Pizza Untuk Dokter Lala

"Ih … dokter lepaskan!" 

Aryan, masih menggenggam tangan Tari, dan menuntunnya tidak peduli dengan ocehan Tari, yang terus meminta untuk di lepaskan. 

Aryan, pun melepaskan tangan Tari, setelah sampai di depan mobilnya dan meminta Tari, untuk masuk kedalam mobilnya, namun Tari, menolaknya. 

"Tidak mau untuk apa aku masuk." 

"Cepat masuk!" 

"Tidak mau. Hei, dokter jangan bilang kau mau macam-macam ya!"

"Aduh!" rengek Tari, saat Aryan, menjitak keningnya. 

"Kamu pikir aku mau ngapain hah!" 

"Kali aja mau …" 

"Kamu mau aku cium lagi?" 

"Hei, dokter jangan macam-macam ya. Gara-gara dokter menciumku tadi, lihatlah semua orang membicarakanku, dan wanita itu dia menamparku. Kalau Dokter punya pacar setidaknya dokter jaga sikap jangan asal nyo …" ucap Tari, terhenti. 

Karena sebuah benda kenyal mendarat di bibir ranumnya. Karena pusing mendengar ocehan Tari, yang tak kunjung berhenti akhirnya Aryan, pun membungkam mulutnya. 

"Dokter …." teriak Tari, setelah Aryan, melepaskan ciumannya. Aryan, pun memaksa Tari, masuk ke dalam mobilnya tidak peduli dengan ocehan Tari, atau pun tangannya yang terus memukulnya. 

*

*

*

Kabar foto itu sudah tersebar, begitu pun dengan Bryan, yang sudah melihatnya. Bryan, hanya diam tanpa berkata apa pun wajahnya terlihat kesal dan cemburu melihat Tari, yang di cium lelaki lain.

"Aku yakin, Tari, menggoda dokter itu. Lihat saja dia yang terus menghampiri dan mendatangi dokter itu." 

Sonia, masih saja memanas-manasi Bryan. Mereka mengenali Aryan, saat menjenguk Tari, di rumah sakit. Sonia, ingin Tari, di pandang buruk oleh Bryan agar Bryan, membenci sahabatnya itu. 

"Aku dengar dia sangat membutuhkan uang, mungkin cara inilah yang dia ambil. Mendekati seorang dokter." 

"Sudahlah, jangan menyebut namanya lagi. Aku tidak peduli apa pun yang dia lakukan." Bryan, melempar ponselnya dan beranjak dari duduknya. 

Sonia, langsung memeluknya dari belakang."Kau cemburu!" bisik Sonia, lembut.

"Untuk apa aku cemburu, dia bukan siapa-siapa. Lagian aku sudah memilikimu, kan!" Sonia, tersenyum mendengar ucapan suaminya itu. Dia memeluknya juga mengecup bibir Bryan, dengan lembut. 

"Kau, selalu menggodaku Sonia."

"Apa salah aku menggoda suamiku sendiri? Aku ingin kau melupakan Tari, dan membuang jauh nama itu dari dalam hatimu." 

Kini keduanya saling membelit, menyesap kedua bibirnya. Bryan, yang sudah terpancing gairah pun langsug membawa Sonia, ke dalam kamarnya.

*

*

*

Tari, diam merenung di dalam kamarnya. pikirannya kini sedang melayang-layang memikirkan Aryan, yang sudah menciumnya. Tari, terus menyentuh bibir ranumnya yang masih berbekas karena ciuman dari Aryan. 

"Ish … dokter mesum!" umpat Tari.

"Kenapa aku jadi memikirkannya! Ini tidak bisa di biarkan, dia sudah berani menciumku, menodaiku, aku harus minta ganti rugi." Senyum licik Tari, mengembang entah apa yang dia pikirkan. 

Sejenak senyuman itu kembali menciut, saat wajah Lala, terlintas di pikirannya. Tari, kembali teringat saat Lala, menamparnya. 

"Wanita itu, berani sekali dia menamparku! Aku harus memberikannya pelajaran." 

Di sisi lain Aryan, duduk bersandar pada headboardnya bibirnya mengulum senyum, tatapan matanya tetap fokus pada layar ponselnya yang memperlihatkan, wajah Tari, yang tersenyum berubah menjadi terkejut hingga bola matanya membulat sempurna saat Aryan, mendaratkan bibirnya. 

Entah kenapa selalu tertawa saat melihat potretnya itu. 

"Gadis pizza, kenapa menggemaskan sekali," lirih Aryan, yang terus mengamati potret dalam layar ponselnya.

Aryan, kembali teringat saat dirinya berada di dalam mobil bersama Tari. Tari, yang terus diam tanpa kata bibirnya seolah terkunci rapat, karena tidak ingin Aryan, menciumnya lagi. Aryan, yang melihat itu pun terus tersenyum. 

*

*

Keesokan paginya Tari, melancarkan aksinya. Tari, mengantarkan pizza seperti biasa, setelah semua pizza di antar Tari, menyisakan satu box pizza yang ia kirimkan lewat seorang driver. 

"Semoga kau suka dengan pizzanya," senyum licik Tari, kembali mengembang saat pizza itu terkirim. 

"Permisi ini ada kiriman pizza, untuk dokter Lala," ujar seorang driver yang mengantarkan pizza ke rumah sakit. 

"Saya, tidak memesan pizza." ucap Lala, saat seorang perawat mengantarkan sekotak pizza padanya.

"Saya tidak tahu dokter! Tadi ada seorang driver yang memberikannya." 

"Seorang wanita pengantar pizza?" 

"Bukan, driver ojol yang mengantarnya." 

"Ya, terima kasih." 

Lala, pun menerima pizza itu. Saat di buka ada sepucuk memo yang di selipkan. 

Maaf untuk yang kemarin. Semoga kau menyukainya. 

Aryan.

Senyum Lala, mengembang setelah membaca memo itu. Lala, berpikir jika Aryan, menyesali perbuatannya kemarin yang sudah membentaknya jadi Aryan, mengirim pizza itu sebagai tanda maaf. 

"Aku tahu kamu masih menyukaiku Aryan," ucap Lala, lalu membuka kotak pizzanya, mengambil sepotong pizza dan memakannya.

...----------------...

Kira-kira apa yang akan terjadi ya?

Dokter Lala ...

Jangan lupa like, vote dan komentarnya biar othor tambah semangat updatenya.

Yang belum follow jangan lupa follow ya biar dapat notifikasi setiap novel terbaru othor 😘

Yang belum follow IG othor jangan lupa follow ya 🥰 IG @dini_rtn

See you

❤❤❤

Terpopuler

Comments

erenn_na

erenn_na

pizza isi sambal mercon mungkin

2022-05-27

0

erenn_na

erenn_na

mungki. ada kejutan di balik pizza

2022-05-27

0

erenn_na

erenn_na

wooy, siang² inihb

2022-05-27

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!