Bab 13
Hari baru di mulai. Tari, kembali ceria senandung suara merdunya terdengar merdu memenuhi seisi kost-an Nya. Begitulah Tari, gadis periang dan suka bernyanyi.
Setiap pagi Tari membersihkan tempat tidurnya, merapikan kamar kostnya. Setelah semua bersih Tari pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya Tari, bersiap-siap untuk pergi bekerja.
Di sisi lain Aryan, sudah rapi dengan pakaian dokternya. Aryan, pergi menaiki mobilnya menuju rumah sakit. Setiap pagi jalanan kota akan selalu di padati kendaraan baik itu roda dua maupun roda empat.
Seperti saat ini Aryan, masih terjebak di jalanan yang macet, membuat mobilnya maju merayap. Sesekali Aryan, melihat gelang arlojinya, yang terus berjalan setiap detik dan menitnya.
"Selalu saja macet!" umpat Aryan, kesal.
Tiba-tiba rasa kesalnya hilang karena melihat Tari, yang menghentikan motor di sampingnya. Aryan, terus memancarkan senyumnya entah kenapa melihat Tari, membuatnya bahagia.
"Hei, gadis pizza," panggil Aryan, yang menurunkan kaca mobilnya. Tari, pun menoleh ke arah sumber suara.
"Hai, dokter. Apa kau yang memanggilku tadi?" jawab Tari, dengan ceria.
"Kamu pikir disini ada yang mengenalmu."
"Ternyata dokter masih mengingatku. Dokter, apa kamu sudah sarapan?"
"Kenapa bertanya begitu?"
"Habisnya wajahmu sangat tirus,"
"Ish, menyebalkan." pekik Arya. Tari, hanya tertawa renyah.
"Tenang saja aku akan mengirimkan mu pizza setiap hari. Dokter aku akan datang mengantarkan makan siang untukmu nanti, sampa jumpa," teriak Tari, lalu pergi melajukan motornya.
Karena jalanan sudah kembali normal Aryan, pun mulai melajukan mobilnya.
*
*
*
"Pagi bos apa ada pesanan yang ku antar hari ini?" tanya Tari, sesampainya di kedai pizza.
"Ya, itu semua pesanan yang kau antar hari ini." Tunjuk bosnya pada kotak pizza yang bertumpuk di atas meja, kurang lebih ada lima kotak.
"Baik bos akan ku kirim."
"Ini alamatnya. Ingat! Jangan sampai hancur."
"Siap bos!"
Tari, membawa kotak pizza itu ke atas motornya. Sebelum melajukan motornya Tari, pun melihat alamat pelanggan terlebih dahulu.
"Hotel Maxon."
Tari, pun segera pergi menuju hotel yang di tuju untuk mengantarkan pizza nya.
Lima belas menit sudah jarak yang di tempuh, Tari, pun sampai di hotel maxon. Tari, membawa lima kotak pizza itu ke dalam hotel.
Tok, tok, tok,
"Pizza!"
Lima menit menunggu namun tak kunjung ada jawaban. Tari, kembali mengetuk pintu itu berharap ada jawaban dari dalam kamar. Tak, lama kemudian pintu pun terbuka memperlihat, kan seorang wanita berpenampilan seksi yang mengenakan lingeria.
Tari, tercengang saat melihat wanita itu yang ternyata adalah Sonia.
"Jadi kau yang memesan pizza." ketus Tari.
"Ya!" jawab Sonia, yang tersenyum licik.
"Aku, tidak punya banyak waktu sekarang berikan uangnya," pinta Tari, dengan nada dingin.
"Beginikah caramu memperlakukan pelangganmu,"cibir Sonia. Lalu melangkah masuk ke dalam.
"Simpan pizzanya di sana. Aku sudah menyimpan uangnya disana kau ambil saja tidak perlu kembalian." Tunjuk Sonia, pada sebuah meja. Dengan langkah gontai Sonia kembali memasuki kamarnya.
Tari, berdecak kesal. Lalu melangkah menuju meja yang Sonia, tunjukan. Dengan keras Tari, menaruh pizza itu tak peduli pizza itu hancur atau pun berantakan. Setelahnya Tari, mengambil beberapa lembar uang di atas meja itu dengan segera Tari, pun pergi.
Namun, saat langkahnya tiba di depan sebuah kamar yang Sonia, masuki. Tari, mendengar suara-suara laknat yang Sonia, keluarkan. Membuat hatinya semakin sakit.
"Bryan, ah … lebih cepat lagi, ah … Bryan,"
"Aku mencintaimu Bryan."
Gejolak hati bergemuruh, nafasnya terasa sesak saat mendengar kata-kata laknat itu. Kedua tangan di kepalkan untuk menahan emosinya, dengan rasa sakit Tari, berlalu pergi meninggalkan kamar itu.
Sonia, yang menyadari kepergian Tari, pun tersenyum. Ia sengaja memesan pizza ingin melihat bagaimana ekspresi Tari, saat mendengar dan melihat kemesraannya dengan Bryan.
Sakit … itu yang Tari, rasakan saat ini.
"Menyebalkan!" umpat Tari, yang terus bersungut-sungut dalam setiap langkah nya.
Sesampainya di depan motornya, Tari, menumpahkan air matanya. Dia terisak, sekeras mungkin untuk melampiaskan perasaannya saat ini.
Ting,
Getaran ponsel mengejutkannya. Satu notifikasi muncul dari akun medsosnya. Saat Tari, membukanya pemandangan yang kembali menyakiti hatinya. Sonia, memposting gambar dirinya yang tidur di pelukan Bryan, dengan leher yang penuh tanda merah sudah pasti bekas tanda cinta dari Brayn.
"Dasar nora! Kamu pikir aku akan cemburu," umpat Tari, yang langsung mematikan ponselnya.
"Lihat saja aku juga bisa melakukannya."
Tari, terlihat dendam dan akan membalas perbuatan Sonia.
...----------------...
Aduh, pengantin baru main pamer saja. Jangan cemburu Tari, biarkan saja
Jangan lupa like setelah membaca 👌
Yang punya voucher mingguannya jangan lupa sisihkan untuk Tari, ya 🙏🤗.
Favorit dan coment jangan lupa karena itu sangat mendukung sekali untuk othor, biar tambah semangat 💪🥰.
Salam dari author
❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
erenn_na
tariiiiiiiii, kamu mau melakukan dengan siapa hahhhhhh??? 🤣🤣🤣🤣🤣
2022-05-25
0
erenn_na
huhh suara laknat 😩😩😩😩
2022-05-25
0
Sri Mulyati
kenapa masih nangis sih? sudah lupakan aja, mantan itu tempatnya di TPA.mereka sebenarnya sirik aja, lihat Tari masih ceria dan biasa biasa aja, tidak terpuruk.makanya mereka cari gara gara aja.
si dokter sudah mulai merasa nyaman lho, lanjutkan Tari dengan ketemu tiap hari sambil makan pizza
Semangat 💪💪💪 Tari.
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-05-24
1