Terpeleset

Pernikahan Reyhan dan Lani sudah berjalan satu tahun. Kini wanita yang sudah menjadi istri seorang Reyhan tengah hamil anak pertama mereka. Usia kandungan Lani memasuki pada bulan ke-enam. Satu bulan lagi maka mereka akan melaksanakan syukuran tujuh bukan kehamilan Lani.

Kehamilan Lani membuat seluruh keluarga sangat bahagia. Terutamanya Reyhan dan ibunya yang sudah sangat menginginkan anak dan cucu. Rena sangat bersyukur jika Reyhan bercerai dengan Yumna, karena dengan ini impiannya terwujud. Lihatlah baru satu tahun pernikahan namun Lani sudah megandung enam bulan. Rasa bahagia itu sangat kentara di wajah Reyhan begitupun dengan yang lainnya.

"Sayang sebentar lagi anak kita akan lahir ke dunia," Reyhan membelai perut buncit Lani dengan penuh sayang. Rasa yang baru pertama kali dia rasakan.

"Iya Mas, nggak terasa sebentar lagi aku akan melahirkan, hanya dalam waktu tiga bulan lagi maka anak kita sudah ada di depan mata kita," Lani tersenyum membayangkan bagaimana jika wajah anaknya campuran dengan wajahnya dengan Reyhan. Atau anaknya hanya duplikat wajah Reyhan atau dirinya. Sungguh Lani sangat ingin mengetahui bagaimana rupa anak mereka nantinya.

"Iya Sayang. Oh ya kita belum melakukan USG bukan? bagaimana kalau kita USG dulu kandungan kamu? Mas ingin tau gimana jenis kelamin anak kita. Apa dia perempuan atau laki-laki?" Usul Reyhan yang sudah tidak sabar dengan jenis kelamin anaknya.

"Eemm, menurut aku mendingan nggak usah kita USG Mas, karena nanti jika anak kita lahir maka itu akan menjadi serprais buat kita berdua begitu pula dengan keluarga kita," ujar Lani.

"Emm, yaudah deh Sayang. Kalau emang itu mau kamu Mas pasti akan setuju," balas Reyhan dengan senyum manis diwajahnya.

"Iya Mas, terimakasih ya Mas," Lani membalas senyum suaminya yang tak kalah manisnya.

"Kalau nanti anak kita laki-laki siapa ya nama yang bagus Sayang, kalau perempuan siapa juga ya? Kamu ada solusi Sayang?" tanya Reyhan menatap istrinya dengan tatapan seseorang yang tengah berfikir.

"Aku mau kalau anak kita perempuan namanya Aisyah Humairah dan kalau laki-laki aku inginya Muhammad Farhan," Lani menyebutkan nama-nama yang keluar begitu saja dari pikirannya. Pikir Lani itulah nama yang sangat bagus untuk anaknya nanti. "bagaiamana menurut kamu Mas? bagus nggak?" lanjut Lani dengan senyuman menatap suaminya yang juga tengah menatap dirinya.

Reyhan menganggukkan kepalanya. "Eemmm, kayak itu sudah lebih dari bagus Sayang. Mas suka dengan nama yang kamu pilih itu," ujar Reyhan yang membuat wanita itu menampilkan senyum merekah di wajah cantiknya yang kini tampak lebih tembem dari biasanya. Kemungkinan itu efek karena ia sedang hamil.

Hari ini Lani tengah duduk bersama Ibu mertuanya sambil menikmati segelas jus jeruk serta keripik pisang. Menikmati film yang tengah tayang di televisi. Film yang ada di ANTV, apalagi kalau tidak serial India. Aca aca nehi nehi.

Film tampak sangat seru. Mata ke-dua wanita tak berhenti berkedip saat melihat tayangan di televisi.

"Lan," Tiba-tiba saja Rena memanggil menantunya.

"Iya Bu, ada apa?" tanya Lani menatap sang mertua.

"Ibu bersyukur akhirnya ibu akan memiliki seorang cucu. Sudah sangat lama ibu menginginkan seorang cucu. Bahkan sejak Reyhan masih membina rumah tangga dengan istri pertamanya. Namun hampir delapan tahun wanita itu tidak juga hamil. Dan ya, ibu sangat bersyukur juga saat Reyhan datang ke rumah ini dengan membawa kopernya dan menceritakan kalau dia sudah resmi berderai dengan istri itu. Kamu tahu betapa bahagianya ibu saat itu. Ingin ibu hanya satu, ibu ingin memiliki seorang cucu. Pada akhirnya apa yang ibu ingin terkabul pada diri kamu. Ibu bersyukur akhirnya dalam setahun pernikahan ini kamu dan Reyhan akan memiliki seorang anak, cucu bagi ibu. Dan kamu tau, Reyhan pun sama dengan ibu menginginkan seorang anak. Maka dari itu saat dia tahu kamu hamil dia sangat bahagia," papar Rena panjang lebar pada menantunya.

"Iya Bu, alhamdulillah aku diberi kepercayaan begitu cepat sama Allah," jawab Lani dengan senyum manis di bibirnya.

"Iya Nak. Ibu bersyukur juga akhirnya Reyhan menikah dengan kamu. Apa yang diimpikannya akhirnya terkabul. Bukan seperti istri pertamanya yang hampir delapan tahun tidak juga memberinya seorang anak," ujar Rena.

Ada rasa bahagia dalam diri Lani saat melihat senyum manis terpancar dari bibir sang mertua. Dia sangat bahagia mendengar ucapan mertuanya. Mertua yang sangat menyanyangi dirinya sejak awal mereka bertemu. Lani sangat bersyukur saat mendapatkan mertua sebaik Rena.

***

Lani tengah duduk di teras rumah sambil menatap ke arah jalan raya yang sangat jelas dari penglihatannya. Matanya memandang orang-orang yang berlalu lalang di pinggir jalan serta banyak mobil dan sepeda motor yang melanju dengan berbeda arah.

Lani tengah menunggu suaminya yang belum pulang. Dirinya meminta sang suami untuk membelikan bakso. Rasanya Lani saat ingin sangat menginginkan bakso alias ngidam. Dengan hati senang Reyhan pergi membeli pesanan istri tercinta.

Hingga dua puluh menit kemudian akhirnya Reyhan sampai di rumah. Memarkirkan motor metik yang dia gunakan di halaman rumah.

"Ada baksonya Mas?" tanya Lani kepada Reyhan.

"Nih Sayang, yuk masuk," Reyhan memperlihatkan kantong kresek yang dia bawa kepada sang istri dan mengajak istrinya untuk makan di dalam.

"Aku mau makan disini saja Mas. Soalnya pengen banget ngerasain gimana rasanya makan di teras rumah," pinta Lani kepada suaminya.

"Yaudah kamu tunggu di sini dulu, biar Mas ambilkan mangkok ke dalam," Reyhan yang hendak melangkah dicekal Lani.

"Biar aku ambil sendiri Mas. Lagian kamu pasti capek nyari bakso itu. Kamu duduk saja disini sebentar," ucap Lani dengan lembut.

"Biar Mas saja Sayang," cegah Reyhan pada istrinya.

"Nggak usah Mas, biar aku sendiri," Lani langsung berdiri dari duduknya. Reyhan hanya menghela nafas kasar dan menunggu dengan sabar istrinya di teras rumah.

Lani melangkah menuju dapur. Mengambil mangkok serta sendok dan garpu yang ada di rak piring. Setelah semua yang diinginkan Lani terambil kaki mulus itu melangkah keluar dari dapur.

"Aaaaa Mas!!!" Belum lewat dari meja makan Lani terpeleset dan menyebabkan pantatnya mencium dengan mesra lantai marmer rumah itu.

Rena yang akan berjalan menuju dapur dengan membawa pel lantai yang dia ambil di tempat jemuran, karena tadi lagi dia jemur terkejut dengan suara teriakan menantunya. Bergegas Rena berjalan menuju dapur yang hampir sampai.

Mulut Rena menganga saat melihat keadaan menantunya yang sudah bersimbah darah pada bagian bawahnya.

"Reyhan!! Reyhan!!!" Rena memanggil Reyhan dengan suara cukup keras saat dirinya sudah sampai di dekat sang menantu.

Rena sangat cemas dengan keadaannya menantunya saat ini. Darah terus saja keluar semakin banyak dari paha Lani.

Reyhan yang berada di teras rumah langsung saja berlari ke dalam rumah saat mendengar teriakan ibunya. Melangkah dengan cepat menuju sumber suara.

Jantung Reyhan terasa mau copot saat melihat keadaan istrinya yang sangat mengenaskan. Reyhan langsung mengangkat tubuh istrinya menuju mobil yang ada digarasi diikuti Rena dibelakangnya.

Reyhan dengan kecepatan tinggi membawa istrinya memecah jalan raya menuju rumah sakit terdekat. Dia sangat takut, takut jika terjadi sesuatu kepada istrinya maupun anaknya.

Rena yang tengah memangku kepala Lani tak berhenti mengajak menantunya itu untuk tetap terjaga. Dia takut jika menantunya itu akan pingsan.

"Lebih cepat lagi Rey," ujar Rena dengan nada lirih.

"Lan, jangan tutup mata kamu, tetap bagun Lan. Jangan bikin ibu semakin khawatir Lan," Rena terus berusaha membuat wanita hamil itu tetap terjaga. Namun usahanya tidak berhasil, belum sampai di rumah sakit Lani sudah pingsan duluan.

Beberapa menit kemudian Reyhan sampai di rumah sakit. Dia langsung menggendong istrinya dan memanggil dokter untuk menyelamatkan istri serta anaknya.

Dua orang suster membawa tempat tidur dorong. Dengan hati-hati Reyhan meletakkan tubuh istrinya di atas tempat tidur itu. Mengikuti kemana suster akan membawa istrinya diikuti Rena.

"Bapak dan Ibu harap tunggu diluar," Saat sampai di depan UGD suster melarang Reyhan dan Lani untuk masuk karena kedua orang itu yang akan ikut masuk dengan sang suster.

"Sus tolong selamatkan istri dan anak, saya," mohon Reyhan dengan wajah yang tampak memerah menahan tangis.

"Iya sus, tolong selamatkan cucu dan menantu saya," tambah Rena yang juga tampak sangat sedih.

"Kita berdo'a saja dulu ya Buk, Pak. Biar semuanya berjalan dengan lancar. Dokter akan memeriksa istri Bapak," ujar suster menenangkan kedua orang itu lalu menutup pintu bercat biru itu.

TBC

Terpopuler

Comments

Jetty Eva

Jetty Eva

klo ga dosa aq ingin bersukacita dr pd berdukacita...karma diabyar tunai...

2025-03-20

1

sur yati

sur yati

semoga keguguran mati biar ank nya Yumna yg hidup

2024-05-21

1

etihajar

etihajar

BCA nya aq loncat loncat

2024-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 Awal01
2 Perubahan Suami
3 Bukan Inginku
4 Surat
5 Tanda Tangan
6 kampung Halaman Orangtua
7 Jalan-jalan
8 Lemak Perut
9 Apa Ini Hanya Mimpi
10 Perlengkapan
11 Melahirkan
12 Kembali
13 Ke Rumah Ibu
14 Reyhan dan Lani
15 Terpeleset
16 Berusaha Ikhlas
17 Singgah
18 PENGUMUMAN
19 Bertemu
20 Ali
21 Bunda
22 Awal
23 Nyangkut
24 Nyangkut
25 Bertemu Mantan Mertua 1
26 Bertemu Mantan Mertua 2
27 Bertemu Mantan Mertua 3
28 Kediaman Reyhan
29 Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30 Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31 Kepikiran
32 Reni
33 Reni 2
34 Toko
35 Mantan Mertua
36 Sampai Kapan?
37 Bertemu Kembali
38 Sebuah Kata 'Andaikan'
39 Reyhan
40 Masih Sama
41 Ibu dan Anak
42 Bertemu Reyhan
43 Menyampaikan Keinginan
44 Nasehat Bunda
45 Mengunjungi Toko
46 Sebuah Ajakan
47 Izin
48 Hari Pertama
49 Bertemu Teman Lama
50 Kedatangan Andi
51 Pituah Sang Putra
52 Sakit
53 Sakit 2
54 Andi
55 Lamaran
56 Kenapa Aku
57 Bukan Aku
58 Rumah Sakit
59 Kembali
60 Visual
61 Kenyataan Pahit
62 Fitting
63 Kecelakaan
64 Jangan Sampai
65 Adakah Cara Lain?
66 Pernikahan
67 Sadar
68 Bulan Madu 1
69 Bulan Madu 2
70 Kembali
71 Kejahatan
72 Yang Sebenarnya
73 Penyesalan
74 Kedatangan Reyhan
75 Kabar Gembira
76 Reyhan
77 Wisuda
78 Kantor Polisi
79 Melahirkan 1
80 Melahirkan 2
81 kepingan ingatan
82 Keluarga Andi
83 Keluar
84 Gagal
85 Kebahagiaan Yumna
86 Bertemu
87 Kecelakaan
88 Duka
89 Akhir Dari Segalanya
90 SEASON 2 (Ali)
91 SEASON 2 Siapa Mimi?
92 SEASON 2 Menjemput
93 SEASON 2 Mika
94 SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95 SEASON 2 Tak Tahu Malu
96 SEASON 2 Bertemu
97 SEASON 2 Bercerita
98 SEASON 2 Mengunjungi Makam
99 SEASON 2 Rumah Lani
100 SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101 SEASON 2 Rumah Sakit
102 SEASON 2 Menjemput Mika
103 SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104 SEASON 2 Berusah
105 SEASON 2 Es Krim
106 SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107 SEASON 2 Ali
108 SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109 SEASON 2 Minta Peluk
110 SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111 SEASON 2 Berakhir
112 SEASON 2 Menutup Buku
113 SEASON 2 Mulai Kerja
114 SEASON 2 Berkunjung
115 Pengumuman
116 SEASON 2 Ali Meradang
117 SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118 SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119 SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120 SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121 SEASON 2 Kantor
122 SEASON 2 Puncak
123 SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124 SEASON 2 Kontrakan Mika
125 SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126 SEASON 2 Undangan
127 SEASON 2 Pernikahan/Malper
128 SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129 SEASON 2 Kembali Bekerja
130 SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131 SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132 SEASON 2 Memenuhi Undangan
133 SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134 SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135 SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136 SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137 SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138 SEASON 2 Villa
139 SEASON 2 Melahirkan
140 SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Awal01
2
Perubahan Suami
3
Bukan Inginku
4
Surat
5
Tanda Tangan
6
kampung Halaman Orangtua
7
Jalan-jalan
8
Lemak Perut
9
Apa Ini Hanya Mimpi
10
Perlengkapan
11
Melahirkan
12
Kembali
13
Ke Rumah Ibu
14
Reyhan dan Lani
15
Terpeleset
16
Berusaha Ikhlas
17
Singgah
18
PENGUMUMAN
19
Bertemu
20
Ali
21
Bunda
22
Awal
23
Nyangkut
24
Nyangkut
25
Bertemu Mantan Mertua 1
26
Bertemu Mantan Mertua 2
27
Bertemu Mantan Mertua 3
28
Kediaman Reyhan
29
Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30
Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31
Kepikiran
32
Reni
33
Reni 2
34
Toko
35
Mantan Mertua
36
Sampai Kapan?
37
Bertemu Kembali
38
Sebuah Kata 'Andaikan'
39
Reyhan
40
Masih Sama
41
Ibu dan Anak
42
Bertemu Reyhan
43
Menyampaikan Keinginan
44
Nasehat Bunda
45
Mengunjungi Toko
46
Sebuah Ajakan
47
Izin
48
Hari Pertama
49
Bertemu Teman Lama
50
Kedatangan Andi
51
Pituah Sang Putra
52
Sakit
53
Sakit 2
54
Andi
55
Lamaran
56
Kenapa Aku
57
Bukan Aku
58
Rumah Sakit
59
Kembali
60
Visual
61
Kenyataan Pahit
62
Fitting
63
Kecelakaan
64
Jangan Sampai
65
Adakah Cara Lain?
66
Pernikahan
67
Sadar
68
Bulan Madu 1
69
Bulan Madu 2
70
Kembali
71
Kejahatan
72
Yang Sebenarnya
73
Penyesalan
74
Kedatangan Reyhan
75
Kabar Gembira
76
Reyhan
77
Wisuda
78
Kantor Polisi
79
Melahirkan 1
80
Melahirkan 2
81
kepingan ingatan
82
Keluarga Andi
83
Keluar
84
Gagal
85
Kebahagiaan Yumna
86
Bertemu
87
Kecelakaan
88
Duka
89
Akhir Dari Segalanya
90
SEASON 2 (Ali)
91
SEASON 2 Siapa Mimi?
92
SEASON 2 Menjemput
93
SEASON 2 Mika
94
SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95
SEASON 2 Tak Tahu Malu
96
SEASON 2 Bertemu
97
SEASON 2 Bercerita
98
SEASON 2 Mengunjungi Makam
99
SEASON 2 Rumah Lani
100
SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101
SEASON 2 Rumah Sakit
102
SEASON 2 Menjemput Mika
103
SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104
SEASON 2 Berusah
105
SEASON 2 Es Krim
106
SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107
SEASON 2 Ali
108
SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109
SEASON 2 Minta Peluk
110
SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111
SEASON 2 Berakhir
112
SEASON 2 Menutup Buku
113
SEASON 2 Mulai Kerja
114
SEASON 2 Berkunjung
115
Pengumuman
116
SEASON 2 Ali Meradang
117
SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118
SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119
SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120
SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121
SEASON 2 Kantor
122
SEASON 2 Puncak
123
SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124
SEASON 2 Kontrakan Mika
125
SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126
SEASON 2 Undangan
127
SEASON 2 Pernikahan/Malper
128
SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129
SEASON 2 Kembali Bekerja
130
SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131
SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132
SEASON 2 Memenuhi Undangan
133
SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134
SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135
SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136
SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137
SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138
SEASON 2 Villa
139
SEASON 2 Melahirkan
140
SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!