Setelah tenang dengan keadaan yang ada kami semua pergi ke ruang keluarga. Tempat duduk di ruang keluarga sudah di atur sedemikian rupa. Afra duduk di samping Alva dan mereka berdua masih belum tau tentang maksud dan tujuan kedua orang tua mereka.
"Al ada apaan sih sebenernya" Tanya Afra pada Alva
"Mana gue tau, gue cuma di suruh pake baju rapih udah itu doang, lah loe ngapain pake baju aneh kaya gitu Ra" ucap Alva pada Alva
"Sialan loe Al, kalo bukan karena bunda, gue juga nggak mungkin pake beginian" jawab Afra
"Tapi jujur Ra loe keliatan cantik, kenapa nggak dari dulu loe pake kaya gini sih" ucap Alva
"Gue takut loe naksir sama gue" jawab Afra lagi
"Pede loe" ucap Alva sambil menunjukkan wajah jeleknya.
Afra dan Alva masih tidak mengerti arti pertemuan dua keluarga ini. Mereka berdua menyenderkan pundak ke sofa secara bersamaan karena bosan dengan keadaan yang sulit mereka cerna. Kedua orang tua mereka masih sibuk dengan celotehan-celotehan yang tidak mereka mengerti.
"Gimana Al kalo minggu depan,kamu setuju kan" Tanya om Rudi selaku papihnya Alva. Alva yang tidak tahu menahu apa yang mereka bicarakan hanya bisa bengong
"Apanya yang minggu depan pih" tanya Alva balik pada papihnya
"Ya pernikahan kalian" ucap papihnya Alva
Afra yang sedang meminum teh manis miliknya sontak langsung tersedak.
"Nikah?????" celetuk Alva dan Afra bersamaan
"Lah iya kan kita ke sini mau membahas soal pernikahan kalian, papih sama ayahnya Afra memang sudah menjodohkan kalian, kalian juga sudah berteman lama jadi untuk membina rumah tangga, papih yakin akan berjalan mulus" ucap papihnya Alva
"Bentar-bentar kayaknya kalian semua salah paham deh, Aku sama Afra nggak ada hubungan sama sekali, hubungan kita ya cuma sebatas teman udah itu aja, ya nggak Ra" terang Alva pada papihnya sambil mendorong lengan Afra dengan sikunya, dengan harapan Afra akan merespon, tetapi bukannya merespon Afra malah melongo. Otaknya nggak bisa berfikir dengan jernih. Dia ngeblank sengeblank ngeblanknya.
"Bentar pih aku mau ngomong berdua sama Afra" Alva menggandeng tangan Afra dan pergi ke halaman rumah Afra.
"Ra loe kenapa sih diem aja, Ra, Afra..." Alva menggoyang-goyangkan badan Afra tapi Afra tetap saja diam
Afra terdiam sejenak untuk mengembalikan ke sadarannya setelah sadar Afra baru bisa berfikir dengan jernih.
"Al tadi papih loe bilang pernikahan kita, berarti pernikahan gue sama loe dong" tanya Afra pada Alva
"Iya peak, dari tadi loe kemana aja" jawab Alva ketus
"Mimpi apa gue semalem bisa di jodohin sama playboy cap kapal pesiar kaya loe" jawab Afra
"Ra gue serius ini. Loe tau kan gue nggak pernah sama sekali punya perasaan suka sama loe, loe juga kan nggak punya perasaan sama gue. Kita cuma sahabat kan Ra, loe tau sendiri kalo gue lagi deket sama Sarah, gue itu ngerasa Sarah itu wanita yang emang udah di takdirin buat gue" ucap Alva panjang lebar
"Terus" tanya Afra pada Alva
"Terus sekarang gimana, nggak mungkin kan kalo gue nolak, loe tau sendiri gue itu nggak bisa dan nggak akan pernah bisa nolak permintaan papih" ucap Alva
(Al kalo aja loe tau betapa senengnya gue dijodohin sama loe, gue berharap loe terima perjodohan ini Al ) gumam Afra dalam hati.
"Loe ada ide Al" tanya Afra pada Alva yang sedari tadi mondar-mandir nggak jelas.
"Gue nggak ada ide Ra, gue bener-bener terkejut sama omongan papih, otak gue jadi nggak connect" jawab Alva
"Iya emang keliatan banget loe lebih peak dari pada gue. Gimana kalo kita terima aja perjodohan ini. Lagian kita nggak ada perasaan satu sama lain dan juga sekarang kita masih muda, jujur gue belum ada pemikiran sama sekali buat nikah" jaqab Afra bohong
"Loe ada benernya juga, kita setuju aja buat nikah. Dan setelah nikah kita lanjutin kehidupan biasa kita. Kalo kita udah punya pasangan masing-masing kita tinggal pisah aja, lagian kita sahabat selamanyakan" ucap Alva pada Afra
"Jadi deal nih kita setuju buat terima perjodohan ini" Tanya Afra pada Alva
"Deal. Tapi gue harap rahasia ini cuma kita aja yang tahu" ucap Alva
Afra dan Alva kembali masuk kedalam rumah Afra. Mereka duduk kembali di tempat mereka sebelumnya dan dilihatnya kedua belah keluarga sedang berbincang. Alva memulai pembicaraan dengan berdehem dan di lihatnya semua mata langsung tertuju padanya
"Papih, mamih, ayah, bunda, kak Azky dan kak Zian, kita berdua menerima perjodohan ini" ucap Alva yang langsung di sambut senyum semua orang
"Alhamdulillah" semua orang yang ada di ruangan bersorak, dan bergembira kedua keluarga saling berpeluk ria. Terlihat senyum tersungging di bibir manis Afra. ( Ya Allah semoga ini adalah awal yang baik ) batin Afra.
Setelah selesai membahas tentang masalah pernikahan yang akan di langsungkan minggu depan merekapun menyantap makan malam yang sudah di sajikan.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi tapi Afra sama sekali belum bisa memejamkan matanya. Rasa bahagia menyelimuti hatinya sampai-sampai dia tidak berhenti tersenyum. Jam setengah 7 Afra sudah duduk di meja makan tanpa harus repot-repot di bangunkan. Ayah dan bundanya sangat senang dengan kelakuan Afra. Afra berangkat sekolah di antar oleh kakaknya. Di dalam kelas suasana ceria menyelimuti dirinya membuat Alina begitu penasaran dengan sahabatnya itu.
"Loe kenapa Ra, menang lotre???" tanya Alina ngasal
"Hush loe tuh kalo ngomong asal ngejeplak aja" pinta Afra
"Lagian loe senyam-senyum mulu dari tadi, oh ya gue liat si Al juga lagi bahagia, tadi pagi gue liat dia berangkat bareng Sarah, Emang mereka udah jadian ya" ucap Alina
Bagai tersambar petir di siang bolong senyum Afra berubah menjadi sebutir air mata yang jatuh mengenai pipinya. Dia langsung bergegas menyeka air matanya tersebut sebelum Alina menyadari kalau sahabatnya mendadak kecewa. Afra mengalihkan pandangannya ke arah jendela di sampingnya. Dia menatap dalam-dalam seseorang yang dia kenal. Dia mulai menitikkan air matanya tanpa sadar, Afra melihat Alva sedang berjalan beriringan dengan sang adik kelas (gue seharusnya tau kalo Alva nggak mungkin suka sama gue, gue seharusnya sadar kalo Alva cuma menganggap gue sahabatnya) gumam Afra dalam hati.
"Ra gue boleh nanya sesuatu nggak, tapi loe harus jujur ya sama gue" tanya Alina pada Afra
"Emang loe mau nanya apaan Lin" jawab Afra pada Alina
"Udah berapa lama Ra" tanya Alina lagi. Tapi Afra masih belum paham dengan pertanyaan Alina
"Maaf Lin tapi gue bener-bener nggak paham sama pertanyaan loe"ucap Afra pada Alina
"Udah berapa lama perasaan loe ke Al berubah jadi cinta??? "ucap Alina
Afra terbelalak dengan pertanyaan Alina. Perasaan yang selama ini di pendamnya kini akhirnya ada yang tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Soraya
mereka masih anak anak sekolah aja baru kelas dua kok dah mau dinikahin
2024-12-07
0
Bagus Effendik
sip up terus ya
2021-01-05
0
Mei Shin Manalu
Okee deh... Jejak 5 like udh mendarat... Semangat updatenya... Nnti aku mmpir lagi untuk bca kelanjutan cerita ini... 😗
Datang dan kasih feedback juga ke novelku ya... Danke ♥️
2020-12-26
0