"FEIFEI-!"
Shen Yuan berlari mendekati Feifei yang terbaring di jalan. Dia bisa melihat darah yang memancar keluar dari luka di betisnya, mengalir hingga pergelangan kaki.
Tubuh Feifei bergetar dan tersentak. Shen Yuan langsung membawanya ke dalam pelukannya. Tangan Shen Yuan bergetar hebat, kepalanya kosong, dan wajahnya pucat.
Feifei membuka matanya, berkata dengan suara yang lemah, "Ayah..."
"Sayang, Feifei! Lihat ayah sayang, lihat ayah!" Shen Yuan berteriak, bahkan tidak menyadari kalau suaranya sangat bergetar.
Feifei berbisik, "Ayah, aku tergigit. Apa aku juga akan menjadi zombie?"
Mata Shen Yuan terasa panas, menahan air mata yang akan mengalir dari kedua matanya.
"Kamu tidak akan menjadi zombie. Ayah akan mengobati lukamu di dalam mobil. Kamu, kamu akan baik-baik saja." Shen Yuan menyentuh pipinya, kemudian mengusapnya perlahan.
"Tapi mereka semua yang tergigit berubah menjadi zombie..."
Shen Yuan terdiam.
"Apa kamu lupa, ayah dulunya adalah seorang dokter." Shen Yuan mengelus rambut Feifei dan berkata perlahan, "Segera, kamu akan baik-baik saja."
Setelah mengatakan itu, Shen Yuan menggendong Feifei menuju kursi belakang dan masuk bersamanya. Dia menyandarkan Feifei di kursi mobil dan mulai mencari perban.
Shen Yuan menuangkan alkohol ke luka Feifei yang menghitam dan menutupnya dengan perban putih.
Shen Yuan menunjuk ke arah luka Feifei, "Lihat? Darahnya sudah berhenti."
Setelah membereskan barang, Shen Yuan duduk dengan Feifei di pangkuannya. Feifei menyandarkan kepalanya ke pelukan hangat ayahnya.
"Ayah, aku takut." Feifei berkata dengan lirih.
Shen Yuan mengencangkan pelukannya di sekitar Feifei. Dengan suara serak menjawab, "Tidak apa-apa, jangan takut. Ayah di sini."
Setitik air mata jatuh dari sudut mata Feifei. Untuk menyembunyikannya, dia mengubur wajahnya ke dalam dada ayahnya.
Feifei berkata dengan suara teredam, "Ayah, aku mengantuk."
"Baiklah, tidurlah. Saat kamu bangun nanti, kamu sudah akan sembuh." Shen Yuan menepuk-nepuk punggung Feifei, membantunya untuk tidur lebih cepat.
Setelah melihat Feifei tertidur, Shen Yuan tidak bisa menahannya lagi, dia mendongakkan kepalanya, menggigit bibirnya dengan keras agar suaranya tidak keluar. Air matanya meluncur tanpa bisa dia kendalikan, ia menangis tanpa suara.
Tuhan, Dewa, Budha, kenapa kalian kejam sekali...
Aku hanya punya putriku...
Aku hanya punya putriku-!
Kenapa kalian juga mengambilnya
Feifei...
***
Hari itu bulan Maret. Dimana bunga-bunga bermekaran dengan indahnya. Langit cerah berwarna biru dengan matahari pagi yang bersinar hangat.
Sekitar jam sembilan pagi, Shen Yuan sudah menunggu dengan cemas di depan ruang operasi. Dia tidak bisa duduk jenak, sebentar-sebentar berdiri dan sebentar-sebentar berjalan mondar-mandir.
Perawat yang berlalu lalang langsung tahu dari tingkahnya kalau dia menunggu kelahiran anak pertamanya.
Namun kekhawatiran Shen Yuan bukan hanya karena itu adalah anak pertamanya, melainkan juga karena kesehatan istri dan anaknya. Dokter mengatakan bayi yang ada di dalam kandungan istrinya tidak terlalu sehat, dan istrinya pada dasarnya memiliki kesehatan yang buruk. Jadi Shen Yuan tidak bisa berhenti khawatir dengan keselamatan keduanya.
Setelah dua jam penantian yang seperti dua abad, dan dua jam itu seperti menghabiskan semua kesabaran Shen Yuan, pintu ruang operasi akhirnya di buka.
Shen Yuan langsung menerobos masuk sebelum dipersilahkan. Pertama dia melihat istrinya yang terbaring lemah di kasur, tapi syukurlah masih baik-baik saja.
Kemudian seorang perawat menyerahkan bayi yang sudah dimandikan ke dalam pelukan Shen Yuan. Awalnya gerakan Shen Yuan sangat canggung dan kaku, bingung bagaimana cara menggendongnya. Dia pun takut membuat kesalahan dan malah berakhir menjatuhkannya.
Namun sang perawat dengan baik hati mengatakan, "Langsung dekap di dekat dada, dan jangan ragu saat membawanya. Nah, seperti itu."
Shen Yuan mengikuti instruksi perawat tersebut, dan gerakannya menjadi tidak terlalu canggung.
Dengan membawa bayinya, Shen Yuan mendekati ranjang istrinya.
Shen Yuan dengan lembut berkata, "Qinian, lihatlah."
Jiang Qinian, dengan masih lemah membuka matanya. Dia melihat Shen Yuan menggendong putrinya dengan senyum lembut yang memenuhi wajahnya dan matanya memancarkan kasih sayang. Jiang Qinian baru pertama kali melihat ekspresi seperti itu di wajah Shen Yuan. Kemudian dia juga membalasnya dengan senyuman hingga matanya melengkung seperti bulan sabit.
Karena bayi itu lahir dalam keadaan yang lemah, dia tidak boleh terlalu lama di luar, dan harus masuk ke dalam inkubator.
Saat istrinya sudah memiliki tenaga, Shen Yuan akan mendorong kursi roda untuk digunakan istrinya dan berjalan menuju ruang inkubator anaknya.
Di luar inkubator, Jiang Qinian dengan semangat berkata, "A-yuan, lihatlah putri kita, bukankah ia sangat cantik?"
Shen Yuan melihat bayi yang ada di inkubator. Matanya terpejam, rambutnya hitam halus, dan wajahnya bulat. Kulitnya terlihat sangat lembut seperti akan rusak dengan sekali sentuh. Memang, anaknya sangat imut dan cantik.
Dengan lembut Shen Yuan menjawab, "Benar."
"Mari kita beri nama Feifei."
Shen Yuan mengamati mata istrinya yang bersinar dengan gembira, hatinya pun ikut merasa gembira. Perasaan hangat semacam ini, Shen Yuan tidak akan pernah melupakannya.
Namun setelah itu, tragedi terjadi.
Istrinya, Jiang Qinian meninggal, seminggu setelah melahirkan Feifei.
Shen Yuan menderita depresi berat, sampai harus mengonsumsi obat anti-depresan.
Shen Yuan tenggelam dalam kelelahan mental dan fisik. Dia harus bekerja dan merawat Feifei. Berkali-kali dia merasa tidak tahan dan berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Namun saat melihat wajah putrinya yang masih kecil, Shen Yuan mengurungkan niatnya. Siapa yang akan merawatnya kalau dia mati? Bagaimana dia bisa memiliki wajah untuk bertemu dengan istrinya nanti?
Putrinya adalah satu-satunya alasan Shen Yuan untuk hidup di dunia. Dia sudah tidak memiliki orang lain di dunia ini selain putrinya. Demi putrinya dia rela melakukan apapun, memberikan apapun yang dia inginkan. Asalkan putrinya bahagia.
***
Shen Yuan sudah memiliki rencana. Kalau putrinya berubah menjadi zombie, dengan tangannya sendiri dia akan membunuh putrinya. Kemudian setelah itu, dia sendiri akan bunuh diri.
Namun setelah satu jam, putrinya tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan awal menjadi zombie. Umumnya, kurang dari satu jam, manusia yang terinfeksi melalui gigitan akan langsung berubah menjadi zombie.
Shen Yuan dengan hati-hati melepas perban yang ada di betis putrinya. Lukanya tidak berubah menjadi bernanah ataupun berbau busuk. Luka yang tadinya menganga sekarang sudah kering, seperti bekas luka yang akan terkelupas dan tumbuh kulit baru. Merasa terkejut, Shen Yuan dengan cepat menyambar pergelangan tangan Feifei. Denyut nadinya stabil, tidak bertambah cepat maupun lambat.
Shen Yuan memeluk Feifei dengan erat. Di dalam mobil dengan pemanas yang menyala, cahaya hangat matahari terbit mulai masuk melalui kaca.
Shen Yuan mulai merasa mengantuk, dua hari tanpa tidur benar-benar terasa berat. Setelah melihat semua jendela mobil terkunci, tanpa sadar dia pun tertidur dengan Feifei masih di pelukannya.
Matahari musim dingin terasa ringan dan tidak kejam, menyinari setiap sudut di dalam mobil, hingga partikel-partikel debu bisa terlihat mengambang di udara. Saat sinar matahari jatuh menyinari Feifei, bulu matanya pun sedikit bergetar.
Jangan lupa klik tombol like di setiap chapter ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
SionSiona
siap
2022-05-23
1
手 中 残 魂
waaaa lanjut thor, pingin liat feifei. Semangat up🗿
2022-05-22
4