Memulai dari nol

"Nur, kamu yang sabar ya, dari dulu kamu itu orang nya kuat, Allah pasti sayang sama kamu, buktinya, Allah mengirim pendamping untukmu sebelum Bapakmu tiada dan Rumahmu di ambil paksa oleh kakakmu sendiri, Allah itu memang Maha pe Rencana yang Baik " guman Yuni, sepupu Nur, yang menjadi kepala desa di Desanya itu.

"Iya Nur, kamu beruntung, Allah sudah menyiapkan segalanya sebelum semua terjadi, istilah kata, Allah sediakan payung sebelum hujan, Aku yakin kok Baim itu laki-laki yang baik, sudah gitu masih Brondong lagi, ganteng dan baik, cepat-cepat dapat momongan ya, kamu itu sudah waktunya punya anak " Sri menambahi.

"Terimakasih ya, kalian selalu ada di setiap Aku dalam kesulitan, dan untuk Baim, Aku masih belum bisa yakin sepenuhnya, Aku kan belum mengenalnya , juga karna Dia masih muda, rasanya gimana gitu kalau suami kita itu lebih muda dari kita, " guman Nur pada kedua sahabatnya itu.

"Ya mana ku tahu, lah wong suamiku bahkan umurnya lebih tua dariku " tukas Sri.

"Kamu tahu gak Nur, sepeda sport nya Baim di beli sama anak ku, katanya uangnya itu sebagai bekal kalian dalam menjalani hidup rumah tangga kalian selanjutnya" ujar Yuni.

"Benarkah ? " Nur terkesiap, karna sebelumnya Baim tidak bicara dulu padanya.

"Iya, terimalah Dia sebagai suamimu, Aku yakin Dia pemuda yang baik" tambah Yuni.

"Jangan-jangan kamu dan dia belum belah duren ya?" Sri menyela.

"Belum"Nur menunduk malu.

"Waduh ...Sayang...dong, Brondong ganteng gitu dianggurin, emang Kenapa lo...? Ragu ?" Guman Sri.

"Itu gampang, setelah mereka pindah ke Rumah kontrakan, mereka bisa melakukannya dengan bebas ! Oh iya, ini sengaja kemarin Aku buatin buku nikah kalian, jadi kamu tidak perlu ragu lagi sama Baim ya, ingat umur, segera bikin anak ! " tambah Yuni.

"Hust...ngomong nya kok gitu " timpal Nur.

"Habis nya Aku gemes, masak ada Brondong ganteng nya kayak gitu di anggurin, nanti diambil orang baru nyesel loh !"guman Yuni.

Tin tin....

Suara mobil pick up yang di tunggu mereka berbunyi

"Tuh mobil pick up nya sudah datang, ayo Aku bantu angkutin barang-barang mu" ucap Yuni dan Sri sembari beranjak untuk membantunya memindahkan barang-barang nya ke mobil pick up yang di sewa nya untuk pindahan ke rumah kontrakannya yang terletak di kota kecil tingkat kecamatan, yang tak jauh dari Desa mereka.

Yuni, Sri dan Nur serta Baim yang baru datang bersama pick up nya pun saling gotong royong mengangkut barang-barang Nur, tidak banyak yang di bawanya, Nur hanya membawa barang-barang yang menjadi haknya saja, mesin jahit dengan mesin obrasnya, sepeda matic scond yang Ia beli dari hasil jerih payahnya menjahit selama ini, lemari usang miliknya, peralalatan dapurnya serta baju-baju miliknya, untuk beberapa baju milik Almarhum Bapaknya sudah Ia kasihkan ke tetangga, sedangkan kasur, lemari dan baju milik kakaknya tidak Ia sentuh.

Kedua sahabatnya itu melepas kepergian Nur dengan prasaan sedih dan terharu dengan apa yang dialami Nur.

"Im, Aku titip Nur ya, jangan sia-siakan Dia, kalau tidak, Aku hajar kamu !!" Ancam Yuni.

"Ampun Bu Lurah, Aku tidak akan berani melakukan hal itu !"gurau Baim.

"Jangan lupa main kesini ya !" Pinta Sri.

"Kalian juga jangan lupa main ke rumah kontrakan kami ya, kan dari sini tidak terlalu jauh" pinta Nur juga.

"Aku nunggu kalau kamu lahiran saja nanti !" Ujar Sri.

"Gimana mau lahiran, bikin aja belum !" Sahut Baim, mendengar itu Nur merasa bersalah dan malu., sementara Sri dan Yuni terkekeh.

"Oh iya Im, Aku sudah menyerahkan buku nikah mu, sekarang sudah di pegang Nur bersama ktp nya, jadi kalian jangan takut di usik warga, dan jangan takut disangka pasangan ilegal" tambah Yuni.

