Sepulang sekolah Afra langsung menuju ruang OSIS sebenernya dia males banget kalau harus ikut rapat tapi mau gimana lagi karena posisinya sebagai wakil jadi mau nggak mau dia harus ikut.
"Al laper ni gue, pulang yuk jangan lama-lama rapatnya. loe nggak liat muka gue udah pucet banget nih karena kurang nutrisi" pinta Afra pada Alva sambil menangkupkan kedua telapak tangannya seakan-akan sedang memohon. Tapi bukan jawaban yang didapat, Alva malah menyentil jidat Afra, membuat yang empunya jidat meringis kesakitan.
"Dasar teman yang nggak punya perasaan" keluh Afra pada Alva, Alva yang memang sudah jengah dengan temannya itu hanya bisa menggelengkan kepala.
setelah 2 jam menunggu akhirnya rapat OSISpun selesai.
"Akhirnya selesai juga, makan dulu ah biar nggak lemes" kata Afra pada dirinya sendiri.
"Mau kemana loe Ra" Tanya Alva pada Afra yang tiba-tiba ngeloyor pergi.
"Makan" jawab Afra singkat padat dan jelas
"Inget apa kata bunda. Loe di suruh makan dirumah, nggak boleh mampir-mampir. Hari ini gue nggak bisa nganter loe pulang. Jadi loe ati-ati ya pulangnya" ucap Alva
"Mau ngapel ya, ini masih sore kali Al, gokil gila loe ngapel sore-sore" ledek Afra pada Alva yang sedang menata kertas bekas rapat.
"Biarin namanya juga orang lagi kasmaran, emang loe jomblo sejati, ha ha ha" jawab Alva
"Sialan loe Al, gini-gini gue laku tahu tapi guenya aja yang nggak mau" ucap Afra
Afra berjalan menjauhi Alva semakin jauh langkahnya semakin menunduk pula kepalanya setelah di rasa cukup jauh dari Alva, Afra pun mendongakkan kepalanya. Tanpa terasa sebulir air mata jatuh di pipi mulusnya. Gue akan tetap bertahan sampai akhir Al gue harap suatu saat loe bisa melihat cinta yang ada di hati gue buat loe. Entah sedari kapan perasaan Afra pada Alva berubah dari sahabat jadi cinta. Mungkin karena mereka terbiasa bersama. Mungkin hal itu yang membuat Afra jatuh cinta pada Alva. Tapi Afra sebaik mungkin menutupi perasaannya pada Alva.
Afra berjalan menuju halte dan duduk bersender pada tiang halte di lihatnya mobil milik Alva yang lewat tepat di depannya. Terlihat jelas sesosok cewek duduk di sampingnya. Afra mencoba mengatur nafasnya yang tiba-tiba merasa sesak.
"Aku sudah terbiasa kok. Sabar Afra jangan sedih" ucap Afra menyemangati dirinya sendiri
Setelah mendapat angkot yang rutenya melewati rumahnya, Afra bergegas naik dan dalam waktu yang tak lama sampailah Afra di pintu masuk kawasan perumahan elit. Dan diapun menyuruh supir berhenti dan Afra harus melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki. Afra memang anak orang kaya dalam soal materi dia tidak kekurangan apapun tapi dia tidak pernah menunjukkan kekayaannya pada orang lain, bahkan di usianya yang baru 17 tahun dia sudah di berikan mobil oleh Ayahnya tapi hanya di pakai sekali dua kali itu juga karena di suruh Bunda buat nganter bi Tati buat belanja di pasar.
Sesampainya di depan gerbang yang menjulang tinggi Afra mencari batu kecil untuk mengusili satpam di rumahnya. Afra memang anak yang suka usil padahal dengan di panggilpun satpam bakalan ngebukain pintu tapi Afra malah mencari batu kecil buat nimpuk pak satpam ( batu kerikil kecil kalo buat nimpuk orang paling cuma kerasa geli aja ) pak satpam yang sudah terbiasa hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat anak majikannya itu.
"Baru pulang non" tanya pak satpam pada Afra
"Biasa pak anak muda dikit-dikit kegiatan dikit-dikit les tambahan" jawab Afra pada pak satpam sambil menyungging senyum manisnya.
Afra masuk kerumah dengan langkah gontai karena rasa lelahnya tanpa melepas tas dan sepatu dia langsung membaringkan tubuhnya di sofa dan matanya pun terpejam.Tak lama kemudian seseorang menggoyang goyangkan tubuhnya karena tah tahan dengan hal itu Afra langsung duduk dan mencari orang yang telah mengganggu dirinya. Tapi bukannya marah Afra malah menyunggingkan senyum.
"kak Azky" tanpa ba bi bu Afra langsung melompat ke pelukan kakaknya dan mengaitkan dua kakinya dipinggang kakaknya.
"Aku kira kakak lupa jalan pulang, niatnya kalau sampe minggu ini kak Azky nggak pulang bakalan aku susul ke Sydney" ucap Afra pada sang kakak.
"Kok cuma kak Azky yang dipeluk" celetuk sosok cowok yang berdiri di belakang Azky. Afra melirik ke arah suara yang sangat dikenalnya itu dan langsung turun dari gendongan Azky. Sejurus kemudian Afra berlari ke arah cowok tersebut dan melompat ke pelukannya dan tak lupa menyilangkan kakinya di pinggang si cowok.
"Ini lagi satu udah tua tapi nggak pernah inget pulang atau kak Zian udah nggak sayang lagi ya sama aku" ucap Afra sambil memeluk erat sang kakak.
"Adikku yang cantik kak Zian kan sibuk kamu tahu sendiri Ayah ngasih tugasnya banyak banget ke kakak" jawab kak Zian.
Bunda yang sedari tadi memang sudah memperhatikan menyuruh Afra turun dari gendongan kakaknya sebelum pinggang kakaknya
patah menahan berat Afra.
Afra tersadar kalau dia belum mandi dan dia langsung berlari ke kamarnya dan 15 menit kemudian Afra sudah rapi dengan kaos oblong dan celana jeans di atas lututnya. Sebenernya itu baju bekas para kakaknya tapi sama Afra di minta soalnya si Afra nggak mau pake baju yang di beliin bundanya.
Afra berjalan menuruni tangga dan langsung menuju meja makan di mana keluarganya telah berkumpul.
"Raranya bunda yang cantik, kok bajunya kayak gitu baju yang bunda kemarin beliin di mana" tanya Bunda pada Afra
"Ada kok di lemari" jawab Afra singkat
"Kamu itu harus ngebiasain pake baju cewek kalo kamu terus-terusan berdandan ala-ala cowok gini nanti mertua kamu mau bilang apa" ucap bunda
Afra yang sedang lahapnya menyantap makanpun hampir tersedak karena mendengar perkataan bundanya, dia langsung berfikir mertua?? "cowok aja gue belum punya" ucap Afra dalam hati
"Bunda mah kalo bercanda keterlaluan, Afra belum kepikiran punya mertua. Lagian Afra masih muda masih 17 tahun masih pengin main dan berpetualang" jawab Afra
"Kamu nggak penasaran kenapa bunda nyuruh kak Azky dan kak Zian pulang" tanya bunda pada Afra.
"Karena kemaren Afra bilang ke bunda kalo Afra kangen mereka makanya bunda nyuruh mereka pulang iya kan" jawab Afra yang di selingi tawa kedua kakaknya
"Kok kakak pada ketawa sih" sungut Afra pada kedua kakaknya.
"Emang Rara belum tau rencana ayah sama bunda" tanya Azky pada bundanya, dan di balas dengan gelengan oleh bundanya.
"Ih kok pada aneh sih. Aku jadi penasaran, rencana apa sih, aku kepo ini" sungut Afra lagi tapi tanpa ada yang mau membalas sungutan afra hanya ada tawa dari kedua kakaknya.
Setelah selesai makan Afra langsung mencari kedua kakaknya yang telah menghilang sejak tadi, dan setelah ketemu Afra langsung berubah jadi detektif. Kedua kakaknya di beri berpuluh-puluh pertanyaan tapi bukannya menjawab kedua kakaknya hanya memeluk sang adik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Bagus Effendik
like
2021-01-05
0
Mei Shin Manalu
Aku juga udh kasih rate bintang 5 lho 🌟🌟🌟🌟🌟...
2020-12-26
0