Bertemu

Kini sudah sembilan belas tahun lamanya Reyhan tidak pernah sekalipun melihat batang hidung seorang mantan istrinya yang tak lain Yumna. Sering kali laki-laki paruh baya itu melewati jalan ke arah rumah yang dulu dia tinggali bersama seorang wanita yang dengan mudahnya dia ceraikan hanya karena tidak memberikan dia seorang keturunan.

Dia sangat rindu dengan suasana di rumah yang dulu dia tinggali bersama mantan istrinya. Bukan berarti sekarang dia tidak bahagia tinggal bersama istri barunya. Hanya saja bayangan nyaman saat tinggal di rumah itu membuat Reyhan semakin membuncah rasa rindu di dadanya.

Terakhir Reyhan ke rumah yang dulu dia tinggalli bersama mantan istrinya dua bulan yang lalu. Sejak saat itu dia enyahkan rasa rindu akan rumah itu. Reyhan lebih memilih waktu senggangnya di rumah bersama putrinya Reni dan juga bersama sang istri. Putri satu-satunya Reyhan dengan Lani. Semenjak Lani melahirkan Reni, Lani belum juga hamil hingga detik ini. Padahal sejak dari awal dia tidak pernah memakai apapun itu jenis KB.

Reyhan menginginkan banyak anak dari Lani, namun karena takdir tidak mewujudkan impiannya, akhirnya Reyhan pasrah dengan memiliki satu orang anak yang tak lain Reni.

Siang ini sehabis mengajar Reyhan mampir dulu ke minimarket. Tadi pagi sebelum berangkat mengajar, Lani menitipkan susu untuk anak gadisnya. Meski Reni sudah berusia 17 tahun namu anak gadisya masih saja meminum susu. Mungkin karena sudah terbiasa maka dari itu dia akan setiap hark minum susu.

Reyhan memarkirkan motornya di tempat parkir yang ada di depan minimarket. Memasuki mini market dan langsung menuju rak tempat dimana susu yang biasanya diminum anak gadisnya.

***

Yumna siang ini berencana untuk pergi ke mini market untuk membeli perlengkapan dapurnya. Seperti bahan memasak dan sebagainya. Karena baru sampai kemaren jadi Yumna belum sempat untuk berbelanja kebutuhan dapurnya. Bahkan untuk makan kemaren saja dia memesan makanan melalui aplikasi.

"Al, bunda pergi sebentar ya," pamitnya saat melihat anak bujangnya tengah duduk santai di ruang tamu.

"Mau pergi kemana Bun?" tanya Ali merasa bingung melihat Bundanya yang tampak sangat rapi.

"Bunda mau beli bahan masak Sayang, semua yang ada di dapur kan masih kosong. Lagian kemaren bunda belum sempat membeli bahan pokok. Kamu taulah kemaren kita sibuk," jelas Yumna kepada anak bujangnya.

"Oh iya Bun, apa Bunda perlu bantuan Ali nanti?" tanya laki-laki itu pada sang bunda.

"Nggak usah Sayang, lagian bunda tidak terlalu banyak membeli kok, kamu disini saja jaga rumah ya," pintu Yumna diangguki Ali.

"Yaudah Bunda hati-hati dijalan ya," Ali mencium tangan Yumna dengan takzim. Lalu mengatar sang bunda ke depan taksi yang dipesan Yumna beberapa menit yang lalu melalui gawainya.

"Iya Sayang," balas wanita paruh baya yang tampak masih sangat cantik itu.

Yumna menaiki taksi yang tadi dia pesan. Lalu sang sopir melajukan mobilnya menuju tempat yang sudah dijelaskan Yumna sebelumnya. Sepanjang jalan menuju minimarket yang lumayan jauh dari rumahnya, Yumna menatap jalanan yang ramai dilalui para pengendara motor maupun mobil, banyak juga para lalu lalang yang tampak dari indra cantik itu.

Di dekat rumah Yumna juga ada minimarket, namum tempat itu sedang direnovasi pemiliknya. Dalam waktu seperempat jam akhirnya Yumna sampai di tempat yang mana dia tuju. Membayar ongkos pada sang supir, lalu melangkahkan kakinya keluar dari taksi tersebut.

Yumna masuk ke dalam minimarket dengan senyuman saat melihat orang berlalu lalang. Dia juga menyapa dengan ramah orang yang bertemu dengannya. Tak peduli itu ia kenal atau tidak, yang terpenting ia bersikap ramah pada semua orang.

Yumna berjalan menuju tak tempat dimana sayur berada, memilih dua ikat sayur bayam, satu ikat sayur kangkung, dan mengambil satu buah sayur kol yang lumayan besar. Selesai ditempat sayur, Yumna melangkah menuju tempat lauk-pauk. Disana Yumna hanya mengambil satu potong ayam bagian dada dan ikan yang sudah dimasukkan kedalam pak plastik satu buah.

Dirasa cukup, Yumna memilih untuk membeli bumbu-bumbu pada bagian rak lainnya. Mengambil merica bubuk, bawang putih bawang merah, seledri, lengkuas giling, dan masih banyak lagi yang dipilih Yumna disana termasuk minyak goreng yang tidak ada dirumah itu dia ambil.

Kini kaki itu melangkah menuju rak cemilan. Dia ingin membeli keripik pisang serta makaroni rasa pedas kesukaan putranya. Yumna melihat-lihat keranjangnya apakah masih ada yang kurang atau tidak. Dirasa cukup Yumna melangkah menuju kasir untuk membayar semua belanjaanya.

Antrian dikasir lumayan banyak membuat Yumna sedikit lama menunggu gilirannya. Yumna berada tepat di belakang laki-laki bertubuh tegab. Namun Yumna tak mempermasalahkan itu yang penting dia cepat sampai di depan Mbak kasir lalu pulang ke rumah yang mana putranya pasti tengah menunggu kepulangannya.

Akhirnya giliran Yumna untuk membayar tagihan belanjanya, setelah sekian lama menunggu. Setelah itu Yumna melangkah keluar dari dalam minimarket yang terbilang cukup menyediakan semuanya, mulai dari masakan dapur, berbagai macam makanan sampai pada perlengkapan mandi. Intinya isi didalamnya sangat banyak. Namanya minimarket namun tokonya sangat besar, bisa dikatakan tidak cocok jika disebut minimarket. Tapi mungkin orangnya tidak mau memperlihatkan kekayaannya maka dari itu dia sedikit merendah. Itu pikir Yumna.

Reyhan yang tengah mengantri akhirnya mendapatkan gilirannya. Namun saat telah selesai matanya melotot saat melihat wanita yang ada dibelakangnya. Wanita yang sembilan belas tahun lalu dia ceraikan. Wanita yang kini yang tak lagi muda namun wajahnya seperti tidak mau menua. Wanita yang menurut Reyhan tetap cantik, bahkan semua orang mungkin mengira umur Yumna masih tiga puluhan.

Meski agak kaget, Reyhan cepat-cepat keluar dari barisan takut menganggu antrian selanjutnya. Melangkahkan kaki panjangnya keluar dari minimarket itu lalu duduk di luar diatas motornya yang tengah terparkir.

Mata tegas itu melihat wanita yang dulu dia ceraikan keluar dari minimarket. Langsung saja kakinya membawa Reyhan menuju sang wanita.

"Yumna," panggil Reyhan kepada wanita yang tengah menundukkan kepalanya lantaran melihat-lihat HP, mungkin saja dia akan memesan taksi lagi untuk pulang.

Yumna menegakkan kepalanya saat mendengar suara yang sedikit familiar di telinganya. "Iya," balas Yumna saat kepalanya sudah tegak sempurna. "Mas Reyha," lanjutnya.

"Kamu apa kabar?" tanya Reyhan ketika wanita yang ada di depannya benar-benar mantan istrinya.

"Alhamdulillah aku sehat Mas, oh ya Mas aku duluan ya soalnya aku lagi buru-buru," balas Yumna yang malas untuk berbicara. Apalagi pikirannya sudah berada di rumah, dimana anak semata wayangnya menunggu kehadiran dirinya.

"Tunggu sebentar Yum, aku mau ngomong sebentar," cegah Reyhan menahan Yumna agar tidak lekas pergi.

"Sekali lagi maaf ya Mas, mungkin lain kali saja. Aku benar-benar lagi buru-buru. Permisi!" tegas Yumna meninggalkan Reyhan yang hanya diam mematung mendengar ucapan Yumna.

Yumna melangkah terburu-buru menuju taksi yang dia pesan. Taksi yang sudah berada di jalan raya depan minimarket.

Reyhan menatap punggung wanita yang dulu sangat dia sanjung menjauh dari pandangannya. Rasa kecewa atas penolakan Yumna membuat laki-laki itu terdiam cukup lama. Ntah apa yang sedang dipikirkan laki-laki itu saat ini. Yang jelas hatinya tak karuan setelah melihat mantan istrinya yang kembali hadir setelah sekian lama. Belasan tahun, baru tadi mereka ketemu. Mungkin masih ada setitik rasa rindu dalam diri Reyhan untuk mantan istrinya. Ntahlah, rasanya Reyhan sulit untuk mengungkapkan apa yang saat ini dia rasakan.

Taksi yang dinaiki Yumna sudah meninggalkan minimarket. Tempat dimana dia membeli keperluan dirinya dan sang buah hati. Reyhan menatap nanar mobil yang kian menjauh. Setelah sekian lama barulah laki-laki itu menaiki motornya menuju kediaman yang mana disana ada istri, anak serta Ibunya.

TBC

Terpopuler

Comments

Rika Fitria

Rika Fitria

harusnya anak ceweknya 12Th ga sih

2025-03-10

1

Yati Syahira

Yati Syahira

good yumna jgn kembali ke masa lalu hapus dan buang

2024-05-21

2

Erny Manangkari

Erny Manangkari

bagus yum abaikan saja tu si reyhan

2022-12-17

2

lihat semua
Episodes
1 Awal01
2 Perubahan Suami
3 Bukan Inginku
4 Surat
5 Tanda Tangan
6 kampung Halaman Orangtua
7 Jalan-jalan
8 Lemak Perut
9 Apa Ini Hanya Mimpi
10 Perlengkapan
11 Melahirkan
12 Kembali
13 Ke Rumah Ibu
14 Reyhan dan Lani
15 Terpeleset
16 Berusaha Ikhlas
17 Singgah
18 PENGUMUMAN
19 Bertemu
20 Ali
21 Bunda
22 Awal
23 Nyangkut
24 Nyangkut
25 Bertemu Mantan Mertua 1
26 Bertemu Mantan Mertua 2
27 Bertemu Mantan Mertua 3
28 Kediaman Reyhan
29 Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30 Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31 Kepikiran
32 Reni
33 Reni 2
34 Toko
35 Mantan Mertua
36 Sampai Kapan?
37 Bertemu Kembali
38 Sebuah Kata 'Andaikan'
39 Reyhan
40 Masih Sama
41 Ibu dan Anak
42 Bertemu Reyhan
43 Menyampaikan Keinginan
44 Nasehat Bunda
45 Mengunjungi Toko
46 Sebuah Ajakan
47 Izin
48 Hari Pertama
49 Bertemu Teman Lama
50 Kedatangan Andi
51 Pituah Sang Putra
52 Sakit
53 Sakit 2
54 Andi
55 Lamaran
56 Kenapa Aku
57 Bukan Aku
58 Rumah Sakit
59 Kembali
60 Visual
61 Kenyataan Pahit
62 Fitting
63 Kecelakaan
64 Jangan Sampai
65 Adakah Cara Lain?
66 Pernikahan
67 Sadar
68 Bulan Madu 1
69 Bulan Madu 2
70 Kembali
71 Kejahatan
72 Yang Sebenarnya
73 Penyesalan
74 Kedatangan Reyhan
75 Kabar Gembira
76 Reyhan
77 Wisuda
78 Kantor Polisi
79 Melahirkan 1
80 Melahirkan 2
81 kepingan ingatan
82 Keluarga Andi
83 Keluar
84 Gagal
85 Kebahagiaan Yumna
86 Bertemu
87 Kecelakaan
88 Duka
89 Akhir Dari Segalanya
90 SEASON 2 (Ali)
91 SEASON 2 Siapa Mimi?
92 SEASON 2 Menjemput
93 SEASON 2 Mika
94 SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95 SEASON 2 Tak Tahu Malu
96 SEASON 2 Bertemu
97 SEASON 2 Bercerita
98 SEASON 2 Mengunjungi Makam
99 SEASON 2 Rumah Lani
100 SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101 SEASON 2 Rumah Sakit
102 SEASON 2 Menjemput Mika
103 SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104 SEASON 2 Berusah
105 SEASON 2 Es Krim
106 SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107 SEASON 2 Ali
108 SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109 SEASON 2 Minta Peluk
110 SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111 SEASON 2 Berakhir
112 SEASON 2 Menutup Buku
113 SEASON 2 Mulai Kerja
114 SEASON 2 Berkunjung
115 Pengumuman
116 SEASON 2 Ali Meradang
117 SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118 SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119 SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120 SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121 SEASON 2 Kantor
122 SEASON 2 Puncak
123 SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124 SEASON 2 Kontrakan Mika
125 SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126 SEASON 2 Undangan
127 SEASON 2 Pernikahan/Malper
128 SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129 SEASON 2 Kembali Bekerja
130 SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131 SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132 SEASON 2 Memenuhi Undangan
133 SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134 SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135 SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136 SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137 SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138 SEASON 2 Villa
139 SEASON 2 Melahirkan
140 SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Awal01
2
Perubahan Suami
3
Bukan Inginku
4
Surat
5
Tanda Tangan
6
kampung Halaman Orangtua
7
Jalan-jalan
8
Lemak Perut
9
Apa Ini Hanya Mimpi
10
Perlengkapan
11
Melahirkan
12
Kembali
13
Ke Rumah Ibu
14
Reyhan dan Lani
15
Terpeleset
16
Berusaha Ikhlas
17
Singgah
18
PENGUMUMAN
19
Bertemu
20
Ali
21
Bunda
22
Awal
23
Nyangkut
24
Nyangkut
25
Bertemu Mantan Mertua 1
26
Bertemu Mantan Mertua 2
27
Bertemu Mantan Mertua 3
28
Kediaman Reyhan
29
Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30
Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31
Kepikiran
32
Reni
33
Reni 2
34
Toko
35
Mantan Mertua
36
Sampai Kapan?
37
Bertemu Kembali
38
Sebuah Kata 'Andaikan'
39
Reyhan
40
Masih Sama
41
Ibu dan Anak
42
Bertemu Reyhan
43
Menyampaikan Keinginan
44
Nasehat Bunda
45
Mengunjungi Toko
46
Sebuah Ajakan
47
Izin
48
Hari Pertama
49
Bertemu Teman Lama
50
Kedatangan Andi
51
Pituah Sang Putra
52
Sakit
53
Sakit 2
54
Andi
55
Lamaran
56
Kenapa Aku
57
Bukan Aku
58
Rumah Sakit
59
Kembali
60
Visual
61
Kenyataan Pahit
62
Fitting
63
Kecelakaan
64
Jangan Sampai
65
Adakah Cara Lain?
66
Pernikahan
67
Sadar
68
Bulan Madu 1
69
Bulan Madu 2
70
Kembali
71
Kejahatan
72
Yang Sebenarnya
73
Penyesalan
74
Kedatangan Reyhan
75
Kabar Gembira
76
Reyhan
77
Wisuda
78
Kantor Polisi
79
Melahirkan 1
80
Melahirkan 2
81
kepingan ingatan
82
Keluarga Andi
83
Keluar
84
Gagal
85
Kebahagiaan Yumna
86
Bertemu
87
Kecelakaan
88
Duka
89
Akhir Dari Segalanya
90
SEASON 2 (Ali)
91
SEASON 2 Siapa Mimi?
92
SEASON 2 Menjemput
93
SEASON 2 Mika
94
SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95
SEASON 2 Tak Tahu Malu
96
SEASON 2 Bertemu
97
SEASON 2 Bercerita
98
SEASON 2 Mengunjungi Makam
99
SEASON 2 Rumah Lani
100
SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101
SEASON 2 Rumah Sakit
102
SEASON 2 Menjemput Mika
103
SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104
SEASON 2 Berusah
105
SEASON 2 Es Krim
106
SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107
SEASON 2 Ali
108
SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109
SEASON 2 Minta Peluk
110
SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111
SEASON 2 Berakhir
112
SEASON 2 Menutup Buku
113
SEASON 2 Mulai Kerja
114
SEASON 2 Berkunjung
115
Pengumuman
116
SEASON 2 Ali Meradang
117
SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118
SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119
SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120
SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121
SEASON 2 Kantor
122
SEASON 2 Puncak
123
SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124
SEASON 2 Kontrakan Mika
125
SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126
SEASON 2 Undangan
127
SEASON 2 Pernikahan/Malper
128
SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129
SEASON 2 Kembali Bekerja
130
SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131
SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132
SEASON 2 Memenuhi Undangan
133
SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134
SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135
SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136
SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137
SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138
SEASON 2 Villa
139
SEASON 2 Melahirkan
140
SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!