Jalan-jalan

Sudah tiga bulan lamanya Yumna bekerja sebagai pelayan di restoran itu. Bahkan Yumna menikmati hari-harinya dengan bekerja disana. Rumah yang dia sewakan dulu kini sudah ada yang menghuninya. Bahkan sudah tiga bulan ini uang sewaan itu masuk ke dalam rekeningnya. Uang itu tidak Yumna sentuh sedikitpun, uang kerjanya sudah lebih dari cukup untuk dirinya sendiri. Bahkan uang yang dia bawa dulu saat pulang ke kampung halaman orangtuanya masih banyak.

Hari ini rencananya Yumna akan pergi jalan-jalan bersama dengan Caca. Karena beberapa hari yang lalu Caca mengajaknya untuk refresing di hari weekend begini. Yumna mengiyakan ajakan Caca. Tak apa lagian mereka hanya sekali-sekali bisa untuk melepaskan rasa lelah mereka dengan pergi jalan-jalan.

Sebelum itu Caca juga sudah meminta izin kepada suaminya. Tidak mungkin wanita itu tidak izin dulu kepada suaminya, yang ada suaminya akan marah bahkan Allah pun akan murka kepadanya.

Mereka memilih jalan-jalan ke kota Bukittinggi. Jarak dari rumah mereka kesana sekitaran dua jam-an.lumayan jauh tapi mereka ingin kesana, karena Yumna pernah pergi kesana saat dulu dia masih kecil bersama orangtuanya serta neneknya.

Caca menitipkan motornya di salah satu warung yang tak jauh dari "jam gadang" (jam besar). Mereka melangkah menuju taman yang ada di dekat jam gadang (Jam Besar). Mengambil bermacam gaya dengan ponsel mereka. Bahkan ada sekitar sepuluh foto di ponsel Yumna maupun Caca. Puas di sana selanjutnya mereka beralih ke jam gadang. Kembali disana mereka mengambil beberapa foto untuk sebagai kenangan nantinya. Setelahnya mereka melanjutkan menuju "Pasa Ateh Bukittinggi" (Pasar Atas Bukittinggi) kembali mereka mengambil foto disana.

Puas berfoto mereka memilih untuk makan. Perut mereka sudah terasa lapar. Berjalan menuju tempat makan yang berderet lumayan panjang. Pandangan mereka jatuh pada tempat penjualan soto, nasi goreng dan masih banyak lagi menu yang ada disana.

Mereka memesan nasi goreng serta es teh. Cuaca hari ini sangatlah panas, rasanya mereka ingin mandi. Tapi mau gimana jika sekarang mereka belum pulang. Bahkan rasanya mereka belum puas berada di kota ini. Kota yang sangat menyejukkan pandangan mata. Apa palagi jika ada angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah kedua wanita itu.

Selesai makan mereka membayar pada pedagang itu, lalu beranjak dari sana menuju tempat penjualan oleh-oleh yang akan mereka bawa pulang. Tak banyak yang mereka beli sanjai balado, keripik kentang dan kacang telur.

Kini mereka sudah sampai di tempat dimana Caca menitipkan motornya. Caca memberikan helm kepada Yumna yang langsung dipakai wanita itu.

"Masih ada yang mau kamu beli Ca?" tanya Yumna saat mereka sudah selesai memakai helm.

"Emmm kayaknya udah nggak ada deh Yum, kamu ada?" jawab Caca dan kembali bertanya pada Yumna.

Yumna menggeleng. "Nggak Ca, tapi liat nanti aja Ca kalau ada yang menarik di jalan mau pulang," jawab Yumna diangguki Caca.

Kini mereka sudah di dalam perjalanan menuju rumah mereka. sepanjang perjalanan tak hentinya mata Yumna menengok sana-sini untuk melihat apakah ada yang ingin dia beli atau tidak, begitu pula dengan Caca. Namun tak ada yang menarik perhatian kedua wanita itu.

Hanya butuh beberapa jam saja akhirnya mereka sampai di kediaman Yumna. Caca ikut masuk ke dalam rumah Yumna serta membawa belanjaannya. Rencananya Caca akan menginap di rumah Yumna, karena suaminya tadi pagi pergi keluar kota untuk proyek pembangunan rumah. Jadi suami Caca mengizinkan dirinya untuk menginap di rumah Yumna. Suami Caca akan pulang satu minggu lagi. Kemungkinan Caca akan menginap di rumah Yumna untuk satu minggu itu, itupun atas permintaan Yumna sendiri. Dia merasa kesepian di rumah itu sendiri. Mumpung suami temannya keluar kota maka dari itu Yumna meminta Caca agar menginap saja dirumahnya sampai suaminya pulang.

Yumna masuk ke dalam kamarnya diikuti Caca. Yumna memilih untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Sedangkan Caca istirahat di atas kasur Yumna sembari menunggu wanita itu siap dengan retunitas mandinya.

Hanya butuh waktu lima belas menit akhirnya Yumna selesai mandi. Kini gantian Caca yang mandi untuk membersihkan tubuhnya. Yumna duduk di depan lemari kaca untuk merias wajahnya dengan bedak bayi serta memberi liptint pada bibirnya agar tidak tampak pucat.

***

Saat ini Yumna dan Caca tengah duduk di meja makan untuk makan malam. Mereka menikmati hidangan yang mereka pesan melalui aplikasi di HP Yumna. Mereka tidak memasak karena lelah seharian pergi jalan-jalan. Apalagi jaraknya lumayan jauh.

"Kamu nggak nambah Ca?" Yumna menatap nasi yang ada dipiring Caca hanya tinggal satu suap lagi.

"Nggak Yum, ini saja aku sudah merasa kenyang banget," balas Caca mengusap perutnya yang memang sudah kenyang.

"Aku nambah dulu ya Ca, belum kenyang soalnya," balas Yumna menampakkan deretan gigi putihnya.

"Iya Yum," balas Caca dengan senyuman.

Yumna kembali melanjutkan makan tanpa ada kata yang keluar dari bibir tipis wanita itu. Sedangkan Caca sudah mencuci tangannya dan beralih meletakkan piring kotor bekas makannya di wastafel dan kembali duduk di tempat semula.

Caca melihat Yumna sangat lahap dengan makanannya. Bahkan bisa dikatakan makan Yumna untuk makan dua orang. Bukannya Caca mau berkata jelek tidak, hanya saja itulah kenyataannya.

"Alhamdulillah, akhirnya habis juga," ujar Yumna saat nasi yang ada dipiringnya sudah habis tanpa sisa.

Sekitar sepuluh menit kemudian kedua wanita itu membereskan meja makan dan melapnya dengan bersih. Yumna menyabuni piring bekas makan mereka sedangkan Caca mencucinya hingga bersih. Intinya mereka bekerja sama tanpa ada yang berat tangan dari mereka berdua.

Jam di dinding rumah Yumna sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Kedua wanita itu sudah berada di atas kasur Yumna. Mereka menutupi tubuh menggunakan selimut hingga batas dada.

"Emm, Yum aku mau nanya boleh?" Caca menatap Yumna yang juga tengah melihat kearahnya.

"Iya boleh, mau nanya apa Ca?" tanya Yumna.

"Kamu dulu tinggal dimana sebelum pulang lagi kesini? maaf ya Yum kalau aku kepo, heheh," tanya Caca dengan sedikit kekehan diakhir kalimatnya.

"Dulu aku tinggal di Jakarta Ca. Aku juga lahirnya di Jakarta, dan aku pulang kesini dulu ketika orang tuaku masih hidup. Palingan satu kali dua tahun kadang juga satu kali tiga tahun Ca," jawab Yumna dengan senyuman. Membayangkan betapa bahagianya dulu saat dia diajak pulang kampung sama orang-tuanya.

"Eem gitu Yum. Enak nggak Yum hidup dirantau?" kembali Caca melontarkan pertanyaan kepada Yumna.

"Kalau dibilang enak ya enak sih Ca. Cuman kadang orang berfikir saat kita pulang kampung itu berarti kita memiliki banyak uang makanya bisa pulang. Padahal mereka tidak pernah tau betapa sulitnya hidup dirantau. Apalagi apa-apa yang dibeli serba mahal. Tapi alhamdulillah dulu orangtuaku kerjanya menjual dan alhamdulillah juga banyak yang beli Ca. Alhamdulillah juga kebutuhan kami tercukupi, sampai waktu itu Ibu dan Ayah aku buat rumah ini biar bisa dihuni sama Nenek, aku," jelas Yumna membayangkan kehidupan yang dia jalani bersama orang-tuanya. Kalau diceritakan semuanya bahkan sampai pagipun tidak akan ada habisnya.

"Ya intinya kita harus bersyukur dengan apa yang dikasih sama Allah. Sedikit banyaknya tetap disyukuri. Mana tau suatu saat kita sukses bukan?" lanjut Yumna tersenyum pada Caca.

"Iya Yum aamiin, semoga saja suatu saat kita lebih dari saat ini ya Yum,"

"Iya Ca, aamiin," balas Yumna. "yaudah yuk tidur, besok kita masuk kerja. Nanti malah bangun kesiangan dan dimarahi bos," lanjut Yumna diangguki Caca.

TBC

...JAM GADANG...

PASA Ateh Bukittinggi

Terpopuler

Comments

Vivi Yanti

Vivi Yanti

jadi rindu keripik sanjai🤤

2025-03-09

0

Ati Sudirman

Ati Sudirman

orang bukit tinggi y,d mn tinggal dbukittinggi

2022-12-27

2

Erny Manangkari

Erny Manangkari

lanjut thor ceritanx bagus

2022-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Awal01
2 Perubahan Suami
3 Bukan Inginku
4 Surat
5 Tanda Tangan
6 kampung Halaman Orangtua
7 Jalan-jalan
8 Lemak Perut
9 Apa Ini Hanya Mimpi
10 Perlengkapan
11 Melahirkan
12 Kembali
13 Ke Rumah Ibu
14 Reyhan dan Lani
15 Terpeleset
16 Berusaha Ikhlas
17 Singgah
18 PENGUMUMAN
19 Bertemu
20 Ali
21 Bunda
22 Awal
23 Nyangkut
24 Nyangkut
25 Bertemu Mantan Mertua 1
26 Bertemu Mantan Mertua 2
27 Bertemu Mantan Mertua 3
28 Kediaman Reyhan
29 Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30 Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31 Kepikiran
32 Reni
33 Reni 2
34 Toko
35 Mantan Mertua
36 Sampai Kapan?
37 Bertemu Kembali
38 Sebuah Kata 'Andaikan'
39 Reyhan
40 Masih Sama
41 Ibu dan Anak
42 Bertemu Reyhan
43 Menyampaikan Keinginan
44 Nasehat Bunda
45 Mengunjungi Toko
46 Sebuah Ajakan
47 Izin
48 Hari Pertama
49 Bertemu Teman Lama
50 Kedatangan Andi
51 Pituah Sang Putra
52 Sakit
53 Sakit 2
54 Andi
55 Lamaran
56 Kenapa Aku
57 Bukan Aku
58 Rumah Sakit
59 Kembali
60 Visual
61 Kenyataan Pahit
62 Fitting
63 Kecelakaan
64 Jangan Sampai
65 Adakah Cara Lain?
66 Pernikahan
67 Sadar
68 Bulan Madu 1
69 Bulan Madu 2
70 Kembali
71 Kejahatan
72 Yang Sebenarnya
73 Penyesalan
74 Kedatangan Reyhan
75 Kabar Gembira
76 Reyhan
77 Wisuda
78 Kantor Polisi
79 Melahirkan 1
80 Melahirkan 2
81 kepingan ingatan
82 Keluarga Andi
83 Keluar
84 Gagal
85 Kebahagiaan Yumna
86 Bertemu
87 Kecelakaan
88 Duka
89 Akhir Dari Segalanya
90 SEASON 2 (Ali)
91 SEASON 2 Siapa Mimi?
92 SEASON 2 Menjemput
93 SEASON 2 Mika
94 SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95 SEASON 2 Tak Tahu Malu
96 SEASON 2 Bertemu
97 SEASON 2 Bercerita
98 SEASON 2 Mengunjungi Makam
99 SEASON 2 Rumah Lani
100 SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101 SEASON 2 Rumah Sakit
102 SEASON 2 Menjemput Mika
103 SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104 SEASON 2 Berusah
105 SEASON 2 Es Krim
106 SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107 SEASON 2 Ali
108 SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109 SEASON 2 Minta Peluk
110 SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111 SEASON 2 Berakhir
112 SEASON 2 Menutup Buku
113 SEASON 2 Mulai Kerja
114 SEASON 2 Berkunjung
115 Pengumuman
116 SEASON 2 Ali Meradang
117 SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118 SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119 SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120 SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121 SEASON 2 Kantor
122 SEASON 2 Puncak
123 SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124 SEASON 2 Kontrakan Mika
125 SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126 SEASON 2 Undangan
127 SEASON 2 Pernikahan/Malper
128 SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129 SEASON 2 Kembali Bekerja
130 SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131 SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132 SEASON 2 Memenuhi Undangan
133 SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134 SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135 SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136 SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137 SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138 SEASON 2 Villa
139 SEASON 2 Melahirkan
140 SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Awal01
2
Perubahan Suami
3
Bukan Inginku
4
Surat
5
Tanda Tangan
6
kampung Halaman Orangtua
7
Jalan-jalan
8
Lemak Perut
9
Apa Ini Hanya Mimpi
10
Perlengkapan
11
Melahirkan
12
Kembali
13
Ke Rumah Ibu
14
Reyhan dan Lani
15
Terpeleset
16
Berusaha Ikhlas
17
Singgah
18
PENGUMUMAN
19
Bertemu
20
Ali
21
Bunda
22
Awal
23
Nyangkut
24
Nyangkut
25
Bertemu Mantan Mertua 1
26
Bertemu Mantan Mertua 2
27
Bertemu Mantan Mertua 3
28
Kediaman Reyhan
29
Kedatangan Tamu Tak Diundang 1
30
Kedatangan Tamu Tak Diundang 2
31
Kepikiran
32
Reni
33
Reni 2
34
Toko
35
Mantan Mertua
36
Sampai Kapan?
37
Bertemu Kembali
38
Sebuah Kata 'Andaikan'
39
Reyhan
40
Masih Sama
41
Ibu dan Anak
42
Bertemu Reyhan
43
Menyampaikan Keinginan
44
Nasehat Bunda
45
Mengunjungi Toko
46
Sebuah Ajakan
47
Izin
48
Hari Pertama
49
Bertemu Teman Lama
50
Kedatangan Andi
51
Pituah Sang Putra
52
Sakit
53
Sakit 2
54
Andi
55
Lamaran
56
Kenapa Aku
57
Bukan Aku
58
Rumah Sakit
59
Kembali
60
Visual
61
Kenyataan Pahit
62
Fitting
63
Kecelakaan
64
Jangan Sampai
65
Adakah Cara Lain?
66
Pernikahan
67
Sadar
68
Bulan Madu 1
69
Bulan Madu 2
70
Kembali
71
Kejahatan
72
Yang Sebenarnya
73
Penyesalan
74
Kedatangan Reyhan
75
Kabar Gembira
76
Reyhan
77
Wisuda
78
Kantor Polisi
79
Melahirkan 1
80
Melahirkan 2
81
kepingan ingatan
82
Keluarga Andi
83
Keluar
84
Gagal
85
Kebahagiaan Yumna
86
Bertemu
87
Kecelakaan
88
Duka
89
Akhir Dari Segalanya
90
SEASON 2 (Ali)
91
SEASON 2 Siapa Mimi?
92
SEASON 2 Menjemput
93
SEASON 2 Mika
94
SEASON 2 Tidak Boleh Manggil Abang
95
SEASON 2 Tak Tahu Malu
96
SEASON 2 Bertemu
97
SEASON 2 Bercerita
98
SEASON 2 Mengunjungi Makam
99
SEASON 2 Rumah Lani
100
SEASON 2 Maafkan Abang, Dek
101
SEASON 2 Rumah Sakit
102
SEASON 2 Menjemput Mika
103
SEASON 2 Hancur dan Kecewa
104
SEASON 2 Berusah
105
SEASON 2 Es Krim
106
SEASON 2 Menemani Aileen Dan Azlan Bermain
107
SEASON 2 Ali
108
SEASON 2 Hari Bahagia Mika
109
SEASON 2 Minta Peluk
110
SEASON 2 Makan Bareng Tiana
111
SEASON 2 Berakhir
112
SEASON 2 Menutup Buku
113
SEASON 2 Mulai Kerja
114
SEASON 2 Berkunjung
115
Pengumuman
116
SEASON 2 Ali Meradang
117
SEASON 2 Ali Semakin Cemburu
118
SEASON 2 Ali Kebakaran Jenggot
119
SEASON 2 Emang Abang Siapa?
120
SEASON 2 Ali Berkunjung Ke Rumah Mika
121
SEASON 2 Kantor
122
SEASON 2 Puncak
123
SEASON 2 Abang Cinta Kamu, Dek
124
SEASON 2 Kontrakan Mika
125
SEASON 2 Maaf Ayah, Aku Tidak Bisa
126
SEASON 2 Undangan
127
SEASON 2 Pernikahan/Malper
128
SEASON 2 Abang, Mau Lagi
129
SEASON 2 Kembali Bekerja
130
SEASON 2 Usaha dan Terus Berdo'a
131
SEASON 2 Kabar Bahagia/Sedih
132
SEASON 2 Memenuhi Undangan
133
SEASON 2 Sebenarnya Ada Apa?
134
SEASON 2 Terima Kasih Malaikat Tanpa Sayap
135
SEASON 2 Mas, Aku Mencintaimu Karena Allah
136
SEASON 2 Abang Bolehkah Sekali Lagi?
137
SEASON 2 Terima Kasih, Dek
138
SEASON 2 Villa
139
SEASON 2 Melahirkan
140
SEASON 2 Akhir Dari Kisah
141
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!