Setelah 10 menit menempuh perjalanan akhirnya Afra buka suara.
"Man maafin gue ya soal tadi" Afra merangkul lengan Lukman, Alva hanya bisa melihatnya dari kaca yang ada di depannya. Tatapan matanya agak berubah saat Afra mengeratkan rangkulannya pada Lukman.
"Tapi gue masih penasaran. Emang masalah? kalo gue ngebahas tentang cewek kemarin" tanya Lukman yang masih bingung.
"Sebenarnya ada sesuatu yang gue sama Alva belum siap cerita ke loe, kalo kita berdua udah siap cerita gue bakalan bilang semuanya deh, nggak akan ada yang bakalan kita tutupin dari loe. Gue janji ya kan Al. Tapi gue mohon banget jangan pernah ngebahas soal cewek Alva di depan keluarga gue. plis" pinta Afra pada Lukman.
"Ok deh gue akan sabar menunggu penjelasan dari kalian, tapi kalian harus janji" ucap Lukman
"Iya Lukmaaaannnnn" jawab Alva meledek
triiiing....tiba-tiba suara hp Afra berbunyi. Afra langsung lesu setelah melihat pesan yang tertera di layar hpnya.
"Napa loe Ra, abis liat hp langsung lesu" tanya Lukman pada Afra
"OSIS nanti pulang sekolah ada rapat gue disuruh kumpul, males bat dah gue" jawab Afra yang langsung menyandarkan punggungnya ke jok mobil
"Emang loe ikutan OSIS?" tanya Lukman sambil terkekeh
"Ngledek loe sama gue" jawab Afra sedikit memanyunkan bibirnya
"Loe jadi apa di OSIS tampang kaya loe gini sebenernya nggak pantes banget ikut organisasi, ya ampun Ra Ra" ucap Lukman
"Gini-gini jabatan gue tinggi loh" jawab Afra
"Nggak mungkin, gue nggak percaya anak petakilan kaya loe punya jabatan ok" ledek Lukman lagi
"Percaya nggak percaya gue ini wakil ketua OSIS loh, kalo loe berani lawan gue, liat aja nanti pas ada sidak kerajinan loe bakalan habis sama gue" ucap Afra
"Emang bener Va, Rara jadi wakil ketua OSIS" tanya Lukman pada Alva untuk memastikan.
"Hmmm dia anggota terkejam jadi loe hati-hati aja rambut loe bakal pitak celana loe bakalan ganti jadi rok. Pokoknya loe bener-bener harus berhati-hati, gue nggak jamin kalo loe bisa lolos, gue aja yang ketuanya nggak bisa ngelawan ni anak" ucao Alva
Mendengar jawaban dari Alva, Lukman langsung menelan ludahnya dan melepas tangan Afra yang sedari tadi memeluk erat lengannya. Dia langsung duduk menjauh dari Afra.
"Kenapa Man kok duduknya jadi jauhan gini" Tanya Afra meledek dan kemudian suara tawa memenuhi mobil Alva.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi Afra langsung ke ruang OSIS di situ sudah ada Alva yang sedang menyenderkan punggungnya ke kursi, wajahnya terlihat sangat kusut rambutnya acak-acakan.
"Loe kenapa Al ,abis gulat sama ****" tanya Afra tapi Al hanya melihat ke arah Afra dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
Alva berdiri dari kursinya dan melangkah mendekati Afra, dan tanpa aba-aba Alva langsung memeluk Afra. Afra yang terkejut langsung mendorong Alva tapi bukannya terlepas pelukan Alva malah tambah erat.
"Sebentar aja Ra, tolong" pinta Alva pada Afra. Afra hanya terdiam dan tangannya pun membalas pelukan Alva. Jantungnya seakan sedang berlomba. Dia hanya bisa berdoa semoga Alva tidak menyadari detak jantungnya yang tidak menentu.
Setelah beberapa menit mereka berpelukan akhirnya Alva melepas pelukannya karena suara berisik dari luar ruangan. Para anggota OSIS sudah mulai berdatangan satu per satu.
setelah semua anggota terkumpul di mulailah rapat OSIS yang membahas tentang acara PENSI. Sebagai anggota OSIS mereka memang sangat disibukkan dengan segala macam kegiatan makanya Afra kadang suka mendengus kesal sama Alva. Karena gara-gara Alva dia harus ikutan OSIS.
Setelah rapat selesai jam menunjukkan pukul 5 sore Afra pulang bersama Alva. Alva dan Afra memutuskan untuk pulang ke rumah orang tua Alva. setelah sampai di rumah Alva , Afra dan Alva langsung menuju ke kamar Alva. Afra langsung menerobos masuk ke dalam kamar dan langsung melemparkan tubuhnya ke atas kasur Alva.
"Al kasur loe kecil banget kalo buat berdua nggak nyukup nih, loe tidur di sofa yah" pinta Afra pada Alva yang sedang melepaskan sepatunya. Alva langsung menuju ke kamar mandi tanpa merespon pertanyaan dari Afra.
Setelah 15 menit Alva keluar dari kamar mandi, wajahnya yang kusut sudah kembali fresh rambutnya yang acak-acakan kini sudah kembali tertata rapi. Airpun masih menetes di ujung rambutnya. Dia melirik ke arah Afra yang sudah menutup matanya karena lelah. Alva menggoyang-goyang tubuh Afra, bukannya bangun Afra malah menggeliat sehingga membuat baju OSIS yang ia kenakan menyibak dan terlihatlah perutnya yang mulus. Alva yang melihat hal itu langsung melemparkan handuk yang sengaja dia bawa untuk mengeringkan rambut.
"Ra bangun mandi dulu kali, bau tau" ucap Alva
"Hmmmm" jawab Afra
Setelah selesai berganti baju dan mengeringkan rambut Alva kembali membangunkan Afra. Bukan dengan teriakkan atau dengan lemparan tas. Kali ini Alva mendekatkan bibirnya ke telinga Afra dan berbisik.
"Ra mau bangun sendiri apa gue cium" bisik Alva
"Banguuuunnnnnnn" ucap Afra.
Afra langsung berlari ke kamar mandi tanpa memperdulikkan kakinya yang sakit. Setelah 30 menit di kamar mandi Afra belum juga keluar karena penasaran akhirnya Alva mengetuk pintu kamar mandi.
tok...tok...tok...
"Ra loe nggak pa pa kan" tanya Alva
"Al hiks hiks hiks" terdengar suara tangisan dari dalam kamar mandi. Alva langsung panik dan mencoba membuka pintu kamar mandi tapi pintunya terkunci. Alva berlari menuju meja belajarnya untuk mencari kunci cadangan. Setelah ketemu Alva langsung memutar kunci setelah terdengar bunyi ceklek dari pintu. Afra langsung berteriak
"Al loe jangan masuk" ucap Afra
"Kenapa Ra, gue mau nolongin loe nih" tanya Alva
"Gue malu Al, pokoknya loe nggak boleh buka mata, loe harus tutup mata" ucap Afra
"Kalo gue tutup mata gimana gue mau nolongin loe Bambang, yang ada ntar gue malah kepleset trus nggak jadi nolongin loe malah gue yang apes lagi" ucap Alva
"Tapi gue malu Al, tolong dong loe ngertiin gue" ucap Afra dengan di selingi suara isak tangisnya
"Lama loe Ra, kebanyaken drama ntar malah masuk angin" ucap Alva
Alva langsung membuka pintu dan dia langsung terperangah melihat keadaan yang ada. Afra duduk dilantai dengan busa yang masih ada di sekelilingnya, dan air di showerpun masih menyala menyirami tubuh Afra. Kedua tangannya ia gunakan untuk menutupi dadanya wajahnya sudah memerah karena malu. Alva masih belum bergerak hal itu membuat Afra semakin malu. Afra mengambil sabun yang ada di sampingnya dan melemparkan ke arah Alva. Seketika itu Alva langsung tersadar dan langsung mematikan air dan langsung menutup seluruh tubuh Afra dengan handuk. Setelah itu Alva langsung membopong Afra ala bridal dan mendudukkannya di tempat tidur.
"Loe kenapa sih Ra. loe lagi coba buat ngerayu gue" tanya Alva
"Sialan loe, gue nggak sengaja kepleset trus kaki gue rasanya sakit banget." jawab Afra sambil nyengir
Alva memandang ke arah kaki Afra dan kakinya sudah berwarna biru dan membengkak.
"kemarinkan masih di pakein perban trus perbannya kemana" tanya Alva
"perbannya kotor makanya gue lepas, loe jangan ngomel mulu dong ambilin baju napa, risih nih gue" ucap Afra
Tanpa sadar Alvapun menelan salivanya setelah melihat air berjatuhan dari ujung rambut Afra menuju ke bagian tubuh Afra yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments