Pagi tiba disambut dengan udara dengan sinar matahari yang begitu cerah, terlihat Briyan yang sedang menikmati udara pagi.
Toktoktok....
Terdengar suara ketukan pintu dari luar,
"Siapa sih pagi-pagi gini bertamu?" Ujarnya dengan kesal.
Briyan turun dan membukakan pintu, alangkah terperanjatnya ayahnya yang sudah sedari dulu tidak pulang akhirnya pulang dan berkumpul dengan Briyan lagi.
Briyan merasakan keanehan saat ayahnya tidak memanggilnya Bibi. Bibi adalah panggilan kesayangan ayahnya untuk Briyan.
"Ayah kok gak panggil aku Bibi lagi?" Ujarnya memohon pengertian.
"Bukan gitu sayang, ini ada surat dari ibu kamu." Memberikan sepucuk surat yang ayahnya bilang dari ibunya.
Briyan mengangkat alisnya yang sebelah menandakan bahwa seorang Briyan tidak percaya akan hal itu.
Toktoktok.....
Pintu kembali di ketuk untuk yang kedua kalinya.
Siapa sih ah pagi pagi dah bertamu aja...
Briyan berdiri dengan ogah-ogahan karena dirinya yang juga masih enggan untuk berjalan. Dia membuka pintu dengan raut wajah mengenaskan, mukanya di tekuk bak cucian yang belum di setrika.
Setelah ia membuka mata betapa terperanjatnya Briyan bahwa yang tiba dirumah mereka adalah ibu Sarah dan kakaknya yang bernama brayen, Briyan langsung memeluk keduanya dengan berkata..
"Akhirnya kalian datang," ujar Briyan kegirangan.
Ibunya hanya mengangguk dengan senyuman, namun Brayen hanya diam melihat kemegahan rumah barunya, "Yan ini rumah lu?" Tanya Brayen dengan raut muka terpukau.
"Iya... Masuk lahh kamar lu di atas sebelah kamar gw, nah di pintu nya juga tertulis nama lu, Brayen Anderson." Ucap Briyan menunjukkan arah kamar Brayen.
Brayen sontak kaget karena baru ini tidur di kamar punya nya sendiri. "Beneran nih?" Ujarnya tidak percaya akan adanya hari ini, dimana ia bertemu dengan keluarganya.
Brayen menoleh ke arah ayahnya dengan penuh riang, ayahnya hanya mengangguk dengan senyuman pertanda bahwa ayahnya menerima kehadiran mereka.
Brayen langsung pergi ke kamarnya, "oh iya kamar ibu di bawah ya samping kamar ayah soalnya yang di atas ada kamar kosong itu kamar punya Nabila." Ujar Briyan sekali lagi.
"Nabila?" Ayahnya yang kaget mendekati Briyan apakah Briyan sedang tidak waras membawa seorang gadis kerumahnya.
Oh iya kalok ibunya Briyan adalah Sarah, terus yang jenguk Briyan di rumah sakit waktu itu siapa dong???
Briyan menjelaskan secara perlahan mengharap ayahnya mengerti, "tenang ayah aku di sini hanya membawa dia aku tidak bermain apapun dengan dia,"ayahnya sedikit lega mendengar perkataan anaknya yang seolah-olah bisa melakukan apapun kepada gadis itu.
Ayah Briyan hanya bisa mengangguk seolah-olah dia mengerti. "Baiklah kalau begitu ayah tidur dulu ya." Ujar ayahnya kemudian meninggalkan Bryan di ruang tamu.
Briyan hanya memandangi kepergian ayahnya dan kemudian menuju lantai atas untuk melihat Brayen.
Toktoktok...
Briyan mengetuk pintu kamar Brayen,
Briyan menunggu Brayen di depan pintu hanya diam setelah menunggu beberapa menit namun Brayen tak kunjung membukakan pintu untuknya, Briyan yang kesal karena merasa dirinya di permainkan langsung membuka pintu kamar Brayen dan ternyata Brayen tidak ada di dalam kamarnya.
Kemudian Briyan memeriksa ke setiap kamar di lantai atas namun nihil Brayen tidak ada di rumah.
"Ibu..ibu.. Brayen hilang!" Ujar Briyan berteriak karena khawatir.
[]
Ibunya yang berada di kamar ayah Briyan mendengar teriakan Briyan langsung bergegas keluar dan bertanya, "ada apa Briyan kenapa berteriak?" Tanya ibunya khawatir juga.
"Brayen hilang ibu,"ujar Briyan khawatir dengan keadaan Brayen.
"Tenang briyan... Brayen disini kok.." jelas ibunya menenangkan Briyan.
"Dimana?" Tanya Briyan penasaran.
"Di dalam lemari baju coba liat.. ayo kita liat." Ujar Bu Sarah menunjukkan keberadaan Brayen.
Sarah dan Brayen menuju kamar Brayen yang disambut oleh saudara kembar Briyan itu.
"Ada apa sih ribu-ribut?" Tanya Brayen penasaran.
"Ada apa? Lu dari mana bego? Kenapa gw cari gak ada lu?" Ujar Briyan emosi atas kelakuan Brayen.
Sarah yang melihat kelakuan si kembar hanya tersenyum serta menggelengkan kepalanya. "Sudah cukup jangan berantem lagi," ujar Sarah sambil mengelus rambut si kembar bersamaan dan meninggalkan mereka dengan senyuman.
Briyan masuk ke dalam kamar Brayen diikuti Brayen di belakangnya.
"Gw mau ngomong sama lu!" Ujar Briyan pada saudaranya itu.
"Apa?" Tanya nya dengan penasaran.
"Lu mah gak jadi ketua geng Scorpions, soalnya gw gak bisa jaga dua geng sekaligus, pusing pala gw." Ajak Briyan pada saudaranya.
"Mau aja sihh, asal Bu bantu gw.. gw masih belum tau bnyak tentang geng, jadi ku harus ajarin gw!" Brayen menyetujui ajakan.
Briyan hanya mengangguk dan mengajak Brayen pergi ke markas geng Scorpions.
[]
Sesampainya di markas Briyan mengenalkan ketua baru kepada anakannya dan menjelaskan kepada anakannya mengapa Briyan mundur jadi ketua geng Scorpions.
Di dalam semua anakan Briyan yang berjumlah hampir sebanyak anak sekolahan Briyan berbicara dengan lantang.
"Gw sekarang bukan ketua geng Scorpions." Ujar Briyan dengan lantang.
"Loh kenapa?" Tanya Soren penasaran.
Karena Briyan tiba-tiba aneh menurut Soren.
"Gw gak bisa urus dua geng sekaligus... Pusing gw!" Ujarnya dengan memperagakan gaya pusing.
"Hadehhh terus yang gantiin lu siapa?? Gw gak mau ya kalok dia gak bisa berantem!" Ucap Iqbal penuh dendam, namun bukan emosi sama Briyan karena Briyan akan meninggalkan mereka.
"Ada nih saudara gw jago beladiri. Mau??" Tawar nya pada geng Scorpions.
"Yang setuju angkat tangan!" Pinta Briyan.
Briyan tidak menyangka semua setuju, senyuman di bibir Briyan begitu merekah, Briyan sangat senang.
"Beneran gw jadi ketua geng Scorpions?" Tanya Brayen tidak percaya.
Briyan hanya mengangguk kemudian pamit untuk pergi menelpon seseorang dan di saat Briyan sedang menelpon seseorang Brayen berkenalan dengan teman teman nya.
[]
"Selamat ya dan gw disini bernama Soren gw akan ajak lu keliling setelah penobatan lu jadi ketua tunggu ya," ucap Soren dengan antusias.
"Hadeh boblok lu Soren carmuk bet lu!" Sindir iqbal, yang lain hanya tertawa.