"Oke, terimakasih Bu lurahku yang cantik !" Sahut Baim.

Nur dan Baim akhirnya pergi dengan pick up yang membawa barang-barang nya itu menuju rumah kontrakan yang sebelumnya sudah di survey oleh mereka.

Bagaimana pun juga, Nur tetap tidak bisa menahan air matanya ketika Ia harus meninggalkan Desa kelahiran nya, yang penuh dengan perjuangan dan air mata.

Taklama kemudian, mereka sampai di Rumah kontrakan yang di tuju. Disana, suasana masih sepi meski suasananya padat penduduk, hal itu karna kebanyakan warganya sedang bekerja, jadi Baim dan Nur serta di bantu supir pick up yang menurunkan barang-barang bawaan mereka.

Setelah mereka selesai merapikan barang-barang, mereka istirahat di ruang tamu yang masih belum ada kursi nya, namun sudah terhampar karpet yang di bawa Nur.

"Mbak, kamar nya cuma satu, kalau mbak masih belum bersedia membuka hati untukku, biar Aku tidur di ruang tamu ini saja !" Ucap Baim yang sebenarnya sedang berharap Istrinya mau mengajaknya tidur di kamar bersamanya.

"Hemm, terserah kamu deh " sebenarnya Nur juga berharap Suaminya berinisiatif memintanya tidur di kamar bersamanya, karna dalam hati Nur, sebenarnya sudah tumbuh benih-benih cinta pada Baim, tapi Ia merasa malu dan sungkan untuk mengungkapkannya.

Rumah kontrakan mereka memang tidak terlalu besar, ada satu kamar tidur, satu kamar mandi kecil dan dapur yang seakan menyatu dengan ruang tamu karna tanpa skat, rumah kontrakan itu berjejer dengan rumah-rumah yang sama, bisa dibilang itu Rumah kost untuk pasutri yang terjangkau untuk pasutri yang baru berjuang bersama, seperti Baim dan Nur yang baru memulai kehidupan rumah tangga mereka yang di mulai dari nol bersama-sama.

"Mbak, ini tadi Aku belikan hape baru untukmu, bukan yang mahal sih, tapi setidaknya tidak ada lukisan retakan nya , sama denganku, Aku tadi juga beli dengan harga yang sama " kata Baim saat mereka makan malam dengan nasi goreng yang beli di depan gang yang di makan lesehan di ruang tamu mereka.

"Kok repot-repot segala sih, hape ku kan masih berfungsi" guman Nur,

"Jangan nolak rizki, ini hadiah pertama dari ku sebagai suami mbak !"Baim menyerahkan hape itu ke telapak ta ngan Nur.

"Kamu, kenapa menjual motormu ?"tanya z

"Anggap saja itu sebagai modal untuk melanjutkan hidup kita, setelah ini Aku akan berjuang dengan sungguh-sungguh demi mbak, Aku dulu memang anak manja yang hanya meminta uang pada orang tua, tapi semenjak mengenal mbak, Aku bertekad untuk menjadi pribadi yang pekerja keras seperti mbak , kita mulai dari nol ya sayang !"

"Sayang ?"

"Iya, istriku sayang, eh tapi di pikir-pikir kita kan sepasang suami istri, buku nikah juga sudah punya, masak kita tetap panggil mbak dan kamu sih ?"

"Memang nya harus panggil apa, kamu itu lebih muda dari aku, aku canggung jika kamu harus memanggilku dek atau apalah "

"Jangan ungkit-ungkit masalah umur lagi, biar enak bagaimana kalau Aku panggil mbak dengan Bunda saja, dan panggil Aku Ayah, kita kan sejatinya memang calon Ayah Bunda, meski bayinya belum bikin haha..."

"Jangan bahas itu, Aku...."

"Saya ngerti kok, mbak...eh Bunda belum siap kam kan belah duren nya ?"

"Apa an sih kamu, malu tahu, jangan bahas itu melulu, nanti kalau Aku sudah siap, Aku akan beri kode"

" oke Bunda, Aku tunggu kodenya" ucap Baim dengan tatapan penuh arti

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

wiiiiihhhhhh maen kode kodean

2024-06-29

0

Anjelie Sharma

Anjelie Sharma

ceritanya lucu😀

2024-06-28

0

suci saipul

suci saipul

anjiiirrr ngakak bengeek aku 🤣🤣🤣

2024-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 Mendadak Nikah
2 Nikah dulu, kenalan kemudian
3 Tidur beralaskan tikar
4 Pesan Bapak
5 Anak Singkong
6 Pedas level 20
7 Ambisi Nadia
8 Mbah dukun
9 Anak yang dibanggakan
10 Anak Durhaka
11 Memulai dari nol
12 Restu Ibu
13 Saat Nur cemburu
14 Ujian dan godaan
15 Janda yang meresahkan
16 Cinta tanpa restu
17 Ibu tetap memaafkan
18 Rizki tak terduga
19 Ada apa denganmu?
20 Sensitifnya Nur
21 Dua menantu
22 Zahira
23 Uang tak Berkah
24 Akhirnya pulang
25 Nadia berulah
26 Bertemu Mantan
27 kelurga Harmonis
28 Syarat dari Nadia
29 Dinner
30 Kegelisahan Nur
31 Anugrah ditengah Musibah
32 Hati yang tersakiti
33 Cakaran Alexa
34 Terimakasih Aisyah
35 Viral
36 Serasa Asing
37 Duka keluarga Hanum
38 Rindu Ayah
39 Musafir cinta
40 perenungan diri
41 Asal usul yang di pertanyakan
42 Tukang sayur
43 Terungkapnya kebenaran
44 Dikejar dosa
45 Sebuah pengakuan
46 Demam
47 obrolan pagi
48 Katahuan
49 Sigap bertindak
50 Nadia diserang
51 Maafkan Aku !
52 Kejutan untuk Baim
53 cinta untuk Nadia
54 Resepsi Anggun dan Dava.
55 Kehilangan
56 Nadia di culik
57 Kenangan mantan
58 kehilangan
59 kekuatan baru untuk Nur
60 Dinner
61 Dinner 2
62 kepercayaan yang terkikis
63 bukan anak kandung
64 penyesalan Burhan
65 cerai
66 cerai
67 kedatangan Ranti
68 saling menyalahkan
69 karyawati Baru
70 sesal
71 terjebak
72 bukti
73 Dilema Aisyah
74 Terjebak dalam badai
75 Takkan mendua
76 Makan malam dirumah mertua
77 Sakit Bu Hanum
78 Teror
79 Sang Arjuna
80 Di Talak
81 penyelamatan Baim.
82 Dendam dan amarah
83 permintaan terakhir Cintya
84 Lelah bertahan
85 kehadiran Ibu kandung
86 Aku Lelah bertahan ,Mas !
87 Gaun untuk Ranti
88 pacar bayaran
89 kegagalan Gladis
90 Gladis tertangkap.
91 Maukah menikah denganku ?
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mendadak Nikah
2
Nikah dulu, kenalan kemudian
3
Tidur beralaskan tikar
4
Pesan Bapak
5
Anak Singkong
6
Pedas level 20
7
Ambisi Nadia
8
Mbah dukun
9
Anak yang dibanggakan
10
Anak Durhaka
11
Memulai dari nol
12
Restu Ibu
13
Saat Nur cemburu
14
Ujian dan godaan
15
Janda yang meresahkan
16
Cinta tanpa restu
17
Ibu tetap memaafkan
18
Rizki tak terduga
19
Ada apa denganmu?
20
Sensitifnya Nur
21
Dua menantu
22
Zahira
23
Uang tak Berkah
24
Akhirnya pulang
25
Nadia berulah
26
Bertemu Mantan
27
kelurga Harmonis
28
Syarat dari Nadia
29
Dinner
30
Kegelisahan Nur
31
Anugrah ditengah Musibah
32
Hati yang tersakiti
33
Cakaran Alexa
34
Terimakasih Aisyah
35
Viral
36
Serasa Asing
37
Duka keluarga Hanum
38
Rindu Ayah
39
Musafir cinta
40
perenungan diri
41
Asal usul yang di pertanyakan
42
Tukang sayur
43
Terungkapnya kebenaran
44
Dikejar dosa
45
Sebuah pengakuan
46
Demam
47
obrolan pagi
48
Katahuan
49
Sigap bertindak
50
Nadia diserang
51
Maafkan Aku !
52
Kejutan untuk Baim
53
cinta untuk Nadia
54
Resepsi Anggun dan Dava.
55
Kehilangan
56
Nadia di culik
57
Kenangan mantan
58
kehilangan
59
kekuatan baru untuk Nur
60
Dinner
61
Dinner 2
62
kepercayaan yang terkikis
63
bukan anak kandung
64
penyesalan Burhan
65
cerai
66
cerai
67
kedatangan Ranti
68
saling menyalahkan
69
karyawati Baru
70
sesal
71
terjebak
72
bukti
73
Dilema Aisyah
74
Terjebak dalam badai
75
Takkan mendua
76
Makan malam dirumah mertua
77
Sakit Bu Hanum
78
Teror
79
Sang Arjuna
80
Di Talak
81
penyelamatan Baim.
82
Dendam dan amarah
83
permintaan terakhir Cintya
84
Lelah bertahan
85
kehadiran Ibu kandung
86
Aku Lelah bertahan ,Mas !
87
Gaun untuk Ranti
88
pacar bayaran
89
kegagalan Gladis
90
Gladis tertangkap.
91
Maukah menikah denganku ?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!