"Bryan … Sonia!"
Tari, mengepalkan kedua tangannya, hatinya terasa sakit, ketika melihat sahabat dan juga kekasihnya bercumbu di hadapannya.
"Bryan, Sonia!"
Teriakan Tari, membuat Bryan, dan Sonia terkejut. Hingga mereka menoleh bersamaan. Tari, berjalan dengan tegak dan penuh amarah kedua tangan yang ia kepalkan seakan sudah siap untuk menghajar mereka berdua.
Plak,
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Bryan, membuat Sonia, tercengang. Tidak terpikirkan jika Tari, akan semarah itu hingga menampar Bryan.
Tidak peduli dengan semua pandangan orang di area bioskop. Sonia, dan Bryan, cukup malu di buatnya, di depan banyak orang Tari, tega menampar Bryan.
"Tari, aku bisa jelaskan."
Tari, melirik Sonia, dengan sorot mata tajamnya. Sonia, yang mendapat tatapan macan pun menjadi gugup.
"Dan kau Sonia …"
Hampir saja Tari, menampar Sonia, namun itu tertahan karena Bryan, mencekal tangannya. Tanpa sepatah kata pun Bryan, membawa Tari, menuju tempat yang sepi karena disana sangat banyak orang yang melihat. Sonia, pun mengikutinya dari belakang.
"Tari, aku bisa jelaskan."
"Jelaskan! Apa yang harus di jelaskan aku sudah melihat semuanya." Tari, emosi hingga memukul dada Bryan.
"Tari, sudah cukup jangan terus memukul Bryan!" seru Sonia.
"Kamu tahu Bryan adalah pacarku Sonia, kami sudah lama berhubungan dan kamu selalu mendukungku selama ini tapi apa yang kamu lakukan, kamu malah merebut Bryan, dariku."
"Apa ini yang namanya sahabat!" bentak Tari, yang sangat emosi.
"Siapa bilang aku merebut. Aku dan Bryan di jodohkan dan kami saling mencintai, kami pun akan segera menikah."
"Apa!" Tari, menatap Bryan, berharap mendapat jawaban dari pernyataan Sonia.
"Apa yang di katakan Sonia, benar. Kami di jodohkan, pagi tadi sebenarnya aku ingin mengatakan semuanya tapi …" ucap Bryan tertahan.
"Sejak kapan? Sejak kapan kalian berhubungan di belakangku."
"Satu tahun," jawab Sonia, santai.
"Satu tahun! Satu tahun kalian membohongiku. Sonia, kamu sahabatku kamu selalu membantuku apa pun itu, tapi kamu malah menikungku."
"Dan kamu Bryan, dua tahun kita jalani hubungan ini kamu malah mengkhianatiku. Bajingan kamu Bryan, kamu bajingan."
"Berhenti memukul Brayn." Bentak Sonia.
"Kami saling mencintai, dan Bryan tidak salah. Seharusnya kamu mengerti Tari, jika Bryan tidak mencintaimu dan dia memilihku."
"Benarkah itu Bryan! Apa kamu lebih memilih dia dari pada aku?"
"Maaf, maafkan aku Tari, tapi aku dan Sonia akan segera menikah. Ku harap kamu mengerti mungkin kita bukanlah jodoh."
Tari, tak dapat lagi menahan air matanya. Pengkhianatan sahabat juga kekasihnya dalam sekejap menghancurkan hidupnya. Sahabat satu-satunya yang selama ini ia percayai telah mengkhianatinya.
"Aku tidak akan melupakan perlakuanmu ini Bryan. Dan kamu," tunjuk Tari, pada Sonia. "Aku tidak butuh sahabat sepertimu." Sonia, tersenyum sinis.
"Kau melupakan semua kebaikanku hanya karena hari ini? Kenapa kamu tidak bisa mengerti dan terima jika Brayn, memilihku."
"Ambil motormu sendiri. Aku tidak akan butuh bantuanmu lagi." Mey, memberikan kunci motor Sonia, lalu melangkah pergi dengan perasaan kecewa.
*
*
*
Tari, melangkah lambat dengan air mata yang terus mengalir di bawah matanya. Dalam sekejap hatinya hancur karena sebuah pengkhianatan. Cintanya selama ini di hancurkan begitu saja.
"Mereka semua jahat mereka jahat." teriak Tari, di tengah jalanan.
"Hatiku sangat hancur, Bryan kau telah menyakiti hatiku. Ciuman itu …."
Tari, semakin terisak. Tangisannya semakin keras seperti anak kecil yang kehilangan ibunya. Di tengah jalanan yang ramai, Tari, yang sedang hancur hatinya tak peduli dengan semua pandangan orang.
Bahkan, kendaraan yang berlalu lalang pun tidak ia hiraukan, saat lampu merah mulai menyala semua orang yang mengantri di zebra cross pun mulai melangkah, kan kakinya untuk menyebrang di karenakan semua kendaraan telah berhenti.
Tapi, tidak dengan Tari, di saat semua orang menyebrang Tari, masih terdiam. Pikirannya yang sangat kacau membuatnya tak fokus dan hanya melamun.
Dengan tatapan yang kosong, Tari mulai melangkahkan, kakinya. Selangkah demi selangkah hingga lampu merah pun berganti lampu hijau. Suara klakson dan teriakan banyak orang tidak dia dengarkan, Tari terus berjalan dengan langkah yang sangat pelan.
Hingga saat sampai di tengah-tengah mata Tari, tak sengaja melihat pemandangan yang begitu menyakitkan. Sebuah mobil melintas di depannya, memperlihatkan seorang pria dan wanita yang tertawa mesra di dalam mobilnya.
Hati Tari, semakin hancur saat melihat Bryan dan Sonia, yang masih bisa tertawa di atas penderitaannya. Tari, hanya bisa diam terpaku, kakinya terasa berat untuk melangkah. Tatapannya begitu kosong yang ada di pikirannya hanyalah Bryan, dan Sonia.
Hingga saat dirinya kembali melangkah tiba-tiba
Bugh,
Sebuah mobil melaju sangat cepat menghantam tubuhnya, hingga terpental sangat jauh. Semua orang terkejut melihat kejadian itu.
"Bryan"
Kata terakhir yang Tari, ucapkan sebelum akhirnya hilang kesadaran.
...----------------...
Sakit itulah yang di rasakan Tari. Pasti, kalian pernah merasakan itu, kan. Teman makan teman pacar sendiri di ambil teman sendiri 😭
Jangan lupa like, vote, komen dan favorit beri rating 5 juga ya 👌🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Yuni_titha
maaf, Thor, sebaiknya dikoreksi lagi mengenai tanda bacanya
2022-10-10
3
Sri Mulyati
Tari kecelakaan...
Semoga segera sembuh Tari.
tetap semangat 💪💪💪 aja
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-05-22
0