Pagi-pagi sekali Briyan sudah datang kerumah Nabila untuk menjemput Nabila.
Toktoktok....
"Assalamualaikum." Ucap Briyan memberi salam.
"Waalaikumsalam, loh ada kok pagi banget?" Rengek Nabila melihat Briyan yang sudah siap dengan kemeja ala selebgram zaman sekarang.
"Ya kan aku mau kamu siap lebih awal, karena keluarga besar aku mau ketemu kamu." Ujar Briyan kekeh.
"Ya aku tau, aku juga belom mandi belom makan," rengeknya sekali lagi.
"Ya udah cepet mandi nanti makan di dalam mobil, gimana?." Tawar Briyan.
Nabila hanya mengangguk.
"Buruan mandi." Tegas Briyan mendorong lembut Nabila kembali kedalam rumah.
Sembari menunggu Nabila yang sedang mandi Briyan duduk di sofa dengan memainkan ponsel kesayangannya. Melihat tiktok dimana terdapat makhluk paling indah di bumi.
Saat Nabila selesai berdandan Briyan langsung menariknya ke luar rumah dan membawanya masuk ke dalam mobil.
[]
Selama di perjalanan Nabila merengek dan meminta makan terus menerus.
"Ayang aku laper.. makan sayang." Rengeknya sembari memohon.
Briyan hanya memandangi Nabila dan mengangguk pelan.
"Ayang makan... Aku laper loh." Rengeknya untuk yang kedua kali.
Briyan yang melihat penjual nasi bungkus berhenti. Briyan turun dari mobil dan berniat membelikan nasi bungkus untuk Nabila.
"Tunggu.. Jan kemana-mana," ucap Briyan memperingati Nabila.
Nabila hanya mengangguk kesal sembari melipat kedua tangannya di depan dada
[]
"Pak saya beli satu bungkus nasi goreng ya pak," pesan Briyan kepada penjual nasi goreng.
"Baik, di tunggu ya mas." Pinta penjual nasi goreng itu.
Briyan hanya mengangguk.
Selesainya penjual tersebut membuatkan nasi Briyan langsung membayarnya tanpa mengambil kembalian. Dan langsung memberikan nasi itu pada Nabila.
"Nih makan." Ucap Briyan.
"Akhirnya aku makan juga." Ucap Nabila penuh kesenangan dihatinya.
Tak terasa selesainya Nabila makan, begitupun Briyan dan Nabila sampai di butik yang di tuju.
[]
Sesuai permintaan Briyan pegawai butik memberikan Nabila baju yang indah.
Setelah itu mereka membawa Nabila kelantai dua, ternyata di lantai dua terdapat salon kecantikan.
Briyan menunggu Nabila sambil memainkan ponselnya.
"Nabila" Briyan terpana saat melihat Nabila turun dari lantai dua.
"Briyan sebenarnya kita mau kemana? kenapa aku harus berdandan seperti ini?"
"Nanti kamu juga bakalan tau." Briyan tersenyum.
Briyan meraih tangan Nabila, lalu ia berjalan mengandeng tangan Nabila sampai didepan mobilnya.
"Silahkan masuk tuan putriku." Nabila membukakan pintu mobil.
Nabila tersipu malu menerima perlakuan manis Briyan. Nabila lupa kalau tadi ia marah dan menggerutu dalam hati.
Ditempat lain,
Dirumah keluarga Briyan, semua anggota keluarga telah berkumpul.
Brayen putra pertama keluarga Anderson
Ia adalah kakak kembarnya Briyan. kemudian,
Celina dan Anton mereka adalah Anak dan suami Anita. lalu,
Tio, Rasya, Iqbal, dan Soren adalah sahabat Briyan. Yang terakhir,
Pak Revan dan Ibu Sarah orang tua Briyan.
Mereka semua menunggu kedatangan Briyan.
"Briyan yang meminta kita berkumpul disini! tapi kenapa dia belum datang?" Brayen kesal.
"Kalau kamu tidak mau menunggu, pulang saja." Soren mengejek.
"kamu" Brayen ingin membalas ucapan Soren tapi ibu Sarah mendahuluinya.
"Sudah sudah! kalian ini, tidak perlu bertengkar seperti ini, bersahabatlah dengan akrab. Satu geng harus akrab." Ibu Sarah mengelengkan kepalanya.
"Selamat siang semua." Briyan akhirnya datang.
"Kamu sudah datang." Ibu Sarah tersenyum bahagia.
"Karena Briyan sudah datang kita langsung saja makan siang." Ucap pak Revan.
"Sebentar ayah, Sebelum makan aku ingin memperkenalkan seseorang. Nabila kemarilah."
Mendengar Briyan memanggilnya, Nabila yang berdiri didepan pintupun masuk.
Apa apaan ini, kenapa Briyan tidak memberi tahuku? kalau dia mau memperkenalkanku dengan keluarganya.
Perasaan Nabila tidak enak.
Meskipun gugup Nabila tetap memberanikan diri untuk masuk.
Semua mata tertuju pada Nabila, suasana tiba tiba menjadi hening dan canggung.
"Semuanya perkenalkan ini Nabila, dia pacar ku, ya dan dia juga calon istriku"
Keluarga Briyan terkejut termasuk yang lain , Briyan yang selama ini dikenal suka mempermainkan perempuan dan sok cool tiba tiba datang membawa pacar dan memperkenalkannya sebagai calon istri.
Ini kedua kalinya Briyan membawa perempuan kerumah. Suasanapun kembali menjadi hening
"Mami aku lapar." Suara Celina memecahkan kesunyian.
"Baiklah karena celina sudah lapar, ayo semua kita makan. Kalian juga pasti lapar." Ibu sarah mencoba mencairkan suasana.
Dimeja makan suasana masih terlihat kaku.
"Nabila, berapa umurmu?" Anita memulai pembicaraan.
"19" jawab Nabila dengan perasaan dag dig dug dengan bercampur gugup.
"Kamu sekarang kuliah atau kerja?" Anita kembali bertanya.
"Kerja." Briyan kaget karena tidak pernah melihat Nabila bekerja sebelum nya.
"Dimana?"
"Saya kerja di perusahaannya pak Andik."
"Apa jabatanmu?"
"Saya hanya karyawan biasa tante."
Pertanyaan pertanyaan Anita membuat Nabila merasa tidak nyaman.
"Kamu lihat ini." Anita memperlihatkan foto dari hanphonenya pada Nabila, Kebetulan Nabila duduk disebelahnya.
"Ini foto mantan Briyan. Namanya Leny, dia dulunya pengusaha padahal dia juga seumuran kamu loh, sekarang dia ada diperancis untuk melanjutkan kuliah S2."
Anita kemudian menggeser layar handphonenya.
"Yang ini Liya. Dia seorang anak pengusaha tambang. mengangumkan sekali, diusianya yang masih muda dia menjadi selebgram dan terkenal dimana-mana ." Anita menunjuk satu foto lagi.
"Dan yang ini "
"Cukup Ma..! " Briyan berdiri karena ia sangat marah.
Nabila ikut berdiri.
"Maaf, saya harus pulang permisi." Merasa tidak enak hati, Nabila pergi meninggalkan ruang makan.
Briyan kemudian pergi menyusul Nabila.
Sementara itu diruang makan,
"Apa Tante udah puas" ucap Brayen.
"Apa maksudmu?"
"Karena tante, calon istri Briyan pergi."
"Aku tidak menyuruhnya pergi." Ucap Anita yang tidak merasa bersalah.
"Pantas saja suami mu enggan melihat wajahmu. Dan lebih memilih memalingkan mukanya. Mungkin om Anton tidak betah melihat muka tante, karena sikap tante." Ucapan Brayen membuat Anita tersinggung.
"Maaf, sepertinya Celina mengantuk, saya pulang dulu."
Anton berpamitan lalu ia segera mengajak Celina keluar, Ia tidak ingin Celina melihat ibunya bertengkar.
Anita marah ia ingin menampar Brayen tapi Pak Revan mencegahnya.
"Anita! apa kau senang mencari keributan" Pak Revan setengah berteriak.
Ibu Sarah juga melihat Anita dengan tatapan sinis.
Merasa tidak ada yang membelanya Anita akhirnya pergi dengan marah.
Anita menghampiri Anton yang sudah menunggunya dimobil.
"Kau ini! membuat aku malu saja, lain kali jangan bertengkar lagi dengan anak angkatmu ataupun keluarganya." Anton menasehati Sarah.
"Aku ini istrimu seharusnya kau membelaku."
"Anita, kau itu jauh lebih tua dari Brayen, apa kau tidak malu bertengkar dengannya? dan mengenai Briyan, sebaiknya kau tidak mencampuri urusannya, siapapun perempuan yang dia pilih itu adalah haknya."
"Berhenti!" Anita mulai marah.
Anton menghentikan mobilnya ia tidak ingin celina terbangun karena mendengar suara keras Anita.
Gadis kecil berusia lima tahun itu tertidur pulas sehingga ia tidak mendengar pertengkaran kedua orang tuanya.
Anita keluar dari mobil, awalnya Anton ingin mengejarnya tapi karena lampu merah Anton mengurungkan niatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments