Singgah

Pernikahan Reyhan dan Lani kini tengah menginjak usia delapan tahun. Sejak tragedi keguguran Lani waktu itu, tak lama hanya sekitar lima bulan Lani kembali dikasih kepercayaan yang Maha Kuasa. Lani kembali hamil anak keduanya. Kehamilan itu kembali membuat seluruh keluarga sangat bahagia. Rasa bahagia itu memang hati Reyhan bertambah semangat, bahkan dia selalu memanjakan Lani. Tak boleh melakukan ini dan itu. Reyhan takut jika kejadian waktu itu akan terulang untuk kedua kalinya.

Lani yang mendapatkan perhatian seperti itu membuat dia sangat senang, namun dia juga merasa terkekang oleh suaminya itu lantaran tidak boleh melakukan apa-apa. Sering kali Lani membantah ucapan suaminya yang terkesan sangat lebay. Bahkan ibu mertuanya pun sangat mendukung apa yang dilakukan anak bujangnya. Dia juga takut untuk kehilangan cucunya untuk yang kedua kalinya. Maka dari itu dia setuju saja apa yang dilakukan anaknya pada sang istri. Asalkan itu tidak melampaui dari batas. Namun demikian itulah yang membuat Lani merasa tertekan. Rasanya dia tidak senang dengan kelakuan suaminya yang sangat terkesan mengurung dirinya agar tidak beraktivitas.

Sudah berulang kali Lani mencoba menasehati suaminya jika apa yang akan dia lakukam tidak akan membahayakan anak mereka, namun sang suami tidak mau mendengarkan nasehat dari Lani. Maka dari itu Lani sering membantah ucapan suaminya. Dia akan dengan keras kepalanya melakukan apa yang diinginkan.

"Mas kamu mau kemana?" Lani yang baru saja dari dapur menghampiri suaminya yang tampak rapi dengan pakaian kasual.

"Mas mau pergi keluar sebentar, kamu hati-hati di rumah ya. Jaga baik-baik putri kita, Reni," nasehat sang suami yang diangguki Lani.

Lani mencium dengan takzim tangan kekar itu, yang dibalas kecupan pada dahi dari Reyhan. Rutinitas yang selalu dilakukan Lani kepada sang suami setiap suaminya akan pergi kemanapun itu.

Reyhan meniggalkan rumah ibunya. Rencananya dia ingin keliling-keliling hari ini. Rasanya sangat suntuk bila di rumah terus, apalagi disaat libur begini. Bukan tak mau mengajak sang istri, namun Reyhan ingin sendirian untuk hari ini. Mungkin lain kali baru bersama istri dan anaknya.

Reyhan membelah jalan raya menggunakan motor. Dia tak ingin membawa mobil lantaran tidak terlalu luas yang bisa dia lihat. Jika dengan motor, kepalanya bisa melihat sana sini.

Reyhan terus melajukan motornya hingga sampai dimana tempat dia dan dulu mantan istrinya tinggal. Ntah kenapa tiba-tiba saja Reyhan melalui jalan ini. Matanya melihat rumah yang dulu tempat dirinya berteduh kini terlihat sangat rapi. Ditambah beberapa pot bunga yang tampak sangat cantik membuat mata siapa saja melihatnya jadi kagum.

Yang membuat Reyhan heran hanya satu, wanita yang ada di rumah itu bukanlah mantan istrinya yang tujuh tahun lalu dia ceraikan, melainkan orang lain. Reyhan penasaran kenapa rumah ini dijual mantan istrinya. Apakah karena terlalu banyak kenangan mereka di sana maka dari itu mantan istrinya menjual rumah itu atau ada hal lain.

Reyhan menghentikan motornya di depan pagar rumah. Lalu tanpa permisi memasuki halaman rumah yang tampak luas tersebut.

"Permisi Mbak," ucap Reyhan saat sudah sampai dihadapan seorang wanita yang tengah asik menyirami bunganya.

"Iya Mas, ada apa?" tanya Mbaknya dengan ramah.

"Boleh saya bertanya sesuatu," ujar Reyhan.

"Oh iya silahkan, mari duduk dulu," ujar Mbaknya mempersilahkan Reyhan untuk duduk di kursi yang memang tersedia di teras rumah.

"Oh iya, terimakasih Mbak," jawab Reyhan yang dibalas anggukan dari wanita itu.

Kini Reyhan dan Mbaknya sudah duduk di kursi yang sudah tersedia disana.

"Mas mau nanya apa ya?" tanya Mbak itu karena Reyhan belum juga berbicara melainkan melihat ke sekeliling rumah tanpa henti, seperti ada yang mau dia cari.

"Oh iya Mbak, sampai lupa saya, hehe. Mbak pemilik rumah ini?" tanya Reyhan to the point.

"Nggak Mas, kebetulan sudah tujuh tahun saya menyewa rumah ini kepada Mbak yang punya rumah," jelas Wanita yang masih tampak sangat muda. Kemungkinan umurnya sekitaran tiga puluhan.

"Oo gitu ya Mbak, emang kemana pemilik rumah ini Mbak?" tanya Reyhan dengan kekepoannya yang meningkat. Padahal jika diingat untuk apalagi dia menanyakan kemana sang pemilik rumah. Lagian tak ada lagi hubungan antara mereka.

"Kata Mbak tempat saya ngambil kunci waktu awal sih Mbaknya bilang, pemilik rumah ini pulang ke kampung halamannya Mas. Itu saja sih yang saya tau," balas wanita itu dengan senyuman.

"Oh gitu ya Mbak, yaudah terimakasih Mbak informasinya," ujar Reyhan.

"Iya Mas sama-sama,"

"Ya udah Mbak, saya permisi dulu," pamit Reyhan lalu berdiri untuk meninggalkan tempat tinggal yang dulu tempat pulang dan berteduh untuk dirinya.

"Iya Mas," balas wanita itu dengan ramah.

Reyhan kembali menaiki motornya, keluar dari pekarangan rumah matan istrinya dengan hati penuh tanya. Kenapa mantan istrinya itu pergi dari rumah ini padahal rumah itu bisa ditinggali tanpa menyewa rumah di tempat lain. Itulah pikiran Reyhan saat ini.

Sepanjang jalan menuju rumah, pikiran Reyhan dipenuhi tanda tanya. Tanda tanya kenapa Yumna meninggalkan rumahnya. Pikiran Reyhan tidak fokus sama sekali. Bahkan sampai di rumah pun dia hanya termenung tak menentu.

"Mas kamu kenapa?" Lani yang baru saja membuatkan teh manis untuk suaminya merasa heran dengan tingkah sang suami yang dirasa agak aneh.

"Emangnya Mas kenapa, Sayang?" tanya rehan balik kepada istrinya.

"Aku perhatiin dari tadi Mas melamun terus. Emang apa yang sedang Mas pikirkan? Ceritalah jika aku tau aku akan kasih solusi," jelas Lani mengusap dengan lembut tangan suaminya.

"Nggak ada kok Sayang. Mas nggak mikiran apa-apa kok. Mungkin itu hanya firasat kamu saja," balas Reyhan yang tidak mau memberitahu kepada sang istri. Yang ada nanti malah istrinya itu cemburu jika dia menceritakan tentang mantan istrinya yang sudah tak tinggal dirumah yang dulu mereka tinggali.

"Oh yaudah Mas, aku nggak akan maksa kamu buat cerita kok. Kamu sudah makan Mas?"

"Belum Sayang, Mas belum lapar," blas Reyhan.

"Yaudah aku tinggal dulu ya Mas, soalnya cucian banyak yang belum aku kerjakan Mas,"

"Yaudah kamu kerja gih, nanti malah makin numpuk kalau nggak dikerjakan," ujar Reyhan yang diangguki sang istri.

Sepeninggal Lani, Reyhan kembali bermenung. Pikirannya masih dipenuhi tanda tanya kemana mantan istrinya itu pergi. Sungguh dia tidak tau dimana kampung halaman orang-tua mantan istrinya itu.

Lelah memikirkan hal yang tidak berguna, Reyhan menyesap teh yang dibuat istrinya hingga tandas. Teh manis yang sudah mulai agak dingin karena lamunan tak unfaedahnya.

Reyhan meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Padahal perjalanan dia tadi tidak terlalu lama, tapi itu membuat laki-laki berparas tampan itu merasakan lelah yang teramat sangat. Mungkin saja juga karena efek memikirkan sangat mantan istri.

TBC

Terpopuler

Comments

Jetty Eva

Jetty Eva

7 atw 8 thn Thor...kan Rey ama Lani nikah beberapa bulan setelah cerai dgn istri pertama...

2025-03-20

0

Altafun Nisa

Altafun Nisa

katanya ngka d ksi kerja tpi kok bisa cuci baju

2024-05-21

1

sur yati

sur yati

kenapa pula di kasih hamil lgi coba thor gk adil bgt ya

2024-05-21

1

lihat semua
Episodes
1 Awal01
2 Perubahan Suami
3 Bukan Inginku
4 Surat
5 Tanda Tangan
6 kampung Halaman Orangtua
7 Jalan-jalan
8 Lemak Perut
9 Apa Ini Hanya Mimpi
10 Perlengkapan
11 Melahirkan
12 Kembali
13 Ke Rumah Ibu
14 Reyhan dan Lani
15 Terpeleset
16 Berusaha Ikhlas
17 Singgah
18 PENGUMUMAN
19 Bertemu
20 Ali
21 Bunda
22 Awal
23 Nyangkut
24 Nyangkut
25 Bertemu Mantan Mertua 1
26 Bertemu Mantan Mertua 2
27 Bertemu Mantan Mertua 3
28 Kediaman Reyhan
29 Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30 Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31 Kepikiran
32 Reni
33 Reni 2
34 Toko
35 Mantan Mertua
36 Sampai Kapan?
37 Bertemu Kembali
38 Sebuah Kata 'Andaikan'
39 Reyhan
40 Masih Sama
41 Ibu dan Anak
42 Bertemu Reyhan
43 Menyampaikan Keinginan
44 Nasehat Bunda
45 Mengunjungi Toko
46 Sebuah Ajakan
47 Izin
48 Hari Pertama
49 Bertemu Teman Lama
50 Kedatangan Andi
51 Pituah Sang Putra
52 Sakit
53 Sakit 2
54 Andi
55 Lamaran
56 Kenapa Aku
57 Bukan Aku
58 Rumah Sakit
59 Kembali
60 Visual
61 Kenyataan Pahit
62 Fitting
63 Kecelakaan
64 Jangan Sampai
65 Adakah Cara Lain?
66 Pernikahan
67 Sadar
68 Bulan Madu 1
69 Bulan Madu 2
70 Kembali
71 Kejahatan
72 Yang Sebenarnya
73 Penyesalan
74 Kedatangan Reyhan
75 Kabar Gembira
76 Reyhan
77 Wisuda
78 Kantor Polisi
79 Melahirkan 1
80 Melahirkan 2
81 kepingan ingatan
82 Keluarga Andi
83 Keluar
84 Gagal
85 Kebahagiaan Yumna
86 Bertemu
87 Kecelakaan
88 Duka
89 Akhir Dari Segalanya
90 SEASON 2 (Ali)
91 SEASON 2 Siapa Mimi?
92 SEASON 2 Menjemput
93 SEASON 2 Mika
94 SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95 SEASON 2 Tak Tahu Malu
96 SEASON 2 Bertemu
97 SEASON 2 Bercerita
98 SEASON 2 Mengunjungi Makam
99 SEASON 2 Rumah Lani
100 SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101 SEASON 2 Rumah Sakit
102 SEASON 2 Menjemput Mika
103 SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104 SEASON 2 Berusah
105 SEASON 2 Es Krim
106 SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107 SEASON 2 Ali
108 SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109 SEASON 2 Minta Peluk
110 SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111 SEASON 2 Berakhir
112 SEASON 2 Menutup Buku
113 SEASON 2 Mulai Kerja
114 SEASON 2 Berkunjung
115 Pengumuman
116 SEASON 2 Ali Meradang
117 SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118 SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119 SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120 SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121 SEASON 2 Kantor
122 SEASON 2 Puncak
123 SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124 SEASON 2 Kontrakan Mika
125 SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126 SEASON 2 Undangan
127 SEASON 2 Pernikahan/Malper
128 SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129 SEASON 2 Kembali Bekerja
130 SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131 SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132 SEASON 2 Memenuhi Undangan
133 SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134 SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135 SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136 SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137 SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138 SEASON 2 Villa
139 SEASON 2 Melahirkan
140 SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Awal01
2
Perubahan Suami
3
Bukan Inginku
4
Surat
5
Tanda Tangan
6
kampung Halaman Orangtua
7
Jalan-jalan
8
Lemak Perut
9
Apa Ini Hanya Mimpi
10
Perlengkapan
11
Melahirkan
12
Kembali
13
Ke Rumah Ibu
14
Reyhan dan Lani
15
Terpeleset
16
Berusaha Ikhlas
17
Singgah
18
PENGUMUMAN
19
Bertemu
20
Ali
21
Bunda
22
Awal
23
Nyangkut
24
Nyangkut
25
Bertemu Mantan Mertua 1
26
Bertemu Mantan Mertua 2
27
Bertemu Mantan Mertua 3
28
Kediaman Reyhan
29
Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30
Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31
Kepikiran
32
Reni
33
Reni 2
34
Toko
35
Mantan Mertua
36
Sampai Kapan?
37
Bertemu Kembali
38
Sebuah Kata 'Andaikan'
39
Reyhan
40
Masih Sama
41
Ibu dan Anak
42
Bertemu Reyhan
43
Menyampaikan Keinginan
44
Nasehat Bunda
45
Mengunjungi Toko
46
Sebuah Ajakan
47
Izin
48
Hari Pertama
49
Bertemu Teman Lama
50
Kedatangan Andi
51
Pituah Sang Putra
52
Sakit
53
Sakit 2
54
Andi
55
Lamaran
56
Kenapa Aku
57
Bukan Aku
58
Rumah Sakit
59
Kembali
60
Visual
61
Kenyataan Pahit
62
Fitting
63
Kecelakaan
64
Jangan Sampai
65
Adakah Cara Lain?
66
Pernikahan
67
Sadar
68
Bulan Madu 1
69
Bulan Madu 2
70
Kembali
71
Kejahatan
72
Yang Sebenarnya
73
Penyesalan
74
Kedatangan Reyhan
75
Kabar Gembira
76
Reyhan
77
Wisuda
78
Kantor Polisi
79
Melahirkan 1
80
Melahirkan 2
81
kepingan ingatan
82
Keluarga Andi
83
Keluar
84
Gagal
85
Kebahagiaan Yumna
86
Bertemu
87
Kecelakaan
88
Duka
89
Akhir Dari Segalanya
90
SEASON 2 (Ali)
91
SEASON 2 Siapa Mimi?
92
SEASON 2 Menjemput
93
SEASON 2 Mika
94
SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95
SEASON 2 Tak Tahu Malu
96
SEASON 2 Bertemu
97
SEASON 2 Bercerita
98
SEASON 2 Mengunjungi Makam
99
SEASON 2 Rumah Lani
100
SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101
SEASON 2 Rumah Sakit
102
SEASON 2 Menjemput Mika
103
SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104
SEASON 2 Berusah
105
SEASON 2 Es Krim
106
SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107
SEASON 2 Ali
108
SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109
SEASON 2 Minta Peluk
110
SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111
SEASON 2 Berakhir
112
SEASON 2 Menutup Buku
113
SEASON 2 Mulai Kerja
114
SEASON 2 Berkunjung
115
Pengumuman
116
SEASON 2 Ali Meradang
117
SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118
SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119
SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120
SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121
SEASON 2 Kantor
122
SEASON 2 Puncak
123
SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124
SEASON 2 Kontrakan Mika
125
SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126
SEASON 2 Undangan
127
SEASON 2 Pernikahan/Malper
128
SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129
SEASON 2 Kembali Bekerja
130
SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131
SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132
SEASON 2 Memenuhi Undangan
133
SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134
SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135
SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136
SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137
SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138
SEASON 2 Villa
139
SEASON 2 Melahirkan
140
SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!