Briyan mengetuk pintu rumah Nabila, tapi tidak ada jawaban.
Sejak Nabila pulang dari rumah keluarganya, Briyan belum bertemu dengan Nabila.
Briyan memang mengikutinya keluar rumah, tapi saat sampai diluar Nabila sudah tidak ada.
Briyan lalu pergi kerumah Nabila, terlihat dari luar lampu lampu didalam rumah Nabila sudah menyala.
"Kemana Nabila? dia mau pergi atau belum pulang?." Briyan bertanya tanya.
Briyan mencoba menghubungi Tasya tapi handphonenya tidak aktif.
Briyan akhirnya memustuskan untuk pulang
Nabila terbangun dari tidur siangnya, Nabila membuka jendela kamarnya agar sinar matahari pagi masuk kedalam kamarnya.
Nabila teringat kejadian tadi pagi, dimana Anita dengan antusias menunjukan foto foto mantan pacar Briyan.
Jelas sekali Anita ingin membandingakan dirinya dengan mantan Briyan.
Nabila merasa dirinya tidak sebanding dengan mantan mantan Briyan, Nabila juga merasa dirinya bukan siapa siapa.
Untuk menghilangkan rasa sedihnya Nabila memilih pergi makan di restoran, nabila pergi menggunakan mobilnya.
Saat sedang berjalan Nabila melihat Dheo duduk dibangku di kursi samping yang Nabila pesan.
"Pria itu bukannya.."
Nabila teringat saat dirinya bersama Briyan dan Dheo di markas Hyena, Dheo melihat kearah Nabila
Menyadari Dheo melihat kearahnya,
Nabila membalikan badannya ia ingin berjalan mencari tempat duduk lainnya tapi Dheo memanggilnya.
"Nabila! "
Nabila berhenti, Dheo lalu menghampirinya.
"Kita bertemu lagi." Dheo terlihat senang.
"Kamu tau namaku? siapa yang memberi tahumu?"
"Pacarmu lah siapa lagi. "
Nabila kembali teringat, ketika di markas Briyan memang memanggil namanya didepan Dheo.
Karena lelah Nabila duduk di tempat yang telah dia pesan, Dheo mengikuti Nabila ia juga ikut duduk di kursi yang Nabila pesan.
"Ini, minumlah, kamu pasti haus " Dheo memberikan minuman jus nya pada Nabila.
Nabila menerima minuman yang diberikan Dheo lalu meminumnya.
"Kamu, kenapa ada disini? " Tanya Nabila.
"Sedang jalan-jalan gabut dirumah."
"Ohh gitu, lah cewek mu kemana? Ini makasih ya "
Nabila memberikan jus milik Dheo.
"Terima kasih." Nabila tersenyum manis.
Nabila baru ingin berjalan meninggalkan Dheo, tapi kakinya tersandung kaki Dheo.
Nabila kehilangan keseimbangan ia hampir jantuh.
Dheo memegang tangan Nabila, lalu menarik tangannya agar nabila tidak jatuh, tanpa sadar Dheo memeluk Nabila.
Nabila merasa sedikit lega karena tidak jatuh. Karena betapa marahnya Briyan jika Nabila terluka.
Dheo melepaskan pelukannya ketika melihat Anita datang.
Awalnya Anita ingin menemui Nabila dirumahnya, tapi belum sampai dirumah Nabila ia sudah melihat mobil Nabila yang terparkir di tempat parkir restoran.
Anita turun dari mobilnya, ia lalu mencari dan menghampiri Nabila.
"Jadi begini kelakuan kamu dibelakang Briyan"
Tasya terkejut melihat kedatangan Anita.
"Jangan salah paham, kita hanya teman geng." ucap Dheo
"Tadi aku mau jatuh, Dheo hanya menolongku." Nabila mejelaskan.
"Aku tidak percaya." Kata Anita.
"Aku tidak perduli!" Dheo lalu pergi meninggalkan Nabila dan Anita.
"Dasar, tidak tahu sopan santun." Anita menggerutu.
"Aku mau bicara denganmu tapi tidak disini. " ucap anita pada Nabila.
Nabila lalu mengajak Anita kerumahnya.
"Besar juga ya rumah kamu, lebih tepatnya lagi rumah yang dibeli Briyan." Anita berkomentar saat sampai dirumah yang ditinggali Nabila.
"Kenapa kamu kaget, aku tahu semuanya? bukan cuma rumah tapi mobil yang setiap hari kamu pakai itu juga pemberian Briyan. kamu sama saja seperti perempuan perempuan lain yang mendekati Briyan, kamu engga lebih dari perempuan matre."
Mendengar makian Anita, hati Nabila terasa sakit. Nabila tidak pernah meminta dibelikan Rumah, Briyan lah yang membelikan rumah itu. Padahal rumah yang Briyan belikan berada di samping rumah yang Nabila beli sendiri.
Tasya juga tidak pernah meminta mobil, Briyan jugalah yang meminta Nabila memakai mobilnya. Tapi Nabila tidak pernah memakai nya, Nabila membeli mobil yang sama dengan Briyan. Mobil yang di belikan Briyan tetap di garasi.
Lagi pula rumah dan mobil itu atas nama Briyan, jadi Briyan bisa mengambilnya kapan saja ia mau.
"Udah selesai ngomongnya?"
Nabila dan Anita menengok kearah sumber suara, yang ternyata adalah suara Briyan.
"Briyan kamu disini?" Tanya Nabila
"iyaa pintunya tidak dikunci jadi aku masuk."
"Mama mau apa kesini." Briyan menatap tajam kearah Anita.
"Akuu..."
"Kalau Mama datang kesini hanya untuk menghina nabila, lebih baik Mama pergi."
"Kamu ngusir Mama"
"Iya. Dan asal mama tau ini rumah nabila sendiri dan itu mobil Nabila sendiri. Mobil dan rumah yang aku buat beli Tasya tetap di dalam rumah yang aku beli yaitu di samping rumah Nabila. Dan satu lagi anda bukan ibu saya lagi. Dan jangan ganggu hubungan ataupun keluarga saya lagi."
Anita akhirnya meninggalkan rumah itu dengan hati kecewa.
Tujuannya awal Anita adalah mengusir Nabila dari rumah yang dikira Anita sebagai rumah Briyan, Anita sengaja menghina Nabila agar Nabila sakit hati.
Dengan begitu Nabila akan pergi atas kemauannya sendiri, tapi rencananya gagal karena kehadiran Briyan.
"Nabila maafin mama angkat ku ya." Briyan menatap Nabila ia seolah tau apa yang dirasakakan Nabila.
"Briyan kitaaa, lebih baik kita berjalan sendiri sendiri dulu."
Briyan menarik napas panjang, ia tidak percaya Nabila ingin mengakhiri hubungan mereka.
[]
Briyan pergi meninggalkan Nabila dirumah Nabila dan pergi ke markas nya untuk melampiaskan kemarahannya.
Sesampainya di markas Briyan langsung memukul mukul tiang gedung dengan sekuat kuatnya.
Tio dan kawan-kawan Hyena serta Scorpions yang sedang berkumpul yang melihat Briyan sedang meluapkan kemarahannya.
Tio langsung menghentikan Briyan..
"Lu gak punya otak kayak begini??" Ucap Tio membuat Briyan seketika sadar bahwa tangannya sudah berwarna merah pekat akibat Briyan memukul tiang gedung itu.
Briyan hanya menunduk dengan sejuta kesedihan.
"Lu kalok ada masalah bilang Yan," ucap Tio.
Briyan hanya menggeleng tidak percaya.
"Gw putus sama Nabila." Briyan kembali menunduk dan baru kali ini Briyan meneteskan air mata hanya karena Nabila.
Semuanya kaget mendengar pernyataan dari Briyan.
"Lu bercanda kan? Lu pasti boong!" Ucap Brayen membentak dan memukul Briyan yang sontak membuat Briyan terjatuh saking kuatnya pukulan Brayen.
Dheo datang dengan penuh kekesalan.
"Kesel gw anjing gw dituduh sama si mama angkat elu itu. Gw di tuduh selingkuh sama Nabila. Kesel gw njr." Ucap Dheo penuh kekesalan.
"Udah gw mau geng ini bubar aja gw mau fokus benerin diri gw aja." Ujar Briyan buat semua orang Kaget.
"Gak ada bubar-bubaran biar gw yang rawat kalok lu mau keluar." Ucap Brayen membela Scorpions dan Hyena.
Briyan hanya mendunduk kembali menggunakan penutup kepalanya, kembali memukul tiang sekali dengan keras. Sembari meninggalkan markas dan kembali ke rumah Nabila,
Sesampainya Briyan disana Nabila langsung membukakan pintu untuk Briyan. Dan kaget melihat tangan Briyan yang penuh dengan darah segar yang bercucuran.
"Kenapa kamu kok bisa begini?" Tanya Nabila penuh khawatir.
Briyan hanya menggeleng dengan tetap menundukkan kepalanya yang tertutup.
"Udah ayo masuk kerumah aku obatin dulu lukamu," ucap Nabila.
Briyan hanya pasrah mengikuti kemana Nabila membawanya.
Briyan duduk di sofa ketika Nabila menyuruh nya untuk duduk. Nabila mencari kotak P3K dan mulai mengobati Briyan. Briyan hanya meringis kesatikan ketika Nabila mengoleskan pada luka di tangannya.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Nabila keheranan.
Briyan hanya mampu menggelengkan kepalanya saja.
"Aku minta maaf ya, mungkin ini yang terbaik buat kita." Ujar Nabila penuh kesedihan.
"Apa kamu bilang? Yang terbaik?? Ini yang terburuk di hidup aku." Menjawab sembari meninggalkan Nabila di dalam, dan ternyata di luar sedang hujan lebat.
Briyan tetap berjalan walaupun hatinya begitu hancur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments