Diceraikan

Diceraikan

Awal01

Yumna Humaira yang biasanya di panggil dengan sebutan Yumna. Seorang wanita berusia hampir genap 29 tahun dan sudah menikah dengan seorang laki-laki tampan dan sangat setia. Bahkan tak pernah ada pertengkaran serius dalam rumah tangga mereka selama mereka membina rumah tangga. Pertengkaran kecil yang memang sudah lumrah dalam sebuah pernikahan itu pasti ada. Tapi tidak tertuju pada hal yang sangat serius. Hanya sebagai bumbu untuk menghiasi pernikahan antara Yumna dan Reyhan.

Rumah tangga yang sudah dibina Yumna dan Reyhan selama tujuh tahun. Rumah tangga yang sangat harmonis tanpa cela sedikitpun. Mertua yang sangat menyayanginya seperti mereka menyayangi Reyhan sebagai anak kandung mereka. Hidup penuh dengan canda tawa, bahkan kehidupan mereka tampak sangat bahagia.

Meski sudah lama menikah namun dalam keluarga kecil Yumna belum dianugerahi seorang malaikat kecil yang membuat rumah itu menjadi tampak ramai. Berbagai cara sudah mereka lakukan. Memeriksa kesuburan pada dokter pun sudah mereka lakukan. Dari hasil pemeriksaan, mereka baik-baik saja tanpa ada yang kurang dari salah satu dari mereka.

Berobat secara alami juga pernah mereka lakukan. Namun belum juga ada tanda-tanda hadirnya malaikat kecil di dalam rahim Yumna. Sedih? sudah pasti Yumna sangat sedih. Bahkan jauh di dalam lubuk hatinya dia sangat menginginkan hadirnya seseorang di dalam rahimnya. Bahkan dulu sebelum menikah Yumna menginginkan memiliki seorang anak dengan cepat. Namun takdir berkata lain, bahkan sampai kini belum juga dia dikarunia seorang bayi.

Hari-hari di jalani Yumna dengan penuh kebahagiaan. Tak pernah sekalipun Yumna merasakan sedih yang mendalam. Yumna yakin bahwa suatu saat pasti Allah akan menitipkan seseorang di dalam rahimnya. Ya Yumna sangat yakin dengan itu.

Namun demikian, pertanyaan-pertanyaan dari tetangganya yang menanyakan perihal anak kepadanya, membuat Yumna sangat sedih. Bahkan sebagian mereka juga menuduh Yumna wanita ma*d*l. Tapi tak banyak dari mereka juga mengira Yumna memakai alat pencegahan kehamilan.

Perkataan-perkataan tajam itu membuat Yumna kepikiran. Bahkan pernah suatu hari Yumna tidak keluar rumah, karena dirinya sakit memikirkan ucapan tetangganya yang tiada henti menanyakan perihal anak. Mereka tidak pernah tau apa yang sedang dialami Yumna selama ini. Maka dari itu mereka dengan gampangnya berkata demikian tanpa memikirkan jika mereka yang ada di posisi Yumna dan apa yang akan mereka rasakan. Itulah kadang hidup bertetangga. Tidak banyak dari mereka yang memberikan dukungan yang baik. Namun lebih kepada hinaan serta fitnah yang tak mendasar.

Dalam beberapa hari ini mertua Yumna sering mengunjungi dirinya. Menanyakan apakah sekarang dia sudah hamil atau belum. Ntah kenapa Ibu mertuanya itu sekarang sering ke rumah dan menanyakan hal yang sama terus-menerus. Padahal selama ini Ibu mertuanya terlihat biasa saja. Tidak terlalu memaksa atau memberi tekanan pada Yumna.

Mulut yang dulunya sangat lembut kini berubah kasar. Wanita satu-satunya yang sekarang Yumna miliki, karena orang-tuanya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Namun rasanya sekarang sudah sirna sedikit demi sedikit.

Rasa sakit yang sama didapatkan dari mulut ibu mertuanya. Yumna merasakan sesak di dadanya mendengar ucapan sang mertua. Rasanya tubuhnya seakan tak bertulang mendengar ucapan sang mertua. Apakah seburuk itu dirinya sehingga mertua yang sangat disayanginya berubah dalam sekejap.

"Apa sudah ada tanda-tanda?" Rena melipat kedua tangannya diperut dan menatap sinis menantunya. Biasanya Rena akan bertanya akan memakai embel-embel seperti menyebut nama menantunya atau dengan panggilan Nak. Namun sekarang sudah jarang bahkan bisa dikatakan tidak ada.

"Belum Bu," balas Yumna dengan sedikit menunduk.

"Sampai kapan?"

"Do'ain biar cepat dikasih sama Allah ya, Bu?"

"Kau tau tidak!? ini sudah mau tahun kedelapan. Sudah hampir delapan tahun saya nungguin dengan sabar. Tapi apa yang saya dapat, haaa? Nol!! Ya nol besar yang kau berikan kepada saya!!!"

"Maa--"

"Buat apa kau minta maaf? Seribu kalipun kau minta maaf jika hasilnya nol maka percuma saja!! Atau jangan-jangan kau itu memang ma*d*l!!"

Bagai disambar petir disiang bolong. Dada Yumna terasa berdetak sangat kencang. Jika orang lain yang berkata demikian Yumna tidak merasakan sakit yang teramat seperti saat ini. Tapi ini mertuanya sendiri. Wanita yang sudah di anggap seperti ibu kandungnya.

"Tidak Bu, kata dokter aku baik-baik saja," sanggah Yumna dengan nada yang sedikit bergetar.

"Jika benar apa yang dokter katakan kenapa sampai sekarang kau belum juga hamil, hmm?!"

Yumna hanya diam mendengar ucapan mertuanya. Rasanya kata-kata kasar yang diucapkan mertuanya masih tergiang-ngiang di kepala Yumna. Sangat sakit, bahkan sangat menyakitkan.

"Kenapa hitam?! nggak bisa jawab?" bentaknya dengan suara yang memekakkan gendang telinga. Setelahnya Rena langsung keluar dari rumah menantunya tanpa berpamitan.

'Astafirullah, astafirullah, astafirullah ya Allah. Kuatkanlah diri hamba dan ikhlaskanlah hamba dalam menerima takdirMu,' batinnya.

Setelah kepergian mertuanya, Yumna beranjak menuju kamarnya untuk melaksanakan ritual mandi. Badannya terasa lengket apalagi ditambah dengan perkataan kasar drakor mertuanya membuat seluruh tubuh Yumna dibasahi keringat. Badannya bergetar dan hatinya menangis.

Hanya beberapa menit akhirnya Yumna telah selesai mandi. Memoles wajahnya dengan bedak serta sedikit liptint agar bibirnya tidak tampak kering.

Malamnya Yumna menyiapkan makan malam dimeja makan. Menunggu suaminya yang mungkin sebentar lagi akan sampai di rumah. Biasanya di jam sekarang ini suaminya sudah dirumah, tapi ntah kenapa hari ini tiba-tiba saja suaminya belum pulang. Padahal sekarang sudah menunjukkan pukul delapan malam. Bahkan waktu sholat isa saja sudah masuk beberapa menit yang lalu. Semua hidangan sudah tertata rapi di meja makan. Tinggal menunggu kepulangan Reyhan dari tempat kerjanya.

Detik terus berganti menit, menit berganti jam. Sudah hampir tiga jam Yumna menunggu suaminya. Namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda sang suami pulang. Sudah ditelpon namun nomor suaminya berada di luar jangkauan.

Rasa cemas menyelimuti Yumna. Tak pernah sekalipun Reyhan po ulang sampai selamat ini. Jikapun ada pasti dia akan memberi kabar pada istrinya.

'Mas, kamu dimana? Kamu sangat mencemaskan kamu Mas,' Yumna meremas tangannya karena merasa sangat cemas akan suaminya. Takut jika suaminya kecelakaan atau apapun yang menimpa suaminya.

Pikiran-pikiran buruk sudah menghantui pikiran Yumna. "Astafirullah Yum, kamu nggak boleh berfikir seperti ini,' Nasehatnya pada dirinya sendiri.

Karena terlalu lama menunggu akhirnya Yumna makan sendiri. Rasa lapar sudah sangat menganggu pulau di tengah perut Yumna. Mengambil nasi seperti biasanya dan menikmatinya.

Selesai makan Yumna kembali menghubungi suaminya, namun masih sama. Nomor suaminya diluar jangkauan alias tidak aktif. Yumna mengirimi pesan untuk suaminya. Selanjutnya Yumna memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya karena merasa lelah menunggu. Berharap nanti suaminya akan pulang dan membangunkan dirinya.

TBC

Terpopuler

Comments

Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲

Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲

assalamualaikum kak author 🙏 hadiiir.... mhn izin numpang baca 😁 ke'a seruu dan menarik alur ceritanya, 💪❤️🔥

2024-12-15

0

Micke Rouli Tua Sitompul

Micke Rouli Tua Sitompul

suami udah selingkuh

2024-04-03

0

Mina Rasi

Mina Rasi

astaghfirullah

2023-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Awal01
2 Perubahan Suami
3 Bukan Inginku
4 Surat
5 Tanda Tangan
6 kampung Halaman Orangtua
7 Jalan-jalan
8 Lemak Perut
9 Apa Ini Hanya Mimpi
10 Perlengkapan
11 Melahirkan
12 Kembali
13 Ke Rumah Ibu
14 Reyhan dan Lani
15 Terpeleset
16 Berusaha Ikhlas
17 Singgah
18 PENGUMUMAN
19 Bertemu
20 Ali
21 Bunda
22 Awal
23 Nyangkut
24 Nyangkut
25 Bertemu Mantan Mertua 1
26 Bertemu Mantan Mertua 2
27 Bertemu Mantan Mertua 3
28 Kediaman Reyhan
29 Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30 Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31 Kepikiran
32 Reni
33 Reni 2
34 Toko
35 Mantan Mertua
36 Sampai Kapan?
37 Bertemu Kembali
38 Sebuah Kata 'Andaikan'
39 Reyhan
40 Masih Sama
41 Ibu dan Anak
42 Bertemu Reyhan
43 Menyampaikan Keinginan
44 Nasehat Bunda
45 Mengunjungi Toko
46 Sebuah Ajakan
47 Izin
48 Hari Pertama
49 Bertemu Teman Lama
50 Kedatangan Andi
51 Pituah Sang Putra
52 Sakit
53 Sakit 2
54 Andi
55 Lamaran
56 Kenapa Aku
57 Bukan Aku
58 Rumah Sakit
59 Kembali
60 Visual
61 Kenyataan Pahit
62 Fitting
63 Kecelakaan
64 Jangan Sampai
65 Adakah Cara Lain?
66 Pernikahan
67 Sadar
68 Bulan Madu 1
69 Bulan Madu 2
70 Kembali
71 Kejahatan
72 Yang Sebenarnya
73 Penyesalan
74 Kedatangan Reyhan
75 Kabar Gembira
76 Reyhan
77 Wisuda
78 Kantor Polisi
79 Melahirkan 1
80 Melahirkan 2
81 kepingan ingatan
82 Keluarga Andi
83 Keluar
84 Gagal
85 Kebahagiaan Yumna
86 Bertemu
87 Kecelakaan
88 Duka
89 Akhir Dari Segalanya
90 SEASON 2 (Ali)
91 SEASON 2 Siapa Mimi?
92 SEASON 2 Menjemput
93 SEASON 2 Mika
94 SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95 SEASON 2 Tak Tahu Malu
96 SEASON 2 Bertemu
97 SEASON 2 Bercerita
98 SEASON 2 Mengunjungi Makam
99 SEASON 2 Rumah Lani
100 SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101 SEASON 2 Rumah Sakit
102 SEASON 2 Menjemput Mika
103 SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104 SEASON 2 Berusah
105 SEASON 2 Es Krim
106 SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107 SEASON 2 Ali
108 SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109 SEASON 2 Minta Peluk
110 SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111 SEASON 2 Berakhir
112 SEASON 2 Menutup Buku
113 SEASON 2 Mulai Kerja
114 SEASON 2 Berkunjung
115 Pengumuman
116 SEASON 2 Ali Meradang
117 SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118 SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119 SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120 SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121 SEASON 2 Kantor
122 SEASON 2 Puncak
123 SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124 SEASON 2 Kontrakan Mika
125 SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126 SEASON 2 Undangan
127 SEASON 2 Pernikahan/Malper
128 SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129 SEASON 2 Kembali Bekerja
130 SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131 SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132 SEASON 2 Memenuhi Undangan
133 SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134 SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135 SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136 SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137 SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138 SEASON 2 Villa
139 SEASON 2 Melahirkan
140 SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Awal01
2
Perubahan Suami
3
Bukan Inginku
4
Surat
5
Tanda Tangan
6
kampung Halaman Orangtua
7
Jalan-jalan
8
Lemak Perut
9
Apa Ini Hanya Mimpi
10
Perlengkapan
11
Melahirkan
12
Kembali
13
Ke Rumah Ibu
14
Reyhan dan Lani
15
Terpeleset
16
Berusaha Ikhlas
17
Singgah
18
PENGUMUMAN
19
Bertemu
20
Ali
21
Bunda
22
Awal
23
Nyangkut
24
Nyangkut
25
Bertemu Mantan Mertua 1
26
Bertemu Mantan Mertua 2
27
Bertemu Mantan Mertua 3
28
Kediaman Reyhan
29
Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30
Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31
Kepikiran
32
Reni
33
Reni 2
34
Toko
35
Mantan Mertua
36
Sampai Kapan?
37
Bertemu Kembali
38
Sebuah Kata 'Andaikan'
39
Reyhan
40
Masih Sama
41
Ibu dan Anak
42
Bertemu Reyhan
43
Menyampaikan Keinginan
44
Nasehat Bunda
45
Mengunjungi Toko
46
Sebuah Ajakan
47
Izin
48
Hari Pertama
49
Bertemu Teman Lama
50
Kedatangan Andi
51
Pituah Sang Putra
52
Sakit
53
Sakit 2
54
Andi
55
Lamaran
56
Kenapa Aku
57
Bukan Aku
58
Rumah Sakit
59
Kembali
60
Visual
61
Kenyataan Pahit
62
Fitting
63
Kecelakaan
64
Jangan Sampai
65
Adakah Cara Lain?
66
Pernikahan
67
Sadar
68
Bulan Madu 1
69
Bulan Madu 2
70
Kembali
71
Kejahatan
72
Yang Sebenarnya
73
Penyesalan
74
Kedatangan Reyhan
75
Kabar Gembira
76
Reyhan
77
Wisuda
78
Kantor Polisi
79
Melahirkan 1
80
Melahirkan 2
81
kepingan ingatan
82
Keluarga Andi
83
Keluar
84
Gagal
85
Kebahagiaan Yumna
86
Bertemu
87
Kecelakaan
88
Duka
89
Akhir Dari Segalanya
90
SEASON 2 (Ali)
91
SEASON 2 Siapa Mimi?
92
SEASON 2 Menjemput
93
SEASON 2 Mika
94
SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95
SEASON 2 Tak Tahu Malu
96
SEASON 2 Bertemu
97
SEASON 2 Bercerita
98
SEASON 2 Mengunjungi Makam
99
SEASON 2 Rumah Lani
100
SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101
SEASON 2 Rumah Sakit
102
SEASON 2 Menjemput Mika
103
SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104
SEASON 2 Berusah
105
SEASON 2 Es Krim
106
SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107
SEASON 2 Ali
108
SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109
SEASON 2 Minta Peluk
110
SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111
SEASON 2 Berakhir
112
SEASON 2 Menutup Buku
113
SEASON 2 Mulai Kerja
114
SEASON 2 Berkunjung
115
Pengumuman
116
SEASON 2 Ali Meradang
117
SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118
SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119
SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120
SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121
SEASON 2 Kantor
122
SEASON 2 Puncak
123
SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124
SEASON 2 Kontrakan Mika
125
SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126
SEASON 2 Undangan
127
SEASON 2 Pernikahan/Malper
128
SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129
SEASON 2 Kembali Bekerja
130
SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131
SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132
SEASON 2 Memenuhi Undangan
133
SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134
SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135
SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136
SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137
SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138
SEASON 2 Villa
139
SEASON 2 Melahirkan
140
SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!