun bersedih tapi Opa Jaya pun harus menguatkan Bintang ia mengelus punggung cucunya dengan lembut.
mendengar Bintang berbicara seperti itu membuat Hana jadi serba salah, ia berfikir apa yang harus ia lakukan sekarang temannya menangis karena tidak bisa mewujudkan keinginan Omanya.
Hana pun meninggalkan ruangan Oma tanpa sepengetahuan Bintang dan Opa Jaya. Dia berdiam diri duduk di luar ruangan rawat Oma. Tak lama dr. Akam datang menuju kamar Oma. dia melihat Hana sedang melamun didepan ruangan Oma.
Sebenarnya dia tidak tega untuk. memaksa Hana menikah dengan adiknya tapi dia lebih tidak tega lagi bila melihat adiknya terpuruk menyalahkan diri sendiri bila terjadi sesuatu pada Omanya akibat hal ini.
"Hana... "panggil dr. Akam lembut
Hana pun langsung menoleh karena terkejut.
"Kanapa melamun sendirian disini? "
Hana hanya tersenyum ragu.
"Ayo masuk"dr. Akam mengajak Hana masuk kedalam ruangan Oma.
Bintang yang mendengar langkah sepatu langsung menoleh ke arah langkah tersebut. dia mengelap air matanya. tapi matanya masih terlihat sembab. dr Akam yang melihat itu langsung menatap Hana seolah memberi isyarat pada Hana. Kamu lihat kan kondisinya seperti apa seperti itulah isyarat wajah yang di tunjukan dr. Akam. hingga membuat Hana semakin terpojok.
"Bintang sebaiknya kamu antar Hana pulang dulu" pinta dr. Akam.
Bintang pun menuruti kakaknya dan mengantar Hana pulang. Merak berdua berjalan keluar dari kamar Oma di iringi dr. Akam ketika di luar ruangan dr. Akam memanggil mereka berdua.
"Bintang... Hana... "mereka berdua pun menoleh ke arah dr. Akam.
"Coba tolong kalian fikirkan dan bicarakan lagi hal ini baik-baik agar tidak ada yang menyesal kedepannya" kata dr. Akam sambil menepuk kedua tangan mereka.
Tapi Hana dan Bintang hanya diam saja.
"Baiklah sudah terlalu malam antarkan Hana pulang Bi... dan jangan ngebut di jalan" perintah dr. Akam dan Bintang pun hanya mengangguk.
Meraka pun berlalu dari dr. Akam, dan berjalan menuju tempat parkir dan mereka hanya diam.tak sepatah kata pun keluar dari mulut mereka berdua. Bintang pun hanya membukakan pintu mobil untuk Hana dan membiarkannya masuk lebih dulu setelah Hana masuk dan duduk ia pun menutup pintu mobil dan berputar kearah pintu kemudi, ia pun mengenakan sabuk pengaman dan menyalakan mobil dan mulai melajukan mobil dengan kecepatan standar.
Di perjalanan menuju rumah Hana,mereka berdua membisu mereka yang biasanya banyak bicara bila sudah bertemu kini nampak seperti orang asing yang tak saling kenal. Hingga akhirnya mereka sampai didepan rumah Hana. Hana melepaskan sabuk pengamannya.
"Terima kasih sudah repot-repot mengantar ku"Hana mulai bicara dan membuka pintu mobil.
"Maaf Hana... mungkin ini jadi membuat mu tidak nyaman" Bintang berbicara tapi pandangnnya tak menatap Hana dia terus menatap lurus kedepan.
Hana yang mendengar Bintang berbicara menghentikan tangannya yang akan membuka pintu mobil.
"Kamu nggak perlu minta maaf dan merasa bersalah Bi... kita nggak tau kalau takdir itu seperti apa kedepannya" Hana menatap Bintang dan Bintang pun menoleh kepadanya.
"Aku nggak akan memaksa kamu untuk menuruti kamauan Oma, bila kamu tidak mau tidak apa aku tidak akan memaksa"
Hana terdiam sejenak, kemudian membuka pintu mobil kembali, saat ia sudah turun dari mobil ia pun mulai bicara.
"Terima kasih sudah mengantar ku dan kamu hati-hatilah di jalan" Hana menutup pintu mobil dan berjalan menuju pintu rumahnya.
Bintang melihatnya hingga Hana pun menghilang di balik pintu rumahnya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Gina
👍👌
2023-04-18
1