Chapter 019 Harapan (revisi)

Kembali ke posisi di mana Asta berada. Asta masih mencoba berbagai cara untuk menarik perhatian Ace yang tengah membaca buku.

"Dasar kau anjing dekil! Cepat kemari dan temui tuan agungmu ini!" Teriaknya mencoba cara lain untuk memancing emosi Ace. Tak apa baginya dihukum yang lain asalkan tidak direbus dalam pot tersebut.

Ace terlihat tak peduli dengan ucapannya yang hanya mencoba memancing emosinya. Ia tampak santai sambil melanjutkan aktivitas membaca komiknya.

"Tidak usah mengganggu," gumamnya pelan. Asta tersenyum karena pikirannya telah berhasil menarik perhatiannya.

"Pletak!" Suara batu mengenai kepalanya.

"Kau?! Kau?! Kau?! Akhhhh!!! Dasar sialan! Dasar pengecut! Kemari, biar kupukul pantatmu!" Teriak Asta kesal.

Muak dengan teriakan dan umpatan yang dilontarkannya, Ace mengambil batu dan melemparkannya lagi ke kepalanya.

Karena terikat dengan tali di kaki dan tangannya, Asta tak bisa menghindarinya. Ia pun kembali mengumpat dan batu lainnya pun menyusul.

Setelah membuatnya terdiam, Ace kembali melanjutkan aktivitasnya dan mengabaikannya lagi. Tanpa disadarinya, berkat berendam di dalam pot obat tersebut, sirkulasi darah Asta meningkat dengan cepat, dan proses pembersihan darahnya sedang berlangsung.

"Tak meleleh dan sulit dilepaskan. Tali ini terbuat dari apa sebenarnya? Guru, cepat keluar, muridmu ini sebentar lagi matang!" Teriaknya dalam hati, memanggil Gurunya.

"Tidak ada balasan," pikirnya.

Asta pun memejamkan matanya pasrah, mencoba mengalirkan esensi rohnya untuk bertahan dari panasnya berada di dalam rebusan pot obat tersebut.

"Ace yang gagah dan perkasa! Aku sudah mengerti akan khasiatnya. Bisakah kau melepaskan tali ini?" Panggilnya. Namun Ace terlihat tak peduli.

Tak ada respon, jadi mau tak mau ia hanya bisa pasrah dengan keadaan itu. Meskipun tubuhnya terikat, yang terpenting adalah ia tetap bisa menyerap khasiat yang dipancarkan oleh obat tersebut.

Sembari memejamkan matanya, Asta memulai proses menempa tubuhnya. Pertama-tama, ia membersihkan darahnya. Setelah sadar akan khasiat obat tersebut, Asta jadi menyayangkan tindakannya yang menyia-nyiakan kesempatan ini sebelumnya.

"Kecepatan ini benar-benar menakjubkan! Meskipun harus menahan rasa sakit yang berlebihan, setidaknya aku mendapatkan hasil yang pantas," gumamnya dalam hati.

Bagaimana ia tidak terkejut bahkan sebelum ia memulai proses pembersihan darahnya, ternyata sirkulasi darahnya bersifat mandiri. Hal ini menyebabkan prosesnya tidak terlalu lama seperti sebelumnya, kecepatannya berkali-kali lipat daripada tanpa bantuan rebusan obat tersebut.

Setelah menyadari efektivitas akan khasiat rebusan obat tersebut, Asta memulai proses penempaan raganya, dimulai dari pembersihan darahnya terlebih dahulu.

Dua hari pun telah berlalu semenjak Asta terjebak di dalam pot obat. Kini proses pembersihan darahnya tinggal sedikit lagi menuju peringkat 4. Kecepatannya benar-benar membuat siapapun terkejut. Asta bahkan membayangkan ekspresi wajah sahabatnya saat melihat perkembangannya nanti.

Namun yang membuatnya heran adalah adanya perasaan tidak enak di dadanya. Ia merasa bahwa aura Lembah Neraka seakan-akan sedikit demi sedikit kembali menekannya. Asta merasakan bahwa perlindungan dari Ace, perlahan-lahan mulai berkurang seiring berjalannya waktu. Jadi, mau tak mau Asta juga mencoba membiasakan diri dengan tekanan di Lembah Neraka agar bisa berlatih dengan kondisi maksimal.

"Apa aura Lembah Neraka ini sekuat itu sampai-sampai perlindungan dari Ace pun tak sanggup menahannya?" batinnya.

"Bukan aura lembah ini yang terlalu kuat, hanya saja ia memberimu sedikit perlindungan aura yang akan berkurang seiring waktu. Hal itu demi membuatmu terbiasa di tempat ini. Semua ini adalah rencana guru karena sebelumnya ia berniat terus memberimu perlindungan, tapi karena itu akan menghambatmu, guru pun memberikan metode ini," celetuk Flares yang baru saja terbangun.

Asta masih mencoba menyelesaikan pembersihan darahnya saat Ace tiba-tiba memukul dinding gua di sampingnya, meninggalkan lubang besar pada dinding tersebut.

"Booommm!" Bunyi pukulan Ace.

"Glek!" Asta menelan ludahnya sendiri, bergidik ngeri.

Bukan hanya terkejut, ia juga merasa takut. Baru kali ini ia melihatnya marah sampai segitunya melampiaskan emosinya ke sesuatu. Entah apa yang membuatnya sampai semarah itu padahal ia yakin tidak mengganggunya lagi setelah menyadari khasiat obat tersebut dan memutuskan untuk berlatih meski sambil berendam di rebusan yang tengah mendidih.

Ace menoleh ke arahnya, membuatnya semakin bertanya-tanya apa yang telah dilakukannya dalam dua hari terakhir. Atau mungkin ia pikir Ace belum melupakan kejadian saat ia mengumpatnya sebelum akhirnya menyadari khasiat obatnya.

"Ada apa...?" Tanya Asta bingung.

"........" Hanya tatapan biasa tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Namun seketika, ikatan di tangan dan kakinya tiba-tiba terlepas. Ia bingung antara harus bernafas lega atau takut karenanya.

Tali yang mengikat tangan dan kakinya pun terlepas dan kembali masuk ke dalam cincin penyimpanan milik Asta. Tali itu hanyalah sebuah tali biasa, hanya saja sebelumnya karena efek dari Ace yang membuatnya begitu kokoh. Seolah ada sebuah segel yang dipasang Ace pada tali tersebut. Ace mengedarkan pandangannya ke arah jalan masuk lembah.

"Gurumu adalah orang yang hebat. Kau harus percaya padanya dan kau harus benar-benar serius berlatih bersamanya. Ku harap kau bisa menembus Ranah Master dengan segera jika bersamanya," ucapnya tiba-tiba.

"Ahh, aku jadi merasa tersanjung mendengar pujian itu darimu," balas Flares yang tiba-tiba muncul.

"Tunggu, apa maksud ucapanmu itu? Seperti kau tidak akan mengawasi aku saja," Asta masih mencoba mencerna maksud perkataannya.

Tiba-tiba Ace mengeluarkan dua buah gulungan seni surgawi, sebilah pedang, dan 2 pil obat. "Ini adalah salah satu teknik rahasia yang digunakan oleh Kaisar Surgawi Ras Manusia pada masa lampau untuk menghancurkan perlindungan ke-12 Istana Kuno. Teknik ini merupakan seni surgawi peringkat legenda putih dan kau harus menemukan caranya sendiri untuk dapat mengeluarkan potensi penuhnya yang bahkan berkali-kali lipat lebih kuat daripada seni surgawi peringkat dewa hitam sekalipun," jelas Ace.

Flares tertegun melihat gulungan tersebut seolah-olah ia mengenalinya dengan baik, tetapi ia memutuskan untuk tidak berbicara sedikit pun.

"Ace, kau tahu kan kalau aku tak mendalami ilmu pedang? Bisakah kau memberikan aku teknik bertarung tangan kosong? Tak apa jika peringkatnya lebih rendah," ucap Asta menolak.

"Dan ini adalah Pil Penyetabil Roh dan Pil Sirkulasi Sumber Surgawi. Kau bisa meleburnya dalam air panas untuk kau gunakan sembari berendam seperti saat ini. Dan yang sedang kau gunakan untuk berlatih saat ini adalah Pil Penempaan Raga yang sudah dimodifikasi oleh gurumu dengan beberapa bahan tambahan untuk meningkatkan efisiensinya," jelas Ace lagi, mengabaikan penolakan Asta.

"Setidaknya rebusan Penempaan Raga akan bertahan hingga 2 bulan ke depan. Kuharap kau mampu meningkatkan raga tubuhmu sampai ke tingkat 5 hanya dalam waktu ini," lanjutnya.

Asta tersentak mendengar hal itu. Obat dengan efektivitas sehebat dan sekuat ini pasti merupakan peringkat 3 kelas tinggi atau lebih. Asta terdiam memandangi obat tersebut dengan tatapan kosong. Ia sedikit menyesal karena pernah menyia-nyiakannya dan bahkan tidak mau menyerapnya.

"Lalu apa maksud dari semua ini? Seperti kau tidak akan mengawasi latihanku saja. Dan lagi, menempa raga tubuh ke peringkat 5 dalam waktu dua bulan itu sama saja kau memintaku membelah langit. Paling tidak mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun," jawabnya.

"Itu kalau kau tidak berlatih sambil berendam di dalamnya. Kalau kau bisa memikirkan cara yang bisa meningkatkan efisiensinya, dua bulan itu justru terlalu lama. Kuharap kau tak menyia-nyiakan obatnya karena, asal kau tahu, itu tidaklah murah bagimu yang sekarang," ujarnya.

"Dan ini adalah Pedang Penebas Langit, Artefak Biasa peringkat 4 kelas tinggi. Gunakan itu sebaik mungkin sebagai alat latihanmu dalam mempelajari tebasan penghancur semesta. Anggap saja sebagai hadiah dari aku," lanjut Ace.

Setelah meninggalkan 4 hal tersebut di atas batu disampingnya, Ace tersenyum tipis. Asta melompat keluar dari dalam pot untuk mengambilnya segera sebelum Ace berubah pikiran.

"Terima kasih, Ace! Kuharap kau tak akan menyesalinya setelah ini," ucapnya tersenyum senang. Flares pun ikut tersenyum, meskipun ia terlihat lebih iba melihat muridnya yang tidak tahu mengapa serigala itu tiba-tiba memberinya hadiah.

"Setidaknya dengan begini aku tidak meninggalkan tanggung jawabku dalam melatihmu. Lagipula, kehadiran ku pun tak terlalu banyak membantu dengan adanya gurumu. Kuharap di pertemuan kita selanjutnya, kau sudah mampu bertahan hidup sendiri. Berlatihlah dengan rajin dan jangan sia-siakan pemberianku. Kau harus bisa menguasai tebasan penghancur semesta saat kita bertemu lagi, Asta," ucapnya sambil tersenyum.

Mendengar hal itu, senyuman di wajahnya pun memudar. Tidak ada kesenangan apapun menerima hadiah itu jikalau Ace akan pergi meninggalkannya.

"Kalau begitu aku mengembalikan ini padamu. Tak apa berlatih lebih lama, asalkan kau tidak pergi kemanapun dan tetap di sini menemaniku berlatih. Jangan lupakan tanggung jawabmu untuk melatihku sampai aku menjadi cukup kuat. Dan lagi, kalau kau pergi, bagaimana aku bertahan di tempat ini tanpa perlindungan darimu," ujarnya dengan polos, mengembalikan pemberian tersebut.

Ace tertawa melihat tingkah lakunya tersebut. Ia terkadang juga lupa, meskipun kadang otaknya pintar, Asta hanyalah bocah kecil yang kesepian. Akan tetapi mau bagaimana lagi, saat ini ada hal darurat yang memanggilnya segera.

"Bukannya aku ingin meninggalkanmu demi pergi bermain-main, hanya saja aku baru saja mendapat panggilan darurat dari kenalanku dan juga dari Istana Dewata milikku secara bersamaan. Maka dari itu, aku tak bisa berdiam diri di sini sementara orang-orangku sedang membutuhkan bantuan," jelas Ace.

"Perihal perlindungan aura, aku telah menyisihkan sebagian kekuatanku padamu. Perlindungan aura yang kuberikan hanya dikhususkan untuk menahan tekanan alami tempat ini, tidak bisa kau gunakan untuk hal lain, dan biar ku jelaskan, perlindungannya akan menipis seiring berjalannya waktu. Yang artinya, kau harus bisa bertahan dan segera meningkatkan kontrol dasarmu ke tingkat tinggi jika kau ingin menerobos segera ke ranah master," lanjutnya menjelaskan.

Meskipun mendengar pernyataan tentang perlindungannya yang akan tetap ada, tak membuatnya senang sedikit pun apabila Ace tetap pergi meninggalkannya.

"Keselamatan keluarga dan teman adalah prioritas utama, bukankah begitu menurutmu, Asta?" ucap Flares.

"Aku tahu itu, Guru. Justru karena aku tahu, mau tidak mau aku harus membiarkannya pergi. Jadi, Ace, apakah kau akan benar-benar pergi sekarang?" Tanyanya sambil menatapnya dalam.

Ace menganggukkan kepalanya pelan lalu kemudian mendekat dan memeluknya dengan erat. Asta pun membalas pelukannya dengan air mata yang mulai menetes.

"Tenang saja, ini tak akan lama. Setelah semua selesai, aku pasti akan kembali menemanimu dalam perjalananmu. Maka dari itu, berlatihlah dengan giat dan jaga kesehatanmu baik-baik," ucapnya.

Sesaat kemudian, Ace pun melepas pelukannya dan mulai berjalan keluar gua. Sosoknya perlahan berubah layaknya seperti seorang manusia yang berbadan tinggi dan tegap, lengkap dengan pelindung tubuh khas yang pernah ia perlihatkan sebelumnya juga 8 gelang penyimpanan miliknya yang terlihat mencolok di tangan dan kakinya.

Hal pertama yang Asta lakukan adalah melangkah mundur ke belakang melihat perubahannya tersebut. Ini pertama kalinya ia melihatnya berubah wujud menjadi manusia. Tentu hal itu menimbulkan tanda tanya besar di kepalanya.

"Saat hewan ghaib mencapai sebuah ranah tertentu, mereka bisa memanifestasikan kemampuan ilahi untuk mendapatkan sebuah wujud manusia. Tentu bukan hal mudah untuk mendapatkan wujud manusia karena bukan hanya itu, mereka juga memerlukan Danau Kehidupan untuk mendapatkan wujud manusianya. Dan sosok yang kau lihat saat ini adalah salah satunya," ujar Flares menjelaskan.

Asta hanya menganggukkan kepalanya pelan mendengar penjelasan gurunya. Meski begitu, tetap saja rasanya agak berbeda saat melihat sosoknya dengan wujud manusia.

"Awalnya aku tak berpikir untuk menggunakan wujud ini. Tapi untuk mencoba ini..." Ace membuka tangannya dan api hitam pemakan cahaya milik Asta membara di tangannya, "akan lebih baik jika aku menggunakan wujud ini," ucapnya lalu mengepalkan tangannya kembali, dan api pun padam.

Ace menoleh ke belakang dan tersenyum sejenak ke arahnya sebelum melakukan gerakan memotong di udara menggunakan tangannya. Sebuah ruang hampa yang cukup besar terbuka lebar di hadapannya. Ace pun melambaikan tangannya sebelum memasuki sobekan ruang hampa itu dan menghilang.

Asta balas tersenyum, meskipun rasa sesak menusuk di dadanya. Setelah ia benar-benar pergi, sobekan ruang hampa pun kembali menutup seperti semula.

"Karena kau sudah mempercayakan hal ini kepadaku, maka aku akan berjanji untuk berlatih dengan rajin. Ace! Suatu hari nanti aku pasti akan membuatmu terkejut dengan perkembanganku. Guru! Ayo temani aku berlatih!" Teriaknya dengan penuh semangat, mencoba mengubah kesedihannya menjadi rasa semangat.

"Beginilah seharusnya muridku! Dengan guru di sampingmu, puncak jalan surgawi pun akan kita gapai! Ayo kembali berlatih, Muridku!" Ajak Flares pada muridnya yang terlihat mulai bersemangat kembali.

---

Dahulu kala, Provinsi Shan Pegunungan Iblis bukanlah bagian dari Kekaisaran Arkhan, dan merupakan wilayah terpisah dari Negara Lembah Terkutuk yang dipimpin oleh satu kekuasaan kerajaan besar. Bisa dikatakan Negara Lembah Terkutuk terdiri dari dua kekuasaannya sendiri, yaitu Istana Lembah Terkutuk yang sekarang menjadi penguasa asli Negara Lembah Terkutuk, dan Istana Gunung Tengkorak yang sekarang menjadi Provinsi Shan Pegunungan Iblis.

Pada masa itu, di bawah kepemimpinan sang Raja Demon Tian Wei, Kerajaan Istana Gunung Tengkorak tumbuh menjadi besar dan sangat kuat. Sebagai Raja Demon yang juga merupakan Kultivator Iblis, ia terkenal kejam, pendendam, dan tak segan-segan membunuh siapapun untuk dijadikan nutrisi akan latihannya.

Sifat arogansinya semakin tumbuh besar setelah ia berhasil menembus penghalang Ranah Kaisar Surgawi. Pihak dari Istana Lembah Terkutuk yang tahu hal itu menjadi was-was akan memberontaknya Tian Wei yang justru menjadi kenyataan.

Tian Wei berambisi meratakan Negara Lembah Terkutuk serta Kekaisaran Arkhan untuk membangun peradaban kekaisaran yang baru. Namun, siapa yang sangka ambisinya yang terlalu besar itu justru akan membawa istananya pada kehancuran.

Di bawah komandonya langsung, Tian Wei menggerakkan pasukannya berperang dengan Istana Lembah Terkutuk dan Kekaisaran Arkhan, yang saat itu menewaskan jutaan kultivator dari kedua kubu tersebut. Pada akhirnya, Istana Lembah Terkutuk yang tak kuat menahan serangan tersebut, hancur dikalahkan oleh Tian Wei dan pasukannya, yang kemudian mengambil alih kekuasaan atas kepemimpinan negara.

Namun, begitu perang masih belum berakhir. Di saat-saat tak terduga, dalam satu malam, istana kebanggaannya diluluh-lantakkan oleh 3 tamu tak diundang. Salah satu di antara orang tersebut tak lain adalah Kaisar Arkhan.

Pada akhirnya, Tian Wei pun menyerah dan menyerahkan wilayah Istana Gunung Tengkorak dan menarik mundur pasukannya ke Negara Lembah Terkutuk. Setelah melalui proses diplomasi, akhirnya Tian Wei pun menurut untuk tunduk pada Kekaisaran Arkhan.

Puluhan tahun pun berlalu semenjak Istana Gunung Tengkorak diubah menjadi Provinsi Shan Pegunungan Iblis. Namun, mendapatkan serangan dari seseorang yang mengaku sebagai utusan sang Kaisar yang datang untuk menuntut balas atas dosa mereka di masa lalu. Tian Wei pun murka saat mendengar berita itu dari bawahannya. Namun, sayangnya, ia terlambat datang, hingga sosok itu telah pergi.

Bersama dengan bawahannya yang dipercayai sebagai Tuan Kepala Provinsi Shan, Tian Wei pergi ke Istana Kekaisaran Arkhan untuk meminta penjelasan mengenai kejadian tersebut.

Hingga pada akhirnya terjadilah sebuah perseteruan di istana kekaisaran. Tian Wei meminta izin padanya untuk melakukan penggeledahan, dan jika perang terjadi, mereka di atas Ranah Tetua dilarang untuk ikut berperang. Karena Tian Wei tahu 7 Sekte Besar Kekaisaran Arkhan pasti akan menolak, karena sebagian pasukannya adalah Kultivator Iblis.

---

Peperangan di benteng pertahanan sementara terjadi begitu sengit, dua faksi saling beradu kekuatan satu sama lain. Namun, terlihat dengan sangat jelas, salah satu faksi terlihat unggul dalam hal jumlah. Sehingga mengakibatkan terjadinya kesenjangan kekuatan antara dua pasukan.

"Trang! Tring! Trang!" Gema bunyi pedang dan cakaran yang beradu.

Terlihat pertarungan antara Tian Lan dan Arai Ken masih berlangsung sengit, meski telah berhari-hari melakukannya. Di sisi lain, entah sudah berapa banyak korban yang berjatuhan di antara kedua sisi, sudah tak lagi bisa dihitung. Pertarungan di antara mereka memberikan kesan yang menakutkan dan sulit diprediksi.

"Apa hanya segitu saja kemampuanmu?" Ucap Arai Ken sambil tersenyum.

"Hei! Apa kau bercanda? Lihat dirimu sendiri baik-baik," balas Tian Lan sambil tertawa.

Tian Lan melancarkan serangkaian cakar ke arahnya. Dengan sigap, Arai Ken mengayunkan pedangnya menepis serangan tersebut. Tak berhenti di situ, Tian Lan terus melancarkan serangannya secara bertubi-tubi, hingga akhirnya ia pun melucuti pedang miliknya. Refleks Arai Ken melompat ke belakang, menjauh dari jangkauan serangannya.

"Khe! Khe! Khe! Bukankah sebelumnya kau begitu sombong? Cepat ambil kembali pedangmu," ucapnya sambil menertawakan.

"Tidak perlu," ucapnya, sembari menerjang maju tanpa pedangnya.

Melihat hal itu, Tian Lan menghentikan tawanya sejenak, terkejut dengan jawabannya. Setelahnya, ia pun kembali tertawa, bahkan lebih keras dari sebelumnya.

Melihat kesempatan itu, Arai Ken langsung melesat cepat ke depan. Sejenak, ia tampak menghilang dan muncul kembali dengan sebilah pedang di tangan, menusukkannya tepat di jantung Tian Lan.

Arai Ken pun tersenyum penuh kemenangan setelah merasa berhasil menusuk jantung Tian Lan dengan mudahnya. Namun, tiba-tiba tubuh Tian Lan berubah menjadi debu.

"Ehhh... Apa kau benar-benar serius ingin membunuhku?" Ucapnya masih tertawa, sambil terlihat bersiap menyerang dari belakang.

Belum sempat melangkah menjauh dari tempatnya berdiri, Tian Lan lebih dulu melancarkan cakarnya.

"Akhhh!!" Cakar Tian Lan menggores punggungnya, meninggalkan bekas luka cakaran yang cukup dalam dan parah.

Arai Ken terduduk lemah, menahan rasa sakit di punggungnya. Pedang di tangannya langsung memudar, menyatu dengan udara. Luka itu menggores dari pundak kirinya hingga ke pinggang kanan bawah. Tian Lan tertawa sangat puas, menikmati kesakitan yang di deritanya.

Meskipun sedikit kesal, ia tak bisa membalasnya sekarang. Pedang yang ia ciptakan dari pemadatan sumber surgawinya pun sudah hancur. Tian Lan terus mengoceh tentang segala ucapan dan kesombongan yang Arai Ken tunjukkan sebelumnya. Tanpa ia sadari, Arai Ken mengeluarkan sebuah giok kebiruan dari dalam cincinnya dan lalu menghancurkannya.

Akhirnya, ia pun menyadari ada yang aneh dengan sikapnya yang begitu santai, tidak seperti biasanya. Apalagi Arai Ken hanya menampilkan senyuman lebar tanpa merubahnya sedikit pun.

"Sialan ini! Apa yang membuatnya tersenyum? Apa yang tengah direncanakannya? Mengapa aku merasakan firasat buruk?" Batinnya bertanya-tanya.

Episodes
1 Ch1 Bocah Kecil (Remastered)
2 Ch2 Langkah Awal (Remastered)
3 Ch3 Keinginan Flares (Remastered)
4 Ch4 Asta Vs Kenshin (Remastered)
5 Ch5 Ancaman Moegi (Remastered)
6 Ch6 Insiden Kebakaran (Remastered)
7 Ch7 Seorang Elf (Remastered)
8 Ch8 Kaisar Kecil (Remastered)
9 Ch9 Skenario Ace (Remastered)
10 Ch10 Menerobos (Remastered)
11 Ch11 Kerusuhan (Remastered)
12 Ch12 Konflik Kekaisaran (Remastered)
13 Ch13 Latar Belakang (Remastered)
14 Ch14 Perpisahan (remastered)
15 Chapter 015 Kota Api Suci (revisi)
16 Chapter 016 Manager Zao (revisi)
17 Chapter 017 Lembah Neraka (revisi)
18 Chapter 018 Ledakan Pertempuran (revisi)
19 Chapter 019 Harapan (revisi)
20 Chapter 020 Akhir Pertempuran (revisi)
21 Chapter 021 Hasil Ujian (revisi)
22 Chapter 022 Berita Kemenangan (revisi)
23 Chapter 023 Pulang Ke Rumah (revisi)
24 Chapter 024 Ilmu Pedang Tak Berwujud (revisi)
25 Chapter 025 Pilihan (revisi)
26 Chapter 026 Tak Terduga (revisi)
27 Chapter 027 Sedikit Pelajaran (revisi)
28 Chapter 028 Pertanda (revisi)
29 Chapter 029 Rekan Baru (revisi)
30 Ch30 Konflik Internal
31 Ch31 Artefak dan Pil Obat
32 Ch32 Bangkitnya Jiwa Tersembunyi
33 Ch33 Kebenaran
34 Ch34 Kota Tiandu
35 Ch35 Manager Row Riqu
36 Ch36 Reuni
37 Ch37 Jendral Nolan
38 Ch38 Master Senpu
39 Ch39 Hao Ryun
40 Ch40 Langit Kelam
41 Ch41 Menempa
42 Ch42 Kesepakatan
43 Ch43 Penempa Tingkat 1
44 Ch44 Ace Kembali
45 Ch45 Pertemuan Tak Disengaja
46 Ch46 Terkejut
47 Ch47 Hati Yang Terdalam
48 Ch48 Menuju Arena
49 Ch49 Teratai Biru Surgawi, Hao Chen
50 Ch50 7 Sekte Besar
51 Ch51 Fase Kedua
52 Ch52 Keributan Diatas Podium
53 Ch53 Pertarungan Memanas
54 Ch54 Adu Pemahaman
55 Ch55 Menuju 16 Besar
56 Ch56 16 Besar
57 Ch57 Keributan
58 Ch58 Kera Emas VS Pedang Ilusi
59 Ch59 Pertarungan Sengit
60 Ch60 Semi Final
61 Ch61 Pedang Iblis
62 Ch62 Final Turnamen Seni Bela Diri
63 Ch63 Usai Pertandingan Final
64 Ch64 Berpisah Kembali
65 Ch65 Serangan di Benteng Utara
66 Ch66 Serangan di Benteng Utara 2
67 Ch67 Bala Bantuan Datang
68 Ch68 Memulai Pelatihan
69 Ch69 Memperbaiki Kegagalan
70 Ch70 Era Kekacauan
71 Ch71 Eliza Lira
72 Ch72 Keributan
73 Ch73 Omong Kosong
74 Ch74 Tekad Lira
75 Ch75 Meninggalkan Kota
76 Ch76 Perkemahan Musuh
77 Ch77 Perkemahan Musuh 2
78 Ch78 Korban Kekacauan
79 Ch79 Padang Rumput Berbunga
80 Ch80 Salah Paham
81 Ch81 Sumpah
82 Ch82 Permintaan
83 Ch83 Menyusup ke Markas Musuh
84 Ch84 Pembantaian
85 Pengumuman penting..!!!
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Ch1 Bocah Kecil (Remastered)
2
Ch2 Langkah Awal (Remastered)
3
Ch3 Keinginan Flares (Remastered)
4
Ch4 Asta Vs Kenshin (Remastered)
5
Ch5 Ancaman Moegi (Remastered)
6
Ch6 Insiden Kebakaran (Remastered)
7
Ch7 Seorang Elf (Remastered)
8
Ch8 Kaisar Kecil (Remastered)
9
Ch9 Skenario Ace (Remastered)
10
Ch10 Menerobos (Remastered)
11
Ch11 Kerusuhan (Remastered)
12
Ch12 Konflik Kekaisaran (Remastered)
13
Ch13 Latar Belakang (Remastered)
14
Ch14 Perpisahan (remastered)
15
Chapter 015 Kota Api Suci (revisi)
16
Chapter 016 Manager Zao (revisi)
17
Chapter 017 Lembah Neraka (revisi)
18
Chapter 018 Ledakan Pertempuran (revisi)
19
Chapter 019 Harapan (revisi)
20
Chapter 020 Akhir Pertempuran (revisi)
21
Chapter 021 Hasil Ujian (revisi)
22
Chapter 022 Berita Kemenangan (revisi)
23
Chapter 023 Pulang Ke Rumah (revisi)
24
Chapter 024 Ilmu Pedang Tak Berwujud (revisi)
25
Chapter 025 Pilihan (revisi)
26
Chapter 026 Tak Terduga (revisi)
27
Chapter 027 Sedikit Pelajaran (revisi)
28
Chapter 028 Pertanda (revisi)
29
Chapter 029 Rekan Baru (revisi)
30
Ch30 Konflik Internal
31
Ch31 Artefak dan Pil Obat
32
Ch32 Bangkitnya Jiwa Tersembunyi
33
Ch33 Kebenaran
34
Ch34 Kota Tiandu
35
Ch35 Manager Row Riqu
36
Ch36 Reuni
37
Ch37 Jendral Nolan
38
Ch38 Master Senpu
39
Ch39 Hao Ryun
40
Ch40 Langit Kelam
41
Ch41 Menempa
42
Ch42 Kesepakatan
43
Ch43 Penempa Tingkat 1
44
Ch44 Ace Kembali
45
Ch45 Pertemuan Tak Disengaja
46
Ch46 Terkejut
47
Ch47 Hati Yang Terdalam
48
Ch48 Menuju Arena
49
Ch49 Teratai Biru Surgawi, Hao Chen
50
Ch50 7 Sekte Besar
51
Ch51 Fase Kedua
52
Ch52 Keributan Diatas Podium
53
Ch53 Pertarungan Memanas
54
Ch54 Adu Pemahaman
55
Ch55 Menuju 16 Besar
56
Ch56 16 Besar
57
Ch57 Keributan
58
Ch58 Kera Emas VS Pedang Ilusi
59
Ch59 Pertarungan Sengit
60
Ch60 Semi Final
61
Ch61 Pedang Iblis
62
Ch62 Final Turnamen Seni Bela Diri
63
Ch63 Usai Pertandingan Final
64
Ch64 Berpisah Kembali
65
Ch65 Serangan di Benteng Utara
66
Ch66 Serangan di Benteng Utara 2
67
Ch67 Bala Bantuan Datang
68
Ch68 Memulai Pelatihan
69
Ch69 Memperbaiki Kegagalan
70
Ch70 Era Kekacauan
71
Ch71 Eliza Lira
72
Ch72 Keributan
73
Ch73 Omong Kosong
74
Ch74 Tekad Lira
75
Ch75 Meninggalkan Kota
76
Ch76 Perkemahan Musuh
77
Ch77 Perkemahan Musuh 2
78
Ch78 Korban Kekacauan
79
Ch79 Padang Rumput Berbunga
80
Ch80 Salah Paham
81
Ch81 Sumpah
82
Ch82 Permintaan
83
Ch83 Menyusup ke Markas Musuh
84
Ch84 Pembantaian
85
Pengumuman penting..!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!