Bab 3
"Tari!"
Teriak seorang gadis se-usianya. Yang menghentikan motornya di depan rumah kost Tari. Dia adalah Sonia, sahabat Tari, selama SMA, keduanya sangat dekat dan selalu saling membutuhkan.
"Kamu datang juga akhirnya," ucap Tari, yang memeluk Sonia.
"Kapan aku tidak datang saat kau membutuhkanku," balas Sonia.
"Kamu yakin tidak memakai motormu hari ini? Tak apa jika aku pinjam?" Karena, motornya yang rusak Tari, terpaksa meminjam motor Sonia, untuknya bekerja karena motornya masih berada di bengkel.
"Santai saja aku tidak sibuk kok. Aku bisa naik taksi. Lagian hari ini aku libur kuliah."
Sonia, masih kuliah karena dia merupakan anak dari keluarga berada. Sedangkan Tari, semenjak sekolah saja dia harus sudah bekerja paruh waktu untuk menambah biaya sekolahnya.
"Sonia, kamu sahabatku yang baik maaf selalu merepotkan. Tadi aku meminta Bryan, untuk menjemputku tapi dia ada jadwal kuliah." Bryan, adalah kekasih Tari.
"Iya tidak apa-apa kau jangan khawatir pakai saja punyaku. Ayo cepat segera pergi nanti bosmu marah," titah Sonia.
"Ayo aku antar kau pulang."
"Tidak usah, aku akan naik taksi," tolak Sonia.
"Baiklah, motormu aku pinjam, setelah motorku selesai di servis aku kembalikan."
"Iya, santai saja."
Tari, pun pergi membawa motornya sedangkan Sonia, masih menunggu seseorang menjemputnya. Tak berselang lama sebuah mobil pun berhenti tepat di depannya. Wajah Sonia, pun mendadak cerah dan ceria.
"Sonia."
"Hai, Bryan."
"Kenapa kau memintaku menjemputmu disini? Jika Tari, melihat dia akan curiga."
"Tenang saja Tari, sudah pergi bekerja."
"Ya sudah ayo masuk."
Sonia, pun masuk ke dalam mobil Bryan.
Bryan, adalah kekasih Tari, namun tanpa sepengetahuan Tari, Bryan dan Sonia pun menjalin kasih. Sonia, sahabat Tari, yang lama menaruh hati pada Bryan, sehingga tega menikung sahabatnya sendiri.
Keduanya diam-diam berpacaran, Sonia, selalu meminta Bryan untuk memutuskan Tari, tetapi Bryan, tidak memiliki keberanian. Sehingga keduanya akan bersenang-senang di belakang Tari.
*
*
*
Sepanjang perjalanan matanya terus menyapu pandangan jalan raya sekitar. Tari, berharap akan bertemu dengan Aryan, dan akan meminta ganti rugi. Namun hari ini sepertinya rencananya akan gagal karena tidak menemukan Aryan.
Tari, sudah sampai di tempatnya bekerja. Baru saja sampai Tari, sudah di perintahkan untuk mengantarkan pizza kepada konsumennya.
"Tari, antarkan ini ke jalan xxx rumah sakit xxx."
Titah seorang pria yang merupakan bosnya. Pria itu memberikan tiga box pizza pesanannya. Tari, langsung menerimanya, mengikatnya di atas motornya.
"Ingat! Jangan sampai hancur lagi."
"Iya bos!"
"Kalau sampai hancur lagi saya potong gajimu 50%" gertak bosnya lalu kembali masuk ke dalam resto.
"Issh … dasar! Kalau bukan bosku sudahku hajar kau!" rutuk Tari, yang kesal pada bosnya.
"Apa-apa main potong, giliran gaji telat saja diam-diam bae. Huh, dasar bos pelit, perhitungan."
"Tari!"
"Iya Bos, segera berangkat." Mendengar suara bosnya Tari, yang sedang mengoceh pun langsung melajukan motornya dengan cepat.
Lima belas menit jarak tempuh dari resto ke rumah sakit. Tari, pun membawa tiga box pizza itu ke dalam, karena sebelumnya Tari, sudah menghubungi pelanggan yang memesannya.
"Permisi Sus, saya mau mengantar pizza atas nama dokter Amel."
"Oh, iya silahkan tunggu sebentar dokter Amelnya segera datang."
"Baiklah."
Tari, pun menunggu seraya melihat-lihat area rumah sakit. Manik matanya terus menyapu pandangan ke setiap sudut hingga pandangannya terhenti pada seorang dokter yang sedang bercengkrama dengan temannya.
Aryan, yang saat itu telah memeriksa pasiennya di ajak oleh teman dokternya untuk pergi makan siang. Namun, Aryan, menolaknya karena masih ada pasien yang harus ia tangani.
"Laki-laki itu jadi dia dokter disini."
"Awas saja hari ini kau tidak akan bisa kabur lagi, uang ganti rugiku."
Tari, berjalan tegak ke arah Aryan, yang masih berbincang dengan temannya. Tangannya terus mengepal ingin segera menghajarnya. Saat teman Aryan, pun pergi Tari, langsung memanggilnya.
"Hei, dokter!" Aryan, pun menoleh.
"Kau memanggilku? Apa ada yang bisa saya bantu?"
"Ya, tentu kau harus ganti rugi."
"Apa!" Aryan, terkejut tidak ada hujan tidak ada angin tiba-tiba seorang wanita datang meminta ganti rugi padanya.
"Ganti rugi untuk apa?"
"Kau lupa hah! Kau sudah menabrakku dan lari dari tanggung jawab."
Aryan, terlihat berpikir sejenak tak berselang lama Aryan, pun teringat dengan kejadian kemarin siang.
"Jadi kamu wanita pizza itu?! Maaf, kemarin aku tidak sengaja. Bukannya tidak ingin tanggung jawab Tapi …" ucap Aryan tertahan. "Apa ini?" tanya Aryan, saat Tari, menekan selembaran kertas ke atas dadanya.
"Ganti Rugi!"
"Hah!" Aryan, mengerutkan keningnya lalu melihat kertas itu. Matanya terbelalak membulat sempurna, sedangkan Tari, hanya diam seraya melipat kedua tangannya di bawah dada.
"Lima juta!"
...----------------...
Hai, readers jangan lupa dukungan nya ya 🙏
Selalu like setelah membaca eits ... jangan lupa masukan favorit ya 👌.
Terima kasih yang sudah mendukung dan mampir ke karyanya othor 'Because of Pizza'
Salam author
❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
erenn_na
wah wahhh, tari mau malak, yahh
2022-05-23
0
erenn_na
wadoowhh di tikung makk😭😭😭
2022-05-23
0
Semet Tipis
Wah yg bener aja tari 5jt tapi nggak apaapalah ornya kaya 😁😁Semangat💪💪 buat updatenya thor 😊😊
2022-05-23
0