Pagi-pagi sekitar pukul tujuh Nabila terlihat sangat terburu-buru, entah akan kemana dia. Tidak lupa dengan handphonenya yang selalu dibawa kemanapun dia pergi.
"Tante aku pergi dulu," Nabila berpamitan pada tantenya.
"Mau kemana kamu pagi-pagi sekali, kamu juga belum sarapan?" Gumam tantenya, sambil memasak di dapur. Dilihatnya Nabila yang tiba-tiba telah menghilang dari pandangannya.
Di depan sebuah warung Nabila berhenti dan menelpon seseorang yang tidak lain adalah Resa sahabatnya sendiri.
"Res jalan yuk gw gabut nih dirumah terus," ajak Nabila dengan rasa gabutnya yang memuncak.
"Ke sungai aja ya? Gw gak punya duit nih kalau ngajak lu ke toko," jawabnya merayu.
"Ya udah deh." Nabila langsung mematikan teleponnya.
"Sebenarnya sih ogah mau ke sungai lagi, ntar ketemu cowok aneh kemaren kan bisa berabe nih. Masalah baru ntar muncul lagi, Ahhh ngeselin lu Yan." gumamnya memaki-maki orang yang tidak dia kenal.
Oh iya btw ketika malam hari Nayla udah cerita kalok nama cowok aneh itu adalah Briyan.
Tiba-tiba Resa datang mengagetkan Nabila, "woi.." Resa datang secara tiba-tiba.
"Njirr.. lu ngagetin ae lu," ujar Nabila penuh emosi.
"Yaudah Resa minta maap ya Nabila, dah yok keburu panas nihh." Ajak Resa dengan wajah yang murung.
"Masih pagi juga mana ada panas?" Ucap Nabila kesal.
Nabila langsung naik ke atas sepeda motor yang Resa bawa, belum sempat menghidupkan sepeda motornya. Tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depan mereka berdua, dan ternyata yang keluar dari dalam mobil itu tidak lain adalah Briyan.
"Ngapain lagi sih dia kesini?" Gumam Nabila kesal.
Briyan langsung menghampiri Nabila dan membawa Nabila ke dalam gendongannya agar Nabila mau masuk ke dalam mobil.
Sontak Resa membentak Briyan, "Lu siapa berani bet lu gendong cewek gua?" Berbohong agar Briyan mau melepaskan Nabila.
"Hah?... Cewek?... Gak salah denger gw??" Ejek Briyan pada Resa. Briyan langsung menurunkan Nabila. "Kamu diam disini," ujar Briyan kepada Nabila.
"Ya emang dia cewek gw?" Briyan semakin maju kehadapan Resa. Resa mulai ketakutan karena melihat tampang Briyan yang sangat ganas. Padahal waktu turun dari mobil tampang Briyan masih ganteng dan cool.
"Kok tampang dia berubah cok?" Kesal akan dirinya yang penakut.
"Takut ya sama gw?" Tebakan Briyan yang seketika membuat dada Resa mengeras akan amarah.
"Ngapain gw takut sama cowok kayak lu?? Cowok gak tau malu, deketin cewek gw?? Lu gak mampu cari lain boss??" Resa mengoceh hingga Briyan merasa mengantuk.
Tiba-tiba Resa dengan kuat memukul rahang dan perut Briyan sekuat mungkin. Karena sudah sangat kesal dengan sifat Briyan yang tengil.
Hingga Briyan terjatuh ke tanah, karena kuatnya pukulan Resa. Briyan bangun, sedetik sebelum Resa, memukul Briyan lagi. Hingga kini Briyan sangat lemas dan tidak berdaya.
"Hati-hati lu sama gw, gw tau semua rahasia lu," Briyan mengancam Resa dengan raut muka serius.
Sontak Resa terdiam mendengar ancaman Briyan yang bernada begitu serius.
Gak mungkin dia tau rahasia gw, batin Resa.
...[]...
"Resa!! Lu apa-apaan sihh mukul orang kayak gitu??" Ujar Nabila dengan membentak.
"Dia udah keterlaluan sama lu" jawab Resa penuh rasa bersalah.
Ya kalok di rasa-rasa mah ini salahnya Briyan, Kan aneh.
Nabila mendekat pada Resa,
"Ssttt.. gw gak suka ya sama yang namanya berantem, lu paham gak?" sahut Nabila.
Briyan kaget melihat Nabila yang begitu marah. Briyan gak pernah melihat cewek seberani itu sama cowok.
...[]...
"***.. ***... anjir Briyan dipukul cuk .. bantuin dia ," ujar Tio.
Teman-teman Briyan yang melihat Briyan di pukul oleh Resa langsung berhamburan keluar untuk mengeroyok Resa. Namun Briyan menahan mereka semua.
"Kenapa?? gw pen ngehajar cowok itu anjir," sahut Rasya.
"Nabila gak suka yang namanya berantem!" Jawab Briyan. "Ayo kita pergi!" Ajak Briyan pada Tio dan Rasya.
Melihat Briyan akan pergi, Nabila bertanya pada Briyan. "Lu siapa sih?"
"Gw Briyan!" Jawabnya singkat langsung masuk ke dalam mobil. Mobil Briyan pun melaju meninggalkan Nabila dan Resa berdua di pinggir jalan.
"Ah kacau semuanya! Ini semua gara-gara Lo." Nabila memaki-maki Resa.
"Kok gw?? Kan gw ngelindungi lu." Jawab Resa tanpa rasa bersalah.
"Dah lah gw males berantem sama lu dan gw gak mau liat muka lu lagi, gw suka sama Briyan. Lu bikin gw malu di depan dia." Ucap Nabila, membuat Resa kaget akan ucapan Nabila.
"Lu beneran suka sama Briyan?? orang Jakarta yang tengil, songong, gak tau diri itu, dan gak tau siapa elu. Lu lebih milih dia daripada gw yang tau segalanya??" Jawab Resa penuh rasa cemburu.
"Ya napa??" Bentak Nabila sehingga Resa menampar Nabila. Resa tak sengaja melakukan itu, amarahnya lah yang membuat Resa melakukan hal itu.
...[]...
"Lah anjir.. harus dibantai ini mah," ucap Briyan yang sedari tadi memperhatikan Resa dan Nabila.
Ternyata Briyan tidak ikut bersama teman-teman nya. Ketika mobil mereka sekiranya udah gak terlihat oleh Nabila dan Resa, Briyan turun dari mobil dan memutuskan untuk kembali.
...[]...
Briyan berjalan menuju Resa dan Nabila.
"Wah wah wah... Keren juga lu berani nampar cewek!" Ucap Briyan.
"Lu mending diem deh." Sahut Resa dan satu pukulan pun mendarat di rahang Briyan untuk kedua kalinya.
Nabila yang ketakutan hanya berlindung dibelakang Briyan. "Kamu tenang aku akan jaga kamu?" Briyan mengatakan dengan manis dan tersenyum.
"Lu mau berantem sama gw??" Tanya Briyan dengan nada menantang.
"Ayok." Resa menyetujuinya.
Akhirnya mereka berdua berantem. Mereka tidak menghiraukan saat Nabila meminta mereka untuk berhenti. Hingga akhirnya Tio dan Rasya datang. Namun mereka berdua terlambat. Briyan dan Resa mengakhiri pertengkaran mereka dengan satu pukulan yang mereka lakukan secara bersamaan, yang membuat Resa dan Briyan terjatuh ke tanah.
"Cok..." Ucap Tio.
"Ayo bantu Briyan cok," sahut Rasya.
Tio dan Rasya bergegas ingin menolong Briyan. Namun di hadang oleh Nabila.
"Biar gw aja." Ujar Nabila penuh rasa bersalah.
Nabila mendekat pada Resa dan membantu resa bangun. Namun tidak membantu Briyan. Briyan hanya melotot tidak percaya Nabila melakukan ini.
"Lah anjir kok Nabila gitu Sya??" Ucap Tio tidak percaya dengan yang dia lihat.
Tiba-tiba Briyan, Tio dan Rasya di kagetkan oleh suara tamparan. Dan ternyata Nabila menampar Resa sambil berkata,
"jangan pernah ganggu gw lagi paham kan??? Gw udah muak liat muka lu yang sok jagoan." Ucap Nabila membuat Resa marah besar.
Nabila yang tak menyadari bahwa Resa membawa sebatang kayu di tangan nya. Briyan yang menyadari bahwa Resa yang akan memukul Nabila, Briyan langsung berdiri dan memeluk Nabila dari depan. Dan benar saja dugaan Briyan.
Akhirnya Briyan harus terjatuh untuk ketiga kalinya, saat ini kondisi Briyan benar-benar sangat buruk. Dengan perasaan sedih Nabila memeluk Briyan. Resa yang langsung pergi setelah menyadari dia memukul Briyan langsung kabur membawa motornya.
Briyan yang masih setengah sadar mengatakan sesuatu pada Nabila, "jaga diri kamu baik-baik ya jika aku tidak di samping mu. Ada banyak hal yang tidak kamu tau dari Resa." Seketika itu Briyan langsung pingsan dan mengurungkan niatnya untuk kuliah dan lebih memilih kerja saja di sini.
Teman-temannya langsung menggotong tubuh Briyan. Dan membawa Briyan kerumah sakit, namun Tio menyuruh Nabila pulang karena waktu sudah hampir sore. Lagi-lagi Nabila pulang dengan keadaan sedih.
...[]...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments