Pesan Bapak

Setelah sholat subuh, Nur yang masih mengenakan mukena berwarna putih, mencoba membangunkan Baim, yang tidur di atas Dipan itu secara perlahan, tapi belum juga bergeming.

"Hey...bangun, waktunya sholat subuh !"Nur membangunkannya dengan suara agak keras.

Karna posisi Baim berada di atas Dipan, sedang di sisinya terdapat kursi, apalagi Nur yang sedang mengenakan mukena, membuat nya tersandung dan tubuhnya terjatuh menimpa Tubuh Baim yang masih tidur terlentang itu.

Wajah Nur berada sangat dekat dengan wajah Baim, sepersekian detik, detak jantung Nur berpacu lebih kencang.

'Ternyata wajah nya tampan juga' batin Nur, sementara Baim terlihat akan membuka kelopak matanya, setelah berhasil membuka matanya, seharusnya yang terjadi adalah mereka terlibat adegan romantis, tapi Baim malah berteriak histeris.

"Po-pocong....!!!!"

Nur segera berdiri dari posisinya yang menindih Baim.

"Hey hey, enak aja di bilang pocong , cepat bangun, sholat subuh, kamu muslim kan ?" Guman Nur yang sedikit sewot.

"Aku kira pocong, karna tadi malam Aku mimpi di kejar-kejar pocong, pas buka mata ternyata mbak tepat berada di atas ku pake mukena putih, bagaimana Aku tidak kaget, eh bentar, mbak tadi ada di atasku? Emang lagi Ngapain ?" awalnya suara Baim ngos ngosan karna terkejut dan takut, setelah menyadari kalau Nur ada di atasnya tadi, prasaan takutnya berubah penasaran.

"Tadi , Aku mau bangunin kamu untuk sholat subuh, tapi gak bangun-bangun, tidur kok kayak kebo, terus Kakiku tersandung kursi, jatuhnya ke kamu, udah gitu aja !" Nur menjelaskan agak malu tapi gengsi.

"Beneran cuma kesandung? Atau ada penyebab yang lain? Terpesona gitu ?"

"Sudah ya jangan pikir yang macem-macem , Aku sibuk, setelah ini Aku harus ngurus Bapak !" Nur segera berlalu..

Dan Baim pun segera menuju ke kamar mandi, sewaktu menuju kamar mandi, Ia menyadari sesuatu, yaitu ada sebuah kamar lagi di Rumah itu, yang berarti Dia bisa tidur di kamar itu, bukannyan malah tidur di ruang tamu dengan Dipan kecil yang hanya beralaskan tikar, pikir Baim.

Setelah mengurusi Bapaknya, Nur pamit ke Baim yang baru melaksanakan Sholat subuh yang hampir kesiangan itu.

"Hey, Aku mau ke Pasar dulu, tolong jaga Bapak sebentar ya, oh iya, takut Aku kesiangan, nanti ada orang yang akan kesini, mau mencabut singkong, tolong kamu temenin Dia "

"Baik istriku !" Baim tersenyum senang, karna merasa sudah di anggap ada.

"Assalamualaikum "ucap Nur

"Waalaikumsalam "Baim mengulurkan tangannya.

"Maksudnya?" Nur Heran,

"Biasanya, kalau istri ijin keluar, Dia mencium tangan suaminya dulu kan ?!"

"Nanti saja kalau sudah waktunya " Nur pun segera berlalu setelah menepis tangan Baim.

Nur terpaksa meninggalkan Bapaknya sendirian bersama orang asing, karna pampers untuk Bapaknya Habis, bahan masakan juga sudah habis, serta bahan untuk jahit juga yang sangat mendesak, Ia sangat terpaksa membiarkan Bapaknya bersama orang asing meskipun telah menjadi suaminya.

Beberapa saat setelah Nur pergi, Baim menghampiri Pak Munif Di Kamarnya, Tampak Pak Munif duduk dengan posisi kaki di luruska di atas kasur, karna memang Ia lumpuh.

"Bagaimana keadaan Bapak, Bapak butuh apa, biar nanti saya ambilkan !" Sapa Baim ramah.

"Saya tidak butuh apa-apa, Tadi Nur sudah menyuapiku dengan bubur, Dia merawatku dengan sangat Baik dan tulus" ucap Pak Munif dengan kata-kata yang kurang lancar.

"Iya, Saya juga dapat melihat mbak Nur memang tulus" Baim akhirnya duduk di kursi dekat ranjang nya Pak Munif.

"Dia bahkan rela tidak menikah, demi agar bisa merawat Bapak, sebab dulu pernah ada yang melamarnya, tapi Syarat nya Dia harus ikut ke Rumah suaminya, serta tidak boleh merawatku, karna itulah Dia bertekad untuk tidak menikah" Pak Munif menangis.

Baim memperhatikan perkataan mertuanya itu dengan seksama.

"Saya tidak mengenalmu, tapi Saya yakin kamu adalah suami untuk Nur yang Aku pinta pada Allah di setiap doaku , Saya titip Nur ya Nak, jaga Dia dengan sepenuh hatimu "

"Bapak jangan bicara seperti itu, Nur akan tetap merawat Bapak, Saya akan berusaha menjadi suami yang baik untuknya "

"Terimakasih ya nak !"

Tok tok

Suara pintu yang terbuat dari triplek itu di gedor lagi, membuat Baim sedikit kesal dengan suara brisiknya.

"Maaf ya Pak, Baim permisi dulu"Baim pamit sopan.

"Assalamualaikum"

"Waalaikjmsalam, hmmm mbak ini pasti yang mau beli singkong kan ya , mari Saya anter ke kebunnya, ini ada di sebelah rumah ini "

"Saya bukan mau beli singkong "

"Oh iya, berarti mau ambil jahitan kan ya?"

"Bukan, Saya kesini mau meng introgasi anda, tolong tunjukkan ktp anda !"

"Ktp ? Sebenarnya Anda siapa ?"

"Saya kepala desa disini, Saya harap Mas mau menunjukkan ktp dan stnk motor ini, karna di kawatirkan, anda seorang begal yang sedang kabur"

"Eh, ternyata Bu lurah toh, maaf bu, iya, sebentar Saya cari dulu ya, mari silahkan duduk bu !"Baim merasa malu karna Yang datang adalah lurah.

Baim berusaha mengingat ktp nya yang berada di dompetnya, yang ia taruh di saku celananya , dan terakhir Baim melihat celananya kemarin di jemur oleh Nur, Ia pun berpikir, pasti celananya ada di kamar Nur.

Untuk pertamakalinya Baim memasuki kamar istrinya, Ia mengedarkan pandangannya pada seluruh isi kamar.

'Sederhana, tapi tertata sangat rapi, kasurnya pun tampak keras, tidak terasa empuk, dan make up nya...cuma segini, kok Aku jadi lupa tujuanku, bentar ! dimana ya mbak Nur menaruhnya?'Baim bingung sendiri, hingga akhirnya Ia menemukan dompet nya di meja dekat ranjang Nur.

Di bukanya perlahan, dompet itu, ternyata, uangnya masih tetap sama , sisa selembar uang seratus ribuan, itupun mahar untuk Nur dipernikahan kemarin, kemudian, Baim meletakkan uang itu di meja, kemudian membawa dompetnya ke Bu Lurah.

"Oke, Saya terima ini, kalau mas memang serius dan tidak ada niat buruk, sebaiknya Mas ini daftarkan pernikahan kalian ke KUA secepatnya." pinta Bu lurah.

"Iya, nanti saya bicarakan dulu dengan istri saya Bu"

"Ingat, Aku tidak segan-segan untuk bertindak jika kamu macem-macem dikampung ini atau hanya ingin mempermainkan Nur, anak Saya seorang polisi, dan Aku akan mengawasi gerak gerikmu "

"Baik bu, Saya mengerti, "sepulangnya Bu lurah, kemudian ada tamu, sepasang muda mudi berboncengan dengan naik sepeda motor bebek dengan ramahnya, tamu itu bertanya pda Baim.

"Mas, kebun singkong nya mbak Nur yang ini kan?"tanya nya

"Oh iya dek, mari Saya anter , sini !" Mereka pun mengikuti langkah Baim.

"Nama Mas siapa?"tanya Baim.

"Namaku Dayat" jawabnya.

"Cewek ini apanya Mas?"

"Ini istri ku "

"Pasti masih pengantin baru ya ?"

"Tidak mas, kami sudah 3 tahun, menikah dan sudah punya 1 anak" jawab Dayat.

"Benarkah !! memangnya berapa umurnya Mas?"

"23 tahun "jawab Dayat singkat.

"Waahh luar bjasa, Aku kira masih berusia 19 tahunan, tapi hebat mas, masih muda tapi penuh semangat !"Baim kagum.

Setelah sampai di kebun, pemuda itu pun langsung mengerjakan pekerjaannya nya , mencangkul bagian pinggir pohon singkong, kemudian memotong batang bagian atas menyisakan sedikit batang bagian bawah, kemudian menarik sisa batang ubi jalar itu sampai tercabut singkongnya yang tumbuh di dalam tanah .

Terpopuler

Comments

🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧

🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧

aku suka aku suka 😍👏

2022-06-17

0

Devi Sihotang Sihotang

Devi Sihotang Sihotang

lanjut dong kak authour... dah nunggu2 nih...

2022-05-23

1

Devi Sihotang Sihotang

Devi Sihotang Sihotang

lanjut kak thour... up nya yg byk ya... cerita nya bagus loh kak...

2022-05-23

3

lihat semua
Episodes
1 Mendadak Nikah
2 Nikah dulu, kenalan kemudian
3 Tidur beralaskan tikar
4 Pesan Bapak
5 Anak Singkong
6 Pedas level 20
7 Ambisi Nadia
8 Mbah dukun
9 Anak yang dibanggakan
10 Anak Durhaka
11 Memulai dari nol
12 Restu Ibu
13 Saat Nur cemburu
14 Ujian dan godaan
15 Janda yang meresahkan
16 Cinta tanpa restu
17 Ibu tetap memaafkan
18 Rizki tak terduga
19 Ada apa denganmu?
20 Sensitifnya Nur
21 Dua menantu
22 Zahira
23 Uang tak Berkah
24 Akhirnya pulang
25 Nadia berulah
26 Bertemu Mantan
27 kelurga Harmonis
28 Syarat dari Nadia
29 Dinner
30 Kegelisahan Nur
31 Anugrah ditengah Musibah
32 Hati yang tersakiti
33 Cakaran Alexa
34 Terimakasih Aisyah
35 Viral
36 Serasa Asing
37 Duka keluarga Hanum
38 Rindu Ayah
39 Musafir cinta
40 perenungan diri
41 Asal usul yang di pertanyakan
42 Tukang sayur
43 Terungkapnya kebenaran
44 Dikejar dosa
45 Sebuah pengakuan
46 Demam
47 obrolan pagi
48 Katahuan
49 Sigap bertindak
50 Nadia diserang
51 Maafkan Aku !
52 Kejutan untuk Baim
53 cinta untuk Nadia
54 Resepsi Anggun dan Dava.
55 Kehilangan
56 Nadia di culik
57 Kenangan mantan
58 kehilangan
59 kekuatan baru untuk Nur
60 Dinner
61 Dinner 2
62 kepercayaan yang terkikis
63 bukan anak kandung
64 penyesalan Burhan
65 cerai
66 cerai
67 kedatangan Ranti
68 saling menyalahkan
69 karyawati Baru
70 sesal
71 terjebak
72 bukti
73 Dilema Aisyah
74 Terjebak dalam badai
75 Takkan mendua
76 Makan malam dirumah mertua
77 Sakit Bu Hanum
78 Teror
79 Sang Arjuna
80 Di Talak
81 penyelamatan Baim.
82 Dendam dan amarah
83 permintaan terakhir Cintya
84 Lelah bertahan
85 kehadiran Ibu kandung
86 Aku Lelah bertahan ,Mas !
87 Gaun untuk Ranti
88 pacar bayaran
89 kegagalan Gladis
90 Gladis tertangkap.
91 Maukah menikah denganku ?
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mendadak Nikah
2
Nikah dulu, kenalan kemudian
3
Tidur beralaskan tikar
4
Pesan Bapak
5
Anak Singkong
6
Pedas level 20
7
Ambisi Nadia
8
Mbah dukun
9
Anak yang dibanggakan
10
Anak Durhaka
11
Memulai dari nol
12
Restu Ibu
13
Saat Nur cemburu
14
Ujian dan godaan
15
Janda yang meresahkan
16
Cinta tanpa restu
17
Ibu tetap memaafkan
18
Rizki tak terduga
19
Ada apa denganmu?
20
Sensitifnya Nur
21
Dua menantu
22
Zahira
23
Uang tak Berkah
24
Akhirnya pulang
25
Nadia berulah
26
Bertemu Mantan
27
kelurga Harmonis
28
Syarat dari Nadia
29
Dinner
30
Kegelisahan Nur
31
Anugrah ditengah Musibah
32
Hati yang tersakiti
33
Cakaran Alexa
34
Terimakasih Aisyah
35
Viral
36
Serasa Asing
37
Duka keluarga Hanum
38
Rindu Ayah
39
Musafir cinta
40
perenungan diri
41
Asal usul yang di pertanyakan
42
Tukang sayur
43
Terungkapnya kebenaran
44
Dikejar dosa
45
Sebuah pengakuan
46
Demam
47
obrolan pagi
48
Katahuan
49
Sigap bertindak
50
Nadia diserang
51
Maafkan Aku !
52
Kejutan untuk Baim
53
cinta untuk Nadia
54
Resepsi Anggun dan Dava.
55
Kehilangan
56
Nadia di culik
57
Kenangan mantan
58
kehilangan
59
kekuatan baru untuk Nur
60
Dinner
61
Dinner 2
62
kepercayaan yang terkikis
63
bukan anak kandung
64
penyesalan Burhan
65
cerai
66
cerai
67
kedatangan Ranti
68
saling menyalahkan
69
karyawati Baru
70
sesal
71
terjebak
72
bukti
73
Dilema Aisyah
74
Terjebak dalam badai
75
Takkan mendua
76
Makan malam dirumah mertua
77
Sakit Bu Hanum
78
Teror
79
Sang Arjuna
80
Di Talak
81
penyelamatan Baim.
82
Dendam dan amarah
83
permintaan terakhir Cintya
84
Lelah bertahan
85
kehadiran Ibu kandung
86
Aku Lelah bertahan ,Mas !
87
Gaun untuk Ranti
88
pacar bayaran
89
kegagalan Gladis
90
Gladis tertangkap.
91
Maukah menikah denganku ?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!