Di rumah Briyan
"Briyan aku minta maaf ya, aku dulu sempat ninggalin kamu, aku minta maaf sayang." Ucap Liya.
"Minta maaf?"
"Iya aku mau balik sama kamu. Kamu mau kan sama aku lagi, aku janji gak akan kayak dulu lagi." Briyan mengerutkan keningnya seolah tak percaya bahwa Liya akan berubah.
Liya mengangguk...
Briyan tersenyum bahagia saat Nabila keluar dengan gaun yang kemaren ia belikan untuknya, Ia tidak mengira Nabila akan memakai nya mau ikut dengannya untuk ke rumah Briyan yang ke dua kalinya untuk bertemu dengan ayah dan ibunya.
Namun sikap Briyan tetap cuek dan cool pada Nabila. Entah mengapa sikap Briyan tetap seperti itu.
[]
Di rumah Briyan....
"Masuk duluan ya, aku mau ke toko sebentar." Ujar Briyan.
"Iya." Nabila mengangguk dan masuk yang langsung di sambut dengan pelukan oleh sang calon mertua.
Ih calon mertua.
Belom apa apa udah calon mertua
"Akhirnya kamu datang juga sayang, duduk dulu." Ucap ibu Sarah dengan lembut.
"Heheh iya Tante," jawab Nabila penuh ketakutan akan Anita.
"Kamu tenang aja," ucap bu Sarah seperti mengerti apa yang di rasakan oleh Nabila.
"Kamu gak perlu takut, Anita tidak ada mengganggu mu lagi." Ucap bu Sarah menenangkan Nabila.
"Iya Tante," ucap Nabila penuh rasa malu.
[]
Briyan yang sedari tadi berjalan mencari toko perhiasan di kaget kan oleh Anita yang sedang membayar anak-anak Scorpions untuk menghabisi seseorang.
Karena itu Briyan menelpon Nabila dan berkata...
"Sayang kita ketemu di markas Hyena ya. Kamu ajak ibu sama ayah ku." Ucap Nabila sembari tancap gas.
Karena posisi Briyan yang jauh dari markas Briyan menelpon Tio agar anakan Hyena dan anakan Scorpions berkumpul di gedung.
Tio menyanggupi nya.
Di perjalan dia mengkhawatirkan hingga dia hampir saja menerobos lampu merah dan lewat di jalur satu arah.
Karena merasa begitu cemas Briyan menelpon ayahnya..
"Ayah gimana keadaan Nabila?" Tanya Briyan dengan nada penuh ketakutan.
"Dia baik-baik saja kamu jangan khawatir." Ucap pak Revan.
Mendengar hal itu Briyan mematikan telpon dan tancap gas menuju markas.
[]
Di mobil pak Revan...
"Kenapa?" Tanya Bu Sarah penasaran.
"Briyan khawatir akan keadaan Nabila. Jadi dia memastikan Nabila baik-baik saja." Ucap pak Revan.
Nabila menyela pembicaraan pak Revan dan Bu Sarah,
"Ayah... Bisa kah kita lebih cepat ayah?" Pinta Nabila dengan raut muka mengenaskan karena khawatir dengan Briyan.
Revan mengangguk dan menyuruh sopir nya untuk melajukan kecepatan agar cepat sampai di markas.
[]
Briyan yang sampai di markas dikagetkan oleh Anita yang membawa pistol. Karena Briyan gak mau mati di awal, Briyan mengikuti alur dari ceritanya Anita.
Di dalam semua orang berkumpul jadi dua bagian dimana bagian yang memihak Anita dan masih memihak Briyan.
"Liat anakan mu sudah banyak yang memihak ku?" Ucap Anita meremehkan Briyan.
Briyan hanya mengangguk. Dan kembali tertunduk seperti saat dia sedang bertengkar dengan Nabila.
"Lepaskan aku akan berganti pakaian dulu." Ucap Briyan.
Briyan pun di lepaskan dan menuju tempatnya istirahat untuk berganti pakaian.
Setelah menunggu beberapa menit Briyan kembali dengan outfit kesayangannya sejak lama.
Anita yang melihat itu segera berlari ke rombongannya.
Nabila yang melihat Briyan dari bawah gedung dan Briyan berada di lantai 5, Nabila sontak berlari menyusul Briyan.
Namun di tengah lari nya itu Nabila terjatuh dan menyebabkan kakinya tergores,
"Auhhhhh," ucap Nabila kesakitan.
Bu Sarah yang melihat itu sontak membantu Nabila bangun.
"Kamu gak papa sayang?" Tanya Sarah.
Nabila hanya mengangguk dengan kesakitan.