[]
Setelah Briyan menelpon Briyan kembali ke dalam dan beberapa jam menunggu akhirnya geng Hyena datang untuk menyaksikan penobatan ketua geng Scorpions yang baru.
Brayen yang tidak mengerti mencolek Briyan dan bertanya, "ini penobatan yang kayak gimana sih maksudnya?" Tanya Brayen dengan rasa heran yang menggebu-gebu.
"Lu harus bisa kalahin gw apapun caranya," ujar Briyan dengan sedih.
Brayen menggeleng lemah karena baru tau untuk menjadi ketua geng Scorpions harus melakukan ini.
Kalok gw tau buat jadi ketua geng Scorpions harus berantem sama Briyan mending gw tolak aja tadi, batin Brayen memaki dirinya yang menerima ajakan Briyan.
[]
Tiba saat ronde akan dimulai Brayen menggeleng, terlihat antusias para penonton menyoraki nama jagoan masing masing. Hyena yang menjagokan Briyan serta Scorpions yang menjagokan Brayen.
Briyan mengangguk kepada briyan, saat Briyan hendak memukul muka Brayen, yang membuat Briyan kesal adalah karena Brayen tidak menyerang.
"Lawan gw! Pukul! Jangan diam! Lu harus kalahin gw!" Ujar Briyan emosi.
Kenapa anjir gw gak mau celakain sodara gw!, Batin Brayen menarasa bersalah.
Briyan memancing emosi Brayen dengan memukul rahang Brayen dengan sekuat mungkin, tidak di sangka pancingan itu berhasil membuat Brayen melawan Briyan.
Ronde satu berhasil di menangkan oleh Brayen karena kondisi Briyan yang memang kurang fit dari awal.
Brayen mengunjungi adiknya dan berkata, "gw minta maaf udah mukul lu," pinta Brayen agar Briyan memaafkannya.
Briyan hanya mengangguk dengan senyuman.
"Satu ronde lagi, lu harus bisa menang." Ucap Briyan.
Ronde kedua dimulai dengan keunggulan dari Brayen dan ronde kedua dimenangkan oleh Brayen. Dengan kemenangan sang Scorpions penobatan telah selesai dan Tio beserta Rasya langsung pergi membawa Briyan ke markas Hyena untuk dirawat.
[]
Brayen yang merasa bersalah kepada adiknya itu mengajak Soren dan Iqbal ke markas Hyena, mereka mengantar Brayen dengan senang hati. Sesampainya di markas Hyena, Brayen di sambut dengan hangat oleh anakan Hyena yang berjaga di gerbang depan gedung.
Brayen yang kagum dengan penjagaan yang dilakukan oleh anakan Briyan hanya tersenyum senang.
Soren dan Iqbal langsung menunjukkan tempat Briyan beristirahat, sesampainya di tempat briyan, sang kakak begitu merasa bersalah karenanya adiknya harus babak belur padahal kondisinya juga belum fit sepenuhnya.
Briyan yang menyadari kehadiran sang kakak lantas membuka mata. Briyan kemudian menyuruh kedua anakan Scorpions yaitu Soren dan Iqbal untuk keluar dengan cara melambaikan tangan nya, Soren dan Iqbal segera menyadarinya dan keluar.
"Maafkan kakak harus begini sama kamu," ucap Brayen dengan setulus hati.
"Dih ngapain minta maaf kan lu kakak gw tolol." Jawab Briyan dengan jail, membuat kakak nya kesal dan mencubit lengan briyan.
Kemudia setelah beberapa perbincangan hangat itu Brayen memutuskan untuk mengajak Briyan pulang dan menyuruh anakannya untuk kembali ke markas.
"Kalian jangan lupa pulang Jan disini terus." ucap Briyan yang di sambut dengan ketawa dari semua anakannya.
Setiap anggota geng pasti pulang kerumahnya masing-masing:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments