Perlengkapan

Hari-hari yang di jalani Yumna penuh dengan kebahagiaan. Perutnya kini sudah sangat besar karena kehamilan Yumna sudah menginjak delapan bulan. Yang artinya satu bulan lagi Yumna akan melahirkan bayi yang ada di dalam perutnya.

Yumna juga sudah berhenti bekerja di restoran sejak satu bulan yang lalu. Mengingat perutnya bertambah besar dan rasa lelah yang sangat dia rasakan. Maka dari itu dia berhenti bekerja. Tak ada yang perlu dipikirkan oleh Yumna. Masalah untuk melahirkan dia sudah punya, karena uang hasil dari rumah sewaannya tidak ada dia pakai sedikitpun. Uang kerjanya sudah lebih dari cukup untuk menghidupi dirinya sendiri dan juga janin di dalam rahimnya.

Selama hamil Yumna tidak pernah merasakan yang namanya ngidam. Bahkan kandungannya sangat anteng. Segala sesuatu makanan tidak ada pantangan bagi Yumna. Apapun yang dia makan pasti akan diterima perutnya.

Pagi ini Yumna tengah jalan-jalan di jalan raya yang ada di depan rumahnya hingga sampai ke taman yang lumayan jauh dari kediaman dirinya. Yumna menginginkan melahirkan secara normal. Maka dari itu dia setiap pagi jalan pagi agar memudahkan dirinya untuk melahirkan satu bulan lagi, itupun anjuran dari dokter.

Pukul sembilan pagi Yumna telah selesai jalan. Yumna membersihkan dirinya lalu memakai baju baru. Rencana dia akan pergi membeli perlengkapan untuk bayinya. Dirinya akan ditemani Caca karana wanita itu hari ini libur bekerja.

Yumna telah siap di depan rumahnya. Dia hanya menunggu Caca untuk sampai di kediaman dirinya. Mereka akan pergi ke pasar untuk membeli beberapa pakaian bayi.

Tak lama menunggu akhirnya Caca sampai di kediaman Yumna. Caca memarkirkan motornya di tempat biasanya. Mereka akan berangkat menggunakan angkutan umum. Tak mungkin Caca membonceng Yumna lantaran perut wanita itu sudah sangat besar.

Sudah siap Yum?" tanya Caca saat dia sudah berdiri di hadapan Yumna.

"Sudah Ca, yuk pergi,"

Yumna dan Caca sudah berdiri di depan jalan raya. Menunggu angkot yang akan mereka naiki. Tak lama kemudian akhirnya angkot yang mereka tinggu datang. Kedua wanita itu langsung menaiki. Di dalam angkot hanya ada satu orang penumpang.

Sekitar setengah jam akhirnya mereka sampai dipasar. Yumna dan Caca berkala menuju penjual pakaian.

"Yang ini berapa Buk?"

"Itu setengahnya Rp40.000." jawab penjual.

"Yaydah saya ambil selusin ya Buk,"

"Yum ini beli juga ya, bagus," ujar Caca memegang dua buah baju bayi yang sangat cantik. Baju bewarna biru muda.

"Iya ambil saja Ca," ujar Yumna yang diangguki wanita itu.

Setelah membeli beberapa perlengkapan bayi akhirnya mereka memilih untuk pulang ke rumah. Masalah boks bayi Yumna memilih membelinya secara online. Yang jelas sekarang dia membeli yang dibutuhkan untuk dipakai anaknya. Yang lain bisa dia beli secara online nantinya.

"Ca beli bakso dulu yuk, aku lapar," ajak Yumna yang perutnya terasa lapar. Anaknya sudah minta makan.

"Ya udah yuk Yumna, aku juga lapar, hehhe," jawab Caca cengengesan.

Mereka memesan dua mangkok bakso, dengan satu bakso besar dan beberapa bakso kecil-kecil. Bakso besar yang isinya daging ayam cincang dan juga ada yang isian telur ayam atau telur bebek.

Mereka menikmati bakso yang kini tengah mereka makan. Rasanya sangat enak, bahkan Yumna meminta di bungkusin untuk dimakan dirumah. Tak mungkin rasanya Yumna makan disini. Apalagi banyak pengunjung yang datang.

Setelahnya kedua wanita itu memilih untuk membeli beberapa buah serta perlengkapan memasak sebelum mereka pulang ke rumah.

***

Hari ini Yumna tengah duduk diruang tamu sambil menonton televisi. Menonton kartun Upin dan Ipin. Film anak-anak yang tidak membuat siapapun bosan jika menontonnya berulang-ulang.

Di temani keripik pisang serta air putih hangat kuku. Yumna asik menonton sambil memakan keripik yang ada di pangkuannya.

("Hallo assalamualaikum Ca,") Saat tengah asik menonton tiba-tiba gawai Yumna berbunyi tanda ada yang menelpon. Melihat siapa yang menelpon langsung saja Yumna mengangkatnya.

("Kamu dirumah kan Yum? nggak lagi kemana-mana?") tanya Caca disebrang sana.

("Iya Ca, aku sekarang dirumah. Mager soalnya kalau mau jalan, hehe,") jawab Yumna dengan tawa di akhir kalimatnya.

("Aku ke rumah kamu ya, suami aku pergi keluar kota buat proyek pembangunan rumah keluarganya,")

("Ya sudah datang saja kesini Ca. Emang berapa hari suami kamu keluar kota Ca?")

("Sekitar empat hari Yumna,") jawabnya.

("Ya sudah, nginap saja sekalian di rumah aku Ca. Lagian aku disini sendirian,") ajak Yumna.

("Emm, Iya Yum. Yasudah aku nyiapin baju aku dulu ya. Assalamualaikum,")

("Waalaikumsalam Ca,") yumna mematikan teleponnya setelah dia membalas salam dari Caca.

Yumna meletakkan gawainya di atas meja yang ada di depannya. Melanjutkan memakan keripik serta menonton film kartun yang membuat Yumna tidak ada bosannya.

Satu jam kemudian akhirnya Caca sampai di rumah Yumna. Dia membukakan pintu untuk teman yang sudah dianggap seperti keluarganya. Membantu membawakan tas yang dibawa Caca. Bukan tas besar tapi tas kecil karena Yumna pasti akan kesusahan untuk membawanya, disebabkan perutnya sudah sangat besar. Berjalan saja kadang-kadang sudah sangat susah.

"Mau minum apa Ca?" tanya Yumna saat dia telah meletakkan tas Caca di dalam kamarnya.

"Nggak sudah Yum, nanti saja biar aku ambil sendiri." balas Caca.

"Kapan sampainya itu Yum?" Caca menunjuk ranjang bayi yang telah terletak di samping tempat tidur milik Yumna.

"Kemaren Ca, itu semuanya datang kemaren, hanya saja tempat mandi datangnya satu hari yang lalu," ujar Yumna menatap keperluan anak yang sudah sangat ia rindukan kehadirannya.

"Oo gitu Yum, alhamdulillah kalau gitu Yum. Jadi kamu tidak terlalu repot nantinya," Caca menganggukkan kepadanya Setelah menyelesaikan ucapannya kepada Yumna.

***

Kini Yumna dan Caca tengah menonton televisi. Waktu menunjukkan pukul lima sore. Setelah memasak mereka melakukan retunitas seperti biasanya yaitu mandi.

Serial yang tayang di televisi tidak lain dan tak bukan adalah film yang akhir-akhir ini disukai Yumna. Caca hanya menurut saja apa yang ingin di tonton Yumna, tak mungkin dia meminta tukar filmnya karena dia tau itu bawaan dari bayi yang ada di dalam kandungan Yumna.

"Kamu sudah USG Yum?" Caca menatap ke arah Yumna yang tengah asik melihat tayangan di televisi.

"Aku nggak USG Ca, apapun jenis kelamin anak aku nantinya aku akan Terima. Baik laki-laki maupun perempuan sama saja. Harapan aku dia sehat-sehat saja," Yumna balik menatap Caca dengan senyum merekah di bibirnya.

"Emm, iya Yum. Semoga saja nanti persalinan kamu dilancarkan ya Yum,"

"Iya Ca, aamiin. Semoga kamu juga cepat nyusul ya Ca, biar nanti anak aku ada temannya. Hehhe," Dota Yumna yang diakhiri dengan sedikit kekehan.

"Iya Ca, aamiin," balas Caca. Sungguh di dalam lubuk hati Caca dia juga sangat menginginkan kehadiran seorang anak di dalam rahimnya. Sudah hampir tiga tahun menikah, namun dia juga belum dikaruniai seorang bayi.

Yumna dan Caca melanjutkan menonton serial Upin dan Ipin yang masih memanjakan mata Yumna dan Caca. Meski film untuk anak-anak, tidak membuat mereka bosan malah ceritanya sangat menarik. Apalagi banyak pelajaran yang didapat dari film tersebut sebut.

Malamnya mereka telah selesai melaksanakan sholat isa. Yumna memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya di atas kasur, sedangkan Caca menonton film di luar karena matanya belum mengantuk.

Sekitar pukul setengah sepuluh malam, Caca baru masuk ke dalam kamar. Tidur di samping Yumna yang sudah pulas masuk ke dalam mimpi indahnya.

TBC

Terpopuler

Comments

Dewi Dama

Dewi Dama

ter lalu ber tele2...

2024-12-17

0

Erni Rahmah

Erni Rahmah

ceritax membosankan, maaf Thor

2023-01-29

3

Erny Manangkari

Erny Manangkari

semoga lancar lahiranx yumna

2022-12-16

2

lihat semua
Episodes
1 Awal01
2 Perubahan Suami
3 Bukan Inginku
4 Surat
5 Tanda Tangan
6 kampung Halaman Orangtua
7 Jalan-jalan
8 Lemak Perut
9 Apa Ini Hanya Mimpi
10 Perlengkapan
11 Melahirkan
12 Kembali
13 Ke Rumah Ibu
14 Reyhan dan Lani
15 Terpeleset
16 Berusaha Ikhlas
17 Singgah
18 PENGUMUMAN
19 Bertemu
20 Ali
21 Bunda
22 Awal
23 Nyangkut
24 Nyangkut
25 Bertemu Mantan Mertua 1
26 Bertemu Mantan Mertua 2
27 Bertemu Mantan Mertua 3
28 Kediaman Reyhan
29 Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30 Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31 Kepikiran
32 Reni
33 Reni 2
34 Toko
35 Mantan Mertua
36 Sampai Kapan?
37 Bertemu Kembali
38 Sebuah Kata 'Andaikan'
39 Reyhan
40 Masih Sama
41 Ibu dan Anak
42 Bertemu Reyhan
43 Menyampaikan Keinginan
44 Nasehat Bunda
45 Mengunjungi Toko
46 Sebuah Ajakan
47 Izin
48 Hari Pertama
49 Bertemu Teman Lama
50 Kedatangan Andi
51 Pituah Sang Putra
52 Sakit
53 Sakit 2
54 Andi
55 Lamaran
56 Kenapa Aku
57 Bukan Aku
58 Rumah Sakit
59 Kembali
60 Visual
61 Kenyataan Pahit
62 Fitting
63 Kecelakaan
64 Jangan Sampai
65 Adakah Cara Lain?
66 Pernikahan
67 Sadar
68 Bulan Madu 1
69 Bulan Madu 2
70 Kembali
71 Kejahatan
72 Yang Sebenarnya
73 Penyesalan
74 Kedatangan Reyhan
75 Kabar Gembira
76 Reyhan
77 Wisuda
78 Kantor Polisi
79 Melahirkan 1
80 Melahirkan 2
81 kepingan ingatan
82 Keluarga Andi
83 Keluar
84 Gagal
85 Kebahagiaan Yumna
86 Bertemu
87 Kecelakaan
88 Duka
89 Akhir Dari Segalanya
90 SEASON 2 (Ali)
91 SEASON 2 Siapa Mimi?
92 SEASON 2 Menjemput
93 SEASON 2 Mika
94 SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95 SEASON 2 Tak Tahu Malu
96 SEASON 2 Bertemu
97 SEASON 2 Bercerita
98 SEASON 2 Mengunjungi Makam
99 SEASON 2 Rumah Lani
100 SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101 SEASON 2 Rumah Sakit
102 SEASON 2 Menjemput Mika
103 SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104 SEASON 2 Berusah
105 SEASON 2 Es Krim
106 SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107 SEASON 2 Ali
108 SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109 SEASON 2 Minta Peluk
110 SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111 SEASON 2 Berakhir
112 SEASON 2 Menutup Buku
113 SEASON 2 Mulai Kerja
114 SEASON 2 Berkunjung
115 Pengumuman
116 SEASON 2 Ali Meradang
117 SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118 SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119 SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120 SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121 SEASON 2 Kantor
122 SEASON 2 Puncak
123 SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124 SEASON 2 Kontrakan Mika
125 SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126 SEASON 2 Undangan
127 SEASON 2 Pernikahan/Malper
128 SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129 SEASON 2 Kembali Bekerja
130 SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131 SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132 SEASON 2 Memenuhi Undangan
133 SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134 SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135 SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136 SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137 SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138 SEASON 2 Villa
139 SEASON 2 Melahirkan
140 SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Awal01
2
Perubahan Suami
3
Bukan Inginku
4
Surat
5
Tanda Tangan
6
kampung Halaman Orangtua
7
Jalan-jalan
8
Lemak Perut
9
Apa Ini Hanya Mimpi
10
Perlengkapan
11
Melahirkan
12
Kembali
13
Ke Rumah Ibu
14
Reyhan dan Lani
15
Terpeleset
16
Berusaha Ikhlas
17
Singgah
18
PENGUMUMAN
19
Bertemu
20
Ali
21
Bunda
22
Awal
23
Nyangkut
24
Nyangkut
25
Bertemu Mantan Mertua 1
26
Bertemu Mantan Mertua 2
27
Bertemu Mantan Mertua 3
28
Kediaman Reyhan
29
Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30
Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31
Kepikiran
32
Reni
33
Reni 2
34
Toko
35
Mantan Mertua
36
Sampai Kapan?
37
Bertemu Kembali
38
Sebuah Kata 'Andaikan'
39
Reyhan
40
Masih Sama
41
Ibu dan Anak
42
Bertemu Reyhan
43
Menyampaikan Keinginan
44
Nasehat Bunda
45
Mengunjungi Toko
46
Sebuah Ajakan
47
Izin
48
Hari Pertama
49
Bertemu Teman Lama
50
Kedatangan Andi
51
Pituah Sang Putra
52
Sakit
53
Sakit 2
54
Andi
55
Lamaran
56
Kenapa Aku
57
Bukan Aku
58
Rumah Sakit
59
Kembali
60
Visual
61
Kenyataan Pahit
62
Fitting
63
Kecelakaan
64
Jangan Sampai
65
Adakah Cara Lain?
66
Pernikahan
67
Sadar
68
Bulan Madu 1
69
Bulan Madu 2
70
Kembali
71
Kejahatan
72
Yang Sebenarnya
73
Penyesalan
74
Kedatangan Reyhan
75
Kabar Gembira
76
Reyhan
77
Wisuda
78
Kantor Polisi
79
Melahirkan 1
80
Melahirkan 2
81
kepingan ingatan
82
Keluarga Andi
83
Keluar
84
Gagal
85
Kebahagiaan Yumna
86
Bertemu
87
Kecelakaan
88
Duka
89
Akhir Dari Segalanya
90
SEASON 2 (Ali)
91
SEASON 2 Siapa Mimi?
92
SEASON 2 Menjemput
93
SEASON 2 Mika
94
SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95
SEASON 2 Tak Tahu Malu
96
SEASON 2 Bertemu
97
SEASON 2 Bercerita
98
SEASON 2 Mengunjungi Makam
99
SEASON 2 Rumah Lani
100
SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101
SEASON 2 Rumah Sakit
102
SEASON 2 Menjemput Mika
103
SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104
SEASON 2 Berusah
105
SEASON 2 Es Krim
106
SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107
SEASON 2 Ali
108
SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109
SEASON 2 Minta Peluk
110
SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111
SEASON 2 Berakhir
112
SEASON 2 Menutup Buku
113
SEASON 2 Mulai Kerja
114
SEASON 2 Berkunjung
115
Pengumuman
116
SEASON 2 Ali Meradang
117
SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118
SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119
SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120
SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121
SEASON 2 Kantor
122
SEASON 2 Puncak
123
SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124
SEASON 2 Kontrakan Mika
125
SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126
SEASON 2 Undangan
127
SEASON 2 Pernikahan/Malper
128
SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129
SEASON 2 Kembali Bekerja
130
SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131
SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132
SEASON 2 Memenuhi Undangan
133
SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134
SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135
SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136
SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137
SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138
SEASON 2 Villa
139
SEASON 2 Melahirkan
140
SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!