Emosi Lala

"Dokter!" teriak Tari, 

"Apa?" tanya Aryan, dingin.

"Fotonya sudah terupload." 

"Apa!" 

Dengan cepat Aryan, mengambil ponsel Tari, begitu pun Tari, yang ingin segera menghapus fotonya. Namun, percuma saja foto itu sudah tersebar dan sudah menjadi trending topik di seluruh rumah sakit.

"Wah, ini dokter Aryan, kan!" 

"Siapa wanita ini? Apa pacar barunya?" 

"Ya, tuhan … lalu apa kabarnya dokter Lala?" 

"Apa mungkin sudah putus?" 

Bisikan para dokter dan perawat yang melihat foto itu langsung heboh. Lala, yang melihat juga mendengar ocehan mereka semakin kesal dan geram. Karena kabar putusnya dengan Aryan, sudah di ketahui sisi rumah sakit. 

"Eh, Dokter Lala," seru seorang perawat yang handphone nya Lala, ambil. 

"Jangan bicara sembarangan. Denger ya aku dan Dokter Aryan, belum putus. Dan wanita ini dia penggoda mengerti." 

Lala, tak terima jika semua orang menganggapnya sudah putus dengan Aryan. Apalagi Lala, yang melihat ciuman itu hatinya kini sedang bergejolak lahar api sudah mulai memanas. 

Lalu, bagaimana dengan nasib Tari, yang kini sedang di perbincangkan banyak orang. Kini Aryan, dan Tari, masih berada di ruangan yang sama. Keduanya sama-sama diam dan mengurung diri. 

Tidak ada yang berani yang keluar dari ruangan karena malu. 

"Aduh, bagaimana ini. Dokter sih! Aku bilang senyum bukan cium."

"Ish … kau ini masih saja mempermasalah, kan itu."  

"Habisnya gara-gara Dokter, semua orang jadi membicarakan kita." 

"Siapa suruh di upload?" 

"Bukan aku yang upload, tapi handphoneku." 

"Alasan." 

"Tidak ada cara lain kau harus keluar." 

"Kok begitu?" 

"Lalu, apa kau akan menetap disini?" 

"Tidak juga. Huh … aku jadi bingung." rengek Tari. 

"Jika, kau ingin tetap disini silahkan. Aku tak peduli." Aryan, pun pergi meninggalkan ruangannya. Karena tidak ada cara lain. Aryan, mencoba untuk tenang dan santai tidak akan mendengarkan ucapan orang.

"Eh, Dokter! Malah ninggalin." geritu Tari, yang melangkah ke luar dari ruangan dengan bibir mengerucut. 

*

*

*

Aryan, memasuki ruang  UGD. Hampir semua orang menatalnya. Ada juga para perawat yang sedih dan merengek karena melihat Aryan, mencium Tari. 

Aryan, salah satu Dokter, yang di kagumi selain parasnya yang tampan keramahan Aryan, pun menjadi salah satu penyebab mereka tergila-gila pada Aryan.

"Lihatlah mereka semua patah hati karenamu," ucap Amel, yang juga ada di sana sedang menangani pasien. 

"Setelah foto itu tersebar bisa-bisanya kamu masih terlihat tenang!" lanjut Tari. 

"Aku tidak peduli," sanggah Aryan, yang tetap fokus pada pasiennya. 

Amel, membuang nafas seraya memutar bola matanya malas. Mata Amel, membulat sempurna saat manik matanya tertuju pada dua sosok wanita. Yang sedang bersitatap di area taman.

"Aryan, gawat!" 

"Gawat apa?" 

"Lala," ucap Amel, yang matanya tetap fokus pada kedua wanita itu. Mata Aryan, punengikuti kemana arah mata Lala, tertuju.

"Aryan, lihat Lala, sedang apa dengan wanita itu!" 

Tanpa, menunggu lama Aryan, yang melihat Lala, bersama Tari, pun langsung pergi meninggalkan ruang UGD menuju taman untuk menghampiri mereka. Takut jika Lala, melakukan hal tak wajar pada Tari. 

*

*

*

Plak, 

Satu tamparan mendarat di pipinya, Tari, memegang pipi yang merah karena tamparan Lala. 

"Jangan pernah ganggu pacarku," ucap Lala, dengan tatapan tajamnya. 

"Hai, Dokter kau tiba-tiba menamparku dan bilang aku mengganggu pacarmu. Memangnya siapa yang ganggu pacarmu!" Bentak Tari, yang tak terima karena di tampar. 

"Wanita yang selalu mendekati laki orang itu namanya wanita murahan." 

Plak,

Satu tamparan Tari, layangkan pada pipi mulus Lala. Karena tak terima di katai wanita murahan. 

"Kau sudah berani menamparku!" 

"Kenapa? Kau juga menamparku tanpa aku tahu alasanku." 

"Dasar wanita murahan." 

Stop!! Hampir saja Lala, kembali melayangkan tangannya pada Tari, jika Aryan, tidak datang tepat waktu. Aryan, mencengkram kuat tangan Lala, hingga menepisnya. 

"Jaga sikapmu kau harus ingat jika kau adalah seorang dokter. Dan perlu kau ingat kita sudah tidak ada lagi hubungan apa pun." 

"Aryan!" lirih Lala, yang di abaikan. 

Aryan, menggenggam tangan Tari, lalu pergi dari sana. Meninggalkan Lala, yang diam mematung. 

"Kamu mempermalukan dirimu sendiri Lala," cibir Amel, yang berada di tempat itu. 

"Kamu lupa jika kamu sendiri yang mengkhianati Aryan. Sekarang kamu masih berharap pada Aryan, gak punya malu kamu," singgung Amel, lalu pergi meninggalkan Lala.

...----------------...

Aduh Lala, benar-benar memalukan. Eh, Tapi Tari, di bawa kemana ya!

Jangan lupa like dan komentarnya biar othor tambah semangat up- Nya .

Terpopuler

Comments

erenn_na

erenn_na

dikit amat☺️☺️☺️🤭

2022-05-27

0

erenn_na

erenn_na

ada typo dikit,

2022-05-27

0

Sri Mulyati

Sri Mulyati

Lala memang pantas untuk dipermalukan.🤦🤦🤦🤦🤦
Aryan membawa Tari keruangan nya lagi.
Semangat 💪💪💪 up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

2022-05-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!