Chapter 020 Akhir Pertempuran (revisi)

Dibalik senyum kepercayaan diri Arai Ken, ternyata ia memiliki suatu rencana tersembunyi untuk bisa membalikkan keadaan saat ini, saat dimana Tian Lan bisa saja membunuhnya. Meskipun Tian Lan telah berhasil melukainya cukup fatal, Arai Ken merasa puas dengan perolehan ini, merasa telah mengalahkan salah satu inti kekuatan musuh, dan karena itu ia bersantai sambil menurunkan semangat Faksi Dewa. Namun, semua perhatian langsung terarah padanya. Faksi Pendosa yang melihat itu langsung bersemangat untuk berperang, sedangkan pasukan Faksi Dewa sebaliknya.

Melihat kekalahan Patriark Sekte Kobaran Api Sejati di tangan Tian Lan, semangat juang para pasukan Faksi Dewa menurun. Kondisi ini membawa pertempuran ke arah yang lebih besar. Teriakan semangat pasukan Faksi Pendosa bergema di seluruh medan perang. Faksi Dewa, yang saat itu tak hanya kalah jumlah, harus bertarung dengan mati-matian dan lebih waspada karena meningkatnya semangat pasukan musuh.

"Saudaraku! Mari kita habisi para makhluk bar-bar ini!"

"Dasar tak tahu malu! Bunuh para pemberontak ini! Kita harus menang!"

"Omong kosong! Tidak ada satupun dari kami yang terlibat dalam pembantaian itu! Kenapa kalian bersikeras terhadap hal ini!"

Peperangan semakin meriah dengan teriakan dan saling adu kekuatan dari kedua pasukan. Faksi Pendosa yang didominasi oleh Ras Demon, Goblin, dan Monster mulai mengamuk dan membabi buta dalam melancarkan serangan, mendorong pasukan Faksi Dewa ke posisi bertahan.

"Sekiranya kau jujur, mungkin kita tak akan berakhir seperti ini, dan peperangan ini tak akan pernah terjadi. Namun apa pilihanmu? Kau malah mengelak dan memilih pilihan yang sulit seperti ini. Lihat sekarang, ribuan dari kalian terbuang sia-sia dalam perang ini hanya karena keangkuhanmu. Apa menurutmu ini setimpal dengan melindungi nyawa satu orang...?" ucap Tian Lan bertanya terus terang padanya.

"Apa kau yakin bahwa setelah membunuh satu orang, bangsamu akan hanya diam saja? Aku sendiri tak yakin. Itu pun kalau benar kau tahu tentangnya, sedangkan aku atau siapapun di sini tidak tahu siapa orang itu, dan lagipula kau sudah tahu bahwa manusia dengan pencapaian setingkat itu di Kekaisaran Arkhan bisa kau hitung dengan jari. Dengan kekuatannya yang seperti itu, kau pikir ia akan membutuhkan kami untuk melindunginya?" ungkap Arai Ken, membalikkan pertanyaan kepadanya.

"Arai Ken... Kata-katamu memang masuk akal. Di sini memang sedikit berbeda dengan di Daratan Pusat. Tapi menurutku, jika benar orang itu berasal dari Daratan Pusat dan punya dendam kepada kami, atau mungkin hanya pada ayahku, tapi mengapa ia malah berkata mewakili Kekaisaran Arkhan, bukannya untuk dirinya sendiri?" balasnya tetap teguh pada tuduhannya.

"Tak ada yang bisa kukatakan lagi padamu. Kalian yang meminta perang ini dan kemudian kau muncul dengan asumsi bahwa kamilah dibalik kejadian itu tanpa memberi kami kesempatan untuk membuktikannya terlebih dahulu. Tapi kalian malah ingin menginjak-injak harga diri kami. Apakah itu masuk akal? Daripada itu, kalian lebih terlihat ingin melampiaskan kemarahan pada orang lain!" ucap Arai Ken.

Tian Lan tertawa keras, "Tapi pada akhirnya, bukankah kita mengalami kerugian yang sama? Kita sama-sama kehilangan saudara-saudara kita. Akan tetapi, setelah itu, kau malah bersikukuh membawa semua ini ke peperangan. Hal ini sudah menjelaskan ambisi besar kalian yang ingin membantai ras kami sekalian. Namun hasilnya malah berakhir seperti ini," ujar Tian Lan.

---

Di sisi lain, Aina Misaki, yang juga seorang Matriark Sekte Tanah Keabadian, langsung berpaling saat mendengar tawa Tian Lan yang begitu menggema di medan pertempuran. Firasatnya seketika memburuk melihat sosok Arai Ken tertunduk lemah di hadapannya.

"Tidaakkkk! Rai! Bukankah kau sudah menyiapkannya?!" teriaknya panik, berniat menolong suaminya. Namun sayangnya, lawan tarungnya tak membiarkannya pergi.

"Heee!!! Kemana kau ingin pergi? Pertarungan di antara kita belum berakhir jadi tetaplah di sini bersamaku, sayang," ucap wanita bertanduk merah, Qing Yu Zhi Zui, menghadang jalannya.

Qing Yu Zhi Zui merupakan salah satu petinggi Faksi Pendosa dari Ras Monster yang terkenal akan serangan cepatnya. Di tingkat yang sama, hanya sedikit orang yang bisa mengimbangi kecepatannya. Hal itu disebabkan karena garis keturunan yang ia dapatkan dari Ras Hewan Ghaib Kelinci Iblis Bertanduk.

Ras Monster, adalah ras yang terlahir dari hubungan terlarang antara hewan ghaib dan manusia, demon, dwarf, elf, dark elf, atau goblin pada masa lalu. Dari hubungan tersebut, terlahir sosok ras monster. Disebut sebagai Ras Monster karena ras ini memiliki garis darah gabungan yang menciptakan spesies baru. Selain memiliki kemampuan berubah wujud menjadi manusia sejak lahir, Ras Monster juga memiliki ketahanan dan resistansi tinggi di alam liar, mirip dengan hewan ghaib.

Namun, memiliki dua garis darah gabungan atau lebih bukanlah suatu kelebihan, melainkan kecacatan. Saat seseorang perlu meningkatkan ranahnya lebih tinggi, garis darah keturunan pun akan semakin murni. Ras monster yang terlahir dengan beberapa garis darah keturunan harus memilih satu garis darah keturunan untuk terus meningkatkan kultivasinya dan membuang garis darah keturunan yang lain. Tentu saja, membuang garis darah keturunan bukanlah perkara mudah. Ras monster harus merasakan sakit yang amat kuat seolah-olah memotong setengah bagian tubuhnya sendiri.

"Qing Yu! Apa kau benar-benar ingin membuatku serius denganmu?! Pergi atau kubunuh kau!" ancam Misaki.

"Cihh! Mengancamku, kah? Kalau begitu, coba bunuh aku kalau kau mampu," pancing Qing Yu.

Misaki merapatkan giginya sebelum kembali menghadapinya.

Karena tak bisa meninggalkannya, Misaki hanya bisa berharap ada salah satu dari sekian banyak orang yang akan menolongnya di saat-saat genting. Meskipun ia sendiri tak yakin karena hanya beberapa yang setara dengannya, dan selain itu, mereka semua juga sedang sibuk.

Haru, yang saat itu sedang disibukkan oleh empat petinggi Negara Lembah Terkutuk, langsung melepaskan amarahnya dan mendorong empat orang dengan Ranah Tetua tersebut.

"Bocah Lan! Jika kau berani membunuhnya, maka aku bersumpah akan membawa rasku sekalian untuk membinasakan rasmu dari Benua Alam Surgawi ini!" teriak Haru, memperlihatkan corak khas Serigala Dewata di bulunya, dan berubah ke wujud manusianya. Dalam satu gerakan, ia memanggil pedang yang Arai Ken gunakan sebelumnya, dan dengan penuh amarah, Haru melepaskan tebasan pedang penghancur yang begitu kuat.

Melihat Haru yang begitu peduli padanya membuatnya tersentuh. Pasalnya, selama ini Haru tak pernah benar-benar marah seperti itu, apalagi sampai memperlihatkan kekuatan dan identitasnya.

"Apa...?!! Bukankah ini aura khas Serigala Dewata...?!!"

"Mustahil! Hewan Roh Patriark Arai Ken sebenarnya adalah Serigala Dewata? Bukan Serigala Perak?!" teriak salah satu anggota Faksi Pendosa.

"Itu teknik khas Kaisar Surgawi! Salah satu dari teknik 12 Segel Semesta! Itu Tebasan Penghancur Semesta...!!!" seru seorang anggota Faksi Dewa.

Melihat hal itu, Faksi Pendosa pun seketika panik saat menyadari perubahan wujud Haru yang ternyata merupakan bagian dari Hewan Ghaib Ras Kuno, yakni Serigala Dewata.

Tian Lan tentu tak tinggal diam saat energi tebasan itu mengarah padanya. Dengan keahliannya, ia membelokkan serangan tersebut ke arah lain. Namun, saat itu juga, kehadiran yang begitu kuat muncul di atas langit, menggetarkan seluruh medan perang.

Barulah setelah kehadiran tersebut, Haru menyadari bahwa Arai Ken tengah tersenyum dan mengangkat jempol ke arahnya. Ia pun membalas senyuman tersebut, "Keponakan nakal ini benar-benar berambisi besar," ucapnya sembari memandang ke atas langit.

Kehadiran yang begitu tiba-tiba membuat Faksi Dewa dan Faksi Pendosa pun sama terkejutnya dan penuh tanya. Siapa dan apa tujuan dari sosok itu muncul?

"Boommmmm...!!!" Bunyi dentuman maha dahsyat terdengar saat sosok itu turun ke tanah.

Sosok itu melepaskan sebuah gelombang energi yang kuat dan menyapu bersih seluruh medan perang, tak terkecuali dari faksi manapun. Seketika itu, medan perang pun menjadi sunyi.

Rupanya, ia mendarat tepat di hadapan Arai Ken. Tian Lan yang berada di belakangnya mendapatkan luka yang paling fatal. Tubuhnya gemetar tak mau berhenti hanya dengan melihat bayangan sosok tersebut.

Walaupun debu menutupi penglihatannya, ia yakin bahwa Arai Ken yang sudah sekarat akan mati karenanya. Namun, kenyataannya justru ia ataupun Haru tak mendapat efek samping apapun.

"Kalau kau belum juga muncul, tahun depan hari ini pasti akan menjadi hari peringatan kematianku," ujarnya lalu tertawa.

Pertanyaan siapa dan di pihak mana sosok itu memilih mengganggu setiap pikiran pasukan. Seorang master kuat misterius yang datang secara tiba-tiba di tengah pertempuran bisa membalikkan keadaan perang hanya dalam sebentar.

Namun, di saat semua orang memandangnya dengan khawatir, Arai Ken malah tertawa lantang. Keadaan yang sedang sunyi membuat suaranya terdengar jelas di telinga semua orang.

"Patriark Rai... Mengapa ia tertawa seperti itu...?"

"Mungkinkah master kuat misterius ini datang untuk membantu kita...?"

"Kalau memang begitu, mengapa kami juga kena serangannya...?"

Pasukan Faksi Dewa pun mulai bertanya-tanya apakah sosok itu datang untuk membantu atau justru untuk melawan mereka.

"Jangan berharap kosong! Itu pasti Yang Mulia Tian Wei! Hanya Yang Mulia Raja yang memiliki kekuatan setingkat ini di Kekaisaran ini!"

"Hentikan mimpi di siang bolong kalian! Dasar makhluk sok suci!"

Di sisi lain, Faksi Pendosa merasa yakin bahwa yang datang saat itu adalah Tian Wei yang berniat untuk menuntut balas dendam.

---

Ace tiba di medan perang tiba tepat waktu sebelum Arai Ken hendak dibunuh Tian Lan. Kedatangannya langsung menghentikan peperangan yang sedang terjadi. Seketika medan perang menjadi hening.

"Dasar Tua Bangka sialan! Apa kau menjadi manja setelah melakukan inkarnasi beberapa kali?!" ejek Ace dengan nada mengejek, melihat Arai Ken yang tertunduk lemah dengan luka di punggungnya.

"Hahahaha... Memangnya apa yang salah? Aku sedang dalam bahaya maka dari itu aku memanggilmu," jawab Arai Ken dengan tenang.

Sosok misterius yang datang mengejutkan medan perang tak lain adalah Ace yang datang dengan wujud manusianya. Giok yang sebelumnya Arai Ken pecahkan sebenarnya adalah giok pemanggil pemberiannya. Geram mendapatkan jawaban seperti itu, Ace melepaskan gelombang energi sekali lagi.

"Setelah sekian lama kau akhirnya dikalahkan seperti ini? Hahaha...," ucapnya lalu tertawa mengejek. Arai Ken hanya tersenyum tipis saja.

Tian Lan yang cukup tidak sabar lalu bangkit menyerang saat sosok itu tengah tertawa. Namun sebelum itu, Ace pun menghentikan tawanya dan berpaling ke arahnya. Saat matanya berpapasan, firasatnya pun seketika menjerit bahaya, ia pun langsung melompat mundur mengurungkan niatnya.

Nampaknya hal itu bukan hanya terjadi padanya. Ace melepaskan aura intimidasinya hingga menyeruak melingkupi medan perang. Namun hanya Faksi Pendosa yang merasakannya. Semua orang bergidik ngeri merasakannya.

Seketika semangat bertempur pasukan yang tadinya meningkat langsung turun begitu merasakan intimidasinya.

Para pemimpin Aliansi Faksi Pendosa pun segera berkumpul di sekitar Tian Lan, yang mana terdiri dari 11 orang Ranah Tetua dan salah satunya adalah Tian Lan.

Mendapat kesempatan untuk berkumpul, para pemimpin Aliansi Faksi Dewa pun ikut berkumpul di sekitar Arai Ken. Yang mana hanya dipimpin 7 orang yang juga berada di Ranah Tetua. Aina Misaki, Arai Ken, Fujan Daru juga termasuk di dalamnya.

"Bocah Lan, apa begini ayahmu mengajarkan cara untuk menyapa yang lebih tua? Nampaknya Wei brengsek itu terlalu memanjakanmu," ujar Ace dengan nada meremehkan.

"Entah ada kepentingan apa Tuan Penguasa Istana Dewata sampai harus datang jauh-jauh kemari, pasti memiliki tujuan tersendiri. Bukankah anda lebih melanggar etika karena ikut campur atas sesuatu yang bukan masalah anda...?" balas Tian Lan bertanya.

"Hahahaha...!!! Aku akui keberanianmu berbicara sesuatu yang bahkan ayahmu saja tak berani lakukan. Tapi karena saat ini suasana hatiku sedang bagus, pergilah sekarang dari hadapanku dan bawa mundur semua pasukanmu sebelum aku berubah pikiran," timpalnya.

Mendengar hal itu, Qing Yu Zhi Zui lah yang paling pertama menentangnya, "Yang Mulia! Kita disini sedang menyelesaikan masalah, mengapa anda tiba-tiba muncul dan mendukung mereka?! Memangnya apa salah kami pada anda? Kalau ada, kita bisa bicarakan semuanya baik-baik. Aku jamin kami tak akan mengambil waktumu lebih dari 10 menit," ujarnya tidak terima dengan kehadirannya yang mengganggu jalannya peperangan.

Ace mendelik ke arahnya, "Kesalahan?! Kau bertanya akan kesalahanmu?! Setelah aku melepaskanmu, apa sekarang kau ingin kubinasakan rasmu?!" ancamnya.

Qing Yu Zhi Zui mundur beberapa langkah sembari menelan ludah sendiri melihat tatapannya tersebut.

Pada mulanya, Ace memang tak berniat untuk ikut campur dalam permasalahan internal yang Kekaisaran Arkhan lakukan, sebelum ia bertemu dengan Arai Ken juga paman dan bibinya, yaitu Haru dan Eni, yang selama ini telah meninggalkan Istana Dewata dan menghilang beberapa tahun.

Selain pertemuan dengan Haru dan Eni adalah suatu reuni yang tak terduga, namun pertemuan yang paling membawa nostalgia adalah dengan Arai Ken.

Pertemuan ini bermula setelah Ace meninggalkan Provinsi Shan Pegunungan Iblis untuk memburu ras monster bawahan Tian Wei, yang mengacau dan mengganggunya saat sedang berjalan-jalan mengelilingi Benua Alam Surgawi.

Kelahiran Asta Raiken justru menarik perhatiannya sebagai ras hewan kuno yang memiliki insting kuat. Selain itu, kelahiran seorang anak dengan Esensi Roh Dewa biasanya menciptakan sebuah fenomena langit. Disembunyikannya Asta bukan tanpa sebab karena itu juga demi mencegah siapapun untuk mencelakainya.

"Tuan Penguasa Istana Dewata, sepertinya tujuan anda datang kemari adalah untuk melindunginya. Apa anda tak khawatir akan menyinggung-Nya?" ujar Tian Lan.

"Apa kau sedang menyinggung Tenryuu?! Hahahaha... Apa kau pikir aku takut padanya? Hahahaha... Lagipula aku lah yang paling tahu sifatnya. Sekalipun kalian menyembahnya, jikalau ia tak mau, maka ia takkan mau. Lagipula aku tak yakin ia akan berpihak pada kalian setelah sampai di sini," Ace menertawakannya sampai puas.

Di sisinya, Arai Ken pun ikut tertawa penuh kemenangan, membuat Tian Lan semakin geram. Namun, kalau sudah begini, mau tak mau ia pun harus menarik mundur semua pasukannya.

Sebelum pergi, tak lupa Tian Lan juga mengatakan sesuatu pada Arai Ken, "Ken... Karena sudah begini, maka artinya mulai dari sekarang takkan ada lagi Provinsi Shan Pegunungan Iblis, yang ada hanyalah Negara Lembah Terkutuk. Dendam lama dan baru serta penghinaan ini akan kuingat selamanya," ucap Tian Lan dengan penuh amarah, sembari memerintahkan rekan dan pasukannya segera mundur meninggalkan medan perang.

"Ohh iya, tunggu dulu! Ada satu hal yang ingin ku sampaikan pada kalian. Mulai sekarang namaku adalah Ace...!"

Meski telah membalikkan keadaan, namun tak ada teriakan kemenangan atau semacamnya. Semua orang berduka atas gugurnya keluarga dan rekan seperjuangan di medan perang. Peperangan memang tak pernah meninggalkan kesan baik bagi siapapun. Namun begitu, bukan berarti mereka juga tak senang atas kemenangan ini.

"Ahhh... Akhirnya aku bisa beristirahat," gumam Arai Ken sambil menguap.

Ace mengayunkan tangan memukul kepalanya, "Pemimpin macam apa kau ini?! Apa kau tak melihat perasaan kesedihan mereka? Bukankah kalian sebagai manusia biasanya menyediakan belasungkawa dan kompensasi pada keluarga dan kerabat yang gugur dalam medan perang. Jangan bilang kau menampik ucapanmu sendiri," ujar Ace.

"Ukhh-!!! Tentu saja aku tak melupakannya. Lagipula yang ku maksud bukan itu. Maksudku setidaknya kita bisa bernafas lega terlebih dahulu sebelum pertempuran selanjutnya," balasnya.

"Sudahlah, yang penting kali ini serangan mereka bisa kita tahan, dan semua ini berkat Anda Yang Mulia," ucap Fujan Daru.

"Ken! Luka mu..?" tanya Misaki khawatir.

"Tak apa. Lagipula aku membawa banyak pil penyembuh di cincin ku. Kalian berenam kembali saja dulu. Ada sesuatu hal yang harus aku bicarakan dengannya," ucap Arai Ken.

"Tak perlu kau suruh, aku tak mau lama-lama di sini. Badanku terasa lelah dan sepertinya akan lebih nyaman jika segera mengobatinya," ucap Sora Rei, salah satu dari pemimpin Aliansi Dewa, Patriark Sekte Awan Halilintar.

Sora Rei merupakan Patriark Sekte Awan Halilintar dan usianya saat ini baru menginjak 47 tahun.

Sora pun meneriakkan perintah untuk pulang dan beristirahat untuk memulihkan diri pasca perang sebelum berkemas dan pulang ke sekte. Para pasukan mengikuti langkahnya menuju ke perkemahan untuk beristirahat, begitu pula dengan petinggi Faksi Dewa yang lain.

Misaki menghela nafas cukup panjang, sembari memandangi Ace. Eni yang melihatnya pun langsung mengajaknya pergi meninggalkan mereka berdua.

Kini hanya ada mereka berdua di sana, "Bicaralah... Apa yang ingin kau tanyakan padaku," ucap Ace membuka percakapan.

"Sebenarnya aku tak yakin akan hal ini karena aku sendiri mempercayaimu. Namun Kitab Dewa Api Kegelapan milik Sekte Kobaran Api Sejati telah dicuri. Meskipun aku tak terlalu membutuhkannya tapi tetap saja itu adalah harta dari leluhur pendiri sekte ini dan itu artinya ia juga leluhurku. Terus terang saja aku ingin bertanya, apa kau yang mengambilnya?" Tanya Arai Ken tanpa basa-basi.

Ace mengerutkan dahinya bingung mendengar ucapannya, "Apa kau bilang? Leluhurmu? Apa aku tak salah dengar? Kau jauh lebih tua puluhan abad daripadanya. Lagipula perihal Kitab Surgawi itu bukan aku yang mengambilnya juga,"

"Aku hanyalah salah satu inkarnasinya yang masih menetap di tempat ini. Meskipun aku memiliki banyak ingatan, tapi usiaku sekarang baru 30 tahun. Awalnya ku pikir karena Asta terlahir dengan Esensi Roh Dewa Api Pemakan Cahaya, kau berinisiatif mengambil Kitab Surgawi Dewa Hitam Dewa Api Kegelapan untuk kau ajarkan padanya. Tapi kalau bukan kau yang mengambilnya dan ada orang yang mencurinya, sebisa mungkin kita harus mendapatkannya kembali. Ini adalah kelalaianku," ucap Arai Ken.

"Memangnya si bodoh mana yang akan melakukan tindakan melawan kematian seperti itu. Lagipula aku hanya bilang kalau bukan aku yang mengambilnya tapi bukan berarti kitab itu tak berada pada Asta. Orang tua itu sendiri yang memilihnya," ucap Ace memberi tahu.

Arai Ken terdiam beberapa saat sebelum akhirnya terkejut dan sadar akan perkataannya.

"Itu terjadi setelah kau pergi, dan aku pun sampai dibuat tak sadarkan diri olehnya. Tahu-tahu saat aku terbangun, bocah nakal itu tertidur pulas sembari memeluk kitab tersebut dan mengenakan sebuah kalung dengan bandul cincin," Ace menceritakan kejadian itu padanya, hingga akhirnya Asta diangkat menjadi muridnya.

Arai Ken pun menganggukkan kepalanya, sembari tersenyum tipis, "Asal kau tahu, pendiri Sekte Kobaran Api Sejati ini merupakan seorang inkarnasi sama sepertiku, atau mungkin ia jauh lebih tua dariku. Jika ia bisa dengan mudah menundukkanmu hanya dengan jentikan jari, kau pikir akan sekuat apa kekuatannya saat ia serius?" ujarnya.

Ace menghembuskan nafasnya pelan, "Aishhh... Jangan katakan hal-hal semacam itu. Ratusan tahun sebelum kau terlahir, Istana Dewata milikku serta yang lainnya hampir saja mendapatkan murkanya saat itu. Saat pertama kali kemunculannya di rumah waktu itu, aku benar-benar tak mengenalinya karena sosoknya tampak berbeda dari saat ketika ia masih hidup," ujar Ace menjelaskan.

Arai Ken pun tertawa mendengar hal itu, "Ahahahaha... Lain kali aku ingin mendengarnya secara langsung cerita lengkapnya," ujarnya.

"Ini sudah waktunya untukku pergi. Kalau begitu aku pergi lebih dulu, tolong sampaikan pesanku pada Paman dan Bibi," ujarnya, lalu membelah udara dengan tangan, dan sobekan ruang hampa pun terbuka.

"Apa kau benar-benar ingin langsung pergi?" Tanya Arai Ken.

"Ya. Ini sudah waktunya aku kembali ke Istana Dewata milikku terlebih dahulu. Aku pergi," ucapnya berpamitan, lalu pergi menghilang bersama sobekan ruang hampa yang kemudian menutup kembali.

Arai Ken melambaikan tangannya, membiarkannya pergi untuk menyelesaikan urusannya yang lain. Arai Ken menelan sebuah pil untuk menyembuhkan luka di punggungnya. Matanya menatap awan yang berarak di langit yang cerah.

"Putraku. Meskipun jalan yang kau lalui sangat sulit, tapi percayalah kau pasti bisa menjadi orang hebat dan melebihi pencapaian ayahmu ini," gumamnya pelan, lalu bangkit kembali ke perkemahan menyusul para pemimpin Aliansi Dewa yang lain

---

Terima kasih karena mau membaca dan mampir di karyaku, kuharap kalian bersabar untuk menunggu proses revisinya selesai :)

Episodes
1 Ch1 Bocah Kecil (Remastered)
2 Ch2 Langkah Awal (Remastered)
3 Ch3 Keinginan Flares (Remastered)
4 Ch4 Asta Vs Kenshin (Remastered)
5 Ch5 Ancaman Moegi (Remastered)
6 Ch6 Insiden Kebakaran (Remastered)
7 Ch7 Seorang Elf (Remastered)
8 Ch8 Kaisar Kecil (Remastered)
9 Ch9 Skenario Ace (Remastered)
10 Ch10 Menerobos (Remastered)
11 Ch11 Kerusuhan (Remastered)
12 Ch12 Konflik Kekaisaran (Remastered)
13 Ch13 Latar Belakang (Remastered)
14 Ch14 Perpisahan (remastered)
15 Chapter 015 Kota Api Suci (revisi)
16 Chapter 016 Manager Zao (revisi)
17 Chapter 017 Lembah Neraka (revisi)
18 Chapter 018 Ledakan Pertempuran (revisi)
19 Chapter 019 Harapan (revisi)
20 Chapter 020 Akhir Pertempuran (revisi)
21 Chapter 021 Hasil Ujian (revisi)
22 Chapter 022 Berita Kemenangan (revisi)
23 Chapter 023 Pulang Ke Rumah (revisi)
24 Chapter 024 Ilmu Pedang Tak Berwujud (revisi)
25 Chapter 025 Pilihan (revisi)
26 Chapter 026 Tak Terduga (revisi)
27 Chapter 027 Sedikit Pelajaran (revisi)
28 Chapter 028 Pertanda (revisi)
29 Chapter 029 Rekan Baru (revisi)
30 Ch30 Konflik Internal
31 Ch31 Artefak dan Pil Obat
32 Ch32 Bangkitnya Jiwa Tersembunyi
33 Ch33 Kebenaran
34 Ch34 Kota Tiandu
35 Ch35 Manager Row Riqu
36 Ch36 Reuni
37 Ch37 Jendral Nolan
38 Ch38 Master Senpu
39 Ch39 Hao Ryun
40 Ch40 Langit Kelam
41 Ch41 Menempa
42 Ch42 Kesepakatan
43 Ch43 Penempa Tingkat 1
44 Ch44 Ace Kembali
45 Ch45 Pertemuan Tak Disengaja
46 Ch46 Terkejut
47 Ch47 Hati Yang Terdalam
48 Ch48 Menuju Arena
49 Ch49 Teratai Biru Surgawi, Hao Chen
50 Ch50 7 Sekte Besar
51 Ch51 Fase Kedua
52 Ch52 Keributan Diatas Podium
53 Ch53 Pertarungan Memanas
54 Ch54 Adu Pemahaman
55 Ch55 Menuju 16 Besar
56 Ch56 16 Besar
57 Ch57 Keributan
58 Ch58 Kera Emas VS Pedang Ilusi
59 Ch59 Pertarungan Sengit
60 Ch60 Semi Final
61 Ch61 Pedang Iblis
62 Ch62 Final Turnamen Seni Bela Diri
63 Ch63 Usai Pertandingan Final
64 Ch64 Berpisah Kembali
65 Ch65 Serangan di Benteng Utara
66 Ch66 Serangan di Benteng Utara 2
67 Ch67 Bala Bantuan Datang
68 Ch68 Memulai Pelatihan
69 Ch69 Memperbaiki Kegagalan
70 Ch70 Era Kekacauan
71 Ch71 Eliza Lira
72 Ch72 Keributan
73 Ch73 Omong Kosong
74 Ch74 Tekad Lira
75 Ch75 Meninggalkan Kota
76 Ch76 Perkemahan Musuh
77 Ch77 Perkemahan Musuh 2
78 Ch78 Korban Kekacauan
79 Ch79 Padang Rumput Berbunga
80 Ch80 Salah Paham
81 Ch81 Sumpah
82 Ch82 Permintaan
83 Ch83 Menyusup ke Markas Musuh
84 Ch84 Pembantaian
85 Pengumuman penting..!!!
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Ch1 Bocah Kecil (Remastered)
2
Ch2 Langkah Awal (Remastered)
3
Ch3 Keinginan Flares (Remastered)
4
Ch4 Asta Vs Kenshin (Remastered)
5
Ch5 Ancaman Moegi (Remastered)
6
Ch6 Insiden Kebakaran (Remastered)
7
Ch7 Seorang Elf (Remastered)
8
Ch8 Kaisar Kecil (Remastered)
9
Ch9 Skenario Ace (Remastered)
10
Ch10 Menerobos (Remastered)
11
Ch11 Kerusuhan (Remastered)
12
Ch12 Konflik Kekaisaran (Remastered)
13
Ch13 Latar Belakang (Remastered)
14
Ch14 Perpisahan (remastered)
15
Chapter 015 Kota Api Suci (revisi)
16
Chapter 016 Manager Zao (revisi)
17
Chapter 017 Lembah Neraka (revisi)
18
Chapter 018 Ledakan Pertempuran (revisi)
19
Chapter 019 Harapan (revisi)
20
Chapter 020 Akhir Pertempuran (revisi)
21
Chapter 021 Hasil Ujian (revisi)
22
Chapter 022 Berita Kemenangan (revisi)
23
Chapter 023 Pulang Ke Rumah (revisi)
24
Chapter 024 Ilmu Pedang Tak Berwujud (revisi)
25
Chapter 025 Pilihan (revisi)
26
Chapter 026 Tak Terduga (revisi)
27
Chapter 027 Sedikit Pelajaran (revisi)
28
Chapter 028 Pertanda (revisi)
29
Chapter 029 Rekan Baru (revisi)
30
Ch30 Konflik Internal
31
Ch31 Artefak dan Pil Obat
32
Ch32 Bangkitnya Jiwa Tersembunyi
33
Ch33 Kebenaran
34
Ch34 Kota Tiandu
35
Ch35 Manager Row Riqu
36
Ch36 Reuni
37
Ch37 Jendral Nolan
38
Ch38 Master Senpu
39
Ch39 Hao Ryun
40
Ch40 Langit Kelam
41
Ch41 Menempa
42
Ch42 Kesepakatan
43
Ch43 Penempa Tingkat 1
44
Ch44 Ace Kembali
45
Ch45 Pertemuan Tak Disengaja
46
Ch46 Terkejut
47
Ch47 Hati Yang Terdalam
48
Ch48 Menuju Arena
49
Ch49 Teratai Biru Surgawi, Hao Chen
50
Ch50 7 Sekte Besar
51
Ch51 Fase Kedua
52
Ch52 Keributan Diatas Podium
53
Ch53 Pertarungan Memanas
54
Ch54 Adu Pemahaman
55
Ch55 Menuju 16 Besar
56
Ch56 16 Besar
57
Ch57 Keributan
58
Ch58 Kera Emas VS Pedang Ilusi
59
Ch59 Pertarungan Sengit
60
Ch60 Semi Final
61
Ch61 Pedang Iblis
62
Ch62 Final Turnamen Seni Bela Diri
63
Ch63 Usai Pertandingan Final
64
Ch64 Berpisah Kembali
65
Ch65 Serangan di Benteng Utara
66
Ch66 Serangan di Benteng Utara 2
67
Ch67 Bala Bantuan Datang
68
Ch68 Memulai Pelatihan
69
Ch69 Memperbaiki Kegagalan
70
Ch70 Era Kekacauan
71
Ch71 Eliza Lira
72
Ch72 Keributan
73
Ch73 Omong Kosong
74
Ch74 Tekad Lira
75
Ch75 Meninggalkan Kota
76
Ch76 Perkemahan Musuh
77
Ch77 Perkemahan Musuh 2
78
Ch78 Korban Kekacauan
79
Ch79 Padang Rumput Berbunga
80
Ch80 Salah Paham
81
Ch81 Sumpah
82
Ch82 Permintaan
83
Ch83 Menyusup ke Markas Musuh
84
Ch84 Pembantaian
85
Pengumuman penting..!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!