13. Bangkit Kembali

Gendis

Sore ini aku sibuk mempersiapkan semua perlengkapan dari baju sampai peralatan mandi. Dengan semangat 45 aku memasukan semua keperluan kedalam tas ransel.

"Akhirnya selesai juga, " ucapku mengangkat tas berwarna hitam itu aku senderkan pada tembok .

kemarin aku menerima pesan chat dari Malika. Mengajakku untuk jalan - jalan sekalian berziarah ke makam sunan Kalijaga Demak.

Tentu saja aku bersedia. Ini adalah kesempatan bagiku untuk menjernihkan hati dan pikiran agar bertambah dekat dengan sang pencipta.

Aku kira pertemuanku dengan mereka kemarin akan mengurangi sedikit rasa sakit di dada. Aku kira kak Iqbal akan meminta maaf, memintaku untuk mengikhlaskan semua, memintaku untuk memaafkannya. Tapi... semua di luar dugaan, teryata dia tidak mencintaiku, bahwa semua cinta dan perhatian itu palsu. mengusirku seolah aku ini pelakor diantara hubungan mereka.

Aku kecewa... sangat kecewa dengan mereka, angel teman dekatku? dia sungguh wanita baik, tapi kenapa harus mengambil milikku ? Aku marah, ingin mengumpat, menyalahkan tindakan mereka. Apa mereka tidak tau ? ucapan dan tindakan mereka membuatku hancur.

Sekarang aku bertekad untuk bangkit kembali. Walaupun akan membutuhkan waktu tidak sedikit, juga akan sulit tentunya, Namun usaha tidak akan mengkhianati hasil bukan ?

Innamaal usri yusro

Yakinlah bersama kesulitan pasti ada kemudahan.

Ambil saja hikmahnya, dengan pernah terpuruk mampu menambah kuat menjalani kehidupan yang bersifat fana ini. Pasrahkan urusan cinta kepada pemilik alam semesta yang menggerakkan seluruh hati manusia .

...****************...

Aku berjalan riang dengan tas yang sudah di punggung menuju ruang makan dimana keluarga tercintaku sudah duduk manis.

" Assalamualaikum ..." ucapku mencium punggung tangan bunda, lalu berganti mencium punggung tangan ayah lalu menempelkan bokong di kursi samping Cakra yang tidak perduli atas kehadiranku. Aku tidak perduli ! memilih menuangkan nasi di atas piring.

Tidak ada perbincangan saat sarapan, semua khusyu' dengan makanan masing-masing.

Kemarin aku sudah meminta izin kepada bunda juga ayah. Atas izin mereka pagi ini aku akan pergi menuju Jepara dengan menaiki bus .

" Putri bunda udah siap nihh .... beneran nih nggak mau di antar Ayah ? " tanya bunda setelah acara sarapan pagi selesai .

" Bunda ... Gendis pengen menikmati perjalanan," rengek ku memasang wajah melas.

bunda memegang tanganku. " Sama Ayah juga bisa menikmati pemandangan kak," ungkapnya keberatan.

Wajahku berubah kecewa, masa iya rencananya harus batal. Padahal sudah membayangkan duduk di kursi penumpang dengan mata menatap keramaian jalan dan ....

" Ayah ... Ayah izinin kakak pergi sendiri ? Bunda nggak mantep kakak pergi sendiri, " bunda berpindah memegang lengan ayah meminta persetujuan dari ayah.

Aku langsung menatap ayah dengan harapan semoga mengizinkan aku untuk pergi sendiri.

Ayah tersenyum kearahku " Tergantung Gendis ... kakak mantep nggak pergi sendiri ?"

" Mantep Yah," jawabku cepat.

" Ya udah Ayah izinin. "

Aku langsung tersenyum senang, berbeda dengan wajah Bunda langsung cemberut.

" Bunda yang nggak mantep, " timpal bunda menatapku sendu .

Langsung ku genggam tangan Bunda." Bunda nggak usah khawatir, Gendis juga pernah pergi sendiri, kan ke Jepara. "

" Tapi Bunda takut Kakak kenapa kenapa, kamu anak perempuan lho. "

Lalu setelah perbincangan alot dan memberi pengertian kepada Bunda berjanji akan hati hati di jalan.

Sekarang sudah di depan halaman, menunggu Cakra yang sedang mengeluarkan motor untuk mengantarkan aku sampai di sambung dimana aku akan naik bus dari sana. Karena jika naik langsung dari terminal bus jaraknya lumayan jauh.

" Hati hati di jalan ..." aku mengangguk lalu tersenyum begitu Ayah mencium keningku dan memelukku dengan penuh kasih sayang .

" Ini buat jajan di jalan, " aku tersenyum bahagia dengan mata berbinar, tanpa meminta ayah memberiku lima lembar uang kertas bergambar Bapak Soekarno dan Mohammad Hatta di tangan.

" Makasih Yah, " Aku senyum mengembang.

"Inget jaga diri baik-baik! Nikmati jalan jalan nya !"

Tanganku terangkat langsung hormat.

" Siappp Yah! "

Ayah terkekeh.

" Aku jalan ya Bun ... makasih udah ngizinin," memeluk Bunda terasa hangat.

lihatlah !

Wajah bunda sangat sedih seolah akan berpisah berabad abad. Memang hanya ibu yang paling khawatir denganku.

" Kakak harus bahagia ! Nggak boleh sedih sedih lagi, " bisik bunda di telinganya .

" Siap Bunda ! Bunda nggak kasih Gendis pesangon ? " selorohku dengan mengulurkan tangan.

" Nggak usah, nanti kebanyakan ... Bunda titip salam aja, buat keluarga mas Farhan. " Aku terkekeh.

" Insyaallah kalau nggak lupa, Bunda Ayah Gendis berangkat dulu ya ? Ini udah jam 07:00 biar nggak kelamaan nunggu busnya " ucapku setelah melihat jam tangan.

" Nggeh ... hati - hati, semoga selamat sampai tujuan ! " ucap Bunda mengecup seluruh wajahku.

...****************...

Seandainya Cakra mempunyai hari libur yang panjang pastinya ku ajak . Al hasil Cakra hanya bisa mengantarku sampai di mana diriku menghadang bus .

Membawa tas ransel juga satu tas kecil berisi barang berharga seperti ponsel dan uang, berdiri di pinggir jalan menjadi kenyataan.

Tidak membutuhkan waktu banyak, tanganku melambai bus berwarna biru dengan jurusan Magelang - Semarang.

Aku harus menelan kekecewaan karena kursi sudah terisi semua. Dengan terpaksa harus berjalan

maju sedikit berdiri di tengah bersama lima orang di depanku.

Karena tanganku tidak sampai menggapai di besi atas sebagai pegangan alasannya karena tinggi badannya yang kurang, untuk menyelamatkan diri dari hal yang tidak di inginkan terpaksa berpegangan kursi di depanku.

Untungnya tas sudah di bawa kenek diselipkan di bawah kursi penumpang dekat pintu belakang jadi aku tidak repot, hanya perlu berdiri.

Sepuluh menit berlalu ...

mataku memandang luar nafas panjang keluar menahan kaki yang sudah kesemutan.

Aku memandang setiap penumpang, ada yang tidur, ngemil, mengobrol dengan kursi sampingnya. Enak sekali mereka menikmati perjalanan, sedangkan aku ingin ngemil aja nggak bisa.

Tenggelam dalam pikiran sendiri Aku langsung berpegangan kursi samping begitu bus mengerem mendadak terdorong ke belakang menubruk seseorang pria. " Maaf mas, maaf saya nggak sengaja ," ucapku menunduk. orang itu mengangguk.

Aku bernafas lega menatap jalan, mataku terpaku saat bertemu dengan mata elang lelaki yang sepertinya tidak asing , pernah melihatnya .

Penumpang di depanku yang berjarak satu kursi dari tempatku berdiri sedang menatapku dengan tatapan terkejut.

Aku berpikir keras untuk mengigat siapa si dia ? Aku

pernah bertemu namun siapa ?

" Bapak..." gumamku lirih

Sungguh aku tidak percaya apakah bumi seluas daun kelor?

"Bagaimana Aku bisa bertemu dengan lelaki seram ini dalam bus yang sama ?" batinku seketika bulu kuduk berdiri tapi bukan karena setan namun karena tatapan lelaki yang masih melihat ke arahku terlihat sangat menyeramkan .

Aku bernafas lega setelah lelaki itu melempar pandangan ke depan.

Maaf jika aku sudah berani menilai orang dari segi fisik. Tapi memang aku sangat takut dengan tatapan lelaki itu.

Namanya aku lupa, karena sudah beberapa tahun tidak pernah bertemu oleh lelaki itu .Yang masih ingat bahwa lelaki itu pernah menjadi ustadz ku saat masih di pesantren selama satu tahun.

aku harus menelan ludah mencoba tidak menatap kesamping. Entah setelah melihat keberadaan lelaki itu jadi sedikit rikuh ( ewuh ).

Hawa gerah semakin terasa karena berdiri di antara kerumunan banyak orang bahkan sempat terdorong ke depan saat bus mengerem mendadak.

Ya Allah kapan penderita ini berakhir ? batinku memelas .

Kakiku sekarang terasa pegal-pegal seakan ingin copot dari tempat.

" Hei kamu !" Aku terhenyak mendengar seruan pendek rasa dingin reflek menoleh ke samping dimana suara berasal.

Aku menatap takut pada lelaki berwajah menyeramkan.

" Saya ?" ucapku terbata - bata merasa gugup berada jarak lumayan dekat dengan lelaki seram itu.

" Iya kamu. "

" Duduk di kursi ku !"

ha ? aku sempat beo karena suara lelaki itu yang entah terdengar lirih tidak jelas atau emang kupingku Bolot. Terpenting ucapan itu tidak jelas Sampai di telinganya.

Aku terpaksa menunjuk diriku dengan jari lalu berkata, " saya ?" untuk memastikan jika panggilan itu untukku.

" iya kamu ." wajahnya terlihat datar.

aku tersenyum kikuk, dengan sungkan aku duduk di kursi bekas lelaki itu yang terasa hangat.

" Makasih, " ucapku mengangguk yang di balas anggukan juga lelaki itu .

Aku tidak menolak tawarannya karena memang membutuhkan kursi. Teryata dia baik juga batinku dengan mengulum senyum.

"Masyaallah teryata lelaki ini terlihat cukup ganteng. dengan pakaian yang apa adanya topi hitam dengan Sling bag di atas dada, kaos hitam dan sarungnya cocok juga." Aku melirik ke arah samping memuji lelaki itu yang berdiri tegak menatap arah jalan .

Aku buru buru mengalihkan pandangan menggelengkan kepala, bisa bisanya aku menatap lelaki itu, sampai memuji lagi !

ingat Gendis dosa !

Aku bersandar pada sandaran kursi mengambil handset dalam tas lalu memasangkan dalam kuping yang tertutupi kerudung.

Setelah memilih lagu, ku jatuhkan memilih musik kesayangan.

Aku sedang bertanya tanya.

Tentang perasaan kita.

Benarkah kita saling mencinta.

Atau hanya pernah saling cinta.

Judika ~ putus atau terus

Tak lama mata terasa berat lalu terpejam dengan memeluk tas kecil .

Saling cinta ? atau hanya aku yang cinta sama kamu kak ? Aku menyentuh dadaku. Ahh kenapa terasa sesak lagi

Bersambung ....

jangan lupa like kome dan vote 😘😘😘😘**

Episodes
1 awal cerita
2 Bertemu teman
3 Acara Alumni
4 04. Hancurnya Harapan
5 05. Kecewa
6 06.Bangkit lagi
7 07. La Tahzan
8 08. Qulilhaqqo Walau Kaana Murron
9 09.Peryataan kak Iqbal
10 10. kemarahan Cakra
11 11. kebenaran 1
12 12. kebenaran 2
13 13. Bangkit Kembali
14 Dia !
15 awal dari cerita
16 Berziarah
17 Alisha
18 Menagislah !
19 Menatapnya dari kejauhan
20 Ta'aruf ?
21 Bimbang
22 Hujan oh hujan
23 masa lalu biarlah berlalu
24 khitbah ?
25 Qobiltu nikahaha
26 Kedatangan Malik
27 Karena Ulat Bulu
28 Ungkapan Tante Mirna
29 kejahilan Cakra
30 Pertemuan Dengan Angel
31 Peryataan Angel
32 Bahagia atau kecewa ?
33 Karena Semur Jengkol
34 Kebucinan Malik
35 Perhatian Sang Adik
36 Keputusan Akhir
37 Gendis dan Malik
38 Bapak
39 Menemui Malik
40 Perhatian Malik
41 Tulang Rusukku
42 melepaskan ?
43 Ku Peluk Dia
44 Salah Faham
45 Meminta Talak
46 Tanda kasih sayang
47 Sah satu kali lagi
48 Kehidupan yang baru
49 Kemarahan Malik
50 La taghdhob walakal Jannah !
51 Masa lalu part 1
52 Masa lalu part 2
53 Takdir cinta
54 Gagal lagi ?!
55 Mengalah
56 Belajar memahamimu
57 Jadilah Istri yang baik !
58 Menyesal
59 Kamu Menangis lagi
60 Mas nggak bisa tidur !
61 Jangan bicara sembarangan !
62 Drama hari Ahad
63 Suasana di Aula
64 Surprise
65 Diam itu selamat
66 Minder
67 Aktivitas dua sejoli...
68 Malam yang hangat
Episodes

Updated 68 Episodes

1
awal cerita
2
Bertemu teman
3
Acara Alumni
4
04. Hancurnya Harapan
5
05. Kecewa
6
06.Bangkit lagi
7
07. La Tahzan
8
08. Qulilhaqqo Walau Kaana Murron
9
09.Peryataan kak Iqbal
10
10. kemarahan Cakra
11
11. kebenaran 1
12
12. kebenaran 2
13
13. Bangkit Kembali
14
Dia !
15
awal dari cerita
16
Berziarah
17
Alisha
18
Menagislah !
19
Menatapnya dari kejauhan
20
Ta'aruf ?
21
Bimbang
22
Hujan oh hujan
23
masa lalu biarlah berlalu
24
khitbah ?
25
Qobiltu nikahaha
26
Kedatangan Malik
27
Karena Ulat Bulu
28
Ungkapan Tante Mirna
29
kejahilan Cakra
30
Pertemuan Dengan Angel
31
Peryataan Angel
32
Bahagia atau kecewa ?
33
Karena Semur Jengkol
34
Kebucinan Malik
35
Perhatian Sang Adik
36
Keputusan Akhir
37
Gendis dan Malik
38
Bapak
39
Menemui Malik
40
Perhatian Malik
41
Tulang Rusukku
42
melepaskan ?
43
Ku Peluk Dia
44
Salah Faham
45
Meminta Talak
46
Tanda kasih sayang
47
Sah satu kali lagi
48
Kehidupan yang baru
49
Kemarahan Malik
50
La taghdhob walakal Jannah !
51
Masa lalu part 1
52
Masa lalu part 2
53
Takdir cinta
54
Gagal lagi ?!
55
Mengalah
56
Belajar memahamimu
57
Jadilah Istri yang baik !
58
Menyesal
59
Kamu Menangis lagi
60
Mas nggak bisa tidur !
61
Jangan bicara sembarangan !
62
Drama hari Ahad
63
Suasana di Aula
64
Surprise
65
Diam itu selamat
66
Minder
67
Aktivitas dua sejoli...
68
Malam yang hangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!