Setelah menjenguk Briyan di rumah sakit, Nabila bergegas pulang dan menuju ke rumah pak Revan.
"Bill.. lu mau kemana?" Ucap Tio di samping mobil Nabila.
"Mau ke rumah om Revan." Ujar Nabila memberi tau.
Tio hanya mengangguk dengan serius dan terlihat berpikir.
Nabila langsung tancap gas ke rumah Revan.
Di depan rumah Revan, Sarah yang terlihat kebingungan melihat Nabila yang tiba-tiba datang kerumahnya.
Sarah menyambut Nabila dengan raut wajah keheranan namun tetap senang karena calon menantu nya datang kerumahnya.
"Gimana keadaan Briyan sayang?" Tanya Sarah sembari mengajak Nabila duduk di sofa.
Nabila mengangguk mengerti.
"Alhamdulillah udah mendingan, tapi belom siuman Tante," Nabila kembali sedih.
Sarah memeluk Nabila, seakan-akan Sarah mengerti apa yang di rasakan oleh Nabila.
Nabila membalas pelukan dari Sarah dengan pelukan.
"Tante... Nabila mau ngomong," ucap Nabila memberitahukan maksud dari kedatangannya.
"Iya kamu mau bicara apa?" Tanya Sarah dengan sukarela menerima apa yang Nabila beritahukan padanya.
"Tante... Nabila ingin kuliah... Agar nanti saat Briyan udah siuman Briyan bisa fokus untuk kuliah Tante.." Nabila menjelaskan dengan raut wajah begitu sedih karena dengan Nabila kuliah Nabila akan meninggalkan Briyan.
Sarah mengangguk setuju dengan saran Nabila.
"Tapi kamu yakin?" Tanya Sarah pada Nabila.
Nabila mengangguk.
"Mama..." Ucap Nabila. Nabila yang merindukan sosok orang tua, tidak sengaja mengucapkan hal itu yang membuat Sarah terkejut senang akhirnya calon menantu nya memanggilnya Mama.
"Iya kenapa sayang?" Tanya Sarah dengan senyuman yang merekah.
"Aku pulang dulu ya ma.." ujar Nabila sembari mencium tangan Sarah dan keluar dari rumah Sarah.
Sarah mengantar kepulangan Nabila hingga ke teras rumah. Hingga Nabila pergi melajukan mobilnya yang telah menjauhi rumah Sarah.
Sarah yang mengerti perasaan Nabila seperti apa, Sarah hanya tertunduk meratapi hubungan anaknya itu. Dimana saat ini Briyan yang sedang di rawat di rumah sakit, sedangkan Nabila yang akan kuliah.
[]
Dengan mengejutkan pak Revan tiba-tiba sudah berada di belakang Bu Sarah.
"Kamu kenapa?" Tanya Revan keheranan.
"Nabila akan melanjutkan hidupnya dengan kuliah." Ujar Sarah yang membuat Revan sedikit terkejut.
"Biarkan dia menempuh jalan yang dia mau." Ucap Revan sembari mengajak Sarah masuk kedalam rumah.
Kini Sarah dan Revan telah baikan dan kembali rujuk demi anak mereka.
Brayen yang terbangun dari tidurnya mencari sosok ibunya. Dan Brayen mengatakan suatu hal yang membuat ibu serta ayahnya terkejut.
"Ibu aku akan melamar anak orang." Ucapnya begitu antusias.
"Apa?" Ujar Revan dan Sarah hampir bersamaan.
" Iya ibu... Ayahh... Aku akan menikahi Sandra yaitu adiknya Nabila." Ucap Brayen membuat ibu dan ayah nya semakin keheranan.
Revan dan Sarah baru tahu kalau Nabila mempunyai adik.
"Kamu yakin mau menikahi adik Nabila?" Tanya Sarah memastikan keputusan anaknya itu.
Brayen hanya mengangguk dan kembali ke kamarnya entah mengapa dia tergesa-gesa.
"Aku tidak percaya dengan Brayen," ucap Revan.
"Sama, aku juga. Ujar Sarah tak percaya dengan sebuah kenyataan.
Brayen yang turun dari lantai atas dengan membawa koper membuat Revan dan Sarah bertanya-tanya.
"Kamu mau kemana?" Tanya Revan kepada anaknya itu.
"Mau ke Jakarta ayah, aku ingin bertemu dengan Sandra ayah, boleh ya aku ke Jakarta?" Pinta Brayen.
Sarah dan Revan hanya mengangguk dan menuruti kemauan anaknya tersebut. Mereka mengantar Brayen ke bandara.
[]
Nabila yang sampai di rumah sakit terkejut saat melihat Anita.
Nabila terus berjalan hingga masuk ke dalam ruangan Briyan dan mengunci pintu ruangan Briyan dari dalam karena Nabila tak mau Briyan kenapa-kenapa karena ulang Anita untuk yang kedua kalinya.
Briyan yang ternyata sudah siuman terheran heran dengan sikap ceweknya itu.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Briyan yang mengejutkan Nabila.
Sontak Nabila berlari ke arah Briyan dengan gembira Nabila memberitahukan kabar ini ke pada Bu Sarah.
©©©
Nabila: assalamualaikum ma... Nabila mau bilang, Briyan udah siuman ma...
Bu Sarah: Alhamdulillah kalau seperti itu, nanti mama kesana ya,
Nabila: iya ma
[]
"Kamu lagi SMS siapa sayang?" Tanya Briyan penasaran.
"SMS sama mama sayang," ucap Nabila.
"Mama?" Tanya Briyan bingung.
"Iya sayang, mama kamu yang." Nabila menjelaskan yang membuat Briyan seketika senang mendengarnya karena akhirnya Nabila dapat menuruti kemauan Briyan.
Nabila seketika terlihat murung dan enggan untuk berbicara.
"Ayang kita makan yuk," ucap Nabila membuat suasana kembali hangat.
Briyan mengangguk senang.
"Suapin dong yang," rengek Briyan minta di manja oleh Nabila.
Nabila menyanggupi permintaan Briyan karena Nabila sendiri juga akan pergi besok siang.
Setelah melakukan hal romantis lainnya Nabila mengajak Briyan untuk tidur karena sudah larut malam.
"Sayang tidur yuk udah malem nih," ajak Nabila.
"Kamu kenapa sih? Gak biasanya kamu kayak gini??" Tanya Briyan heran dnegan sikap Nabila yang berubah menjadi mau menuruti apapun yang Briyan minta.
Nabila hanya menggeleng.
"Kalok ada sesuatu bilang sayang, aku gak akan marah ataupun larang kamu, selama itu buat kamu bahagia aku bakalan lakukan." Ucap Briyan dengan penuh raut kesedihan di wajahnya.
"Aaa... Aku akan kembali ke Jakarta ... Karena aku akan kuliah sayang," ucap Nabila membuat keheningan di antara Nabila dan Briyan.
Briyan tampak berfikir dengan keras.
"Apa kamu tidak bisa kuliah disini saja?" Tanya Briyan yang matanya hampir mengeluarkan air mata.
Nabila menggeleng.
"Baik lah sesukamu saja, jika kamu tidak ingin bersamaku pergilah sekarang, aku tidak akan melarang mu." Ucap Briyan membuat hati Nabila kecewa.
Sama yang dilakukan oleh Briyan dahulu waktu pertama kali Briyan bertemu dengan Nabila, yaitu membuat Nabila kesal akan kehadirannya karena Briyan tau Briyan akan meninggalkan Nabila. Dan hal itu Briyan lakukan kembali agar Nabila bisa meninggalkan dia, Briyan berharap setelah Nabila melaksanakan kuliahnya Nabila bisa fokus terhadap apa yang sedang di lakukan.
Nabila keluar dari ruangan Briyan dengan tertatih-tatih dengan mengeluarkan air matanya.
Saat Nabila masuk ke dalam mobilnya, terlihat bahwa Bu Sarah dan pak Revan telah sampai di rumah sakit. Saat Nabila tau hal itu Nabila langsung pergi meninggalkan rumah sakit.
[]
"Kenapa sih kamu kayak gitu?" Nabila bertanya pada seseorang yang tidak pernah ada di depan atau di samping nya.
"Kenapa kamu berubah kayak pertama kali kita ketemu, membuat ku kesal akan sikapmu?" Tanya Nabila sekali lagi.
Nabila terhenti saat melihat sebuah masjid, Nabila memutuskan untuk menunaikan sholat agar dia lebih tenang karena Nabila tau hanya tuhan nya lah yang mampu membuat perasaan nya kembali tenang.
Nabila mengambil wudhu dan melaksanakan sholat, selesainya sholat Nabila memanjatkan sebuah doa yang mungkin Briyan juga memintanya di setiap doa Briyan.
"Ya Alloh maafkan hamba mu ini yang selalu berbuat dosa. Tolong pertahankan hubungan hamba dengan kekasih hamba ya Alloh. Beri hamba petunjuk yang terbaik. Hamba tidak rela meninggalkan nya namun disisi lain hamba harus melanjutkan apa yang hamba cita-cita kan." Doa yang selalu Nabila panjatkan kini Nabila panjatkan lagi untuk yang ke sekian kalinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments