Lemak Perut

Yumna dan Caca sedang melayani pelanggan yang datang berkunjung. Tak henti-hentinya ke-dua wanita itu melayani tamu yang silih berganti tanpa henti. Sepertinya hari ini memang banyak pengujung yang datang untuk makan di sana.

Rasa lelah sudah menghantui ke-dua wanita itu. Meski banyak juga karyawan yang lain, tak membuat ke-dua wanita itu bisa istirahat meski hanya sebentar, sangking banyaknya pengunjung.

"Ahhh cepek banget aku, Yum," Caca mendudukan tubuhnya pada kursi yang ada di dapur.

"Iya Ca, aku juga lelah banget. Pengunjung tidak ada habisnya dari pagi," Tambah Yumna yang ikut mendaratkan tubuhnya di depan Caca.

"Mana waktu pulang masih dua jam lagi," keluh Caca melirik jam yang ada di dinding.

Yumna juga ikut melirik jam yang melekat pada dinding. Dan benar saja, jika waktu kerja mereka masih lama. Mana tubuh mereka sudah sangat lelah, ingin rasanya untuk istirahat. Tapi tidak bisa karena kewajiban mereka masih ada beberapa jam lagi.

Mereka kembali melanjutkan pekerjaan, karena pengunjung kembali banyak yang datang. Bisa dilihat setiap wajah karyawan yang tampak sangat lelah. Apalagi yang bolak-balik untuk mengantar makanan.

Yumna berjalan dengan membawa nampan berisi makanan diatasnya menuju meja dengan nomor sebelas. Ingin rasanya Yumna berjalan dengan cepat. Rasa lelah membuat Yumna berjalan sedikit lambat dari yang tadi.

Dia ingin sekali untuk mengistirahatkan tubuhnya. Minta izin pulang dengan cepat pun dia tidak bisa. Karena bosnya tidak akan mengizinkan. Apalagi dengan alasan hanya lelah saja. Yumna pernah mendengar ucapan bosnya pada salah satu karyawan beberapa minggu lalu "Tidak akan ada pekerjaan yang tidak membuat dirimu lelah, kalau tidak mau lelah ya sudah berhenti saja dari sini dan ongkang-ongkang kaki lah dirumah," itulah kata-kata bosnya yang selalu menari-nari dipikiran Yumna.

Apa yang dikatakan bosnya menang benar. Untuk mendapatkan sesuatu tidak ada yang instan. Maka harus bekerja, seberat apapun pekerjaan yang kau dapatkan hari ini itulah suatu perjuangan yang akan kau dapatkan hasil yang membuatmu bahagia dikemudian hari. Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya.

"Permisi Pak, Bu," Yumna meletakkan pesanan kedua wanita paruh baya yang tengah asik bergurau.

"Ehh iya Nak," ujar wanita paruh baya itu mempersilakan Yumna.

Yumna meletakkan pesanan kedua pasang suami istri itu dengan sangat hati-hati. Takutnya nanti malah tumpah dari tanganya. Apalagi jika lelah begini, bisa saja makanan itu terjatuh dari tangannya.

"Silahkan dinikmati Buk, Pak," ujar Yumna saat telah selesai meletakkan makanan itu. Setelahnya Yumna beranjak dari hadapan sepasang suami istri itu menuju dapur.

Satu setengah jam kemudian akhirnya pengunjung sudah mulai berkurang. Meski tak sebanyak yang tadi tetap saja rasanya sangat lelah. Ingin rasanya Yumna untuk pulang. Lelah di tubuhnya tak kuat untuk membuatnya untuk kembali berjalan saat seorang karyawan memberikannya nampan pesanan pelanggan. Dengan halus serta alasan yang sangat jelas akhirnya karyawan itu membiarkan Yumna untuk istirahat. Sangat jelas wajah Yumna sedikit pucat.

Waktu yang ditunggu Yumna akhirnya tiba. Yumna dan Caca sudah bersiap untuk pulang ke rumah. Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju kediaman Yumna. Sebelum pulang mereka mampir ke tempat penjualan martabak. Membeli dua boks martabak rasa coklat jagung dan rasa ketan hitam kelapa.

Rasa coklat jagung untuk Yumna dan ketan kelapa untuk Caca. Sesuai dengan selera mereka masing-masing.

"Berapa Pak?" tanya Yumna pada Bapak pedangang martabak.

"Dua puluh ribu Nak," jawab Bapak itu sembari memberikan pesanan Yumna dan Caca.

"Terimakasih Pak," Yumna memberikan uang dua puluh ribu kepada si Bapak.

"Ya Nak," balasnya.

Yumna dan Caca melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah. Mereka ingin cepat sampai di rumah. Membersihkan diri yang sudah terasa sangat lengket. Apalagi seharian ini terlalu banyak rasanya keringat yang membasahi tubuh mereka.

Kini motor Caca sudah terparkir ditempat biasa dia meletakkan motornya. Mereka melangkah bersama ke dalam rumah setelah Yumna membuka pintu rumahnya. Meletakkan martabak di atas meja ruang tamu.

Yumna dan Caca sudah tampak lebih segar dari tadi. Rasa lelah yang tadi mereka rasakan kini sudah tak ada lagi. Mereka duduk dikursi yang ada diruang tamu. Mengambil martabak mereka masing-masing dan mencicipi rasanya.

Manisnya martabak sangat kentara di lidah ke-dua wanita itu. Enak dan sangat enak. Meski hanya martabak di pinggir jalan rasanya tidak ada kalahnya dari pada yang ada di toko-toko besar. Bahkan rasanya lebih enak yang di pinggir jalan dari pada di toko-toko. Itu menurut mereka tidak tau kalau menurut orang lain.

"Cobain punya ku Ca, enak banget," Yumna menyodorkan martabak ditangannya kepada Caca yang disambut wanita itu dengan senyuman.

"Terimakasih Yum, nih cobain juga punyaku juga enak," balas Caca setelah mengambil satu potong martabak dari dalam kotak punya Yumna.

Yumna mengambil satu potong martabak milik Caca. Mencoba rasa yang berbeda dengan punya Caca. Nyata juga enak, hanya saja berbeda toping saja.

"Iya sama enaknya Ca, hanya saja berbeda rasa," ujar Yumna disela kunyahan yang dibalas Caca dengan anggukan.

Mereka menghabiskan martabak yang mereka beli tanpa sisa. Mereka hari ini tidak akan memasak karena terlalu banyak makan martabak membuat perut mereka terasa sangat kenyang.

***

Sudah enam hari Caca menginap di rumah Yumna. Hari ini adalah hari terakhir dia menginap di rumah teman bahkan sudah dia anggap sodaranya sendiri. Besok Caca sudah kembali lagi ke rumahnya, karena sang suami besok akan pulang siang hari. Proyek yang dia kerjakan di kota lain itu sudah hampir siap. Hanya saja tinggal memasang beberapa cermin dan pintu.

"Kenapa cepat sekali kamu berkemas Ca? lagian sekarang masih sore loh?" Yumna menghampiri Caca yang sedang mengemas bajunya ke dalam tas.

"Iya Yum besok aku tinggal bawa saja. Dan setelah ini kan aku juga bisa istirahat atau melakukan sesuatu. Besok aku nggak capek-capek lagi buat ngemas barang-barang aku setelah kita pulang kerja," jawab Caca sembari tersenyum kepada Yumna.

"Hmn iya juga ya Ca, ada yang bisa aku bantu Ca?" Yumna menawarkan dirinya untuk membantu Caca. Barang kali ada yang akan dia bantu untuk temannya itu.

"Nggak ada Yum, lagian ini sudah masuk semuanya," balas Caca setelah meresleting tasnya.

"Emm, yaudah Ca, aku mandi dulu ya." ujar Yumna diangguki Caca.

Yumna melangkah menuju kamar mandi dengan membawa handuk serta baju gantinya. Sekitar lima belas menit akhirnya Yumna keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melekat dikepalanya karena Yumna tadi keramas.

Caca turun dari kursi saat melihat Yumna telah selesai mandi. Kini saatnya dia untuk mandi. Badannya terasa sedikit lelah, maka dari itu Caca memilih mandi juga untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuhnya.

"Yum perut kamu, aku perhatiin kok makin besar aja sih? padahal kamu nggak gendut loh?" Caca bertanya saat dia melihat Yumna tengah berdiri di depan cermin. Caca juga bingung melihat perusahaan pada perut Yumna.

"Iya Ca, aku juga nggak tau kenapa. Semenjak aku disini rasanya perut aku makin gendut saja. Mungkin aku terlalu bahagia dan lemak di perutku semakin banyak. Kamu kan tau makan ku banyak, heheh," Yumna meraba perutnya yang memang tampak besar dan terkekeh diakhir kalimatnya.

"Iya juga ya Yum, aku lihat makan kamu memang banyak, heheh. Kamu nggak program diet Yum?"

"Nggak deh Ca, gini aja aku sudah sangat besyukur," balas Yumna yang meraba perutnya yang tampak besar itu di cermin. Bahkan dia juga tidak mengerti kenapa perutnya kini semakin besar. Dia sadar jika makannya banyak tapi yasudahlah, mungkin lemaknya semakin berkembang di perut.

Caca mengangguk. Setelahnya tak ada lagi suara yang keluar dari mulut ke-dua wanita itu.

Mereka memilih menyibukkan diri dengan gawai mereka masing-masing.

TBC

Terpopuler

Comments

mince

mince

hamil

2025-03-14

0

Erny Manangkari

Erny Manangkari

bisa jadi Yumna hamil

2022-12-16

2

Kod Driyah

Kod Driyah

bs jd yuma hamil

2022-10-31

1

lihat semua
Episodes
1 Awal01
2 Perubahan Suami
3 Bukan Inginku
4 Surat
5 Tanda Tangan
6 kampung Halaman Orangtua
7 Jalan-jalan
8 Lemak Perut
9 Apa Ini Hanya Mimpi
10 Perlengkapan
11 Melahirkan
12 Kembali
13 Ke Rumah Ibu
14 Reyhan dan Lani
15 Terpeleset
16 Berusaha Ikhlas
17 Singgah
18 PENGUMUMAN
19 Bertemu
20 Ali
21 Bunda
22 Awal
23 Nyangkut
24 Nyangkut
25 Bertemu Mantan Mertua 1
26 Bertemu Mantan Mertua 2
27 Bertemu Mantan Mertua 3
28 Kediaman Reyhan
29 Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30 Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31 Kepikiran
32 Reni
33 Reni 2
34 Toko
35 Mantan Mertua
36 Sampai Kapan?
37 Bertemu Kembali
38 Sebuah Kata 'Andaikan'
39 Reyhan
40 Masih Sama
41 Ibu dan Anak
42 Bertemu Reyhan
43 Menyampaikan Keinginan
44 Nasehat Bunda
45 Mengunjungi Toko
46 Sebuah Ajakan
47 Izin
48 Hari Pertama
49 Bertemu Teman Lama
50 Kedatangan Andi
51 Pituah Sang Putra
52 Sakit
53 Sakit 2
54 Andi
55 Lamaran
56 Kenapa Aku
57 Bukan Aku
58 Rumah Sakit
59 Kembali
60 Visual
61 Kenyataan Pahit
62 Fitting
63 Kecelakaan
64 Jangan Sampai
65 Adakah Cara Lain?
66 Pernikahan
67 Sadar
68 Bulan Madu 1
69 Bulan Madu 2
70 Kembali
71 Kejahatan
72 Yang Sebenarnya
73 Penyesalan
74 Kedatangan Reyhan
75 Kabar Gembira
76 Reyhan
77 Wisuda
78 Kantor Polisi
79 Melahirkan 1
80 Melahirkan 2
81 kepingan ingatan
82 Keluarga Andi
83 Keluar
84 Gagal
85 Kebahagiaan Yumna
86 Bertemu
87 Kecelakaan
88 Duka
89 Akhir Dari Segalanya
90 SEASON 2 (Ali)
91 SEASON 2 Siapa Mimi?
92 SEASON 2 Menjemput
93 SEASON 2 Mika
94 SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95 SEASON 2 Tak Tahu Malu
96 SEASON 2 Bertemu
97 SEASON 2 Bercerita
98 SEASON 2 Mengunjungi Makam
99 SEASON 2 Rumah Lani
100 SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101 SEASON 2 Rumah Sakit
102 SEASON 2 Menjemput Mika
103 SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104 SEASON 2 Berusah
105 SEASON 2 Es Krim
106 SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107 SEASON 2 Ali
108 SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109 SEASON 2 Minta Peluk
110 SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111 SEASON 2 Berakhir
112 SEASON 2 Menutup Buku
113 SEASON 2 Mulai Kerja
114 SEASON 2 Berkunjung
115 Pengumuman
116 SEASON 2 Ali Meradang
117 SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118 SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119 SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120 SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121 SEASON 2 Kantor
122 SEASON 2 Puncak
123 SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124 SEASON 2 Kontrakan Mika
125 SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126 SEASON 2 Undangan
127 SEASON 2 Pernikahan/Malper
128 SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129 SEASON 2 Kembali Bekerja
130 SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131 SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132 SEASON 2 Memenuhi Undangan
133 SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134 SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135 SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136 SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137 SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138 SEASON 2 Villa
139 SEASON 2 Melahirkan
140 SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Awal01
2
Perubahan Suami
3
Bukan Inginku
4
Surat
5
Tanda Tangan
6
kampung Halaman Orangtua
7
Jalan-jalan
8
Lemak Perut
9
Apa Ini Hanya Mimpi
10
Perlengkapan
11
Melahirkan
12
Kembali
13
Ke Rumah Ibu
14
Reyhan dan Lani
15
Terpeleset
16
Berusaha Ikhlas
17
Singgah
18
PENGUMUMAN
19
Bertemu
20
Ali
21
Bunda
22
Awal
23
Nyangkut
24
Nyangkut
25
Bertemu Mantan Mertua 1
26
Bertemu Mantan Mertua 2
27
Bertemu Mantan Mertua 3
28
Kediaman Reyhan
29
Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30
Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31
Kepikiran
32
Reni
33
Reni 2
34
Toko
35
Mantan Mertua
36
Sampai Kapan?
37
Bertemu Kembali
38
Sebuah Kata 'Andaikan'
39
Reyhan
40
Masih Sama
41
Ibu dan Anak
42
Bertemu Reyhan
43
Menyampaikan Keinginan
44
Nasehat Bunda
45
Mengunjungi Toko
46
Sebuah Ajakan
47
Izin
48
Hari Pertama
49
Bertemu Teman Lama
50
Kedatangan Andi
51
Pituah Sang Putra
52
Sakit
53
Sakit 2
54
Andi
55
Lamaran
56
Kenapa Aku
57
Bukan Aku
58
Rumah Sakit
59
Kembali
60
Visual
61
Kenyataan Pahit
62
Fitting
63
Kecelakaan
64
Jangan Sampai
65
Adakah Cara Lain?
66
Pernikahan
67
Sadar
68
Bulan Madu 1
69
Bulan Madu 2
70
Kembali
71
Kejahatan
72
Yang Sebenarnya
73
Penyesalan
74
Kedatangan Reyhan
75
Kabar Gembira
76
Reyhan
77
Wisuda
78
Kantor Polisi
79
Melahirkan 1
80
Melahirkan 2
81
kepingan ingatan
82
Keluarga Andi
83
Keluar
84
Gagal
85
Kebahagiaan Yumna
86
Bertemu
87
Kecelakaan
88
Duka
89
Akhir Dari Segalanya
90
SEASON 2 (Ali)
91
SEASON 2 Siapa Mimi?
92
SEASON 2 Menjemput
93
SEASON 2 Mika
94
SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95
SEASON 2 Tak Tahu Malu
96
SEASON 2 Bertemu
97
SEASON 2 Bercerita
98
SEASON 2 Mengunjungi Makam
99
SEASON 2 Rumah Lani
100
SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101
SEASON 2 Rumah Sakit
102
SEASON 2 Menjemput Mika
103
SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104
SEASON 2 Berusah
105
SEASON 2 Es Krim
106
SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107
SEASON 2 Ali
108
SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109
SEASON 2 Minta Peluk
110
SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111
SEASON 2 Berakhir
112
SEASON 2 Menutup Buku
113
SEASON 2 Mulai Kerja
114
SEASON 2 Berkunjung
115
Pengumuman
116
SEASON 2 Ali Meradang
117
SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118
SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119
SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120
SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121
SEASON 2 Kantor
122
SEASON 2 Puncak
123
SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124
SEASON 2 Kontrakan Mika
125
SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126
SEASON 2 Undangan
127
SEASON 2 Pernikahan/Malper
128
SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129
SEASON 2 Kembali Bekerja
130
SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131
SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132
SEASON 2 Memenuhi Undangan
133
SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134
SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135
SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136
SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137
SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138
SEASON 2 Villa
139
SEASON 2 Melahirkan
140
SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!