09.Peryataan kak Iqbal

Gendis

" Apa alasan kakak membatalkan pertunangan kita ? hanya itu yang aku butuhkan. berikan penjelasan yang masuk akal, agar aku melepasmu dengan ikhlas !"

Aku harus kuat ! tidak boleh hancur untuk kedua kalinya, juga harus menerima kenyataan walaupun itu pahit .

" Qulilhaqqo walau kaana murron ... " sambungku masih menatap kak Iqbal di depanku tidak berani menatapku.

" Kamu ingin Aku berkata jujur ? " dia mengangguk,

" Oke ! Aku akan mengatakan sejujurnya, " matanya menatapku dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Jantungku berdetak cepat demi menunggu peryataan dari seorang sangat berarti.

" Tidak ada ...Aku tidak pernah mencintai kamu ! Sedikitpun tidak pernah ada rasa suka kepadamu !"

Dalam sekejap tubuhku terpaku terpental jatuh sejatuh jatuhnya. Seakan-akan tertarik cepat dalam jurang terhempas keras terbentur bebatuan.

Benarkan begitu ?

Tidak pernah ada rasa sedikitpun untukku?

Setelah sekian lama dia menungguku ?

Bolehkah aku kecewa, kenapa tidak kamu awali kata maaf, Aku telah melukai hatimu kak ?

Tanganku bertumpu pada kedua lututku menahan tubuh yang tiba tiba terasa lemas. Aku menunduk menahan cairan bening menggenang di pelupuk mata.

" Lima tahun kita bersama ? Apa tidak ada rasa suka sedikitpun untuk ku... ? " suaraku bergetar. Aku menatap wajah di depanku, mencari kebenaran di balik mata hitamnya. Aku belum puas dengan jawabannya.

Sekuat tenaga menahan air mata agar tidak menetes. Bahkan terpaksa menarik bibir keatas untuk menutupi semua kekecewaan.

Seperti apa kamu sebenarnya kak ? apa seperti ini tabiatmu sesungguhnya ?

" Lalu kenapa kakak melamar ku ? Apakah itu tidak bisa jadi bukti bahwa kakak mencintaiku ? " sambungku dengan nafas tercekat dua detik kemudian cairan bening sudah jatuh tanpa seizin yang punya membasahi kedua pipi.

Secepat mungkin tanganku menghapus jejak dengan tangan kanan.

Tidak !

Aku tidak boleh terlihat lemah !

Aku harus tetap tegar, berdiri tegak walau badai menghantam .

"Aku terpaksa bertunangan denganmu, karena mama terus menyuruhku untuk dekat denganmu ! " Pelan tapi pasti kata kata itu menyayat hati dan jiwa lagi dan lagi.

"Sadarlah dari awal Aku hanya mempermainkan mu ... " Kak Iqbal sengaja memutus ucapannya menoleh menatap Angel. Dengan tanpa malu melemparkan senyum simpul dengan tangan terulur menggenggam tangan wanita yang dari tadi menunduk.

"Karena sebenarnya Aku mencintai Angel .Maka mari mengakhiri hubungan kita Aku sudah muak dengan semua ini !"

Ya Robb Aku salah Apa sampai harus mendengar perkataan menyakitkan hati ?

hatiku sudah remuk redam.

Aku tersenyum miris. Lihatlah ! Betapa bahagianya Angel sampai temannya menatap Kak Iqbal dengan seulas senyum.

Orang lain juga pasti akan mengira betapa bahagianya mereka berdua jika dilihat secara langsung. Seperti sekarang dirinya yang menjadi saksi. Dua sejoli yang saling melempar senyum.

Kasar dan juga berbicara pedas ?

Aktor yang handal dalam melakukan perannya. Sungguh akting yang sangat baik. Sudah berhasil membuatku percaya diri seolah Aku adalah wanita yang sangat di cintai. Dan sekarang segampang itu kak Iqbal menghancurkan semua seolah Aku tidak pantas di cintai.

Penghianatan cinta yang tak bisa di maafkan !

"Angel apakah begini balasanmu untukku ? " kini mataku berganti menatap nanar Angel.

Kebenaran sudah terbongkar. Aku juga harus mengetahui alasan angel melakukan penghianatan ini.

"Aku menitipkan kak Iqbal , agar kamu mengawasi kak Iqbal Jika berbuat nakal di luar sana. Tapi mengapa kamu malah mengkhianati ku ? kenapa Angel ? " Aku menatap tajam Angel. Tanganku mengepal di bawah kursi.

Dia mengangguk. Mengapa Angel Setega itu kepadaku ?

Jika wanita lain Aku tidak masalah. Tapi ini temanku sendiri.

Aku kira karena mereka satu kampus akan sangat mudah bagiku untuk meminta Angel mengawasi kak Iqbal. Jika suatu saat Tunangan nakal. Tapi apa yang mereka lakukan sekarang ?

Angel yang selalu menemaniku ketika jalan bersama kak Iqbal. Angel juga orang yang pertama mengetahui hubunganku dengan kak Iqbal. Dan Angel yang sangat tau seberapa besar cintaku kepada kak Iqbal.

" Maafkan Aku ... Aku juga mencintai kak Iqbal sebelum kamu mengenalnya. Maafkan Aku ..."

Aku tertawa sumbang. Ingin sekali aku gebrak meja didepanku.

Mereka sangat serasi bukan ?

" Kalian berdua berhasil membuat hatiku hancur selamat !" Aku tersenyum miring . Hanya kata itulah yang mampu keluar dari mulutku sekarang. Sekuat mungkin Aku menahan 3mosi agar tidak meledak .

Sungguh tidak mengira akan seburuk ini. Mereka berhasil menghancurkan hatiku.

" Sekarang sudah jelas bukan ? urusan kita sudah selesai pergilah ... ! sejauh mungkin jangan pernah berharap Aku akan kembali denganmu ! "

Aku langsung bangkit dari kursi menatap tajam orang di depanku.

" Sebelum njenengan suruh, saya juga tahu diri Tuan Iqbal Ramadhani ! jadi tidak perlu mengusir saya, saya akan pergi dari kehidupan anda !" Dadaku kembang kempis.

Sebelumnya tidak pernah tau apa alasan kak Iqbal membatalkan pertunangannya. Aku mengira tidak akan seburuk dan sejahat ini.

Namun kenyataanya kak Iqbal telah memberi kenyataan pahit kepadaku menunjukkan wajah aslinya .

" Aku tidak percaya kalian sebegitu jahat ! dan kamu kak ...!" tanganku menunjuk lelaki jahat itu Air mataku luruh kembali.

" Urusan kita sudah selesai ... Terima kasih sudah menunjukkan wajahmu yang sesungguhnya. "

Kak Iqbal tersenyum sinis " Aku merasa lega tidak harus selalu berakting di depanmu lagi ! "

" Dan ini Aku kembalikan semuanya .... " tangan kananku langsung meletakkan paper bag di atas meja .

" Hubungan kita sudah selesai ... semoga kalian mendapatkan kebahagiaan di atas penderitaan ku ini."

" Pergilah ... ! dan jangan pernah memaafkan Aku! "

Ah kenapa kau ulangi kalimat itu lagi ? Aku juga tau diri ! Itu menyakitkan !

" Tidak usah repot ! Tanpa kau suruh Aku akan pergi ! pantang bagiku berurusan dengan lelaki bersuami sepertimu !"

Aku pergi meninggalkan mereka berdua. Berjalan menunduk melewati setiap orang yang menatapku dengan tatapan mengintimidasi.

Tidak ada hadiah tamparan keras di pipi kak Iqbal karena kenyataannya rasa cinta itu lebih besar di banding rasa benci.

Juga tidak ada makian yang keluar untuk Angel.

Aku tidak akan pernah bisa mengatakan hal yang menyakitkan, walaupun hati sekarang sedang tersakiti.

Apa bedanya diriku dan mereka jika Aku meluapkan emosi di depan mereka ?

Biarlah mereka menentukan jalannya sendiri.

Dalam hubungan juga tidak bisa ada unsur pemaksaan.

Tanpa ku ketahui Iqbal langsung melepas tangannya dari genggaman tangan Angel. Raut wajah kecewa terlihat jelas di wajah Iqbal menatap punggungku dari belakang yang semakin menjauh .

Aku berhenti di pinggir jalan raya. Aku terus menunduk dengan tangan yang terus mengusap pipi yang basah. Andai Aku berada diarea sepi sudah pasti tubuhku jatuh dan menangis dengan keras.

Ahh kenapa harus sesakit ini untuk mencari cinta sejati ? Kenapa aku harus mengenalnya jika pada akhirnya dia melukaiku ?

Aku berdiri di pinggir jalan seperti orang linglung dengan pikiran kacau.

" Mbak"

Aku menoleh mendengar suara familiar . Dengan cepat Aku menghambur kedalam dada bidang Cakra. Melingkarkan tanganku di pinggang Cakra .

" Mbak kenapa nangis lagi ? Apa mereka menyakiti hati mbak lagi ?" Aku menggeleng tanpa bersuara.

" Ayo kita masuk mobil !"

Aku hanya bisa mengikuti langkah Cakra yang memegang bahuku menuju mobil .

Cakra mengusap pipiku dengan tisu .

"Cup .... cup udah dong jangan nangis lagi,"

" Lihat tuh matanya Sampek bengkak nggak bisa melek." Aku memukul lengan Cakra.

"Kenapa mbak nangis ?

Aku hanya menggeleng.

" Cerita sama Aku ! Dia omong apa Sampek bikin mbak mewek kaya gini ?"

Seketika tangisanku pecah lagi mendengar Cakra bertanya penyebab tangisanku mengingatkan perkataan kak Iqbal tadi.

Rahang Cakra mengeras" Mbak diem di sini Aku keluar sebentar !"

Aku terkejut disela sela Isakan. " Kamu mau apa ?" tanganku mencekal lengan Cakra yang akan akan keluar dari mobil.

Namun Cakra tidak perduli malah menyuruhku agar tetap di mobil.

" Tunggu di sini !"

Brak

suara menutup mobil dengan keras membuat jantungku kaget.

" Ehhh kenapa dia masuk ke kafe itu ? " Aku mengernyit dahi demi melihat Cakra masuk kedalam kafe dengan langkah terburu.

" Ya Allah jangan Sampek Dia nekat ," buru buru Aku keluar dari mobil tanpa memperhatikan bagaimana keadaan wajahku sekarang berjalan memasuki kafe untuk yang kedua kalinya.

Bersambung...

jangan lupa like komen n vote 😘😘😘

Episodes
1 awal cerita
2 Bertemu teman
3 Acara Alumni
4 04. Hancurnya Harapan
5 05. Kecewa
6 06.Bangkit lagi
7 07. La Tahzan
8 08. Qulilhaqqo Walau Kaana Murron
9 09.Peryataan kak Iqbal
10 10. kemarahan Cakra
11 11. kebenaran 1
12 12. kebenaran 2
13 13. Bangkit Kembali
14 Dia !
15 awal dari cerita
16 Berziarah
17 Alisha
18 Menagislah !
19 Menatapnya dari kejauhan
20 Ta'aruf ?
21 Bimbang
22 Hujan oh hujan
23 masa lalu biarlah berlalu
24 khitbah ?
25 Qobiltu nikahaha
26 Kedatangan Malik
27 Karena Ulat Bulu
28 Ungkapan Tante Mirna
29 kejahilan Cakra
30 Pertemuan Dengan Angel
31 Peryataan Angel
32 Bahagia atau kecewa ?
33 Karena Semur Jengkol
34 Kebucinan Malik
35 Perhatian Sang Adik
36 Keputusan Akhir
37 Gendis dan Malik
38 Bapak
39 Menemui Malik
40 Perhatian Malik
41 Tulang Rusukku
42 melepaskan ?
43 Ku Peluk Dia
44 Salah Faham
45 Meminta Talak
46 Tanda kasih sayang
47 Sah satu kali lagi
48 Kehidupan yang baru
49 Kemarahan Malik
50 La taghdhob walakal Jannah !
51 Masa lalu part 1
52 Masa lalu part 2
53 Takdir cinta
54 Gagal lagi ?!
55 Mengalah
56 Belajar memahamimu
57 Jadilah Istri yang baik !
58 Menyesal
59 Kamu Menangis lagi
60 Mas nggak bisa tidur !
61 Jangan bicara sembarangan !
62 Drama hari Ahad
63 Suasana di Aula
64 Surprise
65 Diam itu selamat
66 Minder
67 Aktivitas dua sejoli...
68 Malam yang hangat
Episodes

Updated 68 Episodes

1
awal cerita
2
Bertemu teman
3
Acara Alumni
4
04. Hancurnya Harapan
5
05. Kecewa
6
06.Bangkit lagi
7
07. La Tahzan
8
08. Qulilhaqqo Walau Kaana Murron
9
09.Peryataan kak Iqbal
10
10. kemarahan Cakra
11
11. kebenaran 1
12
12. kebenaran 2
13
13. Bangkit Kembali
14
Dia !
15
awal dari cerita
16
Berziarah
17
Alisha
18
Menagislah !
19
Menatapnya dari kejauhan
20
Ta'aruf ?
21
Bimbang
22
Hujan oh hujan
23
masa lalu biarlah berlalu
24
khitbah ?
25
Qobiltu nikahaha
26
Kedatangan Malik
27
Karena Ulat Bulu
28
Ungkapan Tante Mirna
29
kejahilan Cakra
30
Pertemuan Dengan Angel
31
Peryataan Angel
32
Bahagia atau kecewa ?
33
Karena Semur Jengkol
34
Kebucinan Malik
35
Perhatian Sang Adik
36
Keputusan Akhir
37
Gendis dan Malik
38
Bapak
39
Menemui Malik
40
Perhatian Malik
41
Tulang Rusukku
42
melepaskan ?
43
Ku Peluk Dia
44
Salah Faham
45
Meminta Talak
46
Tanda kasih sayang
47
Sah satu kali lagi
48
Kehidupan yang baru
49
Kemarahan Malik
50
La taghdhob walakal Jannah !
51
Masa lalu part 1
52
Masa lalu part 2
53
Takdir cinta
54
Gagal lagi ?!
55
Mengalah
56
Belajar memahamimu
57
Jadilah Istri yang baik !
58
Menyesal
59
Kamu Menangis lagi
60
Mas nggak bisa tidur !
61
Jangan bicara sembarangan !
62
Drama hari Ahad
63
Suasana di Aula
64
Surprise
65
Diam itu selamat
66
Minder
67
Aktivitas dua sejoli...
68
Malam yang hangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!