Tari, tertawa renyah saat membayangkan apa yang akan terjadi pada Lala. Tari, yang sengaja memberikannya pizza dengan level 50, alias pedasnya gak ketulungan.
Ide liciknya Tari, selalu muncul apa lagi saat ingin membalas perlakuan seseorang yang sudah semena-mena padanya.
Di sisi lain, dokter Lala sedang kesakitan karena perutnya terus saja berbunyi. Rasa pedas pada sambal saos itu membuat perutnya melilit. Ini untuk pertama kalinya Lala, merasakan badannya yang begitu lemas karena terus membuang air dan semua isi dalam perutnya tanpa henti.
"Badanku lemas sekali," keluh Lala, yang memegang perutnya.
"Aryan, apa Aryan, meracuniku? Dia memasukan sesuatu pada pizzanya." monolog Lala, yang curiga jika Aryan, yang melakukannya.
Di sisi lain Tari, masih saja tertawa. Hingga tawanya henti saat seseorang datang mengunjungi kedai pizzanya.
"Dokter Aryan!"
"Eh, Dokter mau di bawa kemana aku!" teriak Tari, saat Aryan, menarik tangannya. Membawanya masuk ke dalam mobilnya.
"Dokter kau tidak berniat menculikku, kan!"
"Dokter! Kau mau bawa aku kemana?"
Aryan, tidak mendengar perkataan Tari. Dia terus melajukan mobilnya meninggalkan kedai pizza. Tidak peduli pada Tari, yang terus mengoceh hingga memeka, kan telinganya.
"Dokter kalau kau tidak menghentikan mobilnya aku akan berteriak tolong …."
Ckitt … dugh.
Aww, ringis Tari. "Dokter kau ini tidak bisakah pelan-pelan. Kalau aku geger otak bagimana?" pekik Tari, sambil mengusap keningnya yang terbentur dashboard.
Aryan, melirik tajam pada Tari. Sorot matanya penuh dengan amarah. Membuat nyali Tari, sedikit menciut.
"Dokter kenapa menatapku begitu."
"Apa yang kau lakukan pada Lala?"
"Pada pacarmu?"
"Dia bukan pacarku." bentak Aryan.
"Aku hanya memberikannya pizza itu saja."
"Pizza! Apa yang kau masukan pada pizza itu."
"Kenapa? Aku tidak memasukan apa pun. Aku hanya memberikannya pizza level 50, ya … lumayan pedas sih tapi hot!"
"Kau ini gadis yang paling jahil ya, aku tidak peduli kau mau meracuninya atau tidak tapi jangan pernah bawa-bawa namaku."
Aryan, sangat marah. Karena, saat dirinya hendak melakukan operasi tiba-tiba Lala, melemparnya dengan pizza hingga mengenai wajah juga pakaian hazmatnya. Yang lebih memalukan adalah Lala melempar pizza di hadapan dokter yang lainnya.
"Jika kau marah atau benci bilang. Tidak perlu meracuniku dengan pizza ini."
Aryan, terbelalak dia tidak tahu apa maksud ucapan Lala. Aryan, tak sengaja melihat sebuah kertas yang menempel di baju hazmatnya. Aryan, pun melihat kertas itu dan membacanya.
Maafkan aku untuk kemarin. Semoga kau menyukainya.
Aryan.
Bibir Aryan, sudah mengeram. Aryan, sudah bisa menebak siapa pengirim pizza itu.
"Dasar pembuat masalah," umpat Aryan.
Karena setelah bertemu dengan Tari, masalah tidak pernah berhenti menghampirinya. Aryan, pun bergegas pergi meninggalkan rumah sakit menaiki mobilnya untuk menemui Tari.
"Dokter kau tidak marah padaku, kan! Aku terpaksa melakukannya karena dia menamparku kemarin. Menurutku rasa pedas itu tidak ada bandingnya dengan tamparan yang dia berikan."
"Sepertinya aku harus menghukummu." tatap Aryan, tajam.
"Kenapa aku yang di hukum?"
"Karena kau telah membuatku malu."
Aryan, mulai memajukan wajahnya membuat Tari, mundur perlahan. Tatapan Aryan, masih sama dingin dan tajam. Tari, pun sangat takut melihatnya.
"Dokter apa yang mau kau lakukan!"
"Kau tidak akan menciumku bukan!"
"Menurutmu!"
"Dokter, jangan bercanda ini tempat umum bisa di kenakan sanksi loh!"
"Oh ya!" Wajah Aryan, semakin mendekat Tari, sudah memulai menutup matanya seolah tahu apa yang akan terjadi.
Namun, Tari, tidak merasakan apa pun. Saat membuka matanya kembali ternyata Aryan, hanya membuka atap mobilnya saja hingga udara segar pun bisa terhirup dan masuk ke dalam mobil.
Tari, bernafas lega dia pikir Aryan, akan menciumnya lagi ternyata tidak.
"Kamu berharap aku menciummu!"
"Ish, memang tidak bisa apa membuka atap mobil tanpa harus mendekat," gerutu Tari, yang sudah sangat malu karena berpikir hal yang lebih.
'Aduh Tari, kamu memalukan sekali apa yang kamu pikirkan' batin Tari, yang menepuk-nepuk jidatnya. Aryan, yang melihat tingkah tak kuat menahan tawa walau pun Aryan, tahan bibirny tetap mengembangkan senyumnya.
'Asik juga godain anak gadis' batin Aryan, yang merasa puas telah menggoda Tari.
"Antarkan aku ke kedai lagi," ketus Tari.
"Kau harus membuatkan pizza untukku itulah hukumanmu."
Aryan, melajukan mobilnya menuju kedai pizza dimana tempat Tari, bekerja. Sesampainya di kedai. Tari, kena omel sang bos karena pergi pada jam kerja dan tanpa izin. Namun Aryan, memberikan pernyataan jika Tari, pergi bersamanya.
Dan Aryan, memesan semua pizza yang ada di kedai itu membuat sang bos senang. Karena ada orang yang memborong pizzanya.
Namun Aryan, meminta kedai itu di tutup dan hanya ada dirinya tanpa ada pelanggan lain dan juga pegawai lain. Terkecuali Tari.
Tari, yang sedang sibuk membuat pizza tanpa sadar ada Aryan, di belakangnya yang terus memperhatikan.
"Aku akan menghukummu gadis manis." gumam Aryan, yang tersenyum sambil berjalan mendekati Tari.
...----------------...
Kira-kira Aryan mau kasih hukuman apa ya!
Ayo tebak kira-kira apa hukuman Aryan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
erenn_na
mau apa yaaa,
2022-05-27
0
Sri Mulyati
buat Pizza bareng Tari
Aryan sambil menjahili Tari.
sampai Tari ganti yang emosi.
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-05-25
0