Living Dead
"A-Yuan, Lihatlah putri kita, bukankah ia sangat cantik?"
"Benar"
"Mari kita beri nama Feifei"
--
Lampu yang ada di ruang yang serba putih berkedip dengan gila, disertai dengan suara raungan yang terdengar menyanyat hati.
"Aku pasti akan menyembuhkanmu! Kau akan segera baik-baik saja! Tunggu sebentar, aku pasti- "
"Kumohon, A-Yuan..."
Dor!
***
Pria itu tersentak bangun tiba-tiba, mengagetkan gadis kecil yang tadi berusaha membangunkannya. Dia langsung disuguhi wajah putrinya yang terkejut.
"Ah! Ayah sudah bangun?"
Shen Yuan terbangun dengan sedikit linglung. Perasaan yang dibawa oleh mimpi masih terasa jelas. Ia berkali-kali mengerjap-ngerjapkan matanya dan mencubit ruang diantara alisnya agar segera tersadar.
Memberi dengungan rendah, kemudian bertanya. "Jam berapa sekarang?"
Gadis itu dengan riang menjawab, "Sudah hampir jam tujuh, Ayah!"
Shen Yuan segera bangun, dan baru menyadari bahwa ia telah tertidur di ruang kerjanya lagi. Belakangan ini ia sangat sibuk, menjadi profesor di universitas banyak menyita waktunya, apalagi bila sudah memasuki masa ujian. Banyak mahasiswa yang akan berkonsultasi kepadanya.
Shen Yuan segera memeluk dan menggendong putrinya. Dan Feifei dengan cepat memeluk lehernya.
"Kau ingin Cinderella atau Ariel hari ini?" Wajahnya dingin dan tidak berekspresi, namun pertanyaan yang keluar dari mulutnya adalah dua nama tokoh putri dongeng.
"Ariel!" Feifei menjawab dengan disertai senyuman yang manis.
Dengan menggendong Shen Feifei, putrinya, Shen Yuan berjalan dengan santai menuju dapur. Meletakkan Feifei di kursi meja makan.
Pertama-tama ia mencuci muka dan menggosok gigi di kamar mandi, kemudian kembali lagi ke dapur dan mulai mengeluarkan sebungkus pancake instan dari lemari. Dengan cepat memanggang pancake dan membuat segelas susu untuk Feifei dan segelas kopi untuk dirinya sendiri. Semuanya diselesaikan dalam waktu 30 menit.
Kemudian ia mengeluarkan piring bergambar Ariel dari rak piring, dan mulai menata pancake di atasnya.
Putrinya sangat menyukai hal-hal ini. Saat bertamasya ke Disneyland, ia membeli semua pernak-pernik bergambar putri dongeng, dari mug gelas, piring, gantungan kunci, dan masih banyak lagi. Ia masih ingat betapa lelahnya ia mengikuti anaknya yang terlalu antusias. Tentu saja, staminanya tidak bisa dibandingkan dengan stamina anak yang berumur sepuluh tahun.
Mencium bau pancake yang sangat enak, perut Feifei mulai berbunyi. Bahkan Shen Yuan yang berada di dapur bisa mendengarnya.
Shen Yuan tersenyum tipis dan buru-buru meletakkan pancake di depan putrinya sebelum bertanya, "Sirup maple atau selai stroberi?"
"Selai stroberi!"
Shen Yuan mulai menuangkan selai stroberi di atas tumpukan pancake putrinya, yang langsung dimakan dengan lahap oleh putrinya. Melihat putrinya makan, Shen Yuan mulai makan juga. Ia menuangkan sedikit sirup maple di atas pancakenya. Ia tidak terlalu menyukai makanan manis, namun putrinya sangat menyukainya. Namun, ia harus menyamakan sarapan dengan putrinya kalau tidak putrinya tidak akan mau makan.
Ruang makan dipenuhi dengan udara hangat yang manis, dan sesekali akan terdengar dentingan peralatan makan.
Setelah selesai sarapan, Feifei mulai mengumpulkan peralatan makan dan membawanya untuk dicuci. Shen Yuan memang sudah mengajari anaknya untuk melakukan sedikit pekerjaan rumah agar ia tidak terlalu bergantung padanya. Meski begitu, Shen Yuan masih akan mengikuti dan mengawasi putrinya mencuci piring dari belakang.
Feifei masih sangat pendek, dan untuk bisa mencapai wastafel ia harus naik ke atas balok kayu. Shen Yuan khawatir putrinya akan jatuh dari balok kayu saat ia membawa piring cucian, maka dari itu ia selalu mengawasinya dari belakang.
Hari ini akhir pekan, Shen Yuan masih harus pergi ke universitas untuk memberikan bimbingan kepada mahasiswanya. Hanya pada akhir pekan ia bisa membawa Feifei bersamanya.
Saat akan menutup pintu Shen Yuan mengingatkan, "Sapa ibumu dulu."
Dengan patuh, Feifei berteriak di depan foto seorang wanita cantik yang sedang tersenyum yang dipajang di atas meja.
"Aku pergi dulu, Ibu!"
Mobil melaju dengan kecepatan konstan. Tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai di universitas kedokteran kota N.
Shen Yuan menggendong Feifei dengan satu lengan, sedangkan lengannya yang lain membawa tas kerjanya. Mereka berjalan dengan santai menuju kantor dosen, tidak menghiraukan pandangan dari beberapa mahasiswa yang memandang dengan penuh minat.
Di universitas, siapa yang tidak mengenal profesor muda itu. Tidak hanya terkenal karena cerdas tapi juga karena wajahnya yang tampan. Seseorang yang melihatnya, pasti tidak bisa mengira dengan pasti berapa umurnya. Dengan wajah tiga dimensi, alis tajam, bulu mata hitam panjang seperti sayap gagak, dan sepasang mata Phoenix yang menawan. Walaupun sudah mempunyai seorang putri, namun ia tidak pernah kekurangan ajakan kencan buta.
Setelah sampai ke mejanya, Shen Yuan duduk, meletakkan Feifei di pangkuannya, dan mulai mengatur beberapa berkas.
Tak lama, seorang perwakilan mahasiswa studi menghampiri mejanya. Ia sedang berkonsultasi tentang tugas akhirnya, namun saat Shen Yuan menjelaskan, fokusnya beralih pada Feifei yang duduk di pangkuannya dan memainkan kubus rubik.
Sekali pandang, kau akan langsung tahu kalau itu adalah anak dari dosennya yang seperti gunung es. Mereka seperti keluar dari cetakan yang sama. Namun karena masih muda, Feifei terlihat ceria dan energik, dengan wajah yang selalu tersenyum. Berbanding terbalik dengan ayahnya yang malas berekspresi, hanya memasang wajah dingin sepanjang hari. Membuat orang bertanya-tanya bagaimana ayah dan anak bisa mempunyai watak yang begitu berbeda.
"Apa yang kau lihat?" Sebuah suara dingin masuk ke rongga telinganya, membuat mahasiswa itu tersadar. Kemudian ia bertemu dengan tatapan dosennya yang tajam dan sangat dingin, memberinya ilusi bahwa ia sedang berdiri di puncak gunung bersalju. Segera, ia menggigil kedinginan.
Implikasinya jelas : kalau kau terus menatap putriku, aku akan memberi nol pada tugas akhirmu.
"Ti-tidak ada prof..." Dengan paksa, ia memeras suara keluar dari tenggorokannya.
Kemudian ia dengan paksa bertukar beberapa kata lagi dengan profesor berhati hitam ini, dan kemudian keluar dari kantor dengan menundukkan kepalanya.
Shen Feifei sangat patuh, ia akan duduk diam dan tidak menggangu pekerjaan ayahnya sama sekali sampai Shen Yuan menyelesaikan semua pekerjaannya.
Dengan menggandeng tangan Feifei, mereka berjalan kembali melewati koridor. Saat itu Shen Yuan mendengar berita yang kebetulan sedang disiarkan di salah satu ponsel mahasiswa.
"Seorang pasien rumah sakit jiwa melarikan diri dan menyerang beberapa orang di stasiun bawah tanah XX. Pasien tersebut menggigit hingga korban mengalami luka yang lumayan parah. Segera petugas keamanan meringkus pasien tersebut dan dibawa kembali ke rumah sakit jiwa. Para korban juga langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat."
"Sungguh mengerikan."
"Kudengar pasien itu melarikan diri dari rumah sakit jiwa kota N. Untunglah pasien itu sudah tertangkap."
Shen Yuan hanya mendengarnya, dan tidak menganggapnya penting. Berjalan dengan damai bersama putrinya menuju mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
leeshuho
btw ak blm bisa klik like,bru update nt.nntj ak like ya😗
2022-08-14
0
leeshuho
papa ganteng y
2022-08-14
0
Istrinya Cale><
wah cerita ayah-anak
2022-06-08
2