Melepasmu
Apa gunanya dari kesetiaan,
jika pada akhirnya kamu melakukan penghianatan.
Kak Iqbal dan semua kenangan membuatku terluka pada akhirnya.
Tidak ada gunanya membicarakan cinta karena cinta pada makhluknya membuatku kecewa.
By : Gendis Khalisa Adnan
...****************...
Gendis
Dalam sebuah kamar bernuansa pink seseorang perawan masih tenggelam dalam mimpinya. Adzan subuh berkumandang dari masjid yang terletak di sebrang jalan rumahnya. Menyadarkan para muslimin muslimat agar hendak membuka mata mengambil air wudhu lalu melaksanakan solat subuh.
Tapi wanita di atas ranjang itu belum sadar. Malah semakin nyaman dengan mimpinya. Seakan setan berbisik di kupingnya.
'Alaika lailun towilun farqut !
Survei membuktikan kalau dirinya kalah dengan godaan setan. Terbukti tangannya menarik selimut tebal bermotif hello Kitty berwarna pink kembali , yang sebelumnya berada di ujung kaki. Kini sepenuhnya menutupi tubuhnya yang kedinginan menghasilkan hawa hangat .
Rasa kantuk jelas masih langgeng menetap pada matanya. Karena tadi jam tiga malam ia bangun untuk menunaikan solat malam lalu disambung dengan membaca Alquran . Akhirnya setelah satu jam membaca Al qur' an matanya tertutup kembali meneruskan mimpi sempat tertunda.
Lima menit berlalu...
Ponsel menyala menandakan ada panggilan masuk. Tanpa membuka mata tanganya mengambil ponsel di atas meja.
" Heemmm, " gumamnya setelah ponselnya di tempelkan di telinganya.
" Bangun putri tidur. subuhan hey subuhan ! " teriak lelaki sebrang sana mencoba membangunkan putri tidur dengan suara beratnya.
Sepertinya suara lelaki itu tidak mempengaruhinya. Terbukti wanita yang suka tidur itu belum bergerak untuk bangun.
" Hey bangun ... ninis," ujar lelaki di sana suaranya terdengar lembutnya.
Wanita yang di sebut Ninis tidak terusik.Toa masjid saja kalah apa lagi suara selembut itu.
Memang dirinya cocok di sebut kebo.
" Nis ... bangun Ninis. Itu adzan udah selesai waktunya solat.
Kalau nggak bangun bangun, Aku samperin kamu nih. " Tidak hentinya lelaki di sebrang sana mengoceh berusaha membangunkan gadis kecilnya.
" Bangun Ninis !" suara lembut telah sirna, teriakan lelaki sebrang sana berhasil membuat kupingnya hampir pecah.
" Iya bawelllll. " Akhirnya dirinya bangkit dari tidur dengan wajah yang di tekuk, yang di katai bawel terkekeh. Sangat bahagia telah berhasil membuat wanita pemalas itu bangun dari tidurnya .
" Gitu dong calon istriku nggak boleh malas... Harus rajin solat, rajin ngaji, nggak boleh jutek dan itu muka nggak boleh di tekuk nanti Aku cium lho !" ancam lelaki sebrang sana seakan melihat wajah gadis yang di cintai sudah di tekuk. Sedangkan dirinya mencibir lalu bangkit dari ranjang.
" Makasih tetangga bawell atas petuahnya."
Walaupun merasa kesal tetap mengucapkan terima kasih telah membangunkan ya dari mimpi indahnya .
Kebiasaan buruknya belum bisa di rubah. Yaitu jika sudah bertemu dengan bantal seakan terhipnotis. Kepalanya dengan mudah menempel pada bantal empuk. Lebih parahnya jika mata sudah tertutup akan sangat sulit untuk terbuka kembali.
" Iya sayangkuhhh. Aku udah bangunin kamu berarti kewajibanku sudah gugur. Aku tutup dulu ada urusan nih," pamit lelaki di sebrang sana.
Lelaki lembut dan perhatian Iqbal namanya. Tunangan Gendis berjalan menuju garasi dimana mobilnya berada. Pundaknya sudah menenteng tas ranselnya. Pagi ini Iqbal akan di sibukkan dengan agendanya.
" Nggeh... hati hati di jalan. Inget nggak boleh nakal !"ancamnya sepertinya istri posesif.
" Siappp Ibu Negara," jawab tegas Iqbal tanganya terangkat menyentuh kening seakan hormat kepada komandan .
Dalam waktu bersamaan kedua insan itu terkekeh geli dengan tingkah masing masing .
Wanita pemalas itu bernama Gendis khalisa Adnan. Putri sulung dari pasangan Bunda Maryam dan Ayah Adnan .
Ninis merupakan panggilan sepesial dari tetangga bawelnya bernama Iqbal Ramadani yang tak lain calon suaminya.
Pagi ini Gendhis mempunyai acara alumni di pesantren An Nur dimana dulu ia menimba ilmu. Karena acara di mulai dari jam 08:00 wib setelah melaksanakan solat subuh, dirinya harus melakukan sederet tugasnya di rumah .
Walaupun hawa dingin masih tersisa, langit juga masih lumayan gelap, dengan semangat 45 Ia menyapu halaman rumah mengumpulkan daun mangga yang berguguran dengan sapu lidi lalu membuangnya ke dalam tong sampah .
Membutuhkan dua jam untuk menyelesaikan semua tugas. Membersihkan rumah, mencuci piring, tugas terakhir menggiling baju kotor milik keluarganya kedalam mesin cuci lalu menjemur di belakang rumah.
Sedangkan tugas dapur sudah menjadi bagian Bunda Maryam .
" Bunda nanti Gendis mau ke pondok ada acara alumni, " ucapnya setelah menghabiskan sarapannya.
Kini sekarang ia duduk di kursi makan beristirahat sembari menemani bundanya sedang mencuci piring di wastafel .
Sedangkan ayah dan adiknya di ruang tamu entah sedang apa yang mereka lakukan ia tidak tau.
" Boleh tapi jangan malem malem pulangnya, " jawab bunda Maryam tangannya menyalakan kompor mendidihkan air dalam teko.
Ia tersenyum lebar Alhamdulillah Bundanya memberinya izin.
" Nggeh Bundaku tersayang ... nanti Cakra nganter Gendis ke ponpes. Pulangnya Gendis bareng sama Dek Malika sekalian mau mampir kesini."
" Malika mau kesini ? " pekik Bunda Maryam tanpa menatap dirinya. Dengan cekatan tangan Bunda menuangkan gula Jawa dan bubuk kopi kedalam teko.
Dalam sekejap kopi panas untuk suami tercinta sudah jadi lalu di tuangkan kedalam cangkir berukuran sedang.
" Nggeh... tadi malam dek Malika bilang mau kesini setelah acara alumni di ponpes selesai. "
" Mau nginep atau mampir ?"
" Mampir Bun. "
Bundanya langsung menatap Gendis dengan tatapan tidak suka.
"Ihhh kebiasaan kakak selalu mendadak kasih infonya. Di kulkas bahan makan habis bunda juga nggak punya cemilan," gerutu Bunda Maryam tidak terima atas pemberitahuan putrinya yang mendadak .
" Dek Malika ngasih taunya juga tadi malem, Gendis lupa ngasih tau bunda. Apa Gendis harus beli sesuatu ? "
" Tamu itu raja harus di muliakan. Nggak boleh anggap remeh apalagi Mereka kerabat kita."
Bunda Maryam memperingati putrinya. Beliau tidak suka jika putrinya menyepelekan hal sekecil apapun apalagi dengan kerabatnya yang ada di Jepara. Dimana beliau dilahirkan.
Sudah menjadi tradisi di keluarga Adnan tamu harus di suguhi cemilan juga makanan yang lebih sepesial dari hari biasanya. Tamu wajib harus makan nasi sebelum pergi.
" Maaf Bun gendis nggak akan ulangi lagi," ucapnya meringis merasa bersalah telah membuat bundanya kecewa juga atas perilakunya yang tidak baik.
Tadi malam jam sepuluh Malika mendadak memberi tahunya akan berkunjung bersama kakaknya. Hingga ia tidak sempat memberi tau bundanya sampai ia tertidur dan sialnya ia pelupa.
" Nanti Gendis minta Cakra beli kue lapis legit di toko langganan kita. Biar Bunda nggak usah bikin cemilan, "ucapnya setelah berfikir mencari solusi lalu berjalan mendekati bunda yang sedang mencuci teko bekas membuat kopi tadi. Mencoba memberi saran berharap bundanya tidak usah repot membuat cemilan mendadak .
" Boleh lah Bunda nanti juga ada acara sama ibu ibu nggak sempet mau bikin cemilan, nanti kamu suruh Cakra nganterin bunda ke pasar. Sekalian beli sayuran dan daging di pasar Wage. Sekarang Senin Wage to ? "
Ia tersenyum mengangguk mantap. " Siap Bunnn." Akhirnya bisa bernafas lega setelah Bundanya menyetujui sarannya.
" Gendis keatas dulu mau mandi, "
Bersambung ....
saya awali dengan bismillah semoga dalam proses membuat cerita ini lancar jaya... di sini kalau nanti ada kata atau cerita yang tidak sesuai dengan hati pemirsa saya minta maaf 🙏🙏
Ini adalah karya saya ke dua minta do' a nya kepada para pembaca semoga di beri kelancaran.Jika ada salah mohon di ingatkan maklum disini saya masih tahap pembelajaran mohon bimbingannya 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Mima
aman
masih nyimak
2022-07-16
1
رندو مننت
mampir Thor..smoga sukses
2022-07-13
1
myHope🍂
Thor aku mampir nih..
2022-07-12
1