Setelah itu, Asta pun mengambil permata dari hewan singa tersebut. "Aku pikir tidak ada orang yang mau memakan daging singa, apalagi yang teksturnya sekeras ini," ucapnya sambil mencubit kulit singa tersebut. Dirinya sangat terkejut saat mendengar penjelasan dari gurunya bahwa bangkai singa tersebut cukup mahal jika dijual atau dapat mengembalikan sumber surgawi jika dagingnya dimakan.
"Kenapa kalian para manusia memburu hewan ghaib secara terus-menerus? Padahal, tahukah kalian bahwa pertumbuhan hewan ghaib sangatlah lambat dibandingkan umat manusia yang setiap harinya hanya berpikir tentang kawin, kawin, dan kawin," ujar Ace sambil menyipitkan matanya.
Flares tertawa mendengar ucapannya, "Hahaha... Padahal populasi umat manusia adalah minoritas, tapi dalam waktu yang lebih singkat, Benua Alam Surgawi tiba-tiba saja sudah dipenuhi oleh manusia," ungkapnya membenarkan hal itu.
Setelah menyimpan bangkai singa tersebut, Asta menoleh ke arah Ace dan tersenyum. "Apa-apaan dengan senyumanmu," ucapnya bertanya heran.
Mendapati pertanyaan itu, raut muka Asta langsung berubah masam. "Jangan bilang kau lupa dengan apa yang kau ucapkan sebelumnya," tuntut Asta, tentang penjelasan perubahan hal besar yang akan terjadi pada Desa Kuil Tersembunyi.
"Penjelasan mengenai tempatmu lahir?" tanya Ace sambil memiringkan kepalanya.
Asta pun menganggukkan kepalanya, "Selain tentang cerita mengenai ayahku yang sebenarnya menghilang tiba-tiba saat menjalankan tugas sebagai anggota sekte, dan juga mengenai bahwa desa itu merupakan bagian dari wilayah tersembunyi milik Sekte Kobaran Api Sejati. Karena aku sudah tahu itu semua dari hasil pencarianku sendiri," jelas Asta.
"Mmm.. baiklah, kalau begitu dengarkan ini. Selain menjadi bagian dari wilayah Sekte Kobaran Api Sejati, Desa Kuil Tersembunyi adalah wilayah tersembunyi milik Sekte Kobaran Api Sejati yang tak bisa di masuki hanya dengan mengandalkan nekad. Dahulunya, hanya para murid inti yang dapat tinggal di sini dengan tujuan untuk melatih kemampuan bertahan hidup. Namun, setelah pelantikan seorang Ketua Sekte baru, wilayah ini akan dijadikan sebagai markas baru dari Sekte Kobaran Api Sejati," ujar Ace menjelaskan sembari turun dari atas pohon.
"Kalau begitu, di mana Sekte Kobaran Api Sejati dulunya berdiri sebelum dipindahkan? Dan aku mendengar bahwa Sekte Kobaran Api Sejati ini adalah salah satu dari sekian sekte besar, apa kau bisa menjelaskan maksudnya?" Tanya Asta.
"Sekte Kobaran Api Sejati dulunya beroperasi di atas gunung yang ada di belakang Kota Api Suci. Sampai sekarang, proses pemindahan sekte masih dalam pengerjaan dan setidaknya akan membutuhkan waktu satu hingga dua tahun lagi. Masalah perihal sekte ini termasuk dari sekian sekte besar, aku hanya bisa bilang bahwa sekte ini merupakan salah satu sekte terbesar dan terkuat di Kekaisaran Arkhan ini. Kalau kau ingin tahu lebih lanjut mengenai sejarah dan masa lalu sekte, mungkin gurumu bisa menjelaskannya," ujar Ace, mengalihkan pembahasan itu kepada Flares.
Asta sedikit tertegun, membayangkan betapa kuat dan berpengaruhnya Sekte Kobaran Api Sejati sehingga mendapat julukan sebagai salah satu Sekte Terbesar di Kekaisaran Arkhan. Dipikir-pikir, ia merasa bangga pernah tinggal di Desa Kuil Tersembunyi, tapi masih ada banyak pertanyaan lain, terutama mengapa semua orang merahasiakan hal ini darinya.
"Namun begitu, bukan berarti Sekte Kobaran Api Sejati milikmu ini sebanding dengan Istana Dewata milikku di Daratan Gitou. Di seluruh daratan Benua Alam Surgawi ini, tidak ada seorang pun yang berani menyerang istanaku, kecuali sang Kaisar Surgawi. Dialah satu-satunya orang yang berani menantang 12 Istana Hewan Ghaib Kuno pada masa lampau. Selain dia, hanya orang bodoh yang tak tahu batasannya yang berani menantang Istana Kuno," ujar Ace sambil tersenyum pamer.
"Apa maksudmu menatapku saat mengatakan kata bodoh dan tak tahu batasan? Apa kau sedang menyinggungku?" Asta menyipitkan matanya.
"Memangnya siapa lagi orang yang sebodoh itu selain dirimu," ujar Ace, lalu tertawa. Kemudian, ia pun mengulas pertarungan Asta yang nekat menantang Joashua Ramier di Hutan Mistik.
Asta hanya memandangnya sebal saat ia berjalan mendekati bangkai singa tersebut. Kemudian tanpa aba-aba lanjutan, Ace melempar singa itu ke arah lain. Asta pun tersentak dan buru-buru menangkap singa tersebut.
"Hei! Meskipun dari pantatnya tak mengeluarkan kepingan emas dan dagingnya alot, tapi ini bisa dijual mahal!" ucapnya terkejut. Ace tiba-tiba melempar bangkai singa tersebut.
"Kalau memang seberharga itu bagimu, lantas kenapa kau hanya mendiamkannya. Bukankah sudah kubilang, kita harus pergi secepatnya, terlalu banyak waktu yang terbuang karenamu," ujar Ace.
Ace menggelengkan kepalanya pelan sembari mengambil batu lalu melemparnya ke arah Asta. Padahal ia hanya tinggal memasukkan bangkai singa tersebut ke dalam cincin penyimpanan dan masalah selesai.
"Aduh! Heii! Aku hanya minta waktu sebentar!" ucapnya kesal.
"Bisakah kau gunakan otak dangkalmu itu hanya sekali saja? Meskipun sedikit dangkal, setidaknya cobalah membuatnya menjadi bermanfaat. Cepat bawa bangkai itu jika kau ingin menjualnya. Tak ada waktu bagimu untuk mengulitinya sekarang. Lagipula, tulang-belulangnya pun sama berharganya dengan dagingnya, jadi untuk apa kau hanya menguliti dagingnya, jual saja semuanya," ujar Ace tanpa memberikan toleransi.
"Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapian. Cukup dengan bicara saja, sekarang ayo pergi," potong Ace yang bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Kendati Asta masih enggan melepaskan singa tersebut, Flares justru asyik melihat mereka yang selalu bertengkar seperti itu.
Asta membanting bangkai singa itu ke tanah, "Kalau memang sebegitunya, lebih baik aku tinggalkan saja singa ini. Memanggulnya sepanjang jalan hanya akan memperlambatku. Lagipula aku sudah mendapatkan permata hewannya," ujarnya enggan, pikirnya Ace menyuruhnya untuk memanggul bangkai singa itu sepanjang perjalanan.
Ace menggelengkan kepalanya sekali lagi, "Memangnya siapa yang menyuruhmu memanggulnya?!" ujarnya geram.
"Lalu untuk apa kau mempunyai dua cincin penyimpanan?! Itu bukan pajangan! Cepat masukkan itu dan bawa!" teriaknya emosi. Flares semakin terbahak-bahak melihatnya.
Melihatnya ragu-ragu, Ace pun kembali meneriakinya agar melakukannya dengan cepat. Dalam satu gerakan, bangkai singa itu pun hilang masuk ke dalam cincin penyimpanan. Daripada nanti Ace marah, Asta memilih menurutinya agar memasukkan bangkai tersebut ke dalam cincin.
"Bagus! Sekarang saatnya pergi," ujar Ace.
Asta pun mengangguk, dan mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Lembah Neraka. Beberapa saat perjalanan terasa lancar tanpa masalah, hingga kemudian, tiba-tiba Asta berhenti di tengah jalan dan mengeluarkan kembali bangkai singa itu dari dalam cincin miliknya.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau malah mengeluarkannya lagi..?!" Tanya Ace sambil menyipitkan matanya kembali geram.
Flares yang sudah mengira hal itu hanya bisa tertawa, "Asta, apa kau takut bangkai singa itu membusuk?" Tanya Flares sambil tertawa. Ia menebak Asta takut bangkai itu mengotori pakaian dan peralatannya.
Asta pun mengangguk pelan, "Tentu saja. Bagaimanapun, yang namanya bangkai pasti akan membusuk dan mengeluarkan aroma yang tak sedap nantinya. Bisa-bisa peralatan ku beraroma busuk semua," ucapnya, yang malah membuat Flares semakin tertawa.
Ace pun menepuk jidatnya, tak mengerti lagi dengan jalan pikirannya. Memang benar, bangkai itu pasti akan membusuk dan mengeluarkan aroma tak sedap, namun masalahnya ini adalah menyimpan barang di cincin penyimpanan, yang mana perputaran waktunya lebih lambat daripada di dunia. Ditambah lagi, sekalipun sebuah bangkai dimasukkan ke dalam cincin penyimpanan, akan ada lapisan energi yang melindungi benda tersebut di dalam cincin penyimpanan agar tetap awet dan tahan lama selama di dalam cincin.
Dengan begitu, setiap benda apapun yang dimasukkan kedalamnya takkan pernah tercampur dengan benda lainnya, meskipun ditaruh di dalam kotak yang sama.
Ace berjalan ke arahnya, lalu memukul kepalanya geram. Mustahil bangkai itu mengotori pakaian dan peralatannya yang ada di dalam cincin.
Cincin Jade Samudera adalah artefak penyimpanan dengan tingkatan tak terbatas karena hitungan tingkatnya adalah per kotak itu sama dengan per level. Hal itu dikarenakan kotaknya bisa terus ditambah selama seseorang punya sumber daya yang bisa digunakan.
Per kotaknya memiliki luas 100 meter persegi dan dapat mengawetkan benda di dalamnya karena perbandingan waktunya adalah 1 tahun di dalam cincin sama dengan 100 tahun di dunia luar.
Ace pun langsung membantah kekhawatiran Asta dan menjelaskan bahwa bangkai tersebut akan terlapisi oleh energi pelindung yang menjadikannya tidak tercampur dengan benda lain di dalam cincin. Selain itu, rentan waktu yang terjadi antara dunia di dalam cincin terjadi begitu lambat jika dibandingkan dengan dunia tempatnya berpijak saat ini.
Lagipula, bangkai hewan ghaib pada dasarnya takkan mudah membusuk layaknya bangkai hewan biasa. Sekalipun tidak memasukkannya ke dalam cincin, paling tidak memakan waktu berminggu-minggu hingga bangkai hewan ghaib membusuk.
Mendengar penjelasan itu, Asta pun merasa tenang untuk memasukkannya ke dalam cincin penyimpanan pemberiannya Pak Helio Utake untuknya. Karena cincin penyimpanan milik ayahnya penuh dengan berbagai sumber daya yang Asta kumpulkan bersama gurunya di Hutan Surgawi selama di Desa Kuil.
"Apa kita akan terus berjalan menyusuri hutan? Bisakah kita mampir terlebih dahulu ke sebuah kota untuk segera menjualnya, sekaligus aku juga ingin makan makanan enak perkotaan," ucapnya, yang disetujui juga oleh Flares.
"Lagipula, tujuan kita selanjutnya memang Kota Api Suci. Singa Bulu Biru terbilang lumayan langka dan cukup tinggi harganya di pasaran. Pasti akan mudah terjual di pelelangan, apalagi jika kau menjualnya sekaligus dengan permata hewannya," ujar Ace.
"Ehh... Selain memanfaatkan tulang, kulit, dan giginya untuk dijadikan bahan baku artefak, apa yang berharga dari bangkai hewan ghaib yang utuh?" Tanya Asta heran.
"Itu karena bangkainya bisa dihidupkan kembali dengan teknik kultivator ahli boneka. Oleh karena itu aku bilang, jual lah secara utuh bangkai sekaligus permata hewannya, para master pembuat boneka pasti akan tergila-gila dengan bangkai singa ini," ujar Ace menjelaskan.
Mendengar hal itu, Asta pun terpikirkan sebuah cara untuk meminta bantuan pada seorang master pembuat boneka untuk mencarikan tubuh bagi gurunya. Namun sebelum ia menyatakan hal itu, Flares langsung menjewer telinganya.
"Dasar murid kurang ajar. Kau sudah mulai berani sekarang hingga ingin menjadikan guru sebagai budak," ucapnya. Bagaimana mungkin ada seorang murid yang hendak menjadikan gurunya sebagai boneka.
"Aduduh! Guru, aku minta maaf, aku salah!"
Mendengar hal itu, Ace pun tak bisa menahan tawa. Ia benar-benar tidak tahu darimana datangnya pikiran itu sehingga membuatnya berniat untuk membangkitkan gurunya sendiri dengan bantuan master boneka.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju Kota Api Suci terlebih dahulu untuk sekedar beristirahat dan menjual bangkai Singa Bulu Biru.
Ditengah perjalanan tak banyak hal yang terjadi. Demi menghindari kebosanan selama perjalanan, Asta bertanya-tanya pada Ace mengenai Desa Kuil Tersembunyi lebih jauh. Masih ada banyak bagian-bagian yang perlu Asta ketahui tentang tempat lahirnya.
"Seperti yang kau ketahui sebelumnya, Desa Kuil Tersembunyi sama seperti namanya, yaitu wilayah tersembunyi milik Sekte Kobaran Api Sejati. Pada awalnya, tempat ini hanya dikhususkan untuk murid inti serta para petinggi sekte. Namun setelah pelantikan seorang Ketua Sekte baru, tempat yang awalnya hanya dikhususkan untuk para murid inti sekte akan dirombak ulang menjadi Sekte Kobaran Api Sejati yang baru," jelas Ace.
Asta mengernyit heran mengapa Ketua Sekte baru ingin memindahkan Sekte Kobaran Api Sejati yang lama ke wilayahnya di Desa Kuil Tersembunyi. Namun, Ace menjawabnya demi keamanan sekte ke depannya.
"Lalu apa yang terjadi dengan Sekte Kobaran Api Sejati yang lama? Apa mereka akan meratakannya?" Ucapnya bertanya.
Ace menoleh ke arahnya menatapnya bingung, "Meratakan? Apa kau tak pernah mengenal istilah memindahkan rumah?" Tanya Asta balik.
Asta mengangguk, "Ya. Itu adalah istilah untuk orang yang pindah tempat tinggal," jawabnya singkat.
"Itu namanya pindah rumah, bukan memindahkan rumah," ujarnya. Asta pun semakin melongo tak paham apa maksudnya.
"Maksudmu mereka akan memindahkan keseluruhan Sekte Kobaran Api Sejati yang berada di gunung belakang Kota Api Suci?" Tanya Asta.
"Tepat!" Jawabnya singkat.
Asta mengernyitkan dahinya lebih heran lagi, "bagaimana mungkin memindahkan sebuah sekte yang katanya terbesar ke suatu tempat? Bukankah ini agak mustahil?"
"Tanyakan saja pada gurumu. Aku lelah menjelaskan semuanya padamu," ujarnya lalu mengabaikannya.
Flares pun menjelaskan dengan singkat bahwa untuk memindahkan suatu tempat ke tempat yang lain bukanlah hal mustahil. Hal itu bisa dilakukan dengan mempekerjakan para master susunan untuk membuat susunan pemindah antara dua tempat.
Selain menjelaskan hal tersebut, Flares juga menjelaskan kemungkinan terbesar mengapa Ketua Sekte baru ingin memindahkan Sekte Kobaran Api adalah untuk memperketat keamanan sekte. Karena luasnya Hutan Surgawi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Senlin Hutan Mistik yang sangat berbahaya, itu bisa menjadi benteng alami Sekte Kobaran Api nantinya. Flares juga memberitahukan bahwa keamanan perjalanannya juga dikarenakan kehadiran Ace yang merupakan sosok kuat sehingga tak ada yang berani mengganggu mereka, kecuali Ace yang membiarkan mereka menyerang seperti singa itu.
Hal lain yang Flares jelaskan adalah tentang jalan surgawi yang tak hanya ada beberapa. Karena dalam Benua Alam Surgawi ini terdapat lebih dari ribuan jalan surgawi yang bisa dipelajari.
---
Untuk sampai di Kota Api Suci, setidaknya membutuhkan beberapa hari perjalanan. Sesampainya, Asta bisa melihat megahnya penampakan kota tersebut. Di atas gerbang pintu, terdapat sebuah papan besar bertuliskan nama Kota Api Suci.
Sebelum bergegas ke sana, Ace lebih dulu merubah tampilannya menjadi serigala kecil dan duduk di pundak Asta layaknya peliharaan.
"Jadi ini Kota Api Suci yang sering ayah ceritakan, tempat ini sungguh beberapa kali lebih besar dari Desa Kuil," ucapnya antusias.
"Tentu saja. Kota adalah tempat berkumpulnya berbagai jenis orang, sedangkan Desa Kuil hanyalah wilayah khusus. Tapi beberapa tahun yang akan datang, kau pasti akan terkejut saat kembali ke Desa Kuil," ujar Ace.
Sesaat kemudian, sebuah rombongan kereta kuda berjalan melewati mereka. Asta baru sadar ada sebuah jalan batu tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Ace, kenapa kita tak melewati jalanan itu? Mungkin kalau kita lewat jalan itu, kita takkan susah-susah mencari jalan di tengah-tengah hutan," ucapnya.
"Hah..? Apa kau tahu dimana Desa Kuil berada?" Ucapnya balik bertanya. Asta menggeleng pelan, tidak tahu dimana seharusnya Desa Kuil berada karena selama perjalanan mereka tak berjalan lurus ke depan, jadi ia tak bisa menentukan arah dari Desa Kuil ada di sebelah mana kota ini.
Ace mengambil ranting pohon dan membuat dua tanda silang sebagai kota dan desa. Lalu ia pun menarik sebuah garis memutar dari tanda silang desa ke tanda silang kota, menunjukkan rute yang mereka pilih sepanjang perjalanan.
"Seperti yang sudah kau ketahui, Desa Kuil Tersembunyi terletak di tengah-tengah Hutan Surgawi yang penuh akan bahaya. Sedangkan jalan ini membentang dari sini hingga ke sini. Kalau kau memintaku untuk menyusuri jalan ini, sama saja kau meminta jalan yang memutar lebih jauh," ujar Ace sembari menjelaskan.
Asta pun mengangguk mengerti, dan ia juga baru ingat bahwa Desa Kuil Tersembunyi tak memiliki jalan penghubung. Desa Kuil ini memang memiliki gerbang desa, namun tak ada jalan yang menghubungkan gerbang desa tersebut ke wilayah lain, murni mengarah ke hutan.
Dua orang penjaga gerbang memperhatikan gerak-gerik mereka yang berdiri tak jauh dari gerbang kota. Setelah rombongan itu memasuki kota, Asta pun berjalan ke arah gerbang.
"Tunggu, Nak! Bisakah kau tunjukkan Giok Penanda milikmu..?" Pinta salah seorang penjaga.
Asta kebingungan saat ditanyai, "Giok Penanda..? Apakah itu semacam pengenal identitas?" Tanya Asta.
Kedua penjaga itu pun saling bertatap muka kebingungan. Merasa aneh jika ada seseorang yang masih tak mengetahui tentang Giok Penanda yang merupakan alat pengenal identitas.
"Heyy, Nak! Apa kau sedang bermain-main dengan kami..? Meskipun kau seorang anak pemburu, setidaknya kau pasti tahu tentang Giok Penanda," ucap salah seorang penjaga lainnya.
Asta menghembuskan nafasnya pelan, "Ayolah Paman, aku benar-benar tak tahu apa itu Giok Penanda. Ini adalah pertama kalinya aku meninggalkan tempat tinggalku,"
Kedua penjaga itu pun semakin lebih kebingungan. Mereka berdua menatap tajam matanya mencoba membaca sikapnya. Bukannya raut wajah panik yang mereka temukan, malahan tatapan seseorang yang keheranan.
Flares pun menjelaskan bahwa Giok Penanda adalah sebuah artefak yang digunakan untuk menyimpan daftar identitas kita. Giok Penanda adalah syarat umum untuk memasuki sebuah wilayah sebagai upaya pencegahan adanya penjahat atau Kultivator Iblis. Giok Penanda akan menampilkan identitasmu, dan jika kau seorang Kultivator Iblis, akan ada catatan yang tertera di Giok Penandamu yang menyatakan bahwa kau adalah seorang Kultivator Iblis.
Kedua penjaga itu menghela nafas pelan. Mereka pikir Asta adalah anak pemburu yang sedang mengecoh mereka, namun ia benar-benar tidak menemukan sikap kebohongan dari tingkah lakunya.
"Baiklah Nak, kami minta maaf. Sepertinya kau memang tak sedang berbohong pada kami. Kau pasti bertanya-tanya kan Giok Penanda itu seperti apa, ini dia yang dinamakan Giok Penanda," Salah satu penjaga tersebut kemudian memperlihatkan Giok Penandanya kepadanya yang kemudian ia kira merupakan Batu Jiwa.
"Giok Penanda merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk menunjukkan identitas diri. Bentuk Giok Penanda pun bermacam-macam dan berbeda. Salah satunya adalah milikku ini," jelas penjaga itu.
"Biasanya, di setiap Sekte, Giok Penanda digunakan sebagai sesuatu yang menandakan bahwa seseorang merupakan bagian dari Sekte. Di kota maupun desa pun sama, Giok Penanda digunakan untuk menandakan bahwa seseorang berasal dari suatu kota ataupun desa tersebut. Walikota atau petinggi desa bertanggung jawab untuk membagikannya kepada warganya, namun dengan ketentuan ada pajak yang harus dibayar oleh warga supaya bisa mempertahankan haknya sebagai warga kota," lanjut penjaga yang lainnya.
"Giok Penanda sendiri terbuat dari Giok Pikiran, yang mana merupakan material yang seringkali dijadikan alat untuk menamai Artefak dan Seni Surgawi. Cara kerjanya sendiri cukup dengan memasukkan sedikit energi kedalamnya. Maka setelah itu, Giok Penanda akan memunculkan sebuah tampilan hologram dari tulisan ataupun gambaran yang telah disisipkan kedalamnya," satu penjelasan lagi.
"Setiap orang hanya bisa mempunyai satu Giok Penanda. Jika seseorang memaksakan diri untuk menduplikasi Giok Penandanya, itu takkan pernah berhasil kecuali menghancurkan Giok Penanda yang lama terlebih dahulu," lanjutnya mengakhiri penjelasan.
Setelah mendengar serta melihat kegunaan dari Giok Penanda itu secara langsung, Asta pun mengangguk mengerti. Yang ternyata, Giok tersebut terbuat dari sebuah bahan bernama Giok Pikiran.
Disisi lain, Ace yang juga berada disana tampak bosan menunggunya, "Sebenarnya berapa lama kau ingin membuang-buang waktuku di sini," seru Ace, membuat terkejut kedua penjaga tersebut yang tengah memperlihatkan gioknya pada Asta.
"Anda...?!!"
"Jangan mengundang keributan yang seharusnya tak terjadi. Bukankah begitu prinsip dasar Sektemu," ujarnya membungkam mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Insanuddin Musa
novelnya sangat bagus hanya penjelasannya terlalu detail kesannya bosan untuk dibaca membuat alur ceritanya lambat sekali pertempuran dengan hewan ghaib saja 1 chapter mungkin authornya bisa dikurangi penjelasannya agar lebih menarik
2022-09-05
1