Gendis
Jam 09: 00 siang Aku masih duduk diatas pasir dengan kaki di tekuk, tangan melingkar di kaki.
Walaupun panas Aku mendongak menatap langit berwarna biru dengan sinar matahari yang menyinari bumi.
Memejamkan mata kembali membiarkan wajah terpapar sinar matahari yang terasa hangat di kulit.
Harapan dan impian dalam sekejap telah sirna.
Yang maha memberi cinta.
Hari ini Aku putuskan. Membuang semua rasa cinta dan sayang, karena satu kenyataan menghantarkan pada satu keputusan .
Berhenti sampai disini !
Dalam hati Aku berusaha mengigat apa salahku padanya ? Sampai dia se tega itu denganku. Namun tidak satupun mendapat alasan yang tepat.
Kepergiannya secara tiba tiba, menghilang bagaikan ditelan bumi menyulitkan Aku untuk melupakan dan melepaskan.
Aku harus ikhlas walau hatinya hancur lebur,
hidupku tetap harus berjalan bukan ?
inilah kisah akhir cintaku dengannya
kita tidak lagi bersama
kau bersama pilihanmu
dan Aku ? nafasku tercekat.
Biarlah sang maha cinta
yang menyusun skenario jalan hidupku
sebaik mungkin.
" Diss lihat lah mereka berdua !"
Aku tersentak mendengar suara Malika menyadarkan dirinya dari lamunan panjang.
" Gimana ?"
" Itu loh lihat disana ! Aku mengikuti arah tangan kanan Malika menunjuk pada dua lelaki berkaos putih sama, berdiri diantara puluhan orang sedang berdiri melihat Daniel melambaikan tangan.
" Adek adek sini ... "
telingaku samar samar mendengar teriakan Daniel, namun mata malah fokus pada lelaki disamping Daniel.
Saat itulah mataku bertemu dengan mata tajam yang selalu membuatku merinding.
Secepat mungkin aku langsung membuang muka, pandangan Malik membuatku tidak nyaman seakan ingin memakan ku hidup hidup.
" Ke sana yuk sama mereka. "
Aku hendak akan menolak ajakan Malika namun tanganku ditarik olehnya menuju tepi pantai.
Hanya bisa pasrah...
" Sini dong main bareng ! jangan cuma duduk disana kaya orang hilang aja !"
" Ngomong aja kalo nggak mau terlihat ngenes karena nggak punya gandengan. Makanya suruh kita kesini !" ejek Malika dengan wajah meledek.
" Ehh, sesama jomblo nggak boleh saling menghina !" sanggah Daniel mengerakkan jari telunjuk kanan dan kiri tanpa mau terpancing emosi
langsung di balas cibiran Malika.
" Hei bro ! sini foto bareng buat kenangan !" panggil daniel sambil menyeringai kearah Malik .
Aku tidak mampu melihat ke depan dimana pak Malik berdiri, memilih menunduk atau mengalihkan pandangan.
Kenapa harus berdekatan dengan Pak Malik? Kan jadi nggak bebas !
" cipp ngalamun Mulu kerjaannya, " tiba tiba tanganya di tarik Daniel hingga berdiri di sebelah Malik yang sedang menatap ku terkejut.
" Mas " baru akan menolak namun langsung di potong Mas Daniel.
" Udah mumpung masih bareng sama ustadz tampan, harus punya kenangan, biar Aku bagian jebretttt "
" Tapi __ "
" Ayo siap 1 2 ... "
Aku hanya mendesah karena Daniel tidak memberi kesempatan untuk menolak.
Tangan Daniel memegang kamera Canoon dan
" Siap ! "
jebretttt
jebretttt
Wajah Daniel berubah mendung setelah melihat hasil jepretannya. Namun sepertinya pria di depannya ini masih memiliki banyak ide dengan mencari tempat yang berbeda dengan hasil foto yang memuaskan.
Melakukan berbagai hal gaya yang sudah seperti fotografer profesional, jongkok, jengking entahlah dirinya hanya berdiri dengan wajah kesal.
Aku merasa kesal perilaku Daniel yang seenaknya bahkan Malika berdiri di belakang Daniel tersenyum lebar sambil menunjukkan satu jempol sippp.
Kenapa belum selesai? aku merasa tidak nyaman berada di samping Malik terlalu lama, bahkan untuk sekedar nafas saja tidak lancar. Lelaki di sampingku juga hanya berdiri diam tidak ada penolakan, berdiri dengan angkuh tanpa ekspresi.
cekrekkk
cekrekkk
cekrekkk
" Ya ampun kok nggak ada so sweet nya sihh, kaya lagi marahan, "ucap Daniel wajah kecewa seakan tidak setuju dengan posenya yang nampak kaku diam seperti robot.
Aku memutar mata mulai jengah .
Lalu apakah harus berpelukan begitu? ungkap kesal masih di dalam hati.
Kenapa harus so sweet kami saja nggak kenal batinku dalam hati lagi.
" Malik sampean Ojo terlalu pakem ! koyo arep foto KTP wae . Ngene sampean madep cipret engko gayane sampean natap cipret njok cip, kamu menatap pantai Yo ! "
" Mas ..." Aku menggeleng tidak setuju menatap cemberut Daniel. Ini sudah keterlaluan !
" Satu kali lagi pret buat kenangan "
...----------------...
Malik
Diam diam mataku menatap Alisha yang duduk di atas pasir bersanding dengan malika. Walau jarak lumayan jauh namun mata mampu melihat jelas wajah sendu seperti tidak ada semangat ataupun senyum dan terlihat seperti sedang melamun.
" Nonton apa Sampek nggak kedip itu
mata ?"
" Opo sihh kepo wae hawane, " Aku memalingkan wajah ketika kepergok Daniel kembali pada mode cuek dan datar.
" Uwes ora usah jaim ngono, kalau suka ajak dia ta'aruf !"
Aku hanya berdecak kesal pura pura melihat jam tangannya.
" Enak sekali Daniel menyuruhku untuk ta'aruf aku sihh YESS entah dengan Alisha ," batinku dalam hati.
Menurutku meraih cinta wanita setelah putus cinta akan sangat membutuhkan waktu yang lama dan akan sangat rumit harus berusaha menyakinkan bahwa aku pantas !
" Masih ragu ? tunggu apa lagi bro rumah udah punya, pekerjaan udah mapan ,cuma kurang istri buat menyempurnakan iman kan ... Ayo gasken capcuss ora usah kakean miker !" ucap Daniel menggebu.
" Ini lagi usaha " jawabku asal tanganya di masukkan di saku celana.
" Ah payah sampean ! cupu banget jadi cowok gini lho cara yang bener deketin cewek "
Daniel Memukul bahuku lalu melambaikan tangan ke arah Alisha.
"Tak ajari dadi wong Lanang sek gentleman. " Daniel tersenyum jahil seraya mengedipkan satu mata. dan aku di buat terpaku ketika melihat Alisha dan Malika berjalan menuju kesini.
Inilah kelemahanku tidak bisa basa basi dengan perempuan. Apalagi sudah berjarak dekat dengan Alisha semakin memasang wajah datar untuk menutupi kegugupan .
Aku menyaksikan Daniel bercakap cakap dengan Malika. menyuruh alisha Dengan enteng untuk berdiri di sampingku mengambil gambar.
Aku hanya pasrah dengan skenario Daniel dalam misi mendapatkan istri Solehah.
Jujur dalam hati sangat berterima kasih kepada Daniel, namun juga sedikit kesal melihat Daniel yang pemaksa mengatur posisi kami berdua agar mendapatkan hasil foto yang pas.
Melihat wajah kesal Alisha aku merasa tidak tega, pastinya wanita didepanku sekarang merasa tidak nyaman bersanding dengan lelaki sepertiku .
Mengingatkan dalam kelas dulu Alisha selalu takut denganku .
Foto terakhir menggunakan kaca mata hitam, karena panas begitu menyilaukan mata dengan menatap Alisha. Walaupun tertutup kaca mata hitam aku merasa senang melihat wajah Alisha dengan jarak dekat .
Terlihat sadis dan jutek, melihat ekspresi itu aku merasa tertantang untuk mencoba lebih dekat dengan wanita ini yang penuh rahasia.
Setelah ini aku harus berterima kasih dengan Daniel yang sudah menjadi fotografer dadakan .
Di depanku ada pemandangan indah berupa pantai. Namun pandanganku berpaling menatap wanita yang tertawa lepas. bagiku senyum itu lebih indah di banding bumi dan seisinya .
Sepertinya keberadaan Alisha mengalihkan duniaku Aku berdiri dengan mengulum senyum melihat Alisha saling berkejaran dengan Malika di tepi pantai tadi.
Selalu bahagia Alishaku...
sangat salut dengan wanita itu masih bisa tersenyum, walaupun pastinya hatin, tidak baik baik saja.
Yha aku menyaksikan semua tangisan Alisha. Betapa terlukanya wanita itu di pinggir pantai tadi yang langsung di peluk oleh Malika. Aku hanya bisa berdiri tidak jauh dari tepi pantai tanpa sepengetahuan orang lain menyaksikan dari belakang .
Seandainya aku mempunyai alasan, secepat Mungkin aku akan merengkuh tubuh lemah itu.
Namun kenyataanya aku di mata Alisha sekarang bukan siapa siapa.
Dan Aku berjanji secepat mungkin akan menjadi siapanya Alisha, suami alisha mungkin .
Tidak pernah tau apakah pilihanku sudah tepat untuk menjadikan Alisha partner hidupku. Namun setelah berfikir keras dan juga berusaha memantapkan hati dengan melakukan solat istikharah.
Juga meminta pendapat kepada mbak citra, juga kepada teman sudah mempunyai banyak info tentang alisha yaitu Daniel.
Setelah mendengar keterangan dari Daniel selama ini. Hatiku bergerak terbangun mempunyai keinginan untuk ta'aruf dengan Alisha.
Daniel setuju dengan keputusanku, namun Daniel juga memberikan petuah untukku yang sudah seperti orang bijak.
*Wanita yang pernah di sakiti hatinya akan sangat sulit untuk membuka hati kembali. Karena trauma dengan seseorang laki laki dimasa lalu. Dan sepertinya cipret termasuk kategori itu .
Aku setuju kalau kamu mau ta'arufan dengannya, tapi ingat kamu harus ekstra berjuang dan sabar untuk dapetin kepercayaan cipret.
Karena hati perempuan lebih rumit dari filsafat sulit di fahami, emosional, jlimet, selalu benar dan tidak pernah salah faham !
" Bro Aku ke kamar mandi dulu ," pamit ku demi ketenangan seseorang yang selalu terlihat ketakutan melangkahkan kaki meninggalkan keramaian di jawab anggukan oleh Daniel.
Aku sengaja meninggalkan pantai agar alisha dapat menikmati kesenangan di pantai.
Nikmati waktu liburan ini Alisha ! karena setelah ini aku akan datang dalam kehidupanmu. Aku yakin kamu nggak akan ngebiarin aku masuk dengan mudah ! hidupmu akan kembali terusik karena kehadiranku besok. Tunggu Aku ... akan aku kembalikan senyum bahagia itu !"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments