The Heaven Kingdom
...The Heaven Kingdom...
“Jadi bagaimana dengan novel yang aku berikan kemarin, apa kau sudah membaca nya sampai selesai?”
Perkenalkan sahabat ku satu-satunya di muka bumi ini, Delia.
“Ya, dan aku…menyesal”
“Kau menyesal? Wahh kita sama, aku juga menyesal karena baru membaca nya sekarang padahal novel itu sudah menjadi novel terlaris dalam dua pekan ini”
“Tidak, tidak! Bukan begitu! Kau tahu? Aku menyesal telah membaca novel sampah itu”
“Novel sampah katamu? Heh!”
Dia melempar ku dengan bantal yang sejak tadi dia pangku.
“Jangan sembarangan kalau bicara, novel sebagus itu kau bilang novel sampah? Lily sepertinya otak sudah bermasalah”
Delia menggeleng tidak percaya.
“Bukan otak ku yang bermasalah, tetapi novel yang kau katakan terlaris itu yang bermasalah!”
Enak sekali dia memaki otak ku yang seksi ini, huh aku tidak terima.
“Dibagian mana nya yang bermasalah Lily?”
Delia menatap ku geram, seperti biasa. Kami akan selalu ribut jika terjadi perbedaan pendapat tentang suatu hal.
“Semua! Alur ceritanya, tokoh nya, pokoknya isi novel itu benar-benar sampah dan tidak masuk akal”
Aku sungguh terbawa emosi membayangkan isi cerita novel yang baru saja selesai aku baca.
“Lily, begitulah cara kerja cerita fiksi. Semua yang kau baca itu tidak nyata itu hanya hasil imajinasi dari penulis nya saja tidak harus sesuai dengan kehidupan yang sebenarnya”
“Aku tahu kalau itu cerita fiksi dan karangan semata, tapi tetap harus masuk diakal dong. Kau pikir saja, mana ada seseorang yang dari awal sampai akhir itu bersifat baik memang nya dia malaikat begitu juga sebalik nya mana ada seseorang yang dari awal sampai akhir akan bersifat jahat”
Aku coba jelaskan hal yang menurutku janggal.
“Semua sudah pada peran nya masing-masing Lily, si protagonis yang bertingkah baik dan antagonis bertingkah sebalik nya. Dua karakter itu lah yang menciptakan pasang surut nya alur disebuah novel. Kalau semua nya tokoh protagonis tidak akan konflik yang terjadi disana”
“Ya aku tahu, tetapi kenapa sebuah happy ending selalu hanya milik tokoh protagonis? dan sad ending selalu jadi milik tokoh antagonis”
Menurut ku itu sebuah ketidak adilan yang sudah merajalela di dunia pernovelan, yang sampai sekarang belum bisa aku terima.
“Kau lupa Lily, kata pepatah? ‘Apa yang kau tanam itulah yang kai tuai’”
”Begitulah cara kerja nya, kalau kau menanam sebuah kejahatan maka akhir yang buruk lah yang akan kau dapatkan”
“Sudah…sudah, kenapa kau malah mengajak ku berdebat tentang novel sampah itu”
“Kau yang memulai dengan mengatai novel sebagus itu dengan sebutan sampah, jelas aku tidak terima karena menurut ku penulis sudah menciptakan karya yang bagus dan tentu itu tidak semudah membalik kan telapak tangan jadi aku harus mengapresiasi nya dengan bagus juga”
Delia memang selalu begitu, terlalu memuji berlebihan pada hal yang dia sukai. Tidak hanya pada novel pada orang pun dia seperti itu.
“Cih, bagus darimana nya”
Gumam ku pelan, tidak ingin memperpanjang perdebatan ini.
“Aku mendengar nya Lily!”
Ughh telinga sahabat ku ini memang sangat tajam.
”Sudah selesaikan? Kalau begitu keluarlah, aku harus melanjutkan pekerjaan ku yang tertunda hanya karena membaca novel sampah itu”
Aku beranjak dari ranjang minimalis ku dan berjalan gontai ke kursi yang berhadapan dengan komputer-komputer kesayangan ku.
“Sekali lagi kau bilang ini novel sampah, akan ku sumpahi kau bertransmigrasi ke novel ini dan memperbaiki alur novel agar sesuai dengan keinginan mu”
*Jederrrrrr**⚡️⚡️⚡️⚡️⚡️*
“AWWW”
Teriak ku dan Delia terkejut mendengar bunyi sambaran petir yang memekakan telinga.
Wah…tiba-tiba ada petir di siang bolong yang cerah ini, ada apa? Apa karena Delia baru saja menyumpahi ku?
Tidak mungkin kan? Seperti yang biasa terjadi di drama, ketika seseorang mengucap sumpah dan ada petir maka sumpah itu akan benar-benar jadi kenyataan.
Aishh berpikir apa aku ini, sangat mustahil sekali.
“Omong kosong jenis apa itu Delia, transmigrasi hanya ada di dunia fantasi novel kesukaan mu dan perlu ku ingatkan kita ada di dunia nyata”
Aku berdecih malas mendengar ucapan Delia.
“Keluarlah! Dan bawa novel sampah itu bersama mu”
*Jedarrrr**⚡️⚡️*
Sambaran petir yang kedua, membuat aku dan Delia terpekik kecil. Dengan gerakan cepat aku mematikan komputer ku sebelum terkena sambaran petir dasyat di siang bolong.
“Heii!! LILY!! sepertinya sumpah ku diterima langit, habislah kau”
Delia terlihat menakuti ku dengan kepercayaan dan omong kosong nya.
“Cih, drama sekali kau Delia. Itu petir menandakan hujan akan turun”
Jelas aku menolak gila seperti Delia.
“Tidak! Aku baru dari luar dan cuaca sangat bagus hari ini langit biru dan matahari sangat cerah, tidak ada tanda-tanda akan hujan”
“Mendung belum berarti hujan, maka cerah juga bukan berarti tak hujan”
Aduh….sebenarnya aku ingin bicara apa? Kenapa jadi berbelit begini, seperti nya ini efek dari kurang tidur.
“Sudalah, aku malas berdebat dengan mu. Dan ngomong-ngomong sudah berapa lama kau tidak tidur Lily?”
Oh pasti Delia menangkap aura zombie ku sekarang.
“Empat hari, mungkin?”
Aku bahkan lupa kapan terakhir kali tidur.
“Ya ampun, pantas saja! Kau sudah terlihat seperti zombie yang siap memakan apa saja dan lihat sudah berapa banyak kau meminum kopi!?”
Benarkan? Delia memang paling bisa menangkap aura zombie disekitarku.
“Kau tau tuntutan pekerjaan ku bukan?”
Ucapku lemas, bukan karena tidak makan berhari-hari melainkan tidak tidur berhari-hari.
“Iya aku tahu, tapi kalau begini bukan nya kaya raya yang ada kau meninggal karena kurang istirahat”
Omeli saja aku Delia, otak ku tidak akan memproses omelan mu dengan baik.
“Apa pekerjaan mu masih banyak?”
Suara nya memelan, karena tahu aku tidak akan mempan jika diomeli bagaimana pun.
“Yaa…banyak sekali dan lusa harus sudah selesai jadi aku tidak sempat tidur, ditambah lagi kau membuang waktu ku untuk membaca novel sampah itu”
Delia berdecak malas.
”Tidurlah barang sejenak, nanti kau meninggal karena kurang waktu tidur”
“Omongan mu tidak ada yang baik sejak tadi”
Maki ku kesal.
“Hahaha…aku bercanda, tidurlah nanti kalau sudah pagi aku bangunkan”
Delia memang alarm terbaik sepanjang masa.
“Ya aku tidur, jangan lupa cucikan gelas-gelas bekas kopi ku yang ada dimeja ini yaa…dan jangan lupa bersihkan kamar ku”
Ucapku sambil berjalan kembali menuju ranjang ku tercinta.
“Hei!! Aku bukan pembantu mu”
Serunya kesal, meski kesal begitu tetapi Delia tetap akan mengerjakan apa yang aku katakan tadi. Memang dia lah sahabat terbaik ku…haha.
Baik…sekarang aku harus tidur, dan berharap semoga mimpi indah bertemu dengan pangeran berkuda poni.
Bukan! Maksud ku pangeran berkuda putih.
...👑👑👑...
Hei hei….
Ini cerita pertama yang aku buat menggunakan bahasa baku, jadi kalau ada keganjalan dalam penulisan bahasa nya harap dimaklumi karena utor masih belajar dan terus belajar.
Dan jangan lupa untuk vote dan berikan hadiah terbaik mu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Grey
iya betul, tapi coba lihat dari sudut pandang berbeda. okelah ya apa yang kamu tanam itu yang akan kamu tuai, tapi pernah ga sih ada pikiran kek darimana benih yang akan ditanam? terus cara perawatannya? lingkungan sekitarnya? you know lah ya apa yang ku maksud😁
2024-07-11
0
Grey
nah kan!!! ternyata kita sepemikiran 😁 tokoh antagonis ga harus berakhir sadness, setidaknya mereka berakhir bahagia dengan versi masing² ga sih?
2024-07-11
0
Grey
right, ga ada orang yang 100% baik dan jahat. perlu diingat orang dengan sifat jahat terlahir dari orang yang baik tapi di sepelekan 😁
2024-07-11
0