Semua
Ren Yu mengerahkan sihir, menatap Xue Ling dihentikan duyung sebelumnya “Chang
Yi, kenapa kau membelanya terus ?” duyung lainnya tidak senang dengan tindakan
duyung Chang Yi. Duyung Chang Yi memberikan senyuman lembut, tubuhnya bercahaya,
ekor duyung berubah menjadi dua kaki dengan pakaian putih yang sopan.
Duyung
Chang Yi berlutut di hadapan Xue Ling “Chang Yi menghadap Shen Zun, tidak tahu
kedatangan Shen Zun, Chang Yi sudah terlambat melayani !” “Shen… Shen Zun…”
terdengar keterkejutan dari banyak duyung. Segera beberapa duyung berubah
seperti Chang Yi memberi hormat pada Xue Ling.
Xue
Ling melirik malas “dimana si ekor arogan itu ?” bertanya pada Chang Yi “ekor
arogan ?” Chang Yi kebingungan, seorang pria maju “Shen Zun, apa yang anda
maksud adalah Wei Jiang Zheng Zhu ?” Xue Ling menatap si pria yang tersenyum “Zheng
Zhu sedang menahan kehancuran di bawah !”
Xue
Ling mengejek “apa dia bisa ? nah dia !” menunjuk duyung Yi Fei “dia pasti
anaknya !” pria itu dan Chang Yi tersenyum mengangguk “cih ayah dan anak sama
saja !” kesal “dengar !” mengarah ke duyung yang membawa anak tadi “kau
terlihat lebih bijaksana daripada suami aroganmu itu, ajari anakmu dengan baik.
Jika kau sampai seperti ayahmu itu, akan yang mulia potong ekormu” mengancam
dengan mata besarnya. Sang duyung wanita cekikikan “Mei Yu menghadap Shen Zun,
mendengar perintah Shen Zun. Hamba akan baik-baik mengajari Ren er…” “bagus
sekali !”
Chang
Yi “Shen Zun, ini !” menatap lautan “sampai si ekor arogan itu keluar, yang
mulia tidak akan memberi keringanan” Xue Ling berbicara acuh tak acuh “Shen
Zun, bagaimana jika hamba memanggil Zheng Zhu naik !” pria duyung menawarkan.
Xue Ling mengangkat tangannya “yang mulia memiliki cara yang lebih baik !”
mengurung semua duyung dalam jiejue.
Xue
Ling kembali mengerahkan sihir dan memperbesar tongkat dengan senyum nakalnya
“ekor arogan, yang mulia mau lihat sampai sejauh mana kearogananmu mampu
menahanmu di bawah sana !” suaranya terdengar hingga menembus lapisan es di
lautan. Xue Ling menjatuhkan tongkat dengan keras. Semua Ren Yu menutup
matanya, berkaca-kaca “jangan menangis, yang mulia belum meminta mutiara
kalian, simpan kembali air mata itu !” terdengar suara Xue Ling yang membahana.
Lubang
dan semburan lava semakin besar, terdengar ledakan-ledakan dari bawah lautan
“sialan, apa kalian tidak berguna ?” sepasang duyung muncul setelah terdengar
suara amarah sang pria “siapa kau ? apa tujuanmu menghancurkan Bei Hai ? kami
Bei Hai Ren Yu tidak akan tunduk pada siapapun ! kami lebih baik mati daripada
tunduk !” berkata dengan dingin dan penuh amarah.
Xue
Ling berdiri dengan senyum sinisnya “tong kosong nyaring bunyinya cih !” “siapa
yang kau…” sang pria tiba-tiba berhenti dan membuka matanya, melotot melihat
Xue Ling. Duyung wanita sudah merubah ekornya dan segera berlari memeluk Xue
Ling “Shen Zun… Shen Zun… Shen Zun, akhirnya anda kembali… Shen Zun…”
Xue
Ling mengusap-usap punggung sang wanita “Xin Lan, sudah lama tidak bertemu.
katakan padaku, apa ekor arogan ini menganiayamu ?” melerai pelukan dan melihat
sinis sang pria yang masih terpana. Wanita yang dipanggil Xin Lan cekikikan
“Shen Zun, Jiang ge sudah jinak !” “jinak ! cih, kulihat hanya padamu dia
jinak. Katakan padaku jika dia berani menganiayamu, akan yang mulia bersihkan
semua sisiknya !” menyipitkan mata pada Wei Jiang Zheng Zhu.
Wei
Jiang Zheng Zhu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal “hehehe Shen Zun !
aku kan tidak tahu anda yang datang.” “hei ekor arogan, sudah berapa kali yang
mulia memanggilmu, apa telingamu ini tidak berfungsi ?” Xue Ling menghardik
dengan kesal “aih Shen Zun, aku sudah tidak pernah naik, suara kecil itu kukira
hanya main-main saja !” Wei Jiang Zheng Zhu salah tingkah.
“main-main
kepalamu ! jika Bei Hai hancur hari ini, semua adalah salahmu !” Xue Ling
melotot dengan mata garangnya. Wei Jiang menciutkan tubuhnya “aiyo Shen Zun-ku
yang agung, aku sudah tahu salah… aiyo maafkanlah aku ini duyung kecil… lihat,
anda menghancurkan rumah kami, kemana kami harus pergi ! atau kami tinggal di
istana anda, bagaimana ?” dengan mata berbinar.
“hehehe…”
Xue Ling tertawa sinis “dimana sloganmu yang tidak akan pernah tunduk dan
berpindah itu !” “hehehe Shen Zun, jadi lakukanlah kebaikan untuk kami duyung
kecil ini !” Xin Lan membujuk. “itu anak aroganmu satu lagi ! eh kukatakan pada
kalian. Kenapa kalian memiliki kekuatan tapi tidak memiliki otak ?” mengejek
Wei Jiang Zheng Zhu.
Wei
Jiang Zheng Zhu melihat anaknya yang berdiri ketakutan di belakang istrinya
“kau anak kurang ajar, bahkan berani pada Shen Zun. Sini kau !” “jangan
berlagak !” Xue Ling menghentikan langkah Wei Jiang. Wei Jiang cekikikan malu
“Shen Zun…” Xue Ling berbalik pergi “ah biar saja kalian selesaikan sendiri !”
“aih
Shen Zun… Shen Zunku yang hebat… Shen Zunku yang agung, bantulah aku ! aku mana
memiliki kemampuan sebesar itu ! Shen Zun…” Wei Jiang merengek. Xue Ling
menghentikan langkahnya “sudah kukatakan dari dulu, rubah dirimu itu, pakai
otakmu sedikit.” memarahi Wei Jiang.
Wei
Jiang salah tingkah “maaf Shen Zun…” “jie…” Shui Ling menghampiri “ada apa ?”
Xue Ling bertanya asal “lihat mereka sudah mau menangis !” menunjuk ke semua
duyung yang kelihatan sedih melihat lautan yang hancur.
Xue
Ling menghela nafas “haih semua karena dirimu !” menghardik Wei Jiang yang
cemberut mengangguk. Xue Ling menatap anak dalam gendongan Mei Yu yang
menangis, tersenyum lembut menghampirinya, membelai kepala “Xiao Ren Yu, kau
harus belajar menahan air matamu. Air matamu sangat berharga, jangan sembarang
dijatuhkan” anak itu menunjuk lautan “tidak ada rumah !”
Xue
Ling tersenyum “ada yang mulia disini ! tidak akan meninggalkanmu tanpa rumah
!” anak itu ikut tersenyum “Ren er masih punya rumah ?” bertanya dengan
polosnya “hmm… Ren er suka rumah seperti apa ?” Xue Ling bertanya, anak itu
berfikir “Ren er ingin rumah keong yang besar !” menggambarkan dengan
tangannya. Xue Ling cekikikan “baik, nanti minta pada Zheng Zhu ini. Kalau dia
tidak mengabulkan, katakan pada yang mulia. Yang mulia akan mencabut sisiknya
!” Ren er mengangguk kesenangan.
“Shen
Zun…” Wei Jiang cemberut, merajuk “cih sudah tua, tidak berubah lebih baik.
Entah salah apa aku bisa bertemu dengan ekor arogan seperti dirimu” Xue Ling
mencibir “lindungi semuanya !” memerintah Wei Jiang. Wei Jiang segera
mengangkat tongkatnya dengan permata besar di ujungnya, mengerahkan sihir,
membentuk jiejue, melindungi semua yang ada disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments