Malik
" Iki piye karepmu ? mau lanjut berjuang ? opo ikhlaske fatimahmu di gowo ambek Ali liyo ?
Aku tersenyum mendengar setiap kata yang meluncur dari mulut Daniel, walaupun sekarang telinganya terasa panas. Aku Masih ingat dulu alisha selalu ku sebut dengan Fatimah dan aku Ali.
seperti kisah di masa Rasulullah Ali yang mencintai Fatimah dalam diam.
" Aku wes weroh caramu di masa lalu, menurutku kurang srek ngono ? Nek jaman Saiki berjuang dalam doa Yo apek tapi kurang afdol menurutku nek ora di lengkapi dengan tindakan ."
Aku mendengus kesal ucapannya terkesan meremehkan. Aku akui tidak pernah maju langsung dalam peperangan merebutkan hati seseorang. Lebih memilih menyelipkan nama sang pujaan diantara sepertiga malam.
" Belajarlah dari kesalahan , mengibarkan bendera putih sebelum peperangan di mulai... ? Jangan kau ulangi lagi kesalahan itu !
sekarang ini saatnya untuk membuktikan bahwa kamu adalah pemilik hatinya ...."
Tangan kananku mengambil satu batang rokok ku nyalakan lalu menghisap rokok langsung ku hembuskan rasa sesak dalam dada sedikit berkurang. Keputusanku di masa lalu itu mendadak membuat dadaku sesak.
Kenyataan memang benar, ucapan sohibnya juga benar. Di masa lalu harus mundur Alon Alon saat wanita yang Aku inginkan telah memiliki tunangan .
Aku memilih menjadi pecundang. Karena tidak ingin menghancurkan kebahagiaan orang lain. Pantang bagiku merebut milik orang lain. Aku memilih menyimpan rasa itu dalam - dalam.
Aku sempat berfikir akan menjadi member tetap jomblo ngenes. Karena kelemahan dalam menaklukan hati wanita.
" Ayo lah Malik... berjuang buat saudaraku, dia gagal tunangan sekarang sendirian." pernyataan Daniel kemarin.
Apa aku boleh bahagia mendengar kabar itu ? entah bagaimana takdir memilihkan jalan untukku. Karena tiga hari yang lalu aku mendengar bahwa fatimahnya gagal nikah.
" Ayo Ndang gercep. Ojo ngasi fatimahmu di sruduk ambek wong liyo maneh ! " Daniel masih ngotot menyuruhku untuk meminang Alisha.
Mungkin kah sekarang saatnya Aku menjemput tulang rusukku? Karena Alisha selama ini aku impikan sudah bukan milik orang ?
" Wes lah awakmu teko manut skenarione Aku ! Aku duwe rencana bagus, tak jamin berhasil seribu persen." telingaku fokus dengan jelas mendengar perkataan sohib, juga tidak bisa membiarkan rokoknya hangus mubadzir di sela jari - jariku.
Dengan gerakan luwes Aku menghisap batang rokok kembali entah yang keberapa lalu ku hembuskan hingga menghasilkan asap kebal terbang di udara.
" Aku manut karepmu lah," ucapku pada akhirnya seraya menggerus Putung rokok dalam Asbak.
Akhirnya Aku pasrah mengikuti cara Daniel.
"Inget perempuan suka laki laki yang berjuang !
AYO MAJU WANI WANI WANI !"
Tanpa bisa di bendung Aku tertawa kecil mendengar antusiasnya daniel seolah akan mengikuti perang Uhud .
Percayalah hanya danielah
berhasil membuatku tertawa .
...****************...
Angel
Aku memang memiliki raga Iqbal tapi tidak dengan hatinya ...
By : Angel
...----------------...
Hidupku langsung berubah setelah menikah dengan Iqbal .
Kalian pasti mengira Kamilah penghianat cinta yang tak pernah bisa dimaafkan bukan? sekarang di mata semua orang aku di anggap merenggut milik orang lain.
Tapi ketahuilah bahwa kami tidak salah 100%.
Sebenarnya Aku ingin mengatakan satu rahasia menjadi sebab harus menikah dengan Iqbal . Tapi dia selalu melarang ku untuk tidak bercerita kepada siapapun.
" Mengapa kamu memilih menyembunyikan kebenaran ? Sekarang lihatlah kamu di pandang buruk oleh semua orang ." ucapku setelah pulang dari rumah gendis.
"Biarlah hanya Aku ,kamu dan Allah yang tau, " begitulah alasan yang keluar dari bibirnya.
Dan aku hanya tertawa sumbang. Apakah begini rasanya menikah dengan tunangan teman sendiri ?
-
-
-
Aku duduk di kursi berhadapan dengan wajah kak Iqbal yang bonyok tangannya menyentuh sudut bibirnya lalu meringis mengeluh sakit.
Aku tidak menggubris keluhannya. Tadi selama di perjalanan aku mengusulkan agar pulang di rumahnya. Namun Iqbal menolak keras memilih bermalam di kosanku yang sempit ini.
Dia mengernyit menatapku, " Kenapa lihat aku gitu banget ?"
" Mending kakak pulang deh ! di sini ruangan sempit kakak nggak akan nyaman !" alasanku lagi. kosanku super kecil kamar hanya satu dengan ranjang yang kecil. pasti tidak nyaman jika di tepati berdua.
" Kalau kita pulang ke rumah sekarang , dengan muka Aku yang seperti ini. Nanti urusan bakal panjang sama mama."
Hubungan anak dan ibu itu tidak terlalu baik setelah kedatanganku di rumah Iqbal. Tepatnya setelah aku menikah dengan Iqbal .
Mengingat itu semua Aku merasa sebagai mantu yang tidak diinginkan, sungguh mengenaskan bukan ?
"kita tidur di sini aja yah ?"bujuknya.
Aku menghela nafas. " Terserahlah tapi aku nggak mau satu kamar sama kamu !" aku bangkit meninggalkan dia di ruang tamu terus terang walaupun aku istrinya tapi tidur berdua seranjang ? aku belum siap !
Saat melewati Iqbal tanganku di cekal olehnya ," mau kemana ?" mendongak menatapku.
" Ambil baskom buat mengompres muka kamu ." Dia mengangguk membiarkan aku pergi. walaupun sebel tapi aku tidak tega melihat muka bonyoknya.
Aku tidak ada niatan untuk membuka mulut. Tetap fokus membersihkan noda di wajahnya. Dengan telaten membersihkan darah yang sudah mengering di wajahnya.
Aku meringis begitu menyentuh pelipis kanan Iqbal yang sedang ia bersihkan dengan handuk hangat .
Iqbal meringis
sstt sstt ....
spontan sentuhanku berhenti.
" sakit yha ? maaf," lirihku merasa bersalah mendengar rintihannya.
Rasa bersalah semakin bertambah mengigat bahwa aku menjadi penyebab hakiki Wajah Iqbal hancur seperti ini.
" Karena Aku kamu jadi begini ... Andai saja kemarin kita nggak __" Aku langsung mingkem demi melihat tatapan tidak suka Iqbal.
" Cukup Angel ... tidak usah bahas itu lagi !"
" Tapi ini keterlaluan kamu udah dua kali bonyok begini," ucapku dengan nada kesal. " kamu juga kenapa kamu cuma diem kaya orang lemah ?! tuh lihat hasilnya, bonyok !" Aku menekan sudut bibirnya sedikit keras meluapkan emosi.
" hei ! pelan - pelan ini sakit... " dia menahan tanganku menatapku iba.
Aku spontan melotot, " kamu tuh cuma aku teken begini sakit ! tadi dihantam sama Cakra diem aja ! Aku heran deh sama kamu ... " ucapku seraya tekan lagi bibirnya dengan perasaan gondok. Dia hanya diam meringis memejamkan mata.
Menurutku Cakra sudah keterlaluan. Kejadian tadi siang membuat hati sakit. aku hanya bisa diam melihat tanpa bisa membantu bagaimana Iqbal dihabisi oleh Cakra adik Gendis dua kali di depanku.
"Kenapa kamu nggak menghindar tadi ? kalau menghindar kamu nggak bonyok kaya gini." aku menutupi setiap bagian luka dengan plester.
" Aku pantas menerimanya... " ucapnya lirih.
Matanya menatapku dengan sorotan terluka.
Aku langsung bangkit meninggalkan Iqbal membawa baskom berisi handuk dan air menuju dapur.
Segitu besarnya cintamu kepada gendis bal ?! Ah aku lupa bahwa gendis cinta matinya Iqbal batinku meletakkan baskom sedikit keras di atas wastafel. kenapa takdirku begitu miris ?
aku merasa kesal dengan sikap Iqbal yang selalu pasrah. Sadar sekali bahwa aku dan Iqbal sangat keterlaluan tapi bukankah kami sudah meminta maaf .
" Kamu jangan marah. " Aku pura - pura tidak mendengar suara Iqbal berdiri di belakang.
Tetap mencuci baskom lalu meletakkan pada rak piring bagian bawah .
" Angel .... "
" Aku lelah... " keluhku menatapnya malas.
Satu perasaan selalu melekat setelah menikah, lelah ... hari terasa bertambah berat. Merasa bersalah dengan Gendis.
harus menjalani hidup dengan banyak drama, harus berpura pura seperti tadi siang harus memasang wajah seperti pelakor di depan teman.
"Kita terpaksa menikah, tidak ada rasa cinta di antara kita. Mungkin lebih baik kita berhenti di sini saja," sambungku menunduk membuang nafas berharap beban di pundak sedikit berkurang. Andai waktu itu aku tidak menerima tawarannya mungkin aku tidak akan pernah mengalami nasib seperti ini .
Iqbal berjalan mendekat menggenggam tanganku.
" Nggak! Aku hanya punya satu prinsip dalam pernikahan. Hanya akan menikah satu kali seumur hidup dan kita tidak boleh berpisah !" dia menggeleng tidak setuju.
Aku membuang muka menjatuhkan pandangan pada tembok begitu mata kami bertemu .
Hatiku semakin teriris, bagaimana bisa hidup dengan lelaki yang tidak pernah mencintaiku ? kamu melakukan pernikahan ini karena terpaksa !
Bahkan aku sangat tau bahwa hatimu masih milik Gendis.
" Aku mau tidur ." Dengan cepat menghempaskan tangan Iqbal, berjalan melewati Iqbal berwajah frustasi masuk kedalam kamar lalu menutup rapat.
Tubuhku langsung jatuh ke lantai Air mata langsung luruh membasahi pipi.
Kenapa hidupku sesulit ini ? Aku hanya ingin bahagia tanpa harus mengambil kebahagiaan orang lain " hatiku berteriak tertahan di tenggorokan mendongak menatap lampu putih .
Aku tidak pernah bercita cita untuk merebut Iqbal dari Gendis.
Tidak !
Aku menutupi mulutku . Berharap tidak mengeluarkan suara isakan yang akan diketahui orang lain terutama Iqbal .
" Angel bantulah Aku ! agar Ninis percaya
dengan semua ini !"
" Nanti kita harus terlihat mesra ! "
aku hanya bisa mengangguk pasrah saat itu, dengan hati terasa teriris.
Aku masih mengigat perkataannya siang tadi harus berpura pura terlihat mesra dengannya dalam kafe ketika ada Gendis. Kenyataan menohok ulung hati teryata dalam hatimu masih bersemayam nama gendis.
" Maafkan Aku ... Aku juga mencintai kak Iqbal sebelum kamu mengenalnya maafkan aku ..."
Tanpa sepengetahuan semua orang. Realitanya dari dulu aku sudah menyukai Iqbal dari SMA . Namun terpaksa rasa cinta itu harus ku bunuh, ketika mendengar bahwa Iqbal menyukai Gendis.
"Ya Allah memang Aku menyukainya .Aku ingin bersanding dengannya ... tapi tidak seperti ini caranya" gumamku lirih menutup wajahku dengan kedua tangan.
Andaikan malam itu tidak terjadi. Pastinya tidak harus menikah dengan Iqbal, tidak akan pernah mengalami hari seberat ini .
Bersambung ....
jangan lupa like komen dan vote 😘😘😘***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Mima
maaf tulisannya belum rapih, othor nya harus banyak belajar.
coba tengok Juskelapa dan Shanti, mereka penulis hebat.
Mba nya bisa belajar dengan mereka
sukses ya buat Mba penulis, mohon maaf kalau saya tidak sopan
2022-08-27
1
Fitri Yani
kok blom mudeng yo
2022-06-05
1
Eni Vivo
masih bingung 😕😕
2022-06-05
1