Surat

Pagi ini sekitar jam delapan, Yumna akan pergi ke mall untuk membeli perlengkapan memasak. Isi kulkasnya sudah ludes tanpa sisa. Karena tadi pagi sudah sisa-sisa masakan yang tertinggal.

Reyhan sudah berangkat bekerja tanpa memberinya kabar. Bahkan dirinya tidak tau jam berapa Reyhan berangkat bekerja, yang jelas saat tadi pagi dia kedapur hidangan diatas meja tidak disentuh sedikitpun oleh laki-laki itu.

Saat ini Yumna sudah dalam perjalanan menuju mall. Dengan menggunkan jasa taksi yang tadi dia pesan melalui aplikasi. Sampai di mall Yumna memberikan uang kepada supir sesuai dengan jumlah yang tertera di aplikasi.

Yumna melangkah masuk ke dalam mall. Menuju tempat dimana perlengkapan memasak berada. Mengambil tiga ikat sayur bayam serta satu ikat sayur kangkung. Lalu memilih berbagai macam lauk-pauk. Selesai memilih perlengkapan memasak, Yumna beralih pada tempat buah serta cemilan berada. Tak banyak di beli hanya buah pir, salak serta jeruk. Sedangkan di tempat cemilan Yumna memilih beberapa snek.

Selesai belanja Yumna keluar dari mall. Kaki yang dibalut gamis panjang serta kaus kaki itu melangkah menuju penjual sate di tepi jalan yang mana biasanya dia membeli sate disana. Bisa dikatakan tempat favoritnya saat telah selesai berbelanja.

Memesan setengah dari sate tersebut dengan tiga tusuk daging sapi. Melahap dengan nikmat sate itu tanpa memandang sana-sini. Yang jelas dia makan dengan tenang. Jika memikirkan masalah dengan suaminya bisa dikatakan Yumna tidak akan selera memakan sate saat ini.

Untung saja pikiran itu ia jauh-jauhkan untuk saat ini agar selera makannya tidak berkurang. Selesai memakan sate serta membayarnya, Yumna kembali pulang menggunakan taksi yang kebetulan ada di depannya. Untungnya di dalam taksi tidak ada orang sehingga sang supir bisa mengantarkan dirinya untuk pulang ke rumah.

Hanya butuh beberapa menit saja Yumna telah sampai di rumah. Mengangkat dua plastik belanjaannya menuju ke dalam rumah. Pintu yang sebelumnya ia kunci saat memasuki rumah pintu sudah tak terkunci lagi. Apalagi saat ini mata jernih itu melihat mobil mertuanya yang terparkir di halaman rumah.

Yumna menghela nafasnya. Firasat buruk sudah berkelana dalam diri Yumna. Yumna sangat yakin dengan kedatangan mertuanya pasti akan menanyakan masalah anak, anak dan anak.

Yumna berjalan menuju dapur kerena di ruang tamu dia tidak melihat wanita itu. Menyusun ke dalam kulkas belanjaannya serta cemilan ke dalam rak khusus untuk cemilan.

Selanjutnya Yumna membuat satu gelas jus jeruk untuk mertuanya, tak lupa dengan snek yang sudah dia buka dan di taruh di dalam toples. Berjalan menuju ruang tamu berharap sang mertua sudah berada disana.

Harapan Yumna nyatanya terkabul. Wanita itu tengah duduk di ruang tamu sambil melihat handphone yang ada ditangannya.

"Silahkan diminum Bu," Yumna menghidangkan jus serta cemilan untuk mertuanya.

Rena tak menjawab ucapan menantunya melainkan terus menatap pada benda pipih itu.

"Gimana kabar Ibu?" tanya Yumna lembut yang tetap tak ditanggapi sang mertua.

"Apa ibu sudah lama datang ke sini? maaf Bu, saat Ibu datang aku tidak di rumah. Tadi aku habis belanja perlengkapan memasak," jelasnya dengan lembut.

"Saya tidak bertanya kemanapun kau pergi, jadi tidak usah memberi tahu saya. Dan itu juga bukan urusan saya!!" jawab sarkas sang mertua membuat Yumna sedikit tersentak. Apa salahnya jika menjelaskan kemana dia pergi tadi, bukankah itu suatu hal yang wajar. Tapi kenapa mertuanya malah membalas begini. Aaahhhh, sudahlah.

"Iya Bu," balas Yumna menghela nafasnya.

"Apa sudah ada?" Rena memicingkan matanya menatap sang menantu. Bahkan perkataannya sungguh tak bersahabat sama sekali.

Yumna menggelengkan kepalanya. Memang belum ada tanda-tanda jika ia sudah hamil atau belum. Yumna menghela nafasnya dengan kasar. Lagi-lagi masalah anak yang dibahas kepada dirinya. Tak berfikirkah ibu mertuanya itu, bahwa perkataannya membuat dirinya merasa tertekan. Ini semua bukan inginnya. Jika saja bisa dia tulis keinginannya untuk memilikinya anak berpuluh-puluh bukupun tidak akan cukup untuk ia tulis.

"Huhhhh, palingan emang benar kamu itu ma*d*l!!" kecam Rena menatap miring menantu yang dulu sangat dia sayangi.

"Tidak Bu," sanggahnya tidak terima dengan ucapan mertuanya. "hanya saja Allah belum memberiku kepercayaan untuk memiliki seorang anak, Bu," lanjut Yumna dengan nada bergetar.

"Alahhh, kau itu nggak usah membela diri. Sampai sekarang saja kau belum juga hamil, jadi itu sudah membuktikan jika kau itu ma*d*l!!" Rena berkata seraya menatap menantunya dengan tatapan yang menyeramkan.

Yumna menahan rasa gejolak dalam dadanya. Rasanya sangat sakit, meski dia sudah sering mendengar kata-kata pedas dari mulut mertuanya. Hanya saja dia tak terima dikatakan mandul. Wanita mana yang mau disebut mandul, jangankan orang lain keluarga saja yang mengatakannya sudah sangat menyakitkan. Bahkan tidak ada seorang wanita pun yang tidak mau memiliki seorang anak. Semua wanita pasti menginginkan anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Begitupula dengan Yumna.

"Ahhh ya satu lagi, kau ingat saya akan terus pantau kesini dan menanyakan tentang anak. Percuma saja saya datang ke sini tapi kau belum juga memberikan cucu buat saya. Mungkin sampai mati pun saya tidak akan mendapatkan cucu dari rahim ma*nd*l kau itu!!" Lagi-lagi perkataan pedas itu kembali keluar dari mulut sang mertua.

Yumna menangis sejadi-jadinya setelah ibu mertuanya pergi dari kediaman dia dan suaminya. Dadanya sangat sakit mendengar ucapan dari mertuanya. Masalah seakan-akan datang silih berganti tanpa hentinya. Ucapan tetangga, lalu ibu mertuanya, dan terakhir dari suaminya yang sampai sekarang berubah tak menentu.

Tak ada lagi harapan Yumna untuk berkeluh kesah kepada mereka semua. Bahkan hidupnya seperti tak berarti bagi mereka. Seperti sampah yang dia buang tanpa mau melihat kembali. Sungguh miris hidup yang dijalaninya saat ini.

***

Pintu rumah terbuka tandanya Reyhan sudah pulang. Bergegas Yumna mengambil tas kerja yang dibawa suaminya setelah dia menyalami tangan tegas itu dengan takzim. Meletakkan tas tersebut diatas meja ruang tamu, dan bergegas mengambil teh manis untuk suaminya. Yumna menaruh teh tersebut di atas meja dan langsung diminum Reyhan sampai habis.

"Duduklah disini, ada yang mau saya berikan," ujar Reyhan membuat Yumna yang tadi akan kembali ke dapur duduk lagi di samping suaminya.

Reyhan membuka tas yang tadi diletakkan istrinya dan mengeluarkan amplop bewarna putih dari dalam tasnya. Menyerahkan kedatangan sang istri.

Yumna menerima amplop tersebut. Dia bingung kenapa suaminya memberinya amplop sore-sore begini.

"Bukalah dan baca dengan teliti," ujar Reyhan kepada istrinya.

Yumna membuka amplop itu, ia sangat penasaran dengan isi amplop tersebut. Karena diluar amplop tidak ada keterangan dari isi di dalamnya. Setelah membuka amplop itu, ada sebuah kertas putih yang dilipat di dalamnya. Yumna membuka lipatan kertas tersebut dengan mulut mengaga serta air mata yang tiba-tiba saja keluar dari matanya saat dia membaca tulisan besar yang ada diatas kertas itu.

TBS

Terpopuler

Comments

Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲

Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲

next kak slm support sehat slalu 🙏🤲❤️🔥

2024-12-15

0

Erny Manangkari

Erny Manangkari

lanjut thor

2022-12-16

2

Kod Driyah

Kod Driyah

suami g pnya ahklak sadis

2022-10-31

1

lihat semua
Episodes
1 Awal01
2 Perubahan Suami
3 Bukan Inginku
4 Surat
5 Tanda Tangan
6 kampung Halaman Orangtua
7 Jalan-jalan
8 Lemak Perut
9 Apa Ini Hanya Mimpi
10 Perlengkapan
11 Melahirkan
12 Kembali
13 Ke Rumah Ibu
14 Reyhan dan Lani
15 Terpeleset
16 Berusaha Ikhlas
17 Singgah
18 PENGUMUMAN
19 Bertemu
20 Ali
21 Bunda
22 Awal
23 Nyangkut
24 Nyangkut
25 Bertemu Mantan Mertua 1
26 Bertemu Mantan Mertua 2
27 Bertemu Mantan Mertua 3
28 Kediaman Reyhan
29 Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30 Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31 Kepikiran
32 Reni
33 Reni 2
34 Toko
35 Mantan Mertua
36 Sampai Kapan?
37 Bertemu Kembali
38 Sebuah Kata 'Andaikan'
39 Reyhan
40 Masih Sama
41 Ibu dan Anak
42 Bertemu Reyhan
43 Menyampaikan Keinginan
44 Nasehat Bunda
45 Mengunjungi Toko
46 Sebuah Ajakan
47 Izin
48 Hari Pertama
49 Bertemu Teman Lama
50 Kedatangan Andi
51 Pituah Sang Putra
52 Sakit
53 Sakit 2
54 Andi
55 Lamaran
56 Kenapa Aku
57 Bukan Aku
58 Rumah Sakit
59 Kembali
60 Visual
61 Kenyataan Pahit
62 Fitting
63 Kecelakaan
64 Jangan Sampai
65 Adakah Cara Lain?
66 Pernikahan
67 Sadar
68 Bulan Madu 1
69 Bulan Madu 2
70 Kembali
71 Kejahatan
72 Yang Sebenarnya
73 Penyesalan
74 Kedatangan Reyhan
75 Kabar Gembira
76 Reyhan
77 Wisuda
78 Kantor Polisi
79 Melahirkan 1
80 Melahirkan 2
81 kepingan ingatan
82 Keluarga Andi
83 Keluar
84 Gagal
85 Kebahagiaan Yumna
86 Bertemu
87 Kecelakaan
88 Duka
89 Akhir Dari Segalanya
90 SEASON 2 (Ali)
91 SEASON 2 Siapa Mimi?
92 SEASON 2 Menjemput
93 SEASON 2 Mika
94 SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95 SEASON 2 Tak Tahu Malu
96 SEASON 2 Bertemu
97 SEASON 2 Bercerita
98 SEASON 2 Mengunjungi Makam
99 SEASON 2 Rumah Lani
100 SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101 SEASON 2 Rumah Sakit
102 SEASON 2 Menjemput Mika
103 SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104 SEASON 2 Berusah
105 SEASON 2 Es Krim
106 SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107 SEASON 2 Ali
108 SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109 SEASON 2 Minta Peluk
110 SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111 SEASON 2 Berakhir
112 SEASON 2 Menutup Buku
113 SEASON 2 Mulai Kerja
114 SEASON 2 Berkunjung
115 Pengumuman
116 SEASON 2 Ali Meradang
117 SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118 SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119 SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120 SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121 SEASON 2 Kantor
122 SEASON 2 Puncak
123 SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124 SEASON 2 Kontrakan Mika
125 SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126 SEASON 2 Undangan
127 SEASON 2 Pernikahan/Malper
128 SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129 SEASON 2 Kembali Bekerja
130 SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131 SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132 SEASON 2 Memenuhi Undangan
133 SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134 SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135 SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136 SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137 SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138 SEASON 2 Villa
139 SEASON 2 Melahirkan
140 SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Awal01
2
Perubahan Suami
3
Bukan Inginku
4
Surat
5
Tanda Tangan
6
kampung Halaman Orangtua
7
Jalan-jalan
8
Lemak Perut
9
Apa Ini Hanya Mimpi
10
Perlengkapan
11
Melahirkan
12
Kembali
13
Ke Rumah Ibu
14
Reyhan dan Lani
15
Terpeleset
16
Berusaha Ikhlas
17
Singgah
18
PENGUMUMAN
19
Bertemu
20
Ali
21
Bunda
22
Awal
23
Nyangkut
24
Nyangkut
25
Bertemu Mantan Mertua 1
26
Bertemu Mantan Mertua 2
27
Bertemu Mantan Mertua 3
28
Kediaman Reyhan
29
Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30
Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31
Kepikiran
32
Reni
33
Reni 2
34
Toko
35
Mantan Mertua
36
Sampai Kapan?
37
Bertemu Kembali
38
Sebuah Kata 'Andaikan'
39
Reyhan
40
Masih Sama
41
Ibu dan Anak
42
Bertemu Reyhan
43
Menyampaikan Keinginan
44
Nasehat Bunda
45
Mengunjungi Toko
46
Sebuah Ajakan
47
Izin
48
Hari Pertama
49
Bertemu Teman Lama
50
Kedatangan Andi
51
Pituah Sang Putra
52
Sakit
53
Sakit 2
54
Andi
55
Lamaran
56
Kenapa Aku
57
Bukan Aku
58
Rumah Sakit
59
Kembali
60
Visual
61
Kenyataan Pahit
62
Fitting
63
Kecelakaan
64
Jangan Sampai
65
Adakah Cara Lain?
66
Pernikahan
67
Sadar
68
Bulan Madu 1
69
Bulan Madu 2
70
Kembali
71
Kejahatan
72
Yang Sebenarnya
73
Penyesalan
74
Kedatangan Reyhan
75
Kabar Gembira
76
Reyhan
77
Wisuda
78
Kantor Polisi
79
Melahirkan 1
80
Melahirkan 2
81
kepingan ingatan
82
Keluarga Andi
83
Keluar
84
Gagal
85
Kebahagiaan Yumna
86
Bertemu
87
Kecelakaan
88
Duka
89
Akhir Dari Segalanya
90
SEASON 2 (Ali)
91
SEASON 2 Siapa Mimi?
92
SEASON 2 Menjemput
93
SEASON 2 Mika
94
SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95
SEASON 2 Tak Tahu Malu
96
SEASON 2 Bertemu
97
SEASON 2 Bercerita
98
SEASON 2 Mengunjungi Makam
99
SEASON 2 Rumah Lani
100
SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101
SEASON 2 Rumah Sakit
102
SEASON 2 Menjemput Mika
103
SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104
SEASON 2 Berusah
105
SEASON 2 Es Krim
106
SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107
SEASON 2 Ali
108
SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109
SEASON 2 Minta Peluk
110
SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111
SEASON 2 Berakhir
112
SEASON 2 Menutup Buku
113
SEASON 2 Mulai Kerja
114
SEASON 2 Berkunjung
115
Pengumuman
116
SEASON 2 Ali Meradang
117
SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118
SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119
SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120
SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121
SEASON 2 Kantor
122
SEASON 2 Puncak
123
SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124
SEASON 2 Kontrakan Mika
125
SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126
SEASON 2 Undangan
127
SEASON 2 Pernikahan/Malper
128
SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129
SEASON 2 Kembali Bekerja
130
SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131
SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132
SEASON 2 Memenuhi Undangan
133
SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134
SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135
SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136
SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137
SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138
SEASON 2 Villa
139
SEASON 2 Melahirkan
140
SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!