Shen Yuan mulai naik ke lantai dua. Menapaki satu demi satu tangga keramik sambil terus berjaga-jaga agar tidak diterkam secara tiba-tiba oleh zombie.
Saat sudah mencapai lantai dua, Shen Yuan langsung melihat tanda ruang musik di atas pintu. Dengan cepat ia mulai berlari ke sana. Namun sebelum tangannya mencapai pegangan pintu, dia mendengar geraman di belakangnya.
Shen Yuan langsung berbalik dan memasukkan bilah kapak ke dalam mulut zombie untuk menahan gigitannya. Shen Yuan dan zombie itu saling dorong mendorong.
Karena kekuatan zombie itu ternyata tidaklah kecil, punggung Shen Yuan langsung menghantam pintu di belakangnya dengan keras.
"Sial!"
Feifei yang sedang bersembunyi di dalam pun bisa mendengar keributan dan suara ayahnya di luar pintu.
"Ay-" Saat dia ingin memanggilnya, Feifei langsung teringat pesan ayahnya agar tidak bersuara. Dia pun menghentikan mulutnya agar berhenti berteriak.
Shen Yuan mengerti putrinya pasti sudah menyadari kalau dia sudah sampai di sini. Shen Yuan buru-buru mendorong zombie itu menjauh darinya. Dan sebelum zombie itu mendekatinya lagi, Shen Yuan sudah bergegas untuk mengayunkan kapaknya ke kepalanya.
Kapak itu menancap di kepalanya, menyemburkan darah dan cairan otak. Cipratannya sekali lagi mengenai baju, tangan, dan wajah Shen Yuan.
Shen Yuan memandangi zombie yang jatuh itu, setelah memastikan kalau dia benar-benar sudah mati, Shen Yuan mulai melangkah ke arah ruang musik.
"Feifei, ini ayah!"
Shen Yuan berusaha mendorong pintu, tetapi menyadari kalau pintu itu terkunci dari dalam. Setelah itu, dia mendengar suara Feifei dari dalam.
"Ayah, aku di sini! Ayah, tunggu sebentar, pintunya terkunci! Aku, aku akan membukanya sekarang!"
Namun Shen Yuan tidak menunggunya. Dia langsung menghancurkan kunci pintu dengan kapaknya. Kemudian mulai mendorong pintu hingga terbuka, mendorong setiap meja dan kursi yang digunakan Feifei untuk menahan pintu.
Segera setalah Shen Yuan menemukan sosok Feifei yang berdiri menunggunya, Shen Yuan langsung berlari dan membawanya ke dalam pelukannya.
Syukurlah, Feifei baik-baik saja.
Shen Yuan memeluknya dengan erat, mengelus rambut dan punggungnya.
"Ayah... Aku takut sekali ayah..."
Feifei mencengkram kemeja Shen Yuan dengan erat, membenamkan wajahnya di dalam pelukannya, dan menangis dengan keras.
"Maaf ayah terlambat... Tidak apa-apa sekarang."
Shen Yuan menghiburnya dengan sesekali mengusap kepala dan punggungnya. Baru kemudian dia menyadari kalau tangannya masih penuh dengan darah yang menyebabkan rambut Feifei menjadi ikut lengket karena darah.
Shen Yuan buru-buru melepaskan pelukan mereka.
"Ayo kita pulang terlebih dahulu. Setelah itu kita akan pergi ke rumah kakek dan nenekmu untuk memastikan keselamatan mereka."
Shen Yuan adalah anak yatim piatu. Sejak dia bisa mengingat, dia sudah berada di panti asuhan. Karena sifatnya yang tertutup dan tidak mudah bergaul, dia tidak diadopsi oleh siapapun. Keluarga yang ingin mengadopsi seorang anak, umumnya memilih anak-anak yang ceria dan bermulut manis. Beruntungnya Shen Yuan merupakan anak yang pintar. Setelah dewasa dia sudah bisa menghasilkan uang sendiri dan pergi dari panti asuhan untuk hidup mandiri.
Kakek dan nenek yang dimaksud merupakan ayah dan ibu mertuanya. Orang tua istrinya. Rumah kedua orang tua itu ada luar kota. Biasanya dia dan Feifei akan berkunjung setiap liburan musim panas dan tahun baru.
Setelah diingatkan oleh ayahnya, Feifei pun ikut memikirkan keadaan kakek dan neneknya yang tinggal jauh dari mereka. Tiba-tiba dia merasa cemas.
"Baiklah. Ayo kita segera pulang, Ayah." Feifei sangat tidak ingin berada di tempat ini barang sedetik pun.
Shen Yuan mengangguk dan menggendong Feifei dengan lengan kirinya, sementara lengan kanannya membawa kapak yang bersimbah darah.
Saat keluar dari ruangan Shen Yuan menyadari kalau pemandangan yang dilihat Feifei akan sangat tidak sedap dipandang mata. Namun dia sengaja tidak memperingatkan Feifei untuk menutup matanya. Bagaimana pun pemandangan ini, mulai sekarang akan sering dia lihat. Mau tidak mau dia harus terbiasa dengannya.
Seperti dugaannya, saat melihat pemandangan yang ada di luar, Shen Yuan merasakan cengkraman Feifei di kemejanya semakin erat, namun dia tidak berteriak.
Saat turun dari tangga, Feifei mulai teringat dengan keberadaan Ning Meng. Dia pun meraih leher ayahnya, dan berbisik di telinganya.
"Ayah, Meng Meng dan aku berpisah saat berada di lorong ini. Bisakah kita mencarinya?"
Feifei bertanya dengan takut-takut. Dia tentu menyadari betapa berbahayanya situasi mereka saat ini. Selain itu, dia juga tidak tahu apakah Ning Meng masih hidup atau tidak. Mencarinya saat ini pasti beresiko tinggi mengingat banyaknya zombie yang masih berkeliaran di area sekolah.
Shen Yuan mengerutkan keningnya. Tentu saja Shen Yuan kenal dengan anak itu. Dia merasa sedikit berhutang budi dengan sahabat putrinya. Pasalnya, saat Shen Yuan sedang sibuk di kampus dan sering terlambat menjemputnya, ia pasti akan melihat Ning Meng menemani putrinya sampai dia datang. Tidak peduli seberapa lama itu.
Jadi saat mendengar bahwa Ning Meng berpisah dengan putrinya saat dikejar-kejar oleh zombie, hatinya menjadi tidak enak. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencarinya.
Dengan mengikuti instruksi Feifei tentang ke arah mana Ning Meng pergi terakhir kali, Shen Yuan mulai mencarinya dengan hati-hati.
Beberapa kali mereka berpapasan dengan zombie. Di awal, Feifei masih terkejut dan menjerit saat tiba-tiba ada zombie yang menerjang ke arah mereka. Namun lama kelamaan dia tidak lagi menjerit, hanya mencengkram kemeja Shen Yuan dengan erat.
Semua zombie yang menuju ke arah mereka langsung dibunuh oleh Shen Yuan. Meskipun pertarungan menjadi lebih sulit karena dia juga harus melindungi Feifei.
"Mundur di belakang ayah!"
Shen Yuan menurunkan Feifei saat ada terlalu banyak zombie yang dihadapi. Dia tidak bisa bertarung dengan leluasa sambil menggendong Feifei.
Beberapa kali Shen Yuan hampir tergigit kalau bukan karena dia lebih cepat untuk menendang mereka atau menghancurkan gigi mereka terlebih dahulu. Entah itu suatu berkah atau bukan, zombie yang datang paling banyak merupakan zombie siswa sekolah dasar, pada dasarnya mereka lemah dan mudah dihadapi.
Shen Yuan bertarung seperti orang gila. Ini pertama kalinya Feifei melihat ayahnya seperti itu. Darah memercik kemana-mana, dan Feifei bahkan bisa mendengar suara tulang yang patah.
Setelah semua zombie mati, kemeja Shen Yuan sudah berubah warna menjadi merah seutuhnya. Seluruh tubuhnya berwarna merah seperti baru saja keluar dari kolam darah.
Shen Yuan terengah-engah, dia kelelahan. Namun mereka masih belum menemukan keberadaan Ning Meng.
Apa gadis kecil itu sudah mati?
Shen Yuan tidak bisa tidak berpikir seperti itu.
Melihat bagaimana keadaan wajah dan tubuhnya, Shen Yuan berpikir untuk mencuci mukanya di kamar mandi. Karena kebetulan, pertarungannya tidak jauh dari kamar mandi.
Shen Yuan menggandeng tangan Feifei dan memasuki kamar mandi. Namun pemandangan yang menyambutnya di kamar mandi membuat jantungnya berhenti berdetak.
Mereka melihat tubuh bagian bawah Ning Meng hilang mulai dari pinggang seperti habis dikunyah, dan matanya yang masih terbuka dengan pandangan suram dan kosong...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Istrinya Cale><
Ning Meng aaaaaa
2022-06-08
1
MN.Aini
ning meng!!! 😭😭😭
2022-05-19
3