"Ibu... Ayah... Aku ingin ke Briyan..." Nabila memohon.
Pak Revan mengangguk dan menuntun Nabila menuju lantai lima.
[]
Di lantai lima...
Terlihat Briyan yang sedang di bidik seseorang dari kejauhan... Namun ternyata Briyan dahulu lah yang menembak sang pembidik.
"Dia anakan ku jadi aku tau dia hanya pura pura memihak mu karena uang, aku tau kapan mereka akan menembak, jadi aku bisa memperhitungkan nya." Ucap Briyan dengan mulut tersenyum sinis. Dan muka tertutup topeng.
Anita ketakutan melihat itu.
Anita menyuruh anakan Scorpions untuk memukul Briyan, namun tidak ada yang menyerang.
"Itu anakan mu??" Ucap Briyan.
Anakan Hyena dan anakan Scorpions yang masih membela Briyan hanya menonton dan mengejek Anita yang tak bakat bermain geng.
Anita menoleh sinis.
Anita yang menyadari kehadiran Nabila sontak menyuruh bodyguard bayarannya menjaga tangga untuk menghalanginya.
Nabila yang ketakutan terjatuh seketika membuat amarah Briyan muncul.
"Briyan cukup sayang .. aku janji tidak akan meninggalkan mu." Ucap Nabila penuh tangisan dan air matanya yang mengalir deras.
Anakan Hyena dan anakan Scorpions yang melihat ini sontak tidak terima, namun Briyan mencegah.
"Gw mau kalian ke markas Scorpions, biar gw yang tanganin ini semua. Buat Tio, Rasya, Iqbal, sama Soren tetep disini. Yang lain balik ke markas." Ucap Briyan.
Anakannya tidak ada yang mau kembali.
"Balik SE... KA... RANG..." Briyan membentak.
Semua langsung berlarian pergi dari markas Hyena.
Dheo keluar dari belakang Anita yang membuat Briyan terkejut.
Dheo menodongkan pistolnya ke arah Briyan. Briyan sontak menodongkan pistol yang sebenarnya tiada pelurunya. Karena dia tidak akan membunuh sahabatnya.
"Jauhi Nabila atau hidup lu bakalan berakhir." Ucap Dheo.
Briyan menggeleng dan pada hitungan entah ke berapa mereka secara bersamaan menembak, namun Dheo benar-benar menggunakan pistol yang terdapat pelurunya.
Semua terkejut,
Ibu Briyan yang sedari tadi diam mulai menunjukkan amarah nya,
Bu Sarah memeluk Briyan yang mengeluarkan banyak darah.
"Briyan ...." Teriak Bu Sarah.
"Jangan tinggalkan ibu.." pintanya membuat ibu Sarah terbangun dari duduknya dan menampar Anita. Anita yang juga tersulut emosi menebak tepat di kepala Sarah yang seketika membuat Sarah tewas.
Anita juga menembak Revan di bagian perut agar Revan menjadi beban,
Anita menembak menggunakan pistol yang digunakan oleh Dheo untuk menembak Briyan.
Dheo yang tersadar dari jatuhnya menyadari bahwa Briyan tetap sahabatnya, yang mau melindungi nya apapun yang terjadi. Briyan rela menaruhkan nyawanya untuk menjaga orang-orang yang dia sayang.
Nabila yang bisa lepas dari para bodyguard itu langsung berlari ke arah Briyan. Anita yang tidak mau melihat Nabila dengan Briyan bersatu, berusaha menembak Nabila.
Keajaiban berpihak pada Nabila, saat membidik Nabila peluru pistol di tangan Anita habis.
Ternyata Dheo sudah memanipulasi kejadian ini, karena Dheo tidak mau sahabat nya dalam masalah.
Namun Dheo malah membuat kekacauan ini dengan benar-benar menembak Briyan di bagian perut,
Nabila sontak meminta Tio dan Rasya agar membawa Briyan ke dalam mobil. Nabila juga meminta Iqbal dan Soren untuk mengatasi masalah Anita.
Nabila akan membayar berapapun agar Anita bisa di tahan di dalam sel.
Nabila menyusul Briyan yang di bawa oleh Tio dan Rasya. Sesampainya di mobil mereka langsung membawa Briyan ke rumah sakit.
[]
Sesampainya di rumah sakit Nabila langsung meminta dokter untuk mengobati pacarnya itu.
"Dok tolong selamat kan kekasih saya?" Pinta Nabila.
Dokter hanya mengangguk..
Nabila dan kawan-kawan menunggu Briyan yang sedang di obati di ruang tunggu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments