Rasya mengangguk dan mulai melacaknya.
Sembari menunggu Rasya melacak nomer telpon orang tua Briyan, Tio melanjutkan kegiatannya untuk menonton tik tok dimana para gadis cantik dan seksi berada di sana.
Setelah Rasya selesai Rasya membuat Tio kaget dan bertanya.
"Gimana?" Ucap Tio menunggu jawbannya.
"Terakhir berada ini di pantai gak jauh dari sini. Sinyal nya tetep dari sana sekarang aja masih disana." Rasya menjelaskan secara detail dengan memperlihatkan hasilnya kepada Tio.
Tio hanya mengangguk seakan akan dia mengerti padahal mah ya kagak ngerti apa pun.
"Lu yakin gak?" Tanya Tio mengintimidasi.
Rasya mengangkat kedua bahunya yang di balas dengan Tio yang menepuk jidatnya sendiri.
"Hemm" Tio seakan-akan ingin lenyap dari pandangan kawan nya itu.
"Oh iya gw chat Soren sama Iqbal deh ya, biar mereka ikut." Tawar Tio.
Rasya mengangguk dan berjalan ke parkiran untuk mengambil mobilnya, Tio yang sibuk dengan handphone nya tidak ikut entah dia lupa dia akan kemana atau Tio emang sengaja alias nge prank.
Rasya yang menyadari Tio tidak berada di belakang nya, Rasya menoleh kebelakang dan ternyata Tio masih enak terduduk di bangku taman yang tadi di duduki oleh Rasya dan Tio.
"Woi asyu, lu gak ikut ke pantai?" Tanya Rasya penuh kekesalan.
"Eh iya tunggu tunggu..." Jawab Tio dengan berdiri dan berjalan ke arah Tio dengan berlari pelan.
Mereka berjalan bersama dan masuk ke dalam mobil. Rasya langsung melajukan mobilnya menuju pantai yang Rasya maksut tadi.
©©©
Ternyata ehh ternyata Briyan melihat semua apa yang di lakukan oleh Tio dan Rasya, Briyan terlihat syok dengan apa yang di katakan Rasya.
"Gak mungkin sih ini kejadian gw harus ikutin mereka." Ucap Briyan menyemangati dirinya sendiri.
Dia bergegas untuk berlari ke jalan dan mencari ojek ataupun taksi yang melintas, mungkin ini keberuntungan Briyan dia mendapatkan taksi.
Setelah naik ke dalam taksi Briyan menyuruh pak supir untuk mengikuti mobil Rasya dan Tio.
"Ikutin mobil itu ya pak, jangan sampai hilang." Pinta Briyan pada supir taksi itu.
"Baik mas.." pak supir menjawabnya dengan sopan.
Briyan terus mengikuti kemana arah Rasya dan Tio sembari menyuruh Bimo untuk datang ke tempat Briyan.
Briyan Anderson
Bim...
Bimo Zalfano Ar
Iya apa yan?
Briyan Anderson
Lu bisa kan jemput gw?
Bimo Zalfano Ar
Bisa. Di rumah sakit?
Briyan Anderson
Di pantai.
Bimo Zalfano Ar
Kenapa di pantai?
Briyan Anderson
Udah jemput gw di pantai.
Bimo Zalfano Ar
OTW
Briyan Anderson
Read
©©©
Disisi lain Bimo yang menerima pesan nampak kebingungan dengan mantan bos nya dulu, namun Bimo tidak ambil pusing dan segera otw menuju tempat yang Briyan maksut.
Bimo segera berangkat entah mengapa perasaan Bimo seketika menandakan akan terjadinya sesuatu hal yang buruk.
Pikiran Bimo negative terus??!
©©©
Di mobil Rasya,
"Udah chat Soren sama Iqbal?" Tanya Rasya memastikan.
"Bentar gw chat dulu." Tio mulai membuka aplikasi WhatsApp nya untuk memberitahu Soren dan Iqbal.
THE FOUR HS
Tio Griyandra
Eh *** lu bisa ke pantai sekarang?
Nandra Soren Hyenza
Gw udah di pantai kalik sama Iqbal.
Tio Griyandra
Lah ngapain?
Maheeru Iqbal ramasya
Biasa *** benerin otak ye
Tio Griyandra
Tunggu gw di pinggir goa
Maheeru Iqbal ramasya
Siap bor otw goa
©©©
Sesampainya Rasya dan Tio di tempat yang mereka tuju mereka langsung mencari benda yang sudah mereka cari cari. Dan mereka menuju ke goa karena udah janjian disana.
Soren yang melihat Rasya dan Tio dari jauh melambaikan tangan dengan senang dan gembira.
Mereka berkumpul di depan goa dan membicarakan yang ingin mereka selesaikan.
Tio membuka pembicaraan.
"Gini ya kenapa gw ngajak lu kesini tuh karena ada yang janggal sama orang tua Briyan, katanya Nabila tadi malem bakalan ke rumah sakit eh pas gw liat tadi pagi Briyan kek gak ada yang jenguk. Pliss deh ..." Tio membicarakan dengan muka yang begitu serius.
"Woi Cok santai Cok muka lu kek setan kalok cerita." Soren meledek yang membuat Tio sedikit kesal.
"Eh tapi kalok menurut gw pembunuhan gak sih?" Ucap Iqbal tiba-tiba yang membuat Briyan yang menguping tidak jauh dari sana mendengar dan kaget.
Seketika dada Briyan mengeras dan sulit untuk bernafas karena gak mungkin kedua orang tua nya di bunuh.
Siapa yang berani bunuh?
"Eh lu gak merasa ada yang aneh gitu pas kita duduk disini?? Di layar ponsel gw menandakan terakhir terlihat disini. Mana sekarang bunyi terus gara gara alarm yang gw buat untuk mendeteksi keberadaan orang tua Briyan. Anjir. Ngeri Cok...." Ucap Rasya ketakutan.
Briyan yang yang berada tidak jauh dari mereka melihat ada secarik kertas di belakang Rasya. Sontak Briyan langsung berlari ke arah teman teman nya.
Teman teman Briyan yang kaget langsung berdiri dan tampak melongo atas kedatangan Briyan dan Bimo yang berada di belakang Tio.
"Minggir minggir...." Ucap Briyan saat berada di kerumunan teman temannya itu.
"Nyari apa lu Yan?" Tanya Iqbal.
"Tadi gw ngelihat kertas di belakang Rasya. Bantu cari anjir!" Ucap Briyan minta tolong kepada teman-teman nya.
Rasya menemukan gelang jam ayah nya Briyan sontak yang membuat Briyan heran dengan gundukan yang ada di bawah mereka.
"Eh lu gak merasa aneh sama gundukan tanah di bawah kita?" Tio memastikan hal yang dipikirkan oleh Briyan.
"Buka gak?" Briyan begitu antusias ingin mengetahui apa yang ada di dalam gundukan pasir.
Mereka ber tujuh membuka gundukan pasir itu.
Dan ternyata oh ternyata itu adalah mayat kedua orang tua Briyan.
Biyan yang melihat hal itu seketika terjatuh menangis melihat kedua orang tua nya yang telah tewas terbunuh.
Teman teman Briyan memeluk dengan erat karena merasa begitu iba terhadap apa yang di rasakan oleh Briyan.
"Udah lu tenang aja disini masih ada kita:)" ucap Soren yang membuat hatinya tenang meskipun masih ada yang kurang di hatinya yaitu keberadaan Nabila disisinya.
Mereka memutuskan untuk menelpon polisi dan agar polisi yang menangani hal ini.
"Lu gapapa?" Tanya Tio pada Briyan.
Briyan nampak begitu tenang dan tidak ada rasa tidak ikhlas atas kepergian kedua orang tua nya.
Ya mungkin karena balas dendamnya seorang Briyan karena dahulunya Briyan dititipkan kepada Anita yang membuat hubungan Briyan dengan Nabila berada diujung tanduk.
Briyan pergi dengan senyuman bahagia bak seperti orang yang telah membunuh kedua orang tuanya sendiri.
Eh eh eh bisa jadi memang Briyan yang membunuh kedua orang tuanya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments