Di sebuah gedung mewah, sebuah acara pernikahan pun di mulai. Para tamu berdatangan memenuhi isi gedung. Jika semua para tamu datang menggunakan mobil mewahnya berbeda dengan Tari, yang menggunakan motor maticnya.
Motor yang sudah ia servis, walau tidak sebagus yang lain Tari, tidak pernah malu menggunakan motornya. Tari, menghentikan motornya di antara mobil mewah yang berjajar.
Setelah melepas helmnya Tari, pun melangkah gontai ke dalam gedung.
Tari, menjadi pusat perhatian bukan karena kecantikan atau penampilannya yang menawan. Melainkan, karena mereka tahu jika Tari, adalah mantan kekasih Brayn, dan Sonia yang pernah menampar Brayn, kala itu.
Langkah Tari, terhenti saat manik matanya melihat sepasang pengantin yang tersenyum bahagia di atas pelaminan. Hatinya sangat perih begitu pun dengan kakinya yang tak sanggup lagi untuk melangkah.
"Eh, lihat bukannya itu wanita yang menampar Brayn,"
"Gak tahu malu banget dia datang."
Bisikan para tamu undangan membuat Tari, malu. Namun, dengan lapang dada Tari, melanjutkan langkahnya hingga sampai di depan Brayn dan Sonia.
Mereka sama-sama terdiam ketika saling bertemu.
"Tari, akhirnya kamu sembuh juga. Jadi kamu bisa datang ke pernikahanku. Biar kamu tahu jika Brayn, adalah milikku."
Tari, tersenyum sinis mendengar Sonia, berkata seperti itu. "Tentu, aku akan datang agar kalian tahu jika aku tidak selemah yang kalian kira. Dan supaya kalian tidak lupa aku wanita yang sudah kalian sakiti."
Sonia, dan Bryan, hanya diam saat mendapat perkataan itu.
"Selamat untuk kalian berdua. Semoga kalian suka dengan hadiah dariku." Tari, berlalu pergi setelah memberikan sebuah kotak kado bebentuk persegi empat kepada Sonia.
Sonia, dan Brayn, hanya saling pandang lalu membuka kotak kado itu. Mereka pikir itu hadiah yang indah dari Tari, tapi dugaan mereka salah. Sonia dan Bryan, terbelalak melihat isi kado itu.
"Semoga pernikahan kalian tidak akan bernasib sama dengan pizza ini."
Sonia, sangat geram dan kesal. Saat membuka kotak kadonya yang berisi sebuah pizza yang sudah hancur bahkan bentuk pizza itu sudah berantakan.
"Menyebalkan!" ketus Sonia. Bryan hanya mengusap lembut tangan Sonia, untuk menenangkannya.
****
Tari berlari cepat menuju arah motornya yang sedang terparkir. Sesampainya disana tangis Tari, pun pecah. Tari, yang terlihat tegar dan kuat ternyata sudah menahan cukup lama air mata itu agar tidak mengalir, tapi Tari, tidak bisa menahan air mata itu terlalu lama dan nyatanya Tari, tetap menangisi pernikahan Bryan dan Sonia.
Tiba-tiba ponselnya kembali bergetar. Tari, melihat nama yang tertera pada ponselnya yang bertuliskan IBU. Tari, pun menjawab panggilan itu.
"Iya Ibu?"
"Tari, bisakah kamu kirimkan uangnya sekarang? Ibu sudah berjanji akan membayar sewanya malam ini. Apa kamu bisa?"
Tari, hanya menghela nafasnya panjang. Di saat dirinya terpuruk masalah tetap menghantuinya.
"Iya, Ibu akan Tari, usahakan. Nanti, akan Tari, huhungi lagi setelah uangnya selesai di transfer."
"Baik nak, ibu tunggu ya!"
Tari, menutup sambungan teleponnya, Dengan segera Tari, naik ke atas motornya lalu pergi menuju bank untuk mentrasnfer uangnya.
*
*
*
Tari, keluar dari sebuah gedung yang bertuliskan BANK. Wajahnya terlihat masam tubuhnya pun terlihat lemas. Tari, terus menatap buku tabungan yang ia pegang.
Tabungan yang selama ini ia simpan, kini telah berkurang dan hanya tersisa beberapa ratusan ribu saja.
"Tidak apa Tari, kamu bisa menabungnya kembali. Semangat!"
"Lupakan Bryan, lupakan semua kenangan tentang Bryan. Lebih baik sekarang aku bertemu dokter ganteng itu. Untuk membayar uangnya. Tapi … ini masih kurang tidak apa dokter itu pasti baik."
Dengan langkah penuh semangat Tari, menaiki motornya dan melajukannya menuju rumah sakit.
*
*
Tari, celingak-celinguk mencari Aryan, di rumah sakit. Satu tangannya menjinjing dua buah kotak pizza. Tari, berniat untuk memberikan pizza itu pada Aryan.
Senyum Tari, mengembang saat melihat Aryan, di ujung lorong berjalan bersama dokter yang lain. Aryan, terlihat sedang bercanda sambil bercengkrama. Tanpa menunggu lama Tari, melangkah sedikit berlari ke arah Aryan.
"Hai, dokter ganteng!"
Wajah Aryan, terlihat kesal saat Tari, memanggilnya dokter ganteng, di hadapan teman-temannya. Para dokter yang sedang bersama Aryan, pun mengulum senyum.
"Dokter, aku membawakan pizza, untukmu pasti kau belum makan, kan!"
"Wah, ternyata dokter Aryan, punya gadis imut ya." Aryan, hanya cengengesan saat mendengar cibiran para dokter lain.
"Ini aku bagi untuk kalian juga." Tari, memberikan satu box pizza pada dokter yang lain.
"Wah, terima kasih kami kebagian juga ternyata."
Aryan, langsung menarik Tari, pergi menjauh dari temannya. Aryan, pun membawa Tari, keruangannya.
"Ngapain kesini? Apa kau tidak cukup menggangguku."
"Hai, dokter aku datang membawakanmu pizza, aku tahu kau pasti belum makan."
"Jangan basa-basi katakan apa mau mu?"
Tari, tersenyum licik, sedangkan Aryan, menatapnya penuh curiga.
...----------------...
Kira-kira Tari, mau ngapain ya! 🤔
Jangan lupa dukungannya 🙏🤗
Like, vote, coment, favorit dan kasih bintang limanya ⭐⭐⭐⭐⭐.
Salam author
Follow IG
dini_rtn ❤🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
erenn_na
tari ketemu Aryan buat tawar menawar 🤣🤣🤣
2022-05-25
0
Semet Tipis
Lanjut thor aku penasaran nih
Semangat💪💪 buat updatenya thor 😊😊
2022-05-23
0
Sri Mulyati
mau ngapain?
mau ketemu Aryan lah, buat bayar hutang 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣.
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-05-23
0