Gendis
Semalam mataku tertutup sempurna hingga tidak terasa adzan subuh mampir di telinga.
Ketika mataku terbuka mobil sudah berhenti di pom bensin Pertamina. kami berempat menunaikan solat subuh berjamaah di mushola pom bensin.
Sebelumnya sudah diberi tau oleh Daniel jika acara selanjutnya adalah berziarah di makam syekh Maulana Maghribi dekat dengan pantai Parangtritis . jarak dari Demak menuju jogjakarta tidak terlalu memakan waktu banyak karena tidak terjebak macet.
Setelah selesai tahlilan waktunya untuk menikmati keindahan alam. Akan sangat mubadzir kalau tidak menikmati segarnya udara pagi ini .
Mas Daniel, Malika dan pak Malik bercengkrama dengan menggelar tikar di bawah pohon. Aku berjalan munfarid melangkahkan kaki di atas Pasir putih, membiarkan hidungnya menghirup udara segar.
Angin menerpa wajah menghasilkan hawa dingin yang menusuk tubuh. Namun tidak akan mematahkan semangat untuk terus berdiri tegak di atas pasir.
Aku berdecak kagum melihat indahnya sang Surya muncul perlahan lahan di sebelah timur.
Aku berhenti di bibir pantai , air ombak membasahi sepatu putih yang aku pakai. Suara deburan ombak memenuhi telinga. Pandanganku terangkat menatap langit berwarna merah kekuningan Kuningan, betapa indahnya sunrise di pantai Parangtritis.
Ya Allah betapa indah Ciptaan Mu
yang mampu memanjakan mata ini
Alhamdulillah ...
Mata ini masih di beri kesempatan untuk menikmati pemandangan indah di pantai Parangtritis ini.
Sesaat beban pikiran seolah menghilang. Tempat ini benar - benar sangat cocok untuk menenangkan diri sendiri.
Suasana pantai di pagi hari terlihat sepi pengunjung belum terlalu ramai. Saking khusyuk dengan pemandangan di depan aku tidak memperhatikan teriakan Malika jauh dari tempat berdiri ku.
Saat ini aku tidak suka keramaian lebih suka menyendiri untuk menenangkan diri sendiri.
Melihat air jernih yang terlihat segar dan menggoda seketika keluar ide untuk bermain Air. Mumpung belum ramai bukan ?
Tangan dengan cepat melepaskan sepatu putih, berjalan melangkah maju hingga air mengenai mata kaki, hingga kakinya di terhempas ombak menghasilkan cipratan membasahi ujung long dress.
Sesaat air merendam kaki, sesaat juga hilang lenyap menjauh. Ombak menggulung tepian bagaikan harapan yang terbenam sebelum kesampaian ...
Hah ? aku jadi teringat dengan impian dulu terpaksa harus hancur seketika dalam waktu tak terduga hingga merasakan putus asa.
Dada kembali menjadi sesak,tidak mudah bagiku membunuh cinta sedang berkobar.
Sangat sulit mengubur perasaan yang sudah melekat di hati. Tapi apa harus sesakit ini ? Aku meremas dada terasa nyeri. Andai aku bisa meraih luka itu lalu ku buang sampai tak tersisa !
Sekarang aku harus menjadi aktor dadakan memasang wajah tersenyum bahagia seolah tidak terjadi apa apa. walaupun sebenarnya hati tercabik-cabik setiap saat tanpa aku harapkan mengakibatkan menangis tidak jelas .
Sudah berusaha untuk melupakan, mengikhlaskan semuanya.
Namun sekuat apapun Aku melupakan kenangan, semakin bertambah jelas kenangan itu dalam ingatan.
Aku merentangkan kedua tangan menyambut angin menerpa seluruh tubuh. Walaupun terasa dingin Aku bahagia, apalagi setelah ku pejamkan mata terasa menenangkan hati dan jiwa.
"Ihh kakak nakal banget ... bajuku basah ini !"
" Biarin ... nanti sekalian Aku mandiin. "
senyum lebar terbit di bibir pria berkaos putih.
" Ihh jahat ! ini rasain. " wanita berkerudung coklat tersenyum puas saat serangannya menggunakan air jatuh tepat membasahi kaos putih itu.
" Ha ha ha rasain kena ! wlek kejar aku kalau bisa ! "
" Nantang Aku nih ?!"
seketika kedua sejoli saling berkejaran di pinggir pantai tertawa lepas bahagia. Seolah dunia milik mereka berdua. Mereka seperti anak kecil saling melempar senyum dengan tangan terus mengayun berusaha membasahi baju satu sama lain seperti anak kecil yang tidak mau kalah .
TES
Air bening berhasil lolos, masih jelas teringat serpihan kenangan saat aku berlibur bersama keluarga kak Iqbal di pantai Parangtritis.
Sepertinya baru kemarin aku menjadi wanita paling di cintai, di inginkan. Aku rindu dengan mereka termasuk kak Iqbal .
Dan sekarang ?
Kenapa sangat sulit untuk melupakan kamu kak ! batinku seraya menghapus air mata di pipi .
Ingin sekali Aku berteriak sekeras mungkin, biar hilang semua rasa sesak di dada.
" Aku benci kamu ...! sangat membencimu !" akhirnya teriak lantang keluar, menggunakan semua tenaga sampai kaki berjinjit. Seketika orang sekitar yang menatapku dengan tatapan aneh.
Aku tidak perduli ! terpenting sekarang hati harus merasa lega dengan mengeluarkan unek-unek yang sudah lama aku pendam.
" Kakak adalah orang paling brengsek yang pernah Aku kenal, Aku benci kamuu !" sambungku tidak kalah keras dengan kedua tangan menempel melingkar di antara bibir . Seperti orang yang berteriak persis.
Ah sepertinya Aku memang sudah gila karena di tinggal secara tiba tiba.
Tuh kan bayangan lelaki brengsek itu masih ada ! Ayo cepet move on !
" Woyyy kalau mau pergi pergi aja ! kenapa masih ganggu Aku ha ! Aku nggak butuh kamu lagi sekarang ! pergi !!! " aku hampir tersedak karena terlalu kencang berteriak.
Uhuk uhuk uhuk
Aku memukul dadaku. " Astagfirullah hal adzim " akhirnya kalimat istighfar keluar dari bibir sebagai penutup acara saat ini. Lalu mengambil nafas panjang guna melancarkan pernafasan menjadi langkah kedua . Metode inilah berhasil melancarkan pernapasan dari hati terasa sesak .
Ahh lumayan lega !
Aku mengayunkan kaki ke depan menghasilkan cipratan kecil. melampiaskan sisa rasa di dada dengan menendang air.
" Air ! bisa nggak sih ingatanku di hapus sebagian, terus Aku nitip kenanganku bersamamu ? kalau kamu nggak mau boleh buang aja kelaut," gerutuku menunduk menatap air.
" Teryata nanggung rindu itu berat yha ? bener deh kata dilan jangan rindu, berat ! "
" Masa iya rindu sama suami orang ? ya Allah apa yang Aku fikirkan ? Ampuni Aku ya Robb " Aku menutupi wajahku dengan kedua tangan merasa bersalah sudah berkata rindu .
" Kenapa dia tega sama Aku ? Aku salah apa kak ? kenapa kamu buat Aku bermimpi tinggi kalau akhirnya di tinggalkan ? kalo saja Aku nggak cinta sama kamu, nggak bakal hatiku sesakit ini ...pengecut ! " kembali kaki mengayun ke depan menghasilkan cipratan air .
" Kamu kesurupan ? "
" Ha ? astagfirullah hal adzim ka ngagetin aja !" Hampir saja aku terjengkang ke belakang.
" Kamu kira Aku setan " ucap Malika berdiri di sampingku menghadap pantai.
" Emang kamu kaya setan, tiba tiba Dateng kaya jailangkung, " selorohku dengan mencoba senyum.
Malika menatap pantai datar." Kenapa sih omong sendiri kaya nggak punya temen," ungkapnya menoleh menatapku.
Aku tersenyum simpul. " Aku nggak papa, " ungkap ku menunduk menatap nanar pasir putih.
" Diss bibir kamu ngucapin nggak papa tapi mata kamu menjelaskan kalau kamu tidak baik baik saja !"
Aku langsung membuang muka.
"Semua orang pasti punya masalah, " ucapku lirih menjatuhkan pandangan pada ombak.
Malika mendesah seolah tidak puas dengan jawabanku. Wanita berkulit hitam yang berdiri di sampingnya tiba - tiba meraih bahuku hingga kami berhadapan.
" Jangan di pendam sendiri, nggak baik !"geramnya,
" Dis ... kamu udah Aku anggap sebagai kakakku ... Aku juga sangat sedih saat saudaraku merasakan sedih. Believe me! Jangan anggep Aku ini orang asing, setiap waktu Aku siap untuk jadi temen curhat kamu,
jadi ... jika kamu butuh pendengar hubungi Aku ! kalau kamu pengen nangis menangislah ! Aku siap menjadi sandaran tempatmu menangis ! "
Aku memandang nanar Malika, apa boleh aku menangis lagi ?
" Believe me ! Aku selalu ada buat kamu !" Malika berusaha menyakinkan. Aku langsung memeluk Malika.
saat ini sungguh membutuhkan sandaran untuk menangis. Aku Menangis sejadi jadinya membiarkan Malika mengelus punggungku. Aku tetap lemah kala badai menerjang. Ku tumpahkan segala beban menangis sepuasnya di atas pundak temanku.
" Semua pasti akan berlalu, percayalah bahwa setelah kesedihan pasti akan ada kebahagiaan. Aku yakin setelah ini kamu akan dapetin lelaki yang jauh berbeda pasti akan membahagiakanmu "
bisik Malika yakin seraya masih mengelus punggungku.
Tidak ada kata yang bisa ku keluarkan hanya tawa kecil bisa keluar setelah tangisan reda melepaskan pelukan hangat di susul dengan tangan menyusut pipi yang basah dan terasa kaku.
" Makasih ka ! kamu emang temenku yang paling the best, " Aku tersenyum.
" Apa sih yang nggak buat kakak akuhh ! sekarang Ayo kita bersenang senang kan kita di sini buat liburan bukan ? Jangan Sampek kamu nangis karena lelaki kurang ajar itu, buang aja kelaut! " pungkas malika serius.
" Ahhhh ... Malika !" pekikku dengan mulut terbuka melihat baju basah terkena cipratan.
Malika tersenyum tengil langsung lari terbirit-birit.
" Kalau bisa kejar Aku !" tantang Malika
" Awas ya ! nggak akan Aku biarin kamu Menang !" Dengan cepat Aku berlari berniat untuk balas dendam karena kini baju basah .
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments