08. Qulilhaqqo Walau Kaana Murron

Gendis

Siang ini di kamar ...

Aku berjongkok mencari satu persatu benda yang pernah ku anggap berharga dalam laci pemberian dari someone.

Nothing !

Lalu berjinjit langsung mengambil satu buah novel, terdapat di rak buku paling atas masih berbungkus dengan plastik.

Akhirnya dapatlah satu buah novel dengan cover berwarna hijau bergambar dua cangkir kopi membalikkan novel membaca bagian cover belakang.

Kak Iqbal membelikan aku buku novel Dua Barista kemarin saat ulang tahunku.

" Padahal belum sempat di baca masih segelan begini, berat banget lepasin kamu," gumamku terasa berat untuk mengikhlaskan novel pemberian dari kak Iqbal membaca covernya saja sudah jatuh cinta apalagi cerita di dalamnya?

Jika hatimu semurni eksperso tidak ada dendam serupa ampas. Ketika secangkir kepahitan itu telah tandas.

" Sepertinya kata ini cocok buat Aku, " gumamku lagi setelah membaca cover depannya, merasa bahwa kata kata yang di buat mbak Najaty Sharma menamparnya mengingatkan untuk menjadi hati semurni esperso.

"Besok beli sendiri aja Gendis !" Aku bernafas berat meletakkan buku itu di atas meja rias.

Jariku mengetuk meja berfikir sejenak untuk mengigat kembali manakah barang yang harus di kemasi lagi untuk di kembalikan kepada pemiliknya ?

Ah baju couple !

Aku membuka lemari mengambil kaos berwarna putih masih terbungkus rapi dalam plastik Putih bening terdapat lemari paling bawah .

Satu buah baju couple. yang satunya udah dipakai oleh kak Iqbal.

Aku membolak-balik baju masih dalam bungkusan.

" Belum sempat pakai baju couple, kamu malah ninggalin Aku."

Aku sempat berpikir berjalan jalan bersama sembari memakai pakaian couple ketika liburan bersama keluarga akan sangat mengasikkan, namun Allah tidak mengizinkan.

Kotak kecil berbahan beludru warna merah tergeletak di meja rias sejak kemarin. Benda terakhir yang paling penting dalam hidupku. Pernah singgah pada jari manis.

" Mungkin Aku tidak se sempurna kang kang pondok impianmu. Namun aku akan berusaha untuk memantaskan diri menjadi imam untuk kamu !"

" Will you marry me !"

Aku tersenyum kecut mengigat kembali kata manis kak Iqbal ketika berniat untuk mengkhitbahku .

" Ternyata cuma manis di bibir doang ... Dasar kadal !" cibirku wajahku terlihat mendung.

Aku memasukkan kotak itu dalam paper bag, karena melihat benda itu hanya akan membuat hati sakit.

Satu buah novel, satu buah kaos putih Sudah diatas meja. Dua benda itu belum di buka sama sekali. Dengan cepat Aku masukkan juga kedalam paper bag.

Semua pemberian darinya sudah Aku kumpulkan termasuk cincin pertunangannya dengan kak Iqbal.

*Itu yang terpenting* !

Aku duduk di atas kursi membuang nafas berat.

Ini adalah awal dari usahanya agar segera move on dengan kak Iqbal. Mengembalikan pemberian dari kak Iqbal adalah langkah pertama.

Aku mencoba buang nafas melalui mulut lalu menghirup udara segar melalui hidung. " Mari kita memulai hidup baru ! " ucapku semangat mengangkat tangan kanan dengan tangan mengepal.

Tadi malam Aku sudah mengirim pesan chat kepada kak Iqbal untuk bertemu dengannya di kafe yang sudah Aku putuskan .

Akhirnya sore ini Aku berjalan menuju dapur dimana bundanya berada.

" Bunda Gendis minta izin mau keluar ada urusan sebentar ," pamitku mencium punggung tangan bunda sedangan tangan kiri menenteng baperbag warna putih .

" Mau kemana sore begini ? " Aku hanya tersenyum simpul melihat Bunda mengerutkan dahi.

" Rahasia dong ... "selorohku dengan mengulum senyum. "cuma sebentar kok Bunn nggak aneh aneh," lanjutku begitu melihat wajah Bunda berubah khawatir.

Aku memasang wajah seimut mungkin . sore ini aku harus mendapatkan restu Bunda karena tidak bisa keluar tanpa restu ibu.

" Oke tapi harus bisa jaga diri ... pulang jangan mepet magrib ! Nanti ayah bisa marah Kalau pulang dari sawah lihat kamu nggak ada di rumah !"

Aku mengangguk senang.

" Nggeh Bunda ... Assalamu'alaikum..." ucapku sambil berlalu keluar rumah menuju garasi dimana mobil milik keluarga juga motor CB milik Cakra disana.

Tanganku hendak membuka pintu mobil namun langsung terperanjat begitu mendengar teriakan Cakra tepat di belakang.

" Hayo mau kemana !" Aku membalikkan badan langsung mengelus dada dengan mata melotot mendengar suara keras Cakra.

" Kamu kenapa sih ... suka banget bikin Aku kaget ," gerutuku menatap sebal Cakra.

"Aku anter Mbak !"ucap Cakra dengan wajah serius.

" Nggak mau Aku pengen sendiri. minggir ! " ucapku mendorong dada Cakra agar menyingkir dari hadapan.

" Minggir Dek ! Aku mau masuk !" ucapku bertambah kesal begitu melihat Cakra yang tidak berkutik masih diam di tempat bersedekap dada.

" Mbak nggak boleh nekat !"

"Ha ? maksudnya ?" Aku langsung mendongak menatap wajah Cakra berubah sendu.

" Mbak harus inget dosa ! jangan nekat bunuh diri ... itu dosa !"

Mulutku menganga, dengan kesal Aku memukul lengan Cakra. sungguh tidak menyangka Cakra berfikiran negatif tentang aku.

" Aduhh sakit kak .... "

"Kamu pikir Aku nggak tau hukum ! Aku masih waras. Awas minggir Aku mau masuk !"

" Aku kira mbak mau nekat mengakhiri hidup karena gagal nik.... " mulut Cakra ku tutup dengan telapak tangan hingga anak itu mingkem.

" Awas deh anak kecil nggak boleh kepo !"

dengan dorongan keras akhirnya tubuh jangkung itu hengkang dari hadapan. Namun Aku berdecak sebal ketika Cakra masuk dalam mobil duduk di kursi depan.

" Please Aku ikut ya ? " matanya menatapku penuh dengan harapan dengan memasang mata puppy eyes, berhasil membuatku menghela nafas tidak tega.

...****************...

" Kamu nggak usah turun . Di sini aja jagain mobil !"

pesanku sebelum keluar dari mobil .

Mood harus berubah menjadi buruk karena Cakra yang ngeyel mau ikut, Di tambah sebal mendengar ocehan Cakra yang tidak penting.

Kemana sih ini mbak kok lewat sini ?

Ketemu siapa sih ? bawa barang begituan ?

Aku ikut Masuk !

" Adek ...! sekarang kamu udah gede bukan anak TK yang harus ikut kemanapun kakak pergi !"

Akhirnya dari perdebatan dengan hasil terakhir Cakra menuruti kemauanku untuk tetap diam dalam mobil .

Dengan langkah penuh keyakinan Aku berdiri tegak dengan mata menatap bangunan lumayan luas di depanku.

Cafe mas DoeL ....

Bangunan berdiri kokoh dengan dinding kaca. Rumput Jepang di pinggir jalan menggambarkan begitu asri dan air mancur di halaman depan menambahkan kesan elegan. Di sinilah Aku akan menyelesaikan masalah.

Menurutku hubungan yang di mulai dengan baik, Maka harus diakhiri dengan baik.

Sebelum masuk kedalam aku mengambil nafas dalam dalam lalu menghembuskan pelan. Menghilangkan rasa tidak percaya diri tiba -tiba mengumpulkan keberanian untuk melangkah maju.

"Kamu pasti bisa Disss ! bismillah hirrahman nirrahim, " ucapku optimis sambil melangkahkan kaki ke depan.

pandanganku menatap sekeliling ruangan yang tidak banyak pengunjung. Dan mataku terfokus pada dua sosok yang sangat aku kenal.

Mengapa masih ada

sisa rasa di dada

disaat kau pergi begitu saja

mampukah ku bertahan

tanpa hadirmu sayang

Tuhan sampaikan rindu untuknya

Mahalini ; sisa rasa

Lagu yang sedang di putar mengiringi langkah menuju kenyataan. hati terasa di cubit juga ingin menangis.

Mampukah Aku ?

Karena jelas sekali dari jarak yang lumayan dekat mataku mampu melihat wajah dua sejoli duduk berdampingan .

kak Iqbal dan Angel

Seketika kakiku terasa lemas begitu kedua orang itu menatapku. Aku sempat berhenti sejenak untuk menetralisir perasaan yang tidak karuan marah campur, sedih .

Aku sudah tidak bisa berbalik badan karena mereka berdua sudah melihat kedatanganku. Ini sudah tekadku jauh jauh hari. Tidak boleh terlalu lama dalam kesedihan ! la tahzan innallah ha ma' ana !

Tanganku memegang kuat paper bag

rasa gugup memenuhi hati.

" Kita selesaikan sekarang. Semangat Dis kamu pasti bisa. Jangan lemah ! " batinku tersenyum untuk diri sendiri lalu melanjutkan langkahnya mengikis jarak mengantarkan pada kenyataan .

ingat ! nanti ndak boleh nangis !

Dia sudah milik orang lain batinku kembali menatap nanar pada dua sejoli .

" Maaf... " itulah pertama kali yang aku dengar setelah pesan minuman jus avocado kesukaan tiba di meja. Permintaan maaf itu keluar dari mulut Angel dengan posisi saling berhadapan.

Aku tersenyum miring menatap tajam Angel hanya menunduk tidak berani menatapku.

" kenapa minta maaf ? apa kamu melakukan kesalahan?" tanyaku sesantai mungkin. Ada perasaan marah sejujurnya dan kini aku tahan sekuat mungkin.

Ada juga perasaan penasaran bagaimana bisa teman dekatku menyukai sampai menikahi tunanganku ?

Aku diam menunggu angel menjawab. Tapi yang kulihat sekarang angel diam dengan wajah menunduk .

Aku bergantian menatap kak Iqbal. Apa dia akan memberikan penjelasan ? atau sesuatu kata membuatku terluka kembali?

Sejurus kemudian hati kembali perih ketika kak Iqbal berpaling muka saat mata kami saling bertemu seolah tidak pernah mengenal satu sama lain.

" Bertanyalah !sebelum Aku menjelaskan semuanya !"

nafasku tercekat mendengar perkataan kak Iqbal yang notabenenya seseorang yang ramah kini malah tiba-tiba berbicara datar. Dan terasa lebih sakit lagi karena kak Iqbal berbicara tanpa menatapku.

Apa aku harus bicara sekarang ? aku menghirup udara dengan mata terpejam lalu membuangnya.

" Apa alasan kakak membatalkan pertunangan kita ? hanya itu yang aku butuhkan. berikan penjelasan yang masuk akak, agar aku melepasmu dengan ikhlas !"

Aku harus kuat ! tidak boleh hancur untuk kedua kalinya, juga harus menerima kenyataan walaupun itu pahit .

" Qulilhaqqo walau kaana murron ... " sambungku masih menatap kak Iqbal di depanku tidak berani menatapku.

Bersambung ...

jangan lupa like komen dan vote 😘😘😘

Terpopuler

Comments

manusia

manusia

lanjut thor

2022-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 awal cerita
2 Bertemu teman
3 Acara Alumni
4 04. Hancurnya Harapan
5 05. Kecewa
6 06.Bangkit lagi
7 07. La Tahzan
8 08. Qulilhaqqo Walau Kaana Murron
9 09.Peryataan kak Iqbal
10 10. kemarahan Cakra
11 11. kebenaran 1
12 12. kebenaran 2
13 13. Bangkit Kembali
14 Dia !
15 awal dari cerita
16 Berziarah
17 Alisha
18 Menagislah !
19 Menatapnya dari kejauhan
20 Ta'aruf ?
21 Bimbang
22 Hujan oh hujan
23 masa lalu biarlah berlalu
24 khitbah ?
25 Qobiltu nikahaha
26 Kedatangan Malik
27 Karena Ulat Bulu
28 Ungkapan Tante Mirna
29 kejahilan Cakra
30 Pertemuan Dengan Angel
31 Peryataan Angel
32 Bahagia atau kecewa ?
33 Karena Semur Jengkol
34 Kebucinan Malik
35 Perhatian Sang Adik
36 Keputusan Akhir
37 Gendis dan Malik
38 Bapak
39 Menemui Malik
40 Perhatian Malik
41 Tulang Rusukku
42 melepaskan ?
43 Ku Peluk Dia
44 Salah Faham
45 Meminta Talak
46 Tanda kasih sayang
47 Sah satu kali lagi
48 Kehidupan yang baru
49 Kemarahan Malik
50 La taghdhob walakal Jannah !
51 Masa lalu part 1
52 Masa lalu part 2
53 Takdir cinta
54 Gagal lagi ?!
55 Mengalah
56 Belajar memahamimu
57 Jadilah Istri yang baik !
58 Menyesal
59 Kamu Menangis lagi
60 Mas nggak bisa tidur !
61 Jangan bicara sembarangan !
62 Drama hari Ahad
63 Suasana di Aula
64 Surprise
65 Diam itu selamat
66 Minder
67 Aktivitas dua sejoli...
68 Malam yang hangat
Episodes

Updated 68 Episodes

1
awal cerita
2
Bertemu teman
3
Acara Alumni
4
04. Hancurnya Harapan
5
05. Kecewa
6
06.Bangkit lagi
7
07. La Tahzan
8
08. Qulilhaqqo Walau Kaana Murron
9
09.Peryataan kak Iqbal
10
10. kemarahan Cakra
11
11. kebenaran 1
12
12. kebenaran 2
13
13. Bangkit Kembali
14
Dia !
15
awal dari cerita
16
Berziarah
17
Alisha
18
Menagislah !
19
Menatapnya dari kejauhan
20
Ta'aruf ?
21
Bimbang
22
Hujan oh hujan
23
masa lalu biarlah berlalu
24
khitbah ?
25
Qobiltu nikahaha
26
Kedatangan Malik
27
Karena Ulat Bulu
28
Ungkapan Tante Mirna
29
kejahilan Cakra
30
Pertemuan Dengan Angel
31
Peryataan Angel
32
Bahagia atau kecewa ?
33
Karena Semur Jengkol
34
Kebucinan Malik
35
Perhatian Sang Adik
36
Keputusan Akhir
37
Gendis dan Malik
38
Bapak
39
Menemui Malik
40
Perhatian Malik
41
Tulang Rusukku
42
melepaskan ?
43
Ku Peluk Dia
44
Salah Faham
45
Meminta Talak
46
Tanda kasih sayang
47
Sah satu kali lagi
48
Kehidupan yang baru
49
Kemarahan Malik
50
La taghdhob walakal Jannah !
51
Masa lalu part 1
52
Masa lalu part 2
53
Takdir cinta
54
Gagal lagi ?!
55
Mengalah
56
Belajar memahamimu
57
Jadilah Istri yang baik !
58
Menyesal
59
Kamu Menangis lagi
60
Mas nggak bisa tidur !
61
Jangan bicara sembarangan !
62
Drama hari Ahad
63
Suasana di Aula
64
Surprise
65
Diam itu selamat
66
Minder
67
Aktivitas dua sejoli...
68
Malam yang hangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!