Chapter 017 Lembah Neraka (revisi)

Mendengar persyaratan yang diajukan oleh Ace, Manager Zao menelan ludahnya. Taring Siluman Merah sangat langka dan hampir setara dengan nilai bangkai singa tersebut. Ditambah dengan tambahan tiga ratus ribu keping emas, sedikit memberatkan untuknya. Namun karena Ace yang tengah ia hadapi, mau tidak mau Manager Zao harus menyetujuinya. Menolaknya sama saja melawan satu Istana Dewata.

"Bagaimanapun juga, Taring Siluman Merah memang cukup sulit didapatkan, dan kebetulan aku hanya memiliki satu. Dengan tambahan uang 300 ribu keping emas, rasanya sudah cukup sebanding dengan nilai bangkai utuh singa bulu biru ini. Meskipun mungkin aku bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika melelangnya," batin Manager Zao sembari menghela nafas.

Melihat tingkah lakunya, Ace pun langsung menyimpulkan pilihan yang diambil oleh Manager Zao, "Oh, jadi Manager Zao yang terhormat ini mau menolaknya ya," ucapnya.

"Mana mungkin aku, Manager Zao, sang pemilik Toko Hewan Ghaib yang merupakan bagian dari Asosiasi Fajar Merah, akan menolak keuntungan di depan mata. Aku setuju," ucapnya dengan keringat dingin mengucur.

Dengan cepat, Manager Zao memanggil pelayannya untuk membawakan apa yang diminta oleh Ace. Tak lama setelahnya, gadis pelayan itu kembali dengan membawa barang yang dimaksud.

"Ini adalah satu-satunya Taring Siluman Merah yang aku punya," ucapnya sambil memberikan benda tersebut sekaligus dengan cincin penyimpanan yang berisi 300 ribu keping emas.

"Mm... Taring dari Siluman Merah peringkat 6. Manager Zao benar-benar dermawan seperti namanya," balas Ace lalu tertawa senang. Setelah mengecek jumlah uangnya, Ace pun lalu menyuruhnya untuk mentransfernya ke cincin penyimpanan yang Asta punya.

Hal yang membuat taring dari Siluman Merah sangat langka adalah karena hanya pemimpin kelompok Siluman Merah yang memiliki taring tersebut. Paling tidak, Siluman Merah yang sudah menumbuhkan taringnya berada di peringkat 5. Walaupun sebenarnya ini adalah kerugian baginya, paling tidak ia tak benar-benar di peras.

Di sisi lain, kelangkaan Singa Bulu Biru disebabkan oleh tekad mereka yang kuat dan tidak mudah ditundukkan. Kebanyakan dari mereka akan memilih mati melalui kemampuan rohnya sendiri daripada menyisakan tubuh mereka secara utuh. Hal yang biasanya mereka sisakan hanyalah Permata Hewan mereka sendiri.

Karena keunikan dari kemampuan rohnya yang memiliki elemen api biru, menarik perhatian para kultivator untuk menjadikannya sebagai Hewan Roh Sementara. Namun dengan keadaan tubuh utuh, tentu akan membuat para Master Boneka tergila-gila dan berusaha memperebutkannya. Karena bagaimana tidak, dengan kemampuan mereka, singa tersebut tentu dapat dihidupkan kembali tanpa perasaan, dan jika dijual lagi, kemungkinan akan terjual dengan harga yang sangat tinggi.

Setelah transaksi pertukaran selesai, Ace kemudian membisikkan sesuatu ke telinganya, "Kuharap kau tak menyebarkan perihal kedatanganku serta tentang bocah ini, atau kalau tidak akan kuhancurkan tempatmu ini," ucapnya.

Mendengarkan ancamannya, Manager Zao tersenyum ngeri, "Kalau begitu, bukankah akan lebih baik menutupi wajahnya? Kebetulan aku punya sesuatu yang bisa digunakan,"

Asta menyipitkan matanya, mencoba menebak apa yang sebenarnya mereka bisik-bisikan di hadapannya, "Bisakah kalian berbicara dengan keras? Aku juga penasaran," ucapnya langsung membuat Manager Zao tertawa kecil.

"Nak, tak baik untukmu mendengarkan obrolan orang dewasa," ucapnya sambil menyuruh gadis pelayan di sampingnya untuk kembali menyambut tamu.

Manager Zao lalu mengeluarkan sebuah Artefak Surgawi Biasa peringkat 3 kelas Menengah dari dalam cincin penyimpanannya dan memberikannya kepada Asta.

"Ini adalah hadiahku untukmu, Asta. Meskipun hanya Artefak Surgawi Biasa peringkat 3, namun topeng ini memiliki kegunaan yang sangat berarti bagimu. Selain untuk menutupi wajahmu, topeng ini juga bisa berguna untuk menyamarkan auramu bahkan dari kultivator Ranah Raja sekalipun. Ini sangat berguna untukmu menyamarkan identitas," jelas Manager Zao sambil memberikan topeng tersebut.

"Manager Zao, bukankah ini terlalu berlebihan?!" ucap Asta terkejut.

"Tidak! Tidak! Barang sehebat ini pasti sangat mahal. Aku tak bisa menerimanya," lanjutnya.

"Tak apa. Lagipula aku juga tidak membutuhkannya, namun setidaknya benda itu akan berguna di tanganmu," ujar Manager Zao sambil tersenyum memberikannya.

"Ambil saja, lagipula itu adalah niat baiknya, dan kau tak boleh menolaknya," ujar Flares menyembunyikan senyuman jahatnya, mengetahui apa yang Ace bisikkan sebelumnya, sehingga dia memberikan artefak tambahan.

Karena gurunya juga sudah berkata untuk menerimanya, Asta pun mengambil topeng tersebut, meskipun firasatnya mengatakan niatan Manager Zao tersebut dikarenakan bisikkan Ace sebelumnya, "Kalau begitu, terima kasih, Manager! Aku pasti akan mengingat kebaikanmu ini," ujar Asta berterima kasih kepadanya.

Manager Zao memasang senyuman tipis, berusaha menutupi rasa pilu di hatinya karena harus kehilangan lagi. Pada akhirnya, Ace benar-benar memerasnya.

Segera Asta pun langsung memakai topeng tersebut untuk mencobanya. Benar saja, ia langsung bisa menyamarkan tingkat kultivasinya.

Sebelum pergi, Flares meminta Asta untuk membelikannya beberapa tumbuhan herbal. Karena beberapa tumbuhan herbal itu tak begitu berharga, Manager Zao hanya memberikannya secara gratis, takut Ace akan memerasnya jika ia memberikan harga untuk bahan-bahan yang tak begitu berharga.

"Tak perlu membayar. Bahan-bahan obat ini hanya bahan tak berharga. Ambil saja sebagai hadiah dariku," ucap Manager Zao menolak uang yang Asta berikan.

Artefak Surgawi adalah sebutan untuk peralatan yang umumnya diciptakan oleh para Master Penempa. Artefak Surgawi dibagi menjadi dua jenis yaitu Artefak Surgawi Biasa dan Artefak Surgawi Berkarakteristik.

Perbedaannya terletak pada bahan-bahan yang digunakan serta tingkat kekuatannya. Artefak Surgawi Biasa umumnya tak dapat lebih kuat dari Artefak Surgawi Berkarakteristik di peringkat yang sama. Artefak Surgawi Biasa diciptakan hanya dengan bahan-bahan mineral, sedangkan Artefak Surgawi Berkarakteristik diciptakan dengan campuran bahan-bahan mineral dan bagian tubuh hewan ghaib sehingga membuatnya dapat memiliki sedikit kemampuan roh hewan ghaib.

Umumnya, Artefak Surgawi memiliki 7 peringkat dengan tiga kelas, sama halnya dengan pil obat:

1) Rendah

2) Menengah

3) Tinggi

Setelah semuanya benar-benar selesai, Asta berpamitan dan meninggalkan Toko Hewan Ghaib Manager Zao untuk melanjutkan perjalanan menuju Lembah Neraka, salah satu tanah terlarang Kekaisaran Arkhan yang berada di Provinsi Huo Tanah Api Suci.

Meskipun awalnya Asta hendak menikmati persinggahan di Kota Api, namun tentunya Ace dan Flares takkan mengijinkannya. Hal itu akan memperlambat rencananya untuk latihan.

Berhari-hari berlalu semenjak Asta meninggalkan Kota Api Suci. Sambil menikmati perjalanan, Flares tak berhenti memberikan penjelasan mengenai Dunia Kultivasi agar Asta dapat segera menutupi ketertinggalannya dalam hal pengetahuan.

Setiap harinya, Flares akan memberinya ujian untuk mengalahkan Hewan Ghaib Peringkat 4. Hal itu bertujuan untuk terus meningkatkan pemahamannya terhadap Seni Surgawi Area Dewa Api Kegelapan dan Api Kegelapan Membumbung Nirwana, yang mana merupakan dua halaman pertama Kitab Dewa Api Kegelapan. Hari ini, hewan ghaib yang Asta lawan adalah seekor Banteng Ekor Berduri Listrik.

Berkat latihan yang telah dilakukan selama berhari-hari, kemampuan kontrol dasar Asta meningkat pesat. Dari sebelumnya hanya setingkat rendah, kini telah naik menjadi tingkat menengah. Meskipun Asta sudah cukup mahir mengendalikan ledakan kekuatan Api Kegelapan Membumbung Nirwana dan Area Dewa Api Kegelapan, namun dia masih belum dapat mengeluarkan potensi penuhnya.

Meskipun diperlukan waktu untuk mengalahkan banteng tersebut, Asta tak lagi kesulitan seperti saat berhadapan dengan Singa Bulu Biru. Setiap kali Asta menyelesaikan tugas harian mereka, mereka beristirahat untuk makan sebelum melanjutkan perjalanan.

Di tengah perjalanan, Flares membicarakan tentang Esensi Roh, "Muridku, apakah kau tahu apa itu Esensi Roh?" tanya Flares.

Asta mengangguk pelan, "Bukankah Guru pernah menjelaskan ini sebelumnya? Seingatku, Guru pernah berkata bahwa Esensi Roh adalah inti kekuatan yang terlahir dari makhluk hidup. Adakah penjelasan yang berbeda?" tanya Asta balik.

"Bukan penjelasan, tapi lebih pada perbedaan antara tiap jenis Esensi Roh. Selain tingkatan, Esensi Roh juga dibagi menjadi 3 kategori," ujar Ace ikut bergabung dalam obrolan.

"Apa artinya Esensi Roh memiliki jenisnya sendiri?" tanya Asta kagum.

Esensi Roh memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan bahkan tak terhitung jumlahnya. Namun, Esensi Roh dapat dibedakan menjadi tiga jenis:

1) Esensi Roh Bintang, yaitu Esensi Roh yang meliputi kekuatan elemen.

2) Esensi Roh Alat, yaitu Esensi Roh yang meliputi kekuatan Artefak dan sejenisnya.

3) Esensi Roh Semesta, meliputi kekuatan yang mencakup Hewan Ghaib, Tumbuhan, dan lain sebagainya.

Setelah Flares memberikan penjelasan lebih lanjut, Asta akhirnya mengerti dan mencapai sebuah kesimpulan.

"Jadi, jika seseorang terlahir dengan Esensi Roh Alat berupa Roh Pedang, dia bisa menjadi seorang Master Roh dan sekaligus Master Pedang dalam waktu yang sama, bukan begitu, Guru?" tanya Asta.

Flares menganggukkan kepalanya, "Ya, kamu benar. Dan itulah sebabnya jumlah Master Roh akan selalu lebih banyak daripada jenis lainnya. Meskipun demikian, bukan berarti seseorang yang terlahir dengan roh pedang tidak bisa menjadi Master Tombak. Selalu ada kesempatan dan jalan bagi mereka yang berusaha," jelasnya.

"Sumber daya dan energi surgawi di Lembah Neraka sangat melimpah, dan itu cocok dengan Esensi Roh elemen api-mu. Itulah sebabnya aku dan dia telah setuju untuk membawamu ke sana," tambah Ace.

"Ahh, sekarang aku mengerti," Asta menganggukkan kepala dengan penuh pengertian.

Perjalanan pun berlangsung tanpa terasa, dan akhirnya mereka tiba di tujuan setelah beberapa hari. Di depan mereka terdapat dua pohon besar yang menjulang tinggi, seakan menjadi pintu masuk menuju tujuan akhir.

Aura yang dipancarkan oleh pohon-pohon tersebut terasa menakutkan, seolah menyimpan cerita misterius di baliknya. "Kita telah mencapai Lembah Neraka. Saat ini, kita berada di pintu masuk menuju lembah tempat di mana kau akan berlatih. Ini adalah salah satu lokasi terlarang di Provinsi Huo, Tanah Api Suci," jelas Ace memberitahu.

Asta tidak lagi terkejut dengan namanya, "Sudah kuduga. Mana mungkin sebuah lembah memiliki nama seperti ini jika hanyalah tempat biasa," ucap Asta tanpa rasa kaget. Flares hanya tertawa kecil mendengarnya.

"Kamu akan menyadari betapa hebatnya tempat ini sebelum kau memasuki lembah," kata Ace sambil tersenyum, lalu mengajak Asta untuk melewati dua pohon besar tersebut.

Namun, Asta tidak begitu mudah percaya dan mengikuti Ace begitu saja, terutama setelah beberapa kali dikerjai olehnya. Firasatnya memberitahu ada sesuatu yang buruk jika ia melewati pohon tersebut.

Melihat Asta ragu, Ace meneriakinya agar segera menyusul. Namun, dengan hati-hati, Asta akhirnya melangkah menuju Ace. Namun, betul saja, ketika kakinya menginjakkan tanah di antara dua pohon itu, ia terlempar kembali ke belakang.

"Seharusnya aku tahu ada sesuatu di sini," ucap Asta sedikit kesal sambil berdiri kembali.

"Apa yang kau lakukan? Cepatlah kemari! Apa kau tidak ingin segera berlatih? Lupakan penghalang itu dan cepatlah. Kamu hanya perlu sepuluh langkah untuk melewatinya," teriak Ace dari sisi lain sambil mengejek.

Flares menggelengkan kepala, "Lakukanlah dengan perlahan dan hati-hati. Cobalah belajar bagaimana cara melewati pembatas ini. Untuk memasuki tempat dengan banyak manfaat, tentu ada ujian tertentu yang harus dilewati terlebih dahulu," ucapnya memberikan nasihat.

Ace terus melangkah menuju lembah, "Kuharap kau bisa menemukan solusi untuk melewati penghalang dua pohon besar ini dalam waktu maksimal dua minggu. Aku akan menunggumu di Lembah," serunya sambil mengingatkan Asta.

"Apa?! Jadi aku akan sendirian di tempat ini?!" teriak Asta bingung.

Flares cepat-cepat bangun dan memukul kepalanya, "Apakah kamu mengabaikan keberadaan Guru?" ucapnya kesal karena merasa dianggap tak ada.

Asta terkekeh, "Tapi kan Guru hanya berwujud jiwa, bukan fisik," jawabnya.

Setelah itu, Asta mencoba lagi melangkahkan kakinya, "Ukh! Tekanan ini... Mengapa begitu kuat..." Namun, saat itu juga, ia kembali terpental ke belakang.

"Hanya dengan satu langkah saja, aku sudah kehabisan tenaga. Bagaimana mungkin aku bisa melewati langkah-langkah berikutnya?" gumam Asta bingung.

"Seperti yang telah kubilang, cobalah untuk mencari cara mengatasinya. Ingatlah apa yang Guru dan Ace katakan tentang tempat ini. Coba ingat kembali," ujar Flares.

Asta diam sejenak, memulihkan kondisinya sambil mengingat apa yang telah diucapkan Ace dan Gurunya selama perjalanan.

Setelah kondisinya pulih, Asta berniat mencoba lagi menerobos penghalang tersebut. "Jangan terburu-buru. Coba sirkulasikan sumber surgawimu ke seluruh tubuhmu untuk mengurangi tekanan," sarankan Flares.

Dengan mengikuti saran Gurunya, Asta mencoba cara tersebut dan memasuki penghalang. Benar saja, langkah pertamanya berhasil ia atasi dengan meratakan sumber surgawi di seluruh tubuhnya. Namun, ketika sampai pada langkah berikutnya, tekanan penghalang menjadi lebih berat, bahkan berkali-kali lipat, membuat pelindung sumber surgawi yang ia ciptakan hancur dan ia terlempar keluar lagi.

"Penghalang ini benar-benar sulit diatasi. Bagaimana bisa Ace melewatinya begitu mudah?" gumamnya kesal.

Tak ingin menyerah begitu saja, Asta kembali berdiri dan tiba-tiba terpikirkan suatu ide, yakni mencoba melewati penghalang dari samping salah satu pohon. Flares mencoba memberi peringatan, namun terlambat, Asta sudah terlanjur melangkah dan terlempar lebih jauh dari sebelumnya.

"Oh, benar! Aku lupa memberitahumu. Sebaiknya jangan mencoba melewati kedua pohon itu dari luar atau kau akan merasakan akibatnya," seru Ace dari kejauhan, mengingatkan Asta tentang sesuatu yang terlupa.

"Terlambat...!!" balasnya kesal karena terlambat mendapat peringatan dari Ace.

Ace tertawa melihatnya dan kali ini benar-benar pergi meninggalkannya di sana. Flares juga tertawa melihat Asta yang sedang emosi.

"Dua pohon ini dipasang di sini untuk melemahkan efek penghalangnya. Itulah sebabnya kau terpental jauh saat mencoba melewati dari luar," jelas Flares memberikan penjelasan.

Setelah Asta pulih lagi, dia bersiap untuk mencoba sekali lagi. Di depan penghalang, Asta berhenti sejenak dan melancarkan serangan.

"Dasar bodoh! Apa yang kau—"

"Bumm!"

"Akhh!! Sial!" teriaknya setelah menerima serangan balik dari penghalang tersebut.

"Dasar murid bodoh! Apa kau ingin membunuh dirimu sendiri!" teriak Flares.

Asta hanya tertawa kecil, tak menyangka penghalang itu akan memantulkan serangannya kembali. Namun, tingkah cerobohnya mengingatkannya pada apa yang Ace dan Gurunya katakan, bahwa tempat tersebut memiliki sirkulasi sumber surgawi yang cocok baginya.

"Guru, tenang saja, karena sekarang muridmu sudah menemukan caranya," ucapnya penuh percaya diri.

Dengan langkah penuh keyakinan, Asta kembali mencoba melewati penghalang. Menerobos secara paksa dengan kemampuannya saat ini adalah hal mustahil, jadi ia perlu meningkatkan kekuatannya terlebih dahulu dengan berlatih di bawah tekanan penghalang secara langsung.

Saat ia mulai berkultivasi di langkah pertama, putaran sumber surgawi di tempat tersebut sangat cocok baginya. Ia bisa merasakan samar-samar kesempatan untuk menerobos ke Ranah Master jika melanjutkan latihan di bawah penghalang.

Namun, hanya dalam hitungan jam, tekanan di langkah pertama seakan tidak lagi terlalu berat baginya. Asta pun melanjutkan kultivasinya di langkah kedua dan seterusnya.

---

Satu minggu berlalu sejak Asta mulai berkultivasi di bawah tekanan penghalang tersebut. Beberapa kali ia merasakan ingin menerobos ke Ranah Master, namun selalu merasa kurang akan kemampuannya. Kesempatan itu datang dan pergi begitu saja. Asta pun bangkit dari duduknya setelah berlatih di langkah kedelapan yang tak lagi efektif. Ia melangkahkan kakinya ke langkah kesembilan dan mulai berlatih lagi.

Kultivasi Dewa Api Kegelapan yang Gurunya ajarkan membuat perkembangannya sangat cepat. Asta baru tahu bahwa Kultivasi Dewa Api Kegelapan berada di halaman ketiga Kitab Surgawi Dewa Api Kegelapan. Satu hari kemudian, Asta merasa langkah kesembilan sudah tak lagi efektif untuk berlatih, jadi ia bangkit dan melangkahkan kakinya ke langkah kesepuluh.

Tak seperti langkah sebelumnya yang selalu disambut dengan tekanan, di langkah kesepuluh ini Asta tidak merasakan apapun.

"Mungkin ini masih bukan kesempatanku untuk menerobos ke Ranah Master," gumamnya pelan, mengeluh.

"Untuk menerobos ke Ranah Master tak semudah yang kau kira, apalagi dengan tingkatan Raga Tubuhmu sekarang, muridku. Untuk menembus Ranah Master, kau harus memiliki pemahaman serta pencapaian dalam jalan surgawimu sebagai seorang Master. Dengan semua pengalaman yang kau kumpulkan selama ini, belum cukup untuk membuatmu menerobos Ranah Master," jelas Gurunya memberikan penjelasan soal kebuntuan tersebut.

"Guru benar. Seharusnya aku tidak terlalu terburu-buru untuk menerobos Ranah Master. Lagipula, tujuan awal kita adalah untuk meningkatkan Kontrol Dasar sekaligus Raga Tubuh," ucapnya kembali bersemangat.

Karena langkah kesepuluh tidak menghasilkan tekanan yang bisa membantunya berlatih, Asta melangkahkan kakinya berniat menyusul Ace. Namun, sesuatu yang di luar perkiraan terjadi.

"Sial! Aku tertipu lagi! Aku harus segera menstabilkan kembali lautan sumberku, kalau tidak aku bisa mati!" teriaknya kesal.

Seketika lautan sumbernya meledak dan berputar lebih cepat. Secara tak sengaja, ia melepaskan esensi roh dan pelepasan roh hewannya karena tak mampu mengendalikan ledakan lautan sumber surgawinya.

"Sial...!! Jika dibiarkan saja, aku bisa mati! Guru, bantu aku!" teriak Asta.

Flares langsung memasukkan sumber surgawinya untuk membantu mengontrol lautan sumber Asta yang hancur berantakan.

Selama lima hari, Asta terus berusaha menyeimbangkan lautan sumbernya yang kacau. Sekarang, hanya tersisa satu hari lagi dari waktu yang diberikan oleh Ace.

"Akhirnya...!!! Aku berhasil...!!" teriaknya kegirangan setelah berhasil menyeimbangkan kembali lautan sumbernya.

Untuk memulihkan tenaganya yang terbuang percuma selama proses menyeimbangkan lautan sumber, Asta memilih untuk bersantai selama satu hari. Di sisi lain, Flares yang juga membantunya memilih istirahat sejenak di dalam kalung cincin. Untungnya, sebelumnya Asta banyak membunuh hewan ghaib, jadi ia pun mengambil sebagian daging untuk dipanggang.

Esoknya, Asta berjalan menapaki jalan setapak yang Axe lewati sebelumnya. Selama berjalan, ia merasa suhu tempat tersebut lumayan panas.

Asta terus berjalan memasuki lembah lebih dalam. Di sana, ia menemukan Ace yang sedang duduk di atas batu di depan mulut gua yang begitu besar.

"Kupikir kau sudah mati di luar sana," ucapnya sambil tertawa kecil.

"Hehh... cuma penghalang seperti itu, mana mungkin bisa membunuhku," balas Asta dengan sombong.

Ace tertawa mendengarnya, "Kita lihat bagaimana kau akan bertahan setelah ini," ucapnya sambil tertawa.

Lagi-lagi, Asta merasakan firasat buruk hanya dari ucapannya. Ia pun melangkahkan kakinya, "Ace! Apa yang kau lakukan!" teriaknya terkejut merasakan sebuah tekanan yang seratus kali lipat lebih kuat daripada di 10 langkah penghalang.

"Apa-apaan nada bicaramu itu? Kau pikir tekanan ini berasal dariku? Cihh... Tekanan seperti ini saja kau tak mampu melewatinya, apalagi auraku," ucapnya mengelak.

"Ayolah, Ace, tak bisakah kau serius. Aku bisa mati kalau ditekan terus-menerus seperti ini,"

"Itu bukan berasal dariku, bodoh! Tekanan ini memang berasal dari lembah ini. Kau harus berjalan masuk kemari. Kalau kau bisa masuk, aku berjanji akan membantumu menahan tekanan ini seterusnya. Hingga akhirnya, sedikit demi sedikit, kau akan terbiasa nantinya,"

Dengan sekuat tenaga, Asta mencoba merangkak masuk menghadapi tekanan tersebut. Keringatnya mengucur deras, tubuhnya bergetar hebat, matanya memerah, hingga lautan sumbernya hampir kering demi bisa bertahan. Jika bukan karena tekadnya, mungkin ia sudah tak sadarkan diri sejak tadi.

Mati-matian selama berjam-jam, Asta mencoba merangkak mendekati Ace dengan susah payah hingga akhirnya mampu mencapainya. Samar-samar, ia melihat Ace tersenyum ke arahnya, lalu Asta pun tak sadarkan diri karena kehabisan tenaga.

"Tak kusangka bocah ini memiliki tekad sekuat ini," batin Ace di dalam hati. Lalu, kemudian, ia menggotong Asta ke dalam gua.

Terpopuler

Comments

PujaKelana

PujaKelana

Tolong komentarnya ya

2022-06-25

1

lihat semua
Episodes
1 Ch1 Bocah Kecil (Remastered)
2 Ch2 Langkah Awal (Remastered)
3 Ch3 Keinginan Flares (Remastered)
4 Ch4 Asta Vs Kenshin (Remastered)
5 Ch5 Ancaman Moegi (Remastered)
6 Ch6 Insiden Kebakaran (Remastered)
7 Ch7 Seorang Elf (Remastered)
8 Ch8 Kaisar Kecil (Remastered)
9 Ch9 Skenario Ace (Remastered)
10 Ch10 Menerobos (Remastered)
11 Ch11 Kerusuhan (Remastered)
12 Ch12 Konflik Kekaisaran (Remastered)
13 Ch13 Latar Belakang (Remastered)
14 Ch14 Perpisahan (remastered)
15 Chapter 015 Kota Api Suci (revisi)
16 Chapter 016 Manager Zao (revisi)
17 Chapter 017 Lembah Neraka (revisi)
18 Chapter 018 Ledakan Pertempuran (revisi)
19 Chapter 019 Harapan (revisi)
20 Chapter 020 Akhir Pertempuran (revisi)
21 Chapter 021 Hasil Ujian (revisi)
22 Chapter 022 Berita Kemenangan (revisi)
23 Chapter 023 Pulang Ke Rumah (revisi)
24 Chapter 024 Ilmu Pedang Tak Berwujud (revisi)
25 Chapter 025 Pilihan (revisi)
26 Chapter 026 Tak Terduga (revisi)
27 Chapter 027 Sedikit Pelajaran (revisi)
28 Chapter 028 Pertanda (revisi)
29 Chapter 029 Rekan Baru (revisi)
30 Ch30 Konflik Internal
31 Ch31 Artefak dan Pil Obat
32 Ch32 Bangkitnya Jiwa Tersembunyi
33 Ch33 Kebenaran
34 Ch34 Kota Tiandu
35 Ch35 Manager Row Riqu
36 Ch36 Reuni
37 Ch37 Jendral Nolan
38 Ch38 Master Senpu
39 Ch39 Hao Ryun
40 Ch40 Langit Kelam
41 Ch41 Menempa
42 Ch42 Kesepakatan
43 Ch43 Penempa Tingkat 1
44 Ch44 Ace Kembali
45 Ch45 Pertemuan Tak Disengaja
46 Ch46 Terkejut
47 Ch47 Hati Yang Terdalam
48 Ch48 Menuju Arena
49 Ch49 Teratai Biru Surgawi, Hao Chen
50 Ch50 7 Sekte Besar
51 Ch51 Fase Kedua
52 Ch52 Keributan Diatas Podium
53 Ch53 Pertarungan Memanas
54 Ch54 Adu Pemahaman
55 Ch55 Menuju 16 Besar
56 Ch56 16 Besar
57 Ch57 Keributan
58 Ch58 Kera Emas VS Pedang Ilusi
59 Ch59 Pertarungan Sengit
60 Ch60 Semi Final
61 Ch61 Pedang Iblis
62 Ch62 Final Turnamen Seni Bela Diri
63 Ch63 Usai Pertandingan Final
64 Ch64 Berpisah Kembali
65 Ch65 Serangan di Benteng Utara
66 Ch66 Serangan di Benteng Utara 2
67 Ch67 Bala Bantuan Datang
68 Ch68 Memulai Pelatihan
69 Ch69 Memperbaiki Kegagalan
70 Ch70 Era Kekacauan
71 Ch71 Eliza Lira
72 Ch72 Keributan
73 Ch73 Omong Kosong
74 Ch74 Tekad Lira
75 Ch75 Meninggalkan Kota
76 Ch76 Perkemahan Musuh
77 Ch77 Perkemahan Musuh 2
78 Ch78 Korban Kekacauan
79 Ch79 Padang Rumput Berbunga
80 Ch80 Salah Paham
81 Ch81 Sumpah
82 Ch82 Permintaan
83 Ch83 Menyusup ke Markas Musuh
84 Ch84 Pembantaian
85 Pengumuman penting..!!!
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Ch1 Bocah Kecil (Remastered)
2
Ch2 Langkah Awal (Remastered)
3
Ch3 Keinginan Flares (Remastered)
4
Ch4 Asta Vs Kenshin (Remastered)
5
Ch5 Ancaman Moegi (Remastered)
6
Ch6 Insiden Kebakaran (Remastered)
7
Ch7 Seorang Elf (Remastered)
8
Ch8 Kaisar Kecil (Remastered)
9
Ch9 Skenario Ace (Remastered)
10
Ch10 Menerobos (Remastered)
11
Ch11 Kerusuhan (Remastered)
12
Ch12 Konflik Kekaisaran (Remastered)
13
Ch13 Latar Belakang (Remastered)
14
Ch14 Perpisahan (remastered)
15
Chapter 015 Kota Api Suci (revisi)
16
Chapter 016 Manager Zao (revisi)
17
Chapter 017 Lembah Neraka (revisi)
18
Chapter 018 Ledakan Pertempuran (revisi)
19
Chapter 019 Harapan (revisi)
20
Chapter 020 Akhir Pertempuran (revisi)
21
Chapter 021 Hasil Ujian (revisi)
22
Chapter 022 Berita Kemenangan (revisi)
23
Chapter 023 Pulang Ke Rumah (revisi)
24
Chapter 024 Ilmu Pedang Tak Berwujud (revisi)
25
Chapter 025 Pilihan (revisi)
26
Chapter 026 Tak Terduga (revisi)
27
Chapter 027 Sedikit Pelajaran (revisi)
28
Chapter 028 Pertanda (revisi)
29
Chapter 029 Rekan Baru (revisi)
30
Ch30 Konflik Internal
31
Ch31 Artefak dan Pil Obat
32
Ch32 Bangkitnya Jiwa Tersembunyi
33
Ch33 Kebenaran
34
Ch34 Kota Tiandu
35
Ch35 Manager Row Riqu
36
Ch36 Reuni
37
Ch37 Jendral Nolan
38
Ch38 Master Senpu
39
Ch39 Hao Ryun
40
Ch40 Langit Kelam
41
Ch41 Menempa
42
Ch42 Kesepakatan
43
Ch43 Penempa Tingkat 1
44
Ch44 Ace Kembali
45
Ch45 Pertemuan Tak Disengaja
46
Ch46 Terkejut
47
Ch47 Hati Yang Terdalam
48
Ch48 Menuju Arena
49
Ch49 Teratai Biru Surgawi, Hao Chen
50
Ch50 7 Sekte Besar
51
Ch51 Fase Kedua
52
Ch52 Keributan Diatas Podium
53
Ch53 Pertarungan Memanas
54
Ch54 Adu Pemahaman
55
Ch55 Menuju 16 Besar
56
Ch56 16 Besar
57
Ch57 Keributan
58
Ch58 Kera Emas VS Pedang Ilusi
59
Ch59 Pertarungan Sengit
60
Ch60 Semi Final
61
Ch61 Pedang Iblis
62
Ch62 Final Turnamen Seni Bela Diri
63
Ch63 Usai Pertandingan Final
64
Ch64 Berpisah Kembali
65
Ch65 Serangan di Benteng Utara
66
Ch66 Serangan di Benteng Utara 2
67
Ch67 Bala Bantuan Datang
68
Ch68 Memulai Pelatihan
69
Ch69 Memperbaiki Kegagalan
70
Ch70 Era Kekacauan
71
Ch71 Eliza Lira
72
Ch72 Keributan
73
Ch73 Omong Kosong
74
Ch74 Tekad Lira
75
Ch75 Meninggalkan Kota
76
Ch76 Perkemahan Musuh
77
Ch77 Perkemahan Musuh 2
78
Ch78 Korban Kekacauan
79
Ch79 Padang Rumput Berbunga
80
Ch80 Salah Paham
81
Ch81 Sumpah
82
Ch82 Permintaan
83
Ch83 Menyusup ke Markas Musuh
84
Ch84 Pembantaian
85
Pengumuman penting..!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!