Siang ini Briyan berjanji akan bertemu Soren, karena Briyan ingin membicarakan sesuatu.
Di tempat markas tersembunyi Briyan memberitahu Soren bahwa Briyan sudah datang.
"Woii, gimana kabar lu?" Ucap Soren dari kejauhan.
"Ya begini deh hancur men." Ujar Briyan dengan lantang.
"Lu mau ngomong apa?" Tanya Soren penasaran.
"Lu punya temen gak? Yang bisa merubah penampilan gw. Gw udah muak sama penampilan gw yang sekarang." Ujar Briyan dengan emosi.
"Ada tapi lu minimal gak pulang keeumah orang tua lu," pinta Soren.
"Itu aman," ucap Briyan.
Setelah lama berbincang bincang Briyan kembali kerumahnya untuk mengambil barang-barangnya.
[]
Dirumah....
Ibu Sarah meminta Briyan duduk, saat mereka sudah berada diruang tamu ibu Sarah membuka pembicaraan.
"Nak Bryan aku kamu yakin mau pergi? apa kamu gak bisa tinggal di rumah ibu aja?" Tanya ibu Sarah.
"Maafkan aku ibu.. aku tidak bisa jika aku tetap disini aku akan terus mengingat masa lalu ku. Sedangkan Nabila sudah meninggalkanku." Briyan begitu terluka atas apa yang di lakukan oleh Nabila padanya.
"Aku tahu, tapi tidak kah lebih baik jika kita bisa menerima kenyataan nak??" Ibu Sarah bersikap protektif karena tidak mau anaknya hilang arah.
Ibu Sarah terus menyakinkan Briyan dengan berbagai cara namun Briyan tetap dengan pendiriannya. Meskipun begitu Briyan tetap menyayangi ibunya itu.
"Tidak ibu aku tidak bisa" Jawab Briyan.
"Tolong jangan pergi ya sayang. Kami disini sayang kamu"
"Aku harus pergi ibu... Dan terimakasih atas segalanya yang telah kau beri pada Briyan."
"Tapi nak. Ibu mohon jangan tinggalkan ibu."
Briyan hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya kemudian pergi.
Kenapa Briyan begitu kekeh dengan pendiriannya.
Apakah dia punya rencana untuk mengembalikan Nabila padanya.
[]
Setelah Briyan mengambil rumah ibu Briyan menangis karena baru kali ini Briyan tak mau mendengarkan perkataan ibu nya sendiri.
Suasana menjadi sepi ketika Briyan meninggalkan rumah, karena menurut ibunya Briyan lah pembawa keceriaan. Sayang beribu sayang mereka tidak mengerti akan perasaan Briyan yang begitu sakit akibat Nabila.
[]
Ditempat lain,
Nabila bingung harus melakukan apa, saat Briyan memutuskan untuk pergi dari rumahnya. Nabila akhirnya memustuskan untuk tidak memikirkan Briyan. Namun semakin Nabila melupakan Briyan semakin sakit hati Nabila.
"Nabila kamu mau kemana?" Tanya Tio saat berpapasan dengan Nabila dipintu keluar rumah.
"Aku mau cari Briyan."
"Briyan udah pergi bill... Pergi untuk menenangkan dirinya katanya." Ucap Tio menegaskan dengan setegas-tegasnya.
"Tio... Gimana caranya aku minta maaf sama dia. Aku tau aku salah, jadi aku ingin minta maaf, ataukah mungkin dia sudah tidak mau menerimaku lagi?" Pertanyaan Nabila serta penjelasan Nabila membuat Tio pusing tujuh keliling.
Kenapa aku harus mengharapkan semua ini, aku dan Briyan sudah putus, apapun yang aku lakukan tidak ada hubungannya dengan dia.
"lalu setelah itu, kau mau kemana?" Tio tersenyum senang mendengar penjelasan dari Nabila.
"Aku mau cari Briyan sampai ketemu."
"Kemana? Tong sampah?? Nyarinya yang bener."
"Yang penting gw bisa sama Briyan... Gw gak bisa tanpa dia Tio." Nabila menunduk kesal.
"Bil tapi tadi Briyan bilang ke gw supaya lu gak bisa ketemu sama Briyan. Ya gw tau sih itu gak mungkin buat lu" Ucap Tio semangat meskipun tidak bisa membantu lebih.
"Maaf Tio aku hanya ingin Briyan kembali itu aja gak minta apa apa lagi selain itu."
[]
Nabila baru ingin pergi tapi Tio memegang tangannya.
"Nabila, mau ikut aku gak kemana Briyan berada, aku tau kok."
"Dimana dia?? Mau banget aku rindu banget sama dia" Nabila merasakan ketakutan yang besar saat dia tau Briyan tinggal di samping rumahnya.
[]
"Nah Briyan tinggal disini" ucap Tio menunjukkan kepada Nabila.
Toktoktok.....
"Yan lu di dalem gak?" Tanya Tio sembari mengetuk pintu.
Briyan membuka pintu dengan hal yang sama yaitu menunduk.
"Ada apa ya? Mau cari siapa?" Tanya Briyan.
Nabila langsung memeluk Briyan yang tetap tidak mau menunjukkan wajahnya.
[]
Briyan menyuruh Tio dan Nabila untuk masuk, karena sebentar lagi hujan. Dan meminta agar mereka duduk di sofa.
"Sebentar aku buatkan kalian minum dulu," ucap Briyan.
Tio dan Nabila hanya mengangguk.
Briyan pergi ke dapur serta berhenti di depan kompor kemudian ia menyalakan nya untuk memasak air, setelah minuman jadi Revan mengantarkannya ke Nabila dan Tio.
"Kalian minum ya," ucap Briyan.
"Briyan pliss jangan kayak gini sama aku," ujar Briyan yang sontak sangat membuat hati Briyan terluka.
Briyan memberanikan diri membuka penutup kepalanya,
"Jangan kayak gini lu bilang?" Tanya Briyan.
Nabila hanya mengangguk.
B
riyan mengajak Nabila ke mobil Briyan dan mengajak nya keluar.
Di dalam mobil Nabila sengaja menyetel musik dengan volume sedikit lebih keras. Dan lagu itu menggambarkan perasaannya saat ini.
Tak ingin terbawa suasana, Briyan lebih memilih untuk memalingkan wajahnya.
Briyan melihat kearah luar kaca mobil, ia menoleh kesamping ketika ada mobil yang juga berhenti disamping mobil miliknya.
Briyan terkejut melihat siapa orang yang ada didalam mobil itu.
Liya...
Nabila juga melihat mobil dan mengingat benar sekali itu Liya mantan Briyan, namun ia pikir ia salah lihat, untuk memastikannya Briyan membuka kaca mobil.
merasa ada yang memperhatikan dirinya, Dheo pun membuka kaca mobilnya.
Nabila menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Dheo, dan wanita yang disebelahnya adalah Liya. kenapa mereka bisa berduaan didalam mobil.
Briyan bertanya tanya.
Dheo juga terkejut melihat Briyan, ia sangat senang melihat Briyan disamping Nabila.
[]
Kemarin dia di maki-maki sama Anita, hari ini dia berduaan dengan Briyan. Perempuan itu benar-benar menyayangi Briyan serta tulus mencintai Briyan.
Dheo tersenyum sembari menutup kaca mobil nya karena lampu sudah menunjukkan lampu merah.
Liya sedang sibuk memainkan ponselnya ia sama sekali tidak melihat Nabila dan Briyan.
Melihat Dheo menutup kaca mobilnya Nabila meminta Briyan agar menutup kacanya juga.
"Kenapa?" Tanya Briyan.
Nabila hanya menggeleng.
Lampu merah pun berganti, tidak lama kemudian mobil mereka berjalan kearah berlawanan. Dheo dan Liya kearah kanan sedangkan Nabila dan Briyan kearah kiri.
Ya tuhan, hatiku sangat lega. Waktu aku putus dengan Briyan rasanya sesakit ini. Dheo, makasihh ya udah mau bantu aku... Batin Nabila.
Mata Nabila berkaca kaca, ia seperti ingin menangis.
Briyan menoleh kesamping ia melihat Nabila sedang menghapus air matanya
"Sayang kamu kenapa?"
"Aku engga apa apa." Nabila berbohong.
Sebenarnya Briyan tahu Nabila menangis tapi ia pura pura tidak tahu, Briyan tidak bertanya lagi.
Briyan tidak ingin membuat Nabila kesal atau bertambah sedih. Apa lagi saat ini Briyan juga masih merasa sakit hati dan kecewa begitu berat.
"Nabila kamu aku antar pulang ya." Ucap Briyan.
"Pulang?"
"Iya aku gak enak udah bawa kamu pergi tadi. Aku bakalan beliin kamu rumah supaya kamu tidak tinggal di samping ku" tawar Briyan.
Nabila spontan menggeleng kan kepalanya.
"Aku tidak mau," ucapnya yang membuat Briyan kesal.
Briyan hanga mengangguk.
[]
Dirumah Briyan
"Briyan aku minta maaf ya, aku dulu sempat ninggalin kamu, aku minta maaf sayang." Ucap Liya.
"Minta maaf?"
"Iya aku mau balik sama kamu. Kamu mau kan sama aku lagi, aku janji gak akan kayak dulu lagi." Briyan mengerutkan keningnya seolah tak percaya bahwa Liya akan berubah.
Liya mengangguk...
Briyan tersenyum bahagia saat Nabila keluar dengan gaun yang kemaren ia belikan untuknya, Ia tidak mengira Nabila akan memakai nya mau ikut dengannya untuk kerumah Briyan yang ke dua kalinya untuk bertemu dengan ayah dan ibunya.
Namun sikap Briyan tetap cuek dan cool pada Nabila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments