Saat Nur cemburu

Tak terasa, sudah satu bulan lebih Baim menjalani profesinya menjadi tukang sayur keliling, meski penghasilannya tidak seberapa, tapi Nur selalu menyemangati suaminya itu untuk tidak mudah menyerah.

"Mas, tunggu !! ini ada sedikit rendang buat Mas, tadi Aku masak kebanyakan, mohon diterima ya Mas" Dewi, janda muda yang suka berpenampilan seksi, salah satu tetangga Baim menawarkan Rendang saat Baim baru pulang dari keliling jualan sayur dan hendak masuk ke Rumah nya.

Nur yang mendengar suara Dewi dari dalam rumah, langsung mengintip dari balik kelambu tipis di jendela rumah kontrakan nya.

"Terimakasih mbak" ucap Baim berusaha ramah.

"Jangan panggil mbak dong, panggil saja Dewi, kan kemarin kita sudah kenalan, umur kita kan tidak beda jauh," suara Dewi sedikit mendayu.

"Terimakasih, Dewi " Baim pun terpaksa menarik sudut bibirnya agar terlihat tersenyum untuk menghormati tetangga baru nya itu, Baim segera masuk karna merasa lelah setelah seharian ngider, melihat Baim langsung masuk, Dewi terlihat kecewa, merasa diacuhkan. Sementara Nur, segera beralih ke mesin jahit, pura-pura sibuk.

"Assalamualaikum" ucap Baim yang terlihat lelah.

"Waalaikumsalam" Nur awalnya tampak cuek, tapi melihat wajah suaminya terlukis kelelahan, Ia berinisiatif menawarkan air hangat untuk mandi.

"Mau mandi ? Aku sudah siapin air hangat ya ?"Nur menawarkan.

"Sepertinya Aku tidak berani mandi, Badanku rasanya menggigil, tolong selimuti Aku !" Baim yang baru datang, hendak tidur di ruang tamu yang beralaskan karpet itu, dengan wajah pucat. Melihat itu Nur tidak tega.

"Tidur di kamar saja, sepertinya kamu demam" Nur mengukur suhu panas suaminya dengan telapak tangannya.

Dan melihat Baim lemas, Ia segera membopong Baim ke dalam kamar.

Nur menyelimuti Tubuh suaminya yang tampak gemeteran karna menggigil, Ia pun segera membuatkan jahe hangat lalu membantu meminumkan ke Baim, juga mengompres dahi Baim hingga Baim pun tertidur, dalam tidurnya, Nur tidak berhenti mengkawatirkan suaminya,Ia menemani di sisi ranjang mereka, Baim masih menggigil meski sudah di selimuti dua lapis, Nur pun kebingungan.

"Dingin...dingin, dingin, " keluh Baim, dari bingung nya, Nur tidak tahu harus bagaimana, hingga akhirnya Ia berinisiatif memeluk suaminya seperti seorang Ibu memeluk anaknya yang sedang sakit, Baim pun menyambutnya, karna kondisi tubuhnya yang sedang menggigil meski hari masih siang.

Baim tertidur dalam pelukan istrinya, Nur pun tak terasa ikut tertidur setelah sebelumnya gemeteran karna ritme irama jantung nya yang terpompa sangat cepat, akibat tubuhnya menyatu dengan tubuh suaminya.

Baim terbangun saat jam menunjukkan pukul setengah dua, Dia yang sudah merasa lebih baik membangunkan istrinya.

"Bunda...shalat duhur dulu yuk" Baim membangunkannya perlahan.

"Hhmmm, memang nya sudah jam berapa ?"jawabnya dengan mata terpejam.

"Setengah dua"

"Astaghfirullahal adzim" Nur pun segera mengerjapkan kelopak matanya, dan akhirnya Ia terkejut karna sedang berada dalam dekapan Baim.

Namun Nur segera beranjak bangun dan bersiap-siap untuk shalat duhur, begitupun Baim yang akan bersiap-siap ke kamar mandi, meski kondisinya masih lemas.

Meski masih belum pulih sepenuhnya, Baim shalat berjamaah dengan istrinya, setelah selesai shalat,Ia ingin makan.

"Tadi ada rendang di kasih mbak Dewi, makan yuk !"

"Aku sudah masak telor balado, mau telor apa rendang?" suara Nur penuh penekanan, melihat mimik wajah Nur beda dari biasanya, Ia pun faham maksudnya.

"Sama telor balado buatan bunda saja."ucap Baim.

Mereka pun makan bersama dengan lahapnya.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Masih belum sepenuhnya pulih sih, tapi terimakasih atas jahe dan perhatian Bunda, dan...."Baim menghentikan kalimatnya karna sedang berusaha menatap mata istrinya dengan tatapan memangsa.

"Dan...?" Nur meminta lanjutan kalimatnya

"Dan terimakasih atas dekapan kasih sayang nya, kau menyelimutiku dengan kasih sayangmu dan menghangatkanku dengan cintamu istriku"Ucap Baim

"Coba Aku cek " Nur meraba kening Baim yang ternyata masih panas.

"Kamu istirahat saja dulu, besok libur dulu tidak usah ngider" ucap Nur.

"Iya Bunda sayang..., katanya Bunda mau panggil Ayah Bunda, kok masih panggil kamu, ?" Sahut Baim.

"Kalau di depan orang saja, karna panggilan Ayah bunda itu lebih pantas kalau sudah punya anak"

"Makanya, Ayo kita buat anak !" Pinta Baim,

Mendengar itu, Nur terdiam dan segera beranjak ke kamar, Di kamar Ia sedang mengatur alur nafas yang sedari tadi tidak berarturan.

Ya Allah, ampuni Aku yang selama ini belum bisa memberikan hak untuk suamiku, ajari Aku untuk bisa menerimanya Ya Allah.

Sudah dua hari Baim tidak jualan, Ia masih demam, meski tidak separah sebelumnya, , tapi masih terlihat lemah jika di bawa untuk jualan, sehingga Dia

Disuruh istirahat oleh Nur.

Saat Nur sedang menjahit dan Baim sedang istirahat di kamar, tiba-tiba ada tamu yang datang, membawa parcel buah, rupanya untuk menjenguk Baim.

"Assalamualaikum mbak, Mas Baim nya ada ?"

"Waalaikumsalam, Iya ada sedang istirahat di dalam, adek ini siapa ya"Nur menatap gadis yang sedang bertamu itu, wajahnya cantik, dengan dres mini selutut, terlihat pas di badannya yang memang masih remaja.

"Perkenalkan nama saya Donita, Saya pelanggan setia nya Mas Baim, mendengar Mas Baim gak jualan, Aku langsung cari informasi , ternyata Mas Baim sakit ya ?" Ucapnya dengan nada kawatir.

"Iya, Dia sedang sakit " jawab Nur dengan prasaan panas yang menjalar di hatinya.

"Mbak pasti kakaknya ya, Saya masuk ke kamar untuk menjenguknya ya mbak !" Tanpa menunggu jawaban, Donita langsung menuju kamar mereka, melihat sikap remaja itu Nur semakin tidak tahan.

"Mas Baim, Mas sakit apa, sudah priksa ke dokter belum?" Donita langsung meraba kening Baim yang sedang tidur. Sontak Ia pun terkejut.

"Kamu, ngapain kamu kesini?" Baim merasa risih dengan kehadiran Donita yang tiba-tiba itu.

"Aku mau jenguk Mas, sudah dua hari Mas tidak jualan kan Donita kangen" ucap Donita tanpa merasa malu.

"Siapa yang ngijinin kamu ke kamar, Kalau mau jenguk biar Aku yang keluar, " guman Baim dengan nada kesal.

"Mbak nya Mas Baim tadi ngijinin kok, iya kan mbak?"

"Dia istriku, bukan mbak ku, tolong jangan main nylonong saja!"sergah Baim.

"Beneran itu istri mas, Mas gak bohong kan, tapi kok wajahnya seperti kakaknya " ucap Donita .

"Ngapain Aku bohong sama kamu, tidak ada untung nya"Baim semakin kesal dan merasa takut istrinya tersinggung.

Namun akhirnya Donita langsung keluar tanpa permisi, remaja yang masih berusia 17 tahun itu memang sedang kasmaran dengan Baim, Ia anak dari salah satu pelanggan Baim, Donita jatuh hati pada Baim saat Ibunya menyuruhnya membeli sayuran pada Baim.

"Siapa Dia ?" Tanya Nur penuh selidik.

"Hanya anak pelanggan," jawab Baim hati hati

"Kamu jangan memberi harapan ya pada Wanita manapun, kasian kalau responnya akan seperti gadis tadi setelah tahu kalau Kamu ternyata sudah punya istri"

"Dewi tahu kalau Aku sudah punya istri, tp mengapa Dia masih saja caper ke Aku, ya ? tapi ya lumayan asyik juga sih, jika jadi rebutan para wanita cantik" Baim sengaja memancing.

"Kamu jangan merasa seperti masih single lagi ya, kamu itu sudah punya istri"Nur mulai marah

"Tapi Saya merasa seakan belum punya istri, karna istriku belum percaya dan yakin padaku, hingga Aku belum mendapatkan hakku sampai sekarang, Aku itu laki-laki normal dan....."belum selesai Baim bicara, Nur langsung mencium suaminya itu.

"Maafkan Saya, yang selama ini belum memberikan hakmu sebagai suamiku, sekarang saya siap menunaikan kewajibanku sebagai seorang istri"ucap Nur, yang dari tadi terbakar api cemburu.

Mereka pun akhirnya melakukan ibadah sebagai suami istri untuk pertamakalinya setelah sebulan lebih, sah menjadi suami istri.

Sebenarnya Nur sudah yakin dan percaya pada Baim, tapi selama ini Ia merasa malu dan gensi untuk mengungkapkan prasaannya, perbedaan usia lah yang membuat Nur tidak percaya diri memberikan hak suaminya, hingga rasa cemburu itu datang, Ia merasa takut kehilangan.

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

cie yg dah belah duren gimn rasanya legit gak gurih gurih nyoooooyyyyy🤣🤣🤣

2024-06-29

0

N Wage

N Wage

belàh durennya gitu doang thor?
gak ada panas2nya?
ini udah satu bulan nunggunya loh!!!!

2022-12-15

0

Saena r

Saena r

gpp kegiatannya ga diceritain detail yg penting alurnya menarik

2022-10-26

0

lihat semua
Episodes
1 Mendadak Nikah
2 Nikah dulu, kenalan kemudian
3 Tidur beralaskan tikar
4 Pesan Bapak
5 Anak Singkong
6 Pedas level 20
7 Ambisi Nadia
8 Mbah dukun
9 Anak yang dibanggakan
10 Anak Durhaka
11 Memulai dari nol
12 Restu Ibu
13 Saat Nur cemburu
14 Ujian dan godaan
15 Janda yang meresahkan
16 Cinta tanpa restu
17 Ibu tetap memaafkan
18 Rizki tak terduga
19 Ada apa denganmu?
20 Sensitifnya Nur
21 Dua menantu
22 Zahira
23 Uang tak Berkah
24 Akhirnya pulang
25 Nadia berulah
26 Bertemu Mantan
27 kelurga Harmonis
28 Syarat dari Nadia
29 Dinner
30 Kegelisahan Nur
31 Anugrah ditengah Musibah
32 Hati yang tersakiti
33 Cakaran Alexa
34 Terimakasih Aisyah
35 Viral
36 Serasa Asing
37 Duka keluarga Hanum
38 Rindu Ayah
39 Musafir cinta
40 perenungan diri
41 Asal usul yang di pertanyakan
42 Tukang sayur
43 Terungkapnya kebenaran
44 Dikejar dosa
45 Sebuah pengakuan
46 Demam
47 obrolan pagi
48 Katahuan
49 Sigap bertindak
50 Nadia diserang
51 Maafkan Aku !
52 Kejutan untuk Baim
53 cinta untuk Nadia
54 Resepsi Anggun dan Dava.
55 Kehilangan
56 Nadia di culik
57 Kenangan mantan
58 kehilangan
59 kekuatan baru untuk Nur
60 Dinner
61 Dinner 2
62 kepercayaan yang terkikis
63 bukan anak kandung
64 penyesalan Burhan
65 cerai
66 cerai
67 kedatangan Ranti
68 saling menyalahkan
69 karyawati Baru
70 sesal
71 terjebak
72 bukti
73 Dilema Aisyah
74 Terjebak dalam badai
75 Takkan mendua
76 Makan malam dirumah mertua
77 Sakit Bu Hanum
78 Teror
79 Sang Arjuna
80 Di Talak
81 penyelamatan Baim.
82 Dendam dan amarah
83 permintaan terakhir Cintya
84 Lelah bertahan
85 kehadiran Ibu kandung
86 Aku Lelah bertahan ,Mas !
87 Gaun untuk Ranti
88 pacar bayaran
89 kegagalan Gladis
90 Gladis tertangkap.
91 Maukah menikah denganku ?
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mendadak Nikah
2
Nikah dulu, kenalan kemudian
3
Tidur beralaskan tikar
4
Pesan Bapak
5
Anak Singkong
6
Pedas level 20
7
Ambisi Nadia
8
Mbah dukun
9
Anak yang dibanggakan
10
Anak Durhaka
11
Memulai dari nol
12
Restu Ibu
13
Saat Nur cemburu
14
Ujian dan godaan
15
Janda yang meresahkan
16
Cinta tanpa restu
17
Ibu tetap memaafkan
18
Rizki tak terduga
19
Ada apa denganmu?
20
Sensitifnya Nur
21
Dua menantu
22
Zahira
23
Uang tak Berkah
24
Akhirnya pulang
25
Nadia berulah
26
Bertemu Mantan
27
kelurga Harmonis
28
Syarat dari Nadia
29
Dinner
30
Kegelisahan Nur
31
Anugrah ditengah Musibah
32
Hati yang tersakiti
33
Cakaran Alexa
34
Terimakasih Aisyah
35
Viral
36
Serasa Asing
37
Duka keluarga Hanum
38
Rindu Ayah
39
Musafir cinta
40
perenungan diri
41
Asal usul yang di pertanyakan
42
Tukang sayur
43
Terungkapnya kebenaran
44
Dikejar dosa
45
Sebuah pengakuan
46
Demam
47
obrolan pagi
48
Katahuan
49
Sigap bertindak
50
Nadia diserang
51
Maafkan Aku !
52
Kejutan untuk Baim
53
cinta untuk Nadia
54
Resepsi Anggun dan Dava.
55
Kehilangan
56
Nadia di culik
57
Kenangan mantan
58
kehilangan
59
kekuatan baru untuk Nur
60
Dinner
61
Dinner 2
62
kepercayaan yang terkikis
63
bukan anak kandung
64
penyesalan Burhan
65
cerai
66
cerai
67
kedatangan Ranti
68
saling menyalahkan
69
karyawati Baru
70
sesal
71
terjebak
72
bukti
73
Dilema Aisyah
74
Terjebak dalam badai
75
Takkan mendua
76
Makan malam dirumah mertua
77
Sakit Bu Hanum
78
Teror
79
Sang Arjuna
80
Di Talak
81
penyelamatan Baim.
82
Dendam dan amarah
83
permintaan terakhir Cintya
84
Lelah bertahan
85
kehadiran Ibu kandung
86
Aku Lelah bertahan ,Mas !
87
Gaun untuk Ranti
88
pacar bayaran
89
kegagalan Gladis
90
Gladis tertangkap.
91
Maukah menikah denganku ?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!