Seperti biasanya saat pagi mulai tiba, Nabila langsung bangun dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap mandi dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat subuh.
"Habis sholat aku harus bangunin Nayla biar bisa ke sungai." Gumam Nabila dengan muka yang tampak sangat serius.
Saat sedang melaksanakan sholat tiba-tiba Nayla masuk ke dalam kamar Nabila dengan tergesa-gesa,
"Ehh ternyata sholat... Hadehhh," menepuk jidat sambil menggelengkan kepalanya. "Ku tunggu aja deh nih orang, dari pada ku tinggal ntar ngamok lagi," gumamnya tidak jelas.
Beberapa menit menunggu Nabila. Nabila pun selesai melaksanakan sholatnya.
"Lama amat sihh?" Kedua tangannya berada di pinggang sambil menunjukkan muka marah.
"Ya maaf, namanya juga sholat," Sesaat ibu Nayla memanggil mereka berdua, pertanda jika kali ini mereka harus makan.
Saat berada di tempat makan, Nayla menggumam tidak jelas, "kenapa kamu?" Tanya bunda dengan serius, karena melihat kelakuan anaknya.
"Gak, lagi bete aja" jawabnya singkat seperti meluncurnya rudal pesawat tempur.
"Ekhemm.." ayah Nayla berdehem.
"Nih keluarga pada kenapa sihh?" Gumam Nabila tak karuan.
Setelah selesai makan, Ayah Nayla yang biasa di kenal sebagai Pak Cakra berpamitan pada istrinya yaitu Tante Erni, untuk berangkat kerja.
"Kita kemana ya enaknya?" Ucap Nayla meminta saran, Nabila mengangkat kedua pundaknya bersamaan. "Dihh" ujar Nayla emosi.
"Ke sungai aja yuk, gw udah mikir gitu dari tadi malem loh," ide Nabila yang sedari tadi dia rencanakan akhirnya diterima oleh Nayla.
"Gass," Nayla mengangguk mengerti.
Tiba-tiba handphone Nabila berdering,
"Yah siapa ya?" Tanya Nayla ketus.
"Dihh makanya lain kali kalok angkat telfon orang tuh dilihat namanya, paham?" Mulai emosi dengan kelakuan Nayla.
"Sorry, kenapa sihh?" Nabila mulai kepo dengan pembicaraan Nayla dengan seseorang yang ada didalam handphone.
"Nabila udah balik ke Kediri?" Nayla menggelengkan kepala karena curiga.
"Lu tanya sendiri aja dah," memberikan handphonenya pada Nabila.
"Siapa ya?" Nabila mulai bingung. "Ini gw, aduhh lu lupa Bill?" Nayla mengarahkan pandangannya pada Nabila, Nabila membalas dengan mennaikkan pundaknya dan menunjukkan raut muka bertanya-tanya.
"Ini gw Resa, ketemu yok di sungai." Ajak Resa pada Nabila. "Ya emang gw mau kesana," mulai kesel dengan cowok yang namanya Resa.
"Ayokk deh ngapain urusin si Resa?" Nayla mulai kesal.
Nabila hanya mengangguk dan berangkat ke sungai. Mereka berdua menikmati perjalanan sambil mengingat terakhir Nabila kesini. Di tengah perjalanan terdapat beberapa cowok yang memperhatikan mereka berdua,
...[]...
"Wah ada cewek tuh?" Ucap cowok berjaket merah.
"Mangsa lu nih Yan," sahut cowok berjaket putih.
"Dah lah gw capek maenin cewek, kasian gw." Ujar cowok berjaket hitam itu sambil melihat ke arah Nabila.
"Lu suka sama cewek yang pakek Hoodie putih itu?" Tanya cowok berjaket merah karena penasaran.
"Bisa dibilang gitu?" Jawab cowok berjaket hitam dengan singkat.
Ngakak sih sekali lihat udah suka aja..?
...[]...
"Dah lah cuek aja Napa sih Kak Bill." Ucap Nayla ketus. "Ya elu gak tau perasaan gw gimana kalok ngeliat tuh cowok yang pakek jaket hitam," gumamnya membuat Nayla kaget.
"Bwahahahaha..." Nayla tertawa dengan begitu keras
Nayla tak menghiraukan hal itu langsung menarik tangan Nabila dan berhasil melewati sekumpulan cowok itu. Saat sampai di pinggiran sungai,
"Capek banget gw," gumam Nabila sambil duduk di sebuah bebatuan , tak menghiraukan saat Nayla berbicara padanya sambil berjalan.
"Kak Nabila yang ku sayangg, kita udah di tunggu Resa temen lu" Nayla amat kesal dengan kelakuan kakaknya tersebut.
"Dah lah kak aku pergi.." Nabila langsung berlari ketika melihat teman-temannya, dan meninggalkan Nabila sendirian.
...[]...
"Eh temenin tuh Yan," pinta cowok berjaket putih. "Nah bener tuh!" Tambah cowok berjaket merah.
Nah dan ternyata eh ternyata nama cowok berjaket hitam yang tiba-tiba suka Nabila itu bernama Briyan.
"Gw cobak ye... Gw takutnya dia gak mau," jawab Briyan dengan perasaan yang tidak karuan.
Briyan mendekati Nabila dengan perasaan takut akan sesuatu, yaitu Nabila risih dengan keberadaan Briyan.
Dan disisi lain temen-temen se tongkrongan Briyan mendekati Nayla dan temen-temen Nayla.
...[]...
Tiba-tiba Nayla datang mengejutkan Briyan dan Nabila yang akan memulai obrolan mereka.
"Kak Bill, Resa gak jadi kesini tadi dia telpon aku," Nayla menjelaskan dengan napas terengah-engah.
"Dih tuh orang gimana sih?" Menunjukkan raut wajah yang kesal.
"Sabarr sabarr," sahut Briyan membuat Nabila kaget. Dan langsung menunjukkan mukanya yang terheran-heran pada Briyan. "Napa? Ada yang salah?" Briyan ikut kesal akan kelakuan Nabila.
"Kak Nabila aku pergi dulu," Nayla pamit. Nabila hanya mengangguk melihat kepergian Nayla.
"Dasar cewek aneh lu ?" Ejek Briyan pada Nabila. "Lu juga cowok aneh." Sahut Nabila sontak membuat teman-teman Briyan dan Nayla yang berada tidak jauh mendengar pertengkaran kecil itu.
"Gw kira lu cowok baik-baik, eh ternyata aneh lu?" Tambah Nabila karena kekesalannya pada Briyan memuncak seribu persen.
"Dasar cewek idiot, pergi lu sana, gw gak butuh cewek kayak lu."
Dan ternyata...
Briyan sengaja membuat Nabila marah karena Briyan tau beberapa hari lagi Briyan akan kembali ke Jakarta, dan Briyan tidak ingin membuat Nabila berharap, karena Briyan tau dari tatapan Nabila yang menyampaikan bahwa Nabila suka terhadap Briyan.
"Ya gw pergi," Nabila langsung berlari menjauh dan berjalan sendiri dengan sedih.
"Apa sih salah gw?" Gumamnya sembari mencari kesalahan yang mungkin pernah dia lakukan terhadap Briyan.
"Siapa sih cowok itu ngeselin bet," Nabila tidak tau nama Briyan karena memang belum sempat berkenalan karena keburu di ganggu oleh kedatangan Nayla.
Tiba-tiba handphonenya berdering.. Nabila pun mengangkat nya..
"Siapa?" Tanyanya ketus.
" Ini aku cowok aneh yang tadi duduk sama kamu, aku minta maaf ya Nabila," pinta Briyan agar Nabila maafkan nya.
"Sorry gak nerima permintaan maaf dari handphone," jawabnya kembali ketus.
"Pliss dong maafin aku ya," pintanya sambil merengek seperti anak kecil.
"Dasar cowok aneh, minta maaf tuh langsung, Napa maksa amat sih tolol," Nabila mulai emosi dengan semuanya. Nabila langsung mematikan telponnya.
...[]...
"Gimana?" Tanya Nayla penasaran.
"Dia marah banget loh," jawabnya singkat.
"Lu sih kenapa kayak gitu?" Sahut Tio cowok yang berjaket putih. "Kejar aja deh Yan," tambah Rasya cowok berjaket merah.
"Gw gak mau aja dia jadi berharap sama gw," jawabnya kembali singkat.
"Emang kak Briyan mau kemana?" Nayla sangat penasaran dengan perkataan Briyan.
"Aku dua hari lagi balik ke Jakarta," belum selesai menjelaskan Nayla langsung memotong penjelasan Briyan. "Kok cepet kak?" Sahut Nayla.
"Hehe iya Nay, soalnya aku mau lanjut kuliah dulu. Jadi ya gak papa kalok aku gak fokus tapi, Nabila harus fokus kuliah aku gak mau ganggu kuliahnya," Briyan menjelaskan dengan mata yang berkaca-kaca.
...[]...
Disisi lain Nabila yang berjalan sendiri sendiri terlihat sedang bergumam,
"kalok gw ketemu cowok kayak dia lagi ogah banget anjir, apa lagi sampek deket, ahh capek. Udah aneh ngeselin pulak, kayaknya tuh cowok dari planet mars dehh! Semoga gw gak deket apalagi sampek jadian sama orang keturunan dari planet mars" gumamnya tidak jelas.
Dan Nabila memutuskan untuk pulang saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments