Bab 11 - Putriku Feifei

"FEIFEI-!"

Shen Yuan berlari  mendekati Feifei yang terbaring di jalan. Dia bisa melihat darah yang memancar keluar dari luka di betisnya, mengalir hingga pergelangan kaki.

Tubuh Feifei bergetar dan tersentak. Shen Yuan langsung membawanya ke dalam pelukannya. Tangan Shen Yuan bergetar hebat, kepalanya kosong, dan wajahnya pucat.

Feifei membuka matanya, berkata dengan suara yang lemah, "Ayah..."

"Sayang, Feifei! Lihat ayah sayang, lihat ayah!" Shen Yuan berteriak, bahkan tidak menyadari kalau suaranya sangat bergetar.

Feifei berbisik, "Ayah, aku tergigit. Apa aku juga akan menjadi zombie?"

Mata Shen Yuan terasa panas, menahan air mata yang akan mengalir dari kedua matanya.

"Kamu tidak akan menjadi zombie. Ayah akan mengobati lukamu di dalam mobil. Kamu, kamu akan baik-baik saja." Shen Yuan menyentuh pipinya, kemudian mengusapnya perlahan.

"Tapi mereka semua yang tergigit berubah menjadi zombie..."

Shen Yuan terdiam.

"Apa kamu lupa, ayah dulunya adalah seorang dokter." Shen Yuan mengelus rambut Feifei dan berkata perlahan, "Segera, kamu akan baik-baik saja."

Setelah mengatakan itu, Shen Yuan menggendong Feifei menuju kursi belakang dan masuk bersamanya. Dia menyandarkan Feifei di kursi mobil dan mulai mencari perban.

Shen Yuan menuangkan alkohol ke luka Feifei yang menghitam dan menutupnya dengan perban putih.

Shen Yuan menunjuk ke arah luka Feifei, "Lihat? Darahnya sudah berhenti."

Setelah membereskan barang, Shen Yuan duduk dengan Feifei di pangkuannya. Feifei menyandarkan kepalanya ke pelukan hangat ayahnya.

"Ayah, aku takut." Feifei berkata dengan lirih.

Shen Yuan mengencangkan pelukannya di sekitar Feifei. Dengan suara serak menjawab, "Tidak apa-apa, jangan takut. Ayah di sini."

Setitik air mata jatuh dari sudut mata Feifei. Untuk menyembunyikannya, dia mengubur wajahnya ke dalam dada ayahnya.

Feifei berkata dengan suara teredam, "Ayah, aku mengantuk."

"Baiklah, tidurlah. Saat kamu bangun nanti, kamu sudah akan sembuh." Shen Yuan menepuk-nepuk punggung Feifei, membantunya untuk tidur lebih cepat.

Setelah melihat Feifei tertidur, Shen Yuan tidak bisa menahannya lagi, dia mendongakkan kepalanya, menggigit bibirnya dengan keras agar suaranya tidak keluar. Air matanya meluncur tanpa bisa dia kendalikan, ia menangis tanpa suara.

Tuhan, Dewa, Budha, kenapa kalian kejam sekali...

Aku hanya punya putriku...

Aku hanya punya putriku-!

Kenapa kalian juga mengambilnya

Feifei...

***

Hari itu bulan Maret. Dimana bunga-bunga bermekaran dengan indahnya. Langit cerah berwarna biru dengan matahari pagi yang bersinar hangat.

Sekitar jam sembilan pagi, Shen Yuan sudah menunggu dengan cemas di depan ruang operasi. Dia tidak bisa duduk jenak, sebentar-sebentar berdiri dan sebentar-sebentar berjalan mondar-mandir.

Perawat yang berlalu lalang langsung tahu dari tingkahnya kalau dia menunggu kelahiran anak pertamanya.

Namun kekhawatiran Shen Yuan bukan hanya karena itu adalah anak pertamanya, melainkan juga karena kesehatan istri dan anaknya. Dokter mengatakan bayi yang ada di dalam kandungan istrinya tidak terlalu sehat, dan istrinya pada dasarnya memiliki kesehatan yang buruk. Jadi Shen Yuan tidak bisa berhenti khawatir dengan keselamatan keduanya.

Setelah dua jam penantian yang seperti dua abad, dan dua jam itu seperti menghabiskan semua kesabaran Shen Yuan, pintu ruang operasi akhirnya di buka.

Shen Yuan langsung menerobos masuk sebelum dipersilahkan. Pertama dia melihat istrinya yang terbaring lemah di kasur, tapi syukurlah masih baik-baik saja.

Kemudian seorang perawat menyerahkan bayi yang sudah dimandikan ke dalam pelukan Shen Yuan. Awalnya gerakan Shen Yuan sangat canggung dan kaku, bingung bagaimana cara menggendongnya. Dia pun takut membuat kesalahan dan malah berakhir menjatuhkannya.

Namun sang perawat dengan baik hati mengatakan, "Langsung dekap di dekat dada, dan jangan ragu saat membawanya. Nah, seperti itu."

Shen Yuan mengikuti instruksi perawat tersebut, dan gerakannya menjadi tidak terlalu canggung.

Dengan membawa bayinya, Shen Yuan mendekati ranjang istrinya.

Shen Yuan dengan lembut berkata, "Qinian, lihatlah."

Jiang Qinian, dengan masih lemah membuka matanya. Dia melihat Shen Yuan menggendong putrinya dengan senyum lembut yang memenuhi wajahnya dan matanya memancarkan kasih sayang. Jiang Qinian baru pertama kali melihat ekspresi seperti itu di wajah Shen Yuan. Kemudian dia juga membalasnya dengan senyuman hingga matanya melengkung seperti bulan sabit.

Karena bayi itu lahir dalam keadaan yang lemah, dia tidak boleh terlalu lama di luar, dan harus masuk ke dalam inkubator.

Saat istrinya sudah memiliki tenaga, Shen Yuan akan mendorong kursi roda untuk digunakan istrinya dan berjalan menuju ruang inkubator anaknya.

Di luar inkubator, Jiang Qinian dengan semangat berkata, "A-yuan, lihatlah putri kita, bukankah ia sangat cantik?"

Shen Yuan melihat bayi yang ada di inkubator. Matanya terpejam, rambutnya hitam halus, dan wajahnya bulat. Kulitnya terlihat sangat lembut seperti akan rusak dengan sekali sentuh. Memang, anaknya sangat imut dan cantik.

Dengan lembut Shen Yuan menjawab, "Benar."

"Mari kita beri nama Feifei."

Shen Yuan mengamati mata istrinya yang bersinar dengan gembira, hatinya pun ikut merasa gembira. Perasaan hangat semacam ini, Shen Yuan tidak akan pernah melupakannya.

Namun setelah itu, tragedi terjadi.

Istrinya, Jiang Qinian meninggal, seminggu setelah melahirkan Feifei.

Shen Yuan menderita depresi berat, sampai harus mengonsumsi obat anti-depresan.

Shen Yuan tenggelam dalam kelelahan mental dan fisik. Dia harus bekerja dan merawat Feifei. Berkali-kali dia merasa tidak tahan dan berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Namun saat melihat wajah putrinya yang masih kecil, Shen Yuan mengurungkan niatnya. Siapa yang akan merawatnya kalau dia mati? Bagaimana dia bisa memiliki wajah untuk bertemu dengan istrinya nanti?

Putrinya adalah satu-satunya alasan Shen Yuan untuk hidup di dunia. Dia sudah tidak memiliki orang lain di dunia ini selain putrinya. Demi putrinya dia rela melakukan apapun, memberikan apapun yang dia inginkan. Asalkan putrinya bahagia.

***

Shen Yuan sudah memiliki rencana. Kalau putrinya berubah menjadi zombie, dengan tangannya sendiri dia akan membunuh putrinya. Kemudian setelah itu, dia sendiri akan bunuh diri.

Namun setelah satu jam, putrinya tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan awal menjadi zombie. Umumnya, kurang dari satu jam, manusia yang terinfeksi melalui gigitan akan langsung berubah menjadi zombie.

Shen Yuan dengan hati-hati melepas perban yang ada di betis putrinya. Lukanya tidak berubah menjadi bernanah ataupun berbau busuk. Luka yang tadinya menganga sekarang sudah kering, seperti bekas luka yang akan terkelupas dan tumbuh kulit baru. Merasa terkejut, Shen Yuan dengan cepat menyambar pergelangan tangan Feifei. Denyut nadinya stabil, tidak bertambah cepat maupun lambat.

Shen Yuan memeluk Feifei dengan erat. Di dalam mobil dengan pemanas yang menyala, cahaya hangat matahari terbit mulai masuk melalui kaca.

Shen Yuan mulai merasa mengantuk, dua hari tanpa tidur benar-benar terasa berat. Setelah melihat semua jendela mobil terkunci, tanpa sadar dia pun tertidur dengan Feifei masih di pelukannya.

Matahari musim dingin terasa ringan dan tidak kejam, menyinari setiap sudut di dalam mobil, hingga partikel-partikel debu bisa terlihat mengambang di udara. Saat sinar matahari jatuh menyinari Feifei, bulu matanya pun sedikit bergetar.

Jangan lupa klik tombol like di setiap chapter ^^

Terpopuler

Comments

SionSiona

SionSiona

siap

2022-05-23

1

手 中 残 魂

手 中 残 魂

waaaa lanjut thor, pingin liat feifei. Semangat up🗿

2022-05-22

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hidup Mereka
2 Bab 2 - Mimpi Feifei
3 Bab 3 - Infeksi
4 Bab 4 - Teror di Sekolah
5 Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6 Bab 6 - Mencari Ning Meng
7 Bab 7 - Ning Meng
8 Bab 8 - Melarikan Diri
9 bab 9 - Melarikan Diri (2)
10 Bab 10 - Gigitan
11 Bab 11 - Putriku Feifei
12 Bab 12 - Apotek
13 Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14 Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15 Bab 15 - Pusat Penampungan
16 Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17 Bab 17 - Konfrontasi
18 Bab 18 - Bangun
19 Bab 19 - Itu Kau?!
20 Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21 Bab 21 - Mencintaimu
22 Bab 22 - Kebenaran
23 Bab 23 - Mutasi Virus
24 Bab 24 - Kecelakaan
25 Bab 25 - Evakuasi Darurat
26 Bab 26 - Seleksi
27 Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28 Bab 28 - Dewi Kecil
29 Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30 Bab 30 - Merebut Pabrik
31 Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32 Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33 Bab 33 - Drone
34 Bab 34 - He Zhao
35 Bab 35 - Penyelamatan
36 Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37 Bab 37 - He Zhao Bergabung
38 Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39 Bab 39 - Ayam Goreng?
40 Bab 40 - Dihukum
41 Bab 41 - Anomali
42 Bab 42 - Selalu Tersakiti
43 Bab 43 - Rapat
44 Bab 44 - Guilty or Not?
45 Bab 45 - Perseteruan
46 Bab 46 - Perseteruan (2)
47 Bab 47 - Keadaan Darurat
48 Bab 48 - Bertahan
49 Bab 49 - Bertahan (2)
50 Bab 50 - Diselamatkan
51 Bab 51 - Berkumpul Kembali
52 Bab 52 - Tukang Mengomel
53 Bab 53 - Cerita Siang
54 Bab 54 - Pesta Kambing
55 Bab 55 - Merencanakan Strategi
56 Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57 Bab 57 - Nekat
58 Bab 58 - Mengambil Resiko
59 Bab 59 - Panik
60 Bab 60 - Mati Rasa
61 Bab 61 - Krisis
62 Bab 62 - Titik Krisis
63 Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64 Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65 Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66 Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67 Bab 67 - Hilang
68 Bab 68 - Buta
69 Bab 69 - Rasa Bersalah
70 Bab 70 - Zombie Simpanse
71 Bab 71 - Kecurigaan
72 Bab 72 - Perwakilan Negara U
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - Hidup Mereka
2
Bab 2 - Mimpi Feifei
3
Bab 3 - Infeksi
4
Bab 4 - Teror di Sekolah
5
Bab 5 - Menyelamatkan Feifei
6
Bab 6 - Mencari Ning Meng
7
Bab 7 - Ning Meng
8
Bab 8 - Melarikan Diri
9
bab 9 - Melarikan Diri (2)
10
Bab 10 - Gigitan
11
Bab 11 - Putriku Feifei
12
Bab 12 - Apotek
13
Bab 13 - Tidak Sengaja Membantu
14
Bab 14 - Menuju Pusat Perlindungan
15
Bab 15 - Pusat Penampungan
16
Bab 16 - Pusat Penampungan (2)
17
Bab 17 - Konfrontasi
18
Bab 18 - Bangun
19
Bab 19 - Itu Kau?!
20
Bab 20 - Kebenaran Mulai Terungkap
21
Bab 21 - Mencintaimu
22
Bab 22 - Kebenaran
23
Bab 23 - Mutasi Virus
24
Bab 24 - Kecelakaan
25
Bab 25 - Evakuasi Darurat
26
Bab 26 - Seleksi
27
Bab 27 - Jatuhnya Pangkalan Militer
28
Bab 28 - Dewi Kecil
29
Bab 29 - Mati Sebagai Manusia
30
Bab 30 - Merebut Pabrik
31
Bab 31 - Strategi Xi Zihe
32
Bab 32 - Song Yi & Wei Qian
33
Bab 33 - Drone
34
Bab 34 - He Zhao
35
Bab 35 - Penyelamatan
36
Bab 36 - Lu Lin Si Kotak Obrolan
37
Bab 37 - He Zhao Bergabung
38
Bab 38 - Insiden Tisu Toilet
39
Bab 39 - Ayam Goreng?
40
Bab 40 - Dihukum
41
Bab 41 - Anomali
42
Bab 42 - Selalu Tersakiti
43
Bab 43 - Rapat
44
Bab 44 - Guilty or Not?
45
Bab 45 - Perseteruan
46
Bab 46 - Perseteruan (2)
47
Bab 47 - Keadaan Darurat
48
Bab 48 - Bertahan
49
Bab 49 - Bertahan (2)
50
Bab 50 - Diselamatkan
51
Bab 51 - Berkumpul Kembali
52
Bab 52 - Tukang Mengomel
53
Bab 53 - Cerita Siang
54
Bab 54 - Pesta Kambing
55
Bab 55 - Merencanakan Strategi
56
Bab 56 - Merencanakan Strategi (2)
57
Bab 57 - Nekat
58
Bab 58 - Mengambil Resiko
59
Bab 59 - Panik
60
Bab 60 - Mati Rasa
61
Bab 61 - Krisis
62
Bab 62 - Titik Krisis
63
Bab 63 - Sesuatu yang Familiar
64
Bab 64 - Curhatan Si Wakil Kapten
65
Bab 65 - Keadaan Tim Ketiga
66
Bab 66 - Mengatasi Ketakutan
67
Bab 67 - Hilang
68
Bab 68 - Buta
69
Bab 69 - Rasa Bersalah
70
Bab 70 - Zombie Simpanse
71
Bab 71 - Kecurigaan
72
Bab 72 - Perwakilan Negara U

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!