Di sebuah gedung yang sudah tidak terpakai dan sudah ditinggalkan sejak lama, dan gedung itu kini ditempati oleh geng Hyena sebagai markas mereka. Entah mengapa dan kenapa Riyan tiba-tiba memberanikan diri untuk datang ke gedung itu, padahal gedung itu terisi oleh semua orang yang menjadi anggota Hyena.
Salah satu anggota geng Hyena yang berada di pintu utama gedung bertanya pada Riyan karena menyadari keberadaan Riyan, "siapa lu?"
Riyan menjawab dengan kedua tangan berada di saku celananya dan menunjukkan raut muka menantang kepada geng Hyena, "mana ketua geng lu hah?"
Ketua geng yang dicari Riyan berjalan dari belakang anggota geng Hyena, Briyan sontak kaget karena itu bukan Briyan karena tau itu bukan Briyan, Riyan bertanya kembali "dimana Briyan?" Dengan nada menyentak agar Briyan keluar dari persembunyiannya.
"Briyan udah keluar dari geng Hyena, sekarang gw yang jadi ketuanya!" Jelas seorang yang mengaku sebagai ketua geng Hyena.
[]
Sebenarnya ketua geng Hyena tetap Briyan namun Briyan memberitahu geng nya agar mereka berpura-pura saja seperti Briyan udah meninggalkan gengnya.
[]
Riyan menggeleng tidak percaya, "lu pikir gw bodoh?" Kemarahannya semakin menjadi-jadi, "suruh Briyan keluar sekarang juga!" Agar Briyan keluar Riyan menghajar yang mengaku sebagai ketua geng Hyena tadi dan anakan Briyan yang jaga pintu utama.
Entah datang dari mana dengan santainya Briyan memukul kepala Riyan dengan jahilnya, memakai pakaian serba hitam seperti seorang yang tidak tahu dunia selalu menunduk tidak memperlihatkan wajahnya, mengikuti gaya yang sama dengan Riyan.
Riyan nampak begitu kesal, "kenapa sih nyariin gw? Rindu??" Ledek Briyan dengan kepala yang tetap tertunduk.
"Mana muka lu yang sok jagoan itu anj***" Riyan membentak sang Hyena.
Briyan hanya menggeleng sembari berkata "gila sih berani ngata-ngatain sang Hyena," melepaskan penutup kepalanya menggunakan tangan kirinya, "maju Lo kalo berani, ngapain lu Sampek mukul anakan gw, urusan Lo sama gw bukan sama mereka, udah hebat Lo?" Bertepuk tangan memuji kejantanan Riyan.
"Ya emang gw berani!" Mengatakan dengan gugup namun tetap memperlihatkan bahwa dia kuat gak lemah.
[]
Karena mendengar teriakan Briyan para anakan sang Hyena turun dari lantai dua untuk turun untuk melihat sang Hyena bertarung dengan Riyan yang sok jagoan.
Bisa di bilang Riyan sok jagoan, udah tau Briyan dijuluki sang Hyena kelaparan, kalok udah lapar kan tarung? Berarti korban selanjutnya juga Riyan yang di terkam sama Briyan?
[]
Sesampainya mereka di lantai bawah, Briyan langsung berteriak, "eh ada yang nantangin sang Hyena nih? Ambil gak ya??" Tanya Briyan dengan santai.
"Ambil.. ambil.. ambill.. ambilll.." anakan Briyan menjawab dengan sigap dan bersamaan.
Tio dan Rasya yang kebingungan karena keramaian di markas dan adanya Riyan disini bertanya pada Briyan, "ngapain tuh anak kesini?"
"Berani banget Lo kesini?" Ucap Rasya pada Riyan yang sedari tadi berdiri membelakangi tembok.
"Ya kenapa enggak?" Dengan santainya Riyan menjawab.
"Tuh lu denger sendiri kan?" Briyan menjelaskan dengan epik.
[]
Entah dari mana tiba-tiba Nabila datang dan berbicara menghadap Riyan, Briyan menatap keanehan itu dengan menaikkan alisnya sebelah saja.
"Lu tuh gak usah ganggu gw sama Briyan lagi! Apa lagi ganggu geng Hyena! Lu mau di hajar sama sang Hyena?" Ucap Nabila dengan menunjuk muka Briyan yang sok jagoan.
Riyan tiba-tiba menampar Nabila dengan keras hingga Nabila terjatuh, Briyan yang melihat kelakuan Riyan mulai keluar sang Hyena dari dalam diri Briyan.
Briyan berjalan cepat ke arah Riyan dan menonjok muka Riyan hingga ujung bibir Riyan sobek dan berdarah saking kuatnya pukulan Briyan, "lain kali jangan berani-beraninya lu sentuh cewek gw!" Briyan mengingatkan Riyan akan apa yang di lakukan Riyan.
Briyan mengacungkan jari telunjuknya ke atas pertanda bahwa anakannya yang berjumlah ratusan memukul Riyan satu persatu, Nabila yang menyaksikan hanya diam dan melihat keberingasan anakan sang Hyena, Nabila juga baru tau jika Briyan sangat menyayanginya hingga Briyan berani menghabisi semua cowok yang menyakiti Nabila termasuk Riyan.
"Pantas aja Briyan di juluki sang Hyena, kebringasan dan tidak peduliannya sama orang udah nol persen," Nabila berbicara sendiri entah siapa yang mendengarkan dia bicara.
"Itu lah kenapa Briyan di juluki sebagai sang Hyena kelaparan kalok dia udah di ganggu sama musuhnya," Nabila kaget dan hanya mengangguk mendengar cerita Rasya, "dan satu lagi Briyan sebenarnya juga enggan dijuluki seperti itu, tapi karena banyaknya yang dukung Briyan dan nge-fans banget sama Briyan, dia sering sembunyi dan keluar memakai pakaian outfit serba hitam." Nabila mengangguk mengerti.
Saat Briyan mendekati Riyan yang sudah enggan untuk hidup, Briyan berkata "udah puas liat kebringasan anakan gw?" Mengangkat alisnya lagi dan lagi, sedangkan Riyan hanya menggeleng kesakitan.
"Sekarang lu pergi!" Briyan membentak agar Riyan mau berdiri dan pergi dari hadapan Briyan, Riyan yang tidak kuat untuk berdiri hanya diam merasakan sakit akibat pukulan anakan Briyan.
Karena melihat Riyan yang udah setengah mati nggak karuan, Briyan menyuruh dua anakannya membantu Briyan, Kedua anakannya mengangguk mengerti.
Jahat-jahat gini masih punya hati gw.. Batin Briyan meledek dirinya sendiri.
Setelah melihat kepergian Riyan dari markasnya, Briyan duduk di samping Nabila, "gak capek kamu jadi ketua geng kayak begini?" Tanya Nabila iseng.
"Ngapain capek orang yang ngurus geng juga Tio sama Rasya," Briyan menjawab dengan memperlihatkan wajah meledek kepada Tio dan Rasya. Mereka berdua hanya tersenyum ogah melihat kelakuan Briyan.
Anakan Briyan yang melihat juga tertawa, salah satunya ada yang menjawab "sang Hyena cuman datang kalok ada musuh doang, tiba-tiba datang kayak angin" meledek Briyan.
Briyan hanya mengelus-elus kepalanya karena rasa malu, "baru kali ini gw liat Briyan sang Hyena yang perkasa pipinya memerah karena malu," ucap Neona anakan Briyan sembari tertawa, diikuti oleh Briyan dan anakan lainnya.
"Yan cewek lu cantik juga," ucap Dheo anakan Briyan paling jail di geng, "cewek gw unlimited dheo!" Briyan menjelaskan dengan legend, hingga membuat Dheo hanya menjawab "ups" jawab dheo singkat, padat dan jelas.
"Oh iya gw balik dulu ya!" Pamit Briyan sembari berdiri dan kembali memakai topinya dan jaketnya outfit kesayangan Briyan. Anakannya hanya mengangguk.
"Hati-hati di jalan banyak cewek cantik," ledek Dheo sekali lagi. "Sekali lagi lu ngomong gitu gw tonjok lu," mengacungkan jemari yang sudah mengepal keras. "Ampun suhu :D" ucap Dheo meminta maaf.
Briyan hanya mengangguk serta anakan Briyan yang lainnya hanya menggeleng lemah melihat kelakuan Dheo dan Briyan.
"Aku gak di antar?" Ucap Nabila membuat Briyan membalikkan badannya.
"Oh iya cewek gw ketinggalan anjir," menepuk jidat dan Nabila yang hanya pasrah dengan kelakuan Briyan yang konyol.
Semua tertawa kencang karena Briyan yang konyol tingkat langit, kemudian Briyan meninggalkan markasnya bersama Nabila dengan canda yang Briyan lakukan pada Nabila sembari menuju mobil. Setelah masuk kedalam mobil dan mobil mereka menghilang dari pandangan Tio, Tio menyuruh semua anakan Briyan untuk pulang kerumah masing-masing.
"Pulang... Pulangg... Pulang..." Ucap Tio sembari bertepuk tangan dan pergi ke motor nya, dan semuanya bubar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments