Gendis
Setiap perjalanan mataku terkadang merem diselipi melek sejenak, memastikan kalau saja ngiler atau tidur mangap Alhamdulillah wajah dan baju masih kering dan bersih.Di sayangkan tidak sepenuhnya menikmati perjalanan. Seperti ini sudah menjadi kebiasaan, jika di dalam kendaraan rasa kantuk langsung menyerang.
Tadi mataku sempat menyaksikan pemandangan Rowo pening, namun tidak bertahan lama mata tertutup kembali menjelajahi mimpi yang belum usai.
Dan mataku terbuka kembali melihat kesamping kanan sudah tidak ada orang yang berdiri.
Namun mata menangkap sosok berbaju hitam dengan topi hitam duduk di kursi sebrang, dengan mata tertutup bersedekap di dada.
Aku tersenyum sedikit terkesan dengan perilaku lelaki itu yang menurutku peka terhadap sikon.
Sekitar jam 10 siang akhirnya bus masuk menuju terminal Terboyo. Dimana di sana banyak bus dengan macam jurusan.
Banyak orang berlalu lalang keluar masuk bus, seperti aku sekarang berjalan keluar bus untuk menuju bus kedua yang akan aku tumpangi jurusan Jepara.
Sebelum memasuki bus kedua aku berbelok menuju kamar mandi membasuh muka yang terasa lengket .
lalu berjalan keluar yang sebelumnya membayar biaya kamar mandi.
"Matur suwun pak !" Aku membungkuk tersenyum sembari memberikan uang dua ribu yang dibalas tak kalah ramah oleh bapak petugas.
Kaki yang masih pegal berjalan menuju bus yang masih berbaris rapi lalu mendekati bus yang ada berjurusan Semarang - Jepara.
"Jepara ... Jepara ... Jepara mbak ? "
tanya kenek saat tiba di depan bus. Aku jawab dengan anggukan kepala.
" Masuk mbak, bus berangkat sekarang!"
Pria hitam dengan keringat di wajahnya langsung mengambil tas di tanganku tanpa ku suruh di susul tubuh sedikit kasar terdorong masuk ke dalam bus.
Bus dengan dua kursi sisi kanan dan dua kursi sisi kiri setengah di isi penumpang.
Aku memilih duduk sisi kiri dekat pintu agar mendapatkan angin karena kini tubuh mulai terasa gerah.
mobil berjalan aku mengibaskan kardigan yang melekat di tubuh, berusaha meredakan hawa panas menghasilkan keringat di dahi. Aku mengambil minuman di tas membuka tutup botol sprite lalu meneguknya menghilangkan dahaga.
Selang beberapa menit setelah beberapa kursi lagi sudah terisi akhirnya bus melaju membelah jalan keluar dari terminal.
"Para penumpang mohon untuk berhati hati ! Sebisa mungkin menyimpan barang penting dengan baik ! karena buat jaga jika ada pengamen yang sedikit memaksa meminta uang !"
Aku menyimak baik peringatan kenek .Saat bus sampai di pertigaan menuju jalan raya perasaanku tidak enak ketika dua orang berbeda jenis kelamin dengan mengenakan pakaian sangar memasuki bus yaitu anak muda seumuran dengan Cakra membawa gitar . Sedikit waspada melihat tampilan anak muda dengan kuping yang di tindik terlihat seperti preman.
Apakah mereka pengamen seram itu ? tapi wajah lebih terlihat seperti preman ? sepontan bibir langsung komat Kamit melafalkan doa semoga selalu di beri perlindungan dimana aku berada .
Aku tidak sepenuhnya melihat dua pengamen itu, tapi sering curi - curi pandang penasaran juga dengan wajah mereka.
Dan perempuan yang berdiri di depan pemuda itu mungkin lebih patut di panggil Tante mulai bernyanyi.
Ya Allah suaranya sangat merdu merusak dunia tidak enak di dengar .
Aku semakin takut begitu anak muda yang di ikuti Tante di belakangnya menyodorkan tangan menerima uang dari penumpang depanku. Wajah mereka berubah kesal ketika tidak ada yang memberinya uang.
Hati bertambah ketar ketir begitu dua insan berdiri di depanku meminta uang padaku.
Aku langsung memberikannya dengan tangan bergetar tanpa bertatapan kembali.
hufttt
Nafas panjang keluar dari mulut dengan tangan mengelus dada, " Alhamdulillah selamat," ucapku begitu dua insan keluar bus dengan wajah menekuk.
Baru saja tenang aku di buat senam jantung ketika bus melaju dengan kencang. Saling rebutan mencari tumpangan di setiap jalan yang kebanyakan anak berseragam putih abu-abu.
Jam 13: 00 Alhamdulillah sampai di Mayong dimana kurang sedikit akan sampai di rumah kerabat.
Malika aku udah sampai di welahan nih , jemput aku yah !
Aku mengirim pesan chat kepada Malika sambil berdiri di pinggir jalan menunggu jemputan .
Berselang lima menit aku langsung melambaikan tangan ketika melihat wajah Malika yang senyam senyum sendiri di atas motor Vario hitam .
" Wellcome to my country in Jepara, " sambut Malika begitu berhenti di depanku. Aku mencibir setengah tersenyum.
Sesampai di rumah berukuran sedang mata melihat dua orang yaitu orang tua Malika.
Aku di sambut hangat oleh keluarga Malika.
"Masyaallah putri Adnan tambah cantik, gimana kabarmu nduk ?" wanita dengan wajah mirip dengan bunda memelukku erat sambil mencium kedua pipiku.
" Alhamdulillah sae Bulek. "
" Ayo masuk kamu pasti capek ! "
Aku menyempatkan duduk di ruang tengah sebelum masuk kedalam kamar Malika. Mengobrol ringan untuk menghormati Sohibul bait .
" Kangen banget deh sama mbak Aku yang paling syantikkk ," ucap Malika sambil memelukku sesampai kamar bernuansa putih.
Ia bergidik ngeri saat menerima pelukan Malika.
" Apaan sih lebay banget, " tanganku langsung menarik bahu Malika yang memelukku erat..
Ku jatuhkan tubuh di atas kasur, " Akhirnya sampai juga," aku merentangkan kedua tangannya ke atas bernafas lega. Mataku terkejut kala Malika berdiri di depanku bersedekap dada diam , tapi tatapannya tajam. Mampu membuatku gugup.
Aku memalingkan muka ketika Malika menatapku penuh intimidasi.
" Aku numpang solat Dzuhur dulu ! nanti waktunya keburu habis. " alasanku bangkit mengambil handuk dalam tas memasuki kamar mandi.
Akhirnya aku bisa pergi dari suasana tak mengenakan. Jujur aku belum siap jika Malika akan membahas tentang kak Iqbal.
Huh baru saja bahagia tanpa malah ingat Iqbal seketika nafas terasa sesak mengigat nama itu .
DIs koe gak pengen cerita ambek Aku ... opo ngono?
Aku pura pura tidak mendengar perkataannya melipat mukena sudah selesai solat.
" Gendis ... ! ayolah cerita sama Aku." Malika kembali merengek menyentuh tanganku.
Aku tersenyum " Aku kok ngantuk nih numpang tidur boleh kan ? " langsung mengalihkan perhatian langsung berbaring di atas kasur. Mengambil guling untuk di peluk.
" Aku tidur dulu yha !" ucapku sebelum menutup mata tanpa memperdulikan sosok Malika masih duduk dibelakang ku menghela nafas.
Sampai sore baru keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah, mengeringkan menggunakan handuk kecil. Alhamdulillah sekarang tubuhnya kembali segar.
Tadinya Aku berencana pura pura tidur hanya ingin menghindar dari pertanyaan dari Malika.
Namun mata malah blabas tertutup rapat karena saking lelahnya dalam perjalanan.
" Dis ! nanti ba'dha isya' kita siap meluncur. Kamu udah siap semua ?"
Aku mengangguk.
Sebelumnya aku dan keluarga Malika makan malam bersama. Namun aku tidak melihat kehadiran mas Daniel.
" Mas Daniel mana ?"
" Oh mas Daniel lagi ngutek utek mobil di garasi samping rumah. "
Ia ber oh ria melanjutkan makannya.
...----------------...
" Sini Aku bantu bawa kopernya, " tanganku mengambil alih koper yang ada di tangan Malika.
"Kita tuh cuma mau satu hari di perjalanan kan ? tapi kamu bawa barang kaya mau liburan panjang. Bawa barang segambreng begini ? " sambungku melihat di ruang tamu sudah begitu banyak barang .
" Yang ada di koper itu semua punya mas Daniel ..." tunjuk Malika pada koper hitam terletak di samping pintu.
" Biasa mas Daniel tuh orangnya perfeksionis perlengkapan dia udah menyaingi cewek. "
aku hanya geleng geleng kepala mendengar Malika terus mengoceh sambil berjalan membawa barang penuh di kedua tangannya.
Kaki berjalan menuju halaman depan dimana mas Daniel sedang berdiri membelakangi ku.
"Assalamualaikum mas Daniel !"
Daniel langsung tersenyum begitu aku berbalik badan
" Ehhh adek !!!ini nih yang di tunggu sudah datang, gimana kabarnya Pret ? "
" Baik mas ," ucapku mengangguk. Sebenarnya kalau menurut aturan keluarga aku memanggil " Adek " kepada pria didepanku ini. Namun karena mas Daniel lebih tua dariku. Aku memutuskan memanggil Daniel dengan sebutan " mas ".
" Oh iya Abang bawa temen ... Bro ! sini kenalan dulu sama Adek ku yang paling syantikkk. "
Mas Daniel memanggil lelaki yang notabenenya teman yang sedang sibuk dengan mobil di depan.
Lelaki berkaos putih langsung membalikan badan. Saat itu mataku langsung terpaku melihat sosok lelaki di depan ini yang juga ber wajah terkejut.
Dia .....
Bersambung .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